• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan Motor Yang Menarik

4.7. Analisis Model Persamaan

4.7.6 Analisis Variabel Laten Sikap Konsumen (A)

Indikator yang diamati untuk mengukur sikap konsumen ada lima yaitu suka produk, suka karakter, suka mudah, suka singkat dan suka modern. Kelima indikator tersebut merefleksikan variabel laten sikap konsumen. Dalam penelitian ini terdapat satu indikator yang bernilai negatif, sehingga tidak semua indikator-indikator ini dapat merefleksikan variabel sikap konsumen. Dapat dilihat pada Tabel 27 di bawah ini bahwa indikator suka produk merupakan indikator dengan nilai tertinggi, yaitu sebesar 1,410 dan indikator ini merupakan indikator yang memberikan kontribusi paling tinggi untuk sikap konsumen terhadap produk motor Honda. Adanya sikap suka terhadap produk yang berkualitas melalui informasi yang disampaikan pada iklan di televisi akan menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk dan memacu keinginan untuk membeli produk tersebut.

Tabel 27. Hasil estimasi variabel sikap konsumen

Sikap Konsumen Koefisien Estimate

Suka Produk (A1) 1.410

Suka Karakter (A2) 0.240

Suka Mudah (A3) 0.640

Suka Singkat (A4) 0.250

Suka Modern (A5) -0.200

Sumber: Data primer yang diolah, 2014 4.7.7 Analisis Variabel Niat Beli (I)

Indikator yang diamati untuk mengukur sikap konsumen ada lima yaitu niat produk, niat karakter, niat mudah, niat singkat dan niat modern. Kelima indikator tersebut merefleksikan variabel laten niat beli. Dalam penelitian seluruh nilai pada tiap-tiap indikator bernilai

positif, sehingga semua indikator-indikator ini dapat merefleksikan variabel niat beli. Dapat dilihat pada Tabel 28 di bawah ini bahwa indikator niat produk merupakan indikator dengan nilai tertinggi, yaitu sebesar 0,990, sehingga dapat disimpulkan bahwa niat terbesar dalam diri konsumen untuk membeli produk motor Honda dikarenakan motor Honda memiliki produk yang berkualitas dibandingkan produk sejenis lainnya, sehingga iklan yang menampilkan keunggulan produk berkualitas akan membangkitkan niat yang kuat terhadap konsumen untuk melakukan pengambilan keputusan pembelian produk motor Honda tersebut.

Tabel 28. Hasil estimasi variabel niat beli

Niat Beli Koefisien Estimate

Niat Produk (I1) 0.990

Niat Karakter (I2) 0.830

Niat Mudah (I3) 0.530

Niat Singkat (I4) 0.320

Niat Modern (I5) 0.780

Sumber: Data primer yang diolah, 2014 4.7.8 Analisis Variabel Pembelian Nyata (I)

Indikator yang diamati untuk mengukur sikap konsumen ada lima yaitu beli produk, beli karakter, beli mudah, beli singkat dan beli modern. Kelima indikator tersebut merefleksikan variabel laten pembelian nyat. Dalam penelitian ini terdapat satu indikator yang bernilai negatif, sehingga tidak semua indikator ini dapat merefleksikan variabel pembelian nyat. Setelah diketahui terkait niat beli konsumen selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 29 di bawah ini bahwa indikator beli modern merupakan indikator dengan nilai tertinggi, yaitu sebesar 1,020, sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan pembelian nyata terhadap produk motor Honda, konsumen merasakan memiliki gaya hidup yang modern setelah melakukan pembelian dan memiliki produk motor Honda.

Tabel 29. Hasil estimasi variabel pembelian nyata

Pembelian Nyata Koefisien Estimate

Beli Produk (P1) 0.940

Beli Karakter (P2) 0.840

Beli Mudah (P3) -0.092

Beli Singkat (P4) 0.020

Beli Modern (P5) 1.020

Sumber: Data primer yang diolah, 2014 4.7.9 Analisis Kecocokan Keseluruhan Model

Sebagai tahap awal dalam analisis data Structural Equation

Modeling (SEM) yang terbentuk dari Consumer Decision Model

(CDM) adalah menguji kecocokan keseluruhan model. Pada analisis data structural equation modeling tidak hanya menggunakan uji kecocokan model tunggal, tetapi terdapat beberapa fit index untuk melihat kesesuaian antara data yang disajikan dengan model yang menampilkan beberapa fit index. Dalam penelitian ini digunakan 12 uji model fit untuk mengetahui tingkat kebaikan model yang dibangun. Adapun 12 uji kecocokan model yang dilakukan pada penelitian ini adalah P-chi square, RMSEA, ECVI, AIC, CAIC, NFI, RFI, IFI, CFI, RMR, GFI dan AGFI. Secara lengkap data mengenai nilai-nilai yang dihasilkan dalam uji kecocokan model dapat dilihat pada Lampiran 8. Untuk kecocokan keseluruhan model berdasarkan hasil perhitungan structural equation modeling menggunakan

software LISREL 8.72.

Lampiran 8. merupakan hasil penelitian berdasarkan pengolahan data, diperoleh P-chi square sebesar 1380,62 dengan p-value sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan P-chi square model menunjukkan kecocokan close fit atau termasuk kedalam model yang cukup memenuhi dengan p-value kurang dari 0,05. Nilai probabilitas sangat sensitif dimana ketidaksesuaian antara data dengan teori (model) sangat dipengaruhi oleh besarnya ukuran sampel (Cochran, 1952). Untuk menilai model fit hanya dengan menggunakan probabilitas ini kurang dibenarkan (Bentler dan Bonett, 1980). Dengan demikian

diperlukan indikator-indikator lainnya untuk menghasilkan suatu justifikasi yang pasti mengenai model fit.

Nilai RMSEA merupakan indikator yang paling informative. Pada nilai RMSEA diperoleh nilai sebesar 0,16, yang berarti menunjukkan model memiliki kecocokan yang cukup memenuhi atau

close fit (MacCallum et al, 1996). Semakin kecil nilai ECVI sebuah

model semakin baik tingkat kecocokannya. Nilai ECVI dari model penelitian ini diperoleh sebesar 13,20, sedangkan saturated model dan

independence model masing-masing adalah sebesar 4,67 dan 23,49.

Sehingga karena nilai ECVI hanya lebih kecil dari nilai independence

model maka dapat disimpulkan bahwa model ini memiliki kecocokan

model yang close fit atau memenuhi.

AIC merupakan ukuran yang berdasarkan atas statistical

information theory yang digunakan untuk mebandingkan beberapa

model dengan jumlah konstruk yang berbeda. AIC tidak berkaitan dengan ukuran sampel (Bozdogan, 1987). Sama dengan ECVI, jika nilai AIC dan CAIC yang diperoleh lebih kecil dari saturated model dan independence model maka dapat dikatakan uji model struktural adalah good fit. Nilai yang diperoleh AIC pada pengujian model ini diperoleh nilai sebesar 2627,34 sedangkan untuk nilai saturated model dan independence model adalah sebesar 930,00 dan 4674,95 sehingga dapat disimpulkan model struktural ini close fit atau cukup memenuhi. Sedangkan nilai yang diperoleh CAIC dari pengujian model struktural ini sebesar 2906,73 sedangkan untuk nilai saturated model dan

independence model sebesar 2928,72 dan 4803,90 sehingga dapat

disimpulkan bahwa model ini good fit atau sangat memenuhi uji kecocokan model.

Model juga dapat dikatakan fit apabila nilai NFI > 0,80. Model struktural yang diuji pada penelitian ini memiliki nilai NFI sebesar 0,70 yang berarti hampir mendekati nilai 0,80, sehingga termasuk dalam kategori close fit. Sedangkan untuk nilai CFI merupakan ukuran dalam menentukan model itu fit atau tidak sebagai revisi dari NFI

yang dapat menurunkan fit model pada sampel yang kecil. Pada pengujian model ini didapat nilai CFI sebesar 0,77 yang dapat diartikan juga bahwa model close fit. Untuk model struktural IFI dan RFi, jika keduanya memiliki nilai semakin tinggi maka menunjukkan model good fit. Dimana untuk dapat dikatakan good fit adalah jika memiliki nilai lebih dari 0,8. Pada nilai IFI menunjukkan nilai sebesar 0,77 yang berarti close fit, begitu juga halnya dengan nilai RFI sebesar 0,67 yang dapat disimpulkan model close fit atau cukup memenuhi.

Semakin kecil nilai RMR maka akan semakin baik, yang menandakan semakin dekatnya angka pada sampel dengan etimasinya. Hasil RMR yang diperoleh yaitu sebesar 0,37 sehingga memiliki kriteria close fit, nilai GFI merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model. Nilai GFI berkisar antara 0 dan 1. Nilai yang lebih besar dari 0,8 menunjukkan suatu model yang good fit. Sedangkan AGFI sama dengan GFI, tetapi setelah disesuaikan dengan rasio

degree of freedom pada suatu model. Dari pengujian yang dilakukan

menghasilkan nilai GFI dan AGFI sebesar 0,54 dan 0,47, sehingga jika berdasarkan acuan bahwa nilai GFI dan AGFI berkisar anatara 0 dan 1 tetapi tidak dapat lebih besar dari 0,8 dan dapat disimpulkan bahwa model menunjukkan close fit atau cukup memenuhi uji kecocokan model. Sehingga secara keseluruhan bahwa hasil uji pada penelitian ini mengindikasikan bahwa model termasuk ke dalam kategori cukup memenuhi uji kecocokan sehingga model pengukuran dan model struktural dapat dianalisis lebih lanjut.

Dokumen terkait