LAMPIRAN 3.2 Referensi
1. Anekdot observasi
Data hasil observasi terdiri dari pengamatan pada saat guru mengajar di dalam kelas, di luar kelas dan test singkat yang diberikan peneliti. Kepada saat observasi awal guru mengajar di kelas (mata pelajaran matematika materi bangun datar) terdapat satu siswa yang selalu membuat gaduh dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan. Setelah dikonfirmasi dengan guru kelas, di kelas IV terdapat dua siswa laki-laki yang tidak menyukai mata pelajaran matematika. Peneliti tertarik untuk menjadikan kedua siswa tersebut sebagai subjek penelitian. Subjek yang diteliti yaitu BG dan BD (bukan nama sebenarnya) nampak mengikuti proses pembelajaran pada awalnya. Namun ketika guru sedang menjelaskan labihjauh BG tidak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh gurunya. BG hanya asik mengganggu teman sebangkunya dan membaca buku paket Bahasa Indonesia yang terdapat cerpen atau cerita-cerita lainnya. Guru beberapa kali menegur BG karena perilakunya. Sedangkan BD, ia selalu mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh gurunya dengan duduk tenang dan memperhatikan.
Disaat guru memberi tugas untuk mengerjakan LKS, BG nampak kebingungan mana yang harus dikerjakan, karena ia tidak memperhatikannya sejak tadi. Ia sibuk bertanya dan mengeluarkan LKS dari dalam tasnya. BD sudah mulai mengerjakan dan nampaknya tidak mengalami kesulitan sesekali bertanya dengan temannya. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 30 menit. Disaat guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa ia menegur BG karena ia belum
84
paham tentang materi tersebut dan belum mengerjakan sama sekali. Dengan uletnya guru tersebut mengajari BG hingga ia paham. Disaat waktu untuk mengerjakan telah habis BG belum menyelesaikan tugasnya, dari 10 soal ia hanya mengerjakan tiga. BD dapat selesai tepat waktu dan semua soal dikerjakannya.
Selain pengamatan di kelas peneliti juga melakukan pengamatan di luar kelas ketika pelajaran PJOK (pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan). Pada saat pembelajaran di luar ini mereka nampak sangat senang sekali, asik berlarian kesana kemari. Guru meminta siswa laki-laki untuk bermain sepak bola, mereka menyambut dengan gembiranya. BG terlihat sangat semangat dan antusias yang begitu besar dalam kegiatan ini tidak seperti BD. BD jika dibandingkan dengan BG, BD nampak kurang bersemangat dibandingkan BG. BG lebih menyukai pelajaran PJOK di bandigkan dengan matematika dan pelajaran lain di kelas.
Dalam observasi ini, peneliti menggunakan serangkaian test sederhana yang meliputi pengenalan symbol matematika, perhitungan sederhana, membedakan nilai tempat, membedakan arah, mengambar anggota tubuh, dan menentukan/membaca notasi angka. Test ini digunakan oleh peneliti untuk mengukur seberapa jauh kemampuan BG dan BD dalam memahami angka dan matematika, selain itu test ini sudah disesuaikan oleh penulis dengan ciri-ciri diskalkulia (kesulitan belajar matematika spesifik). Jika kedua siswa tersebut bisa melewati serangkaian test ini dengan baik dan sempurna, berarti tidak ada masalah dalam berhitung matematika. Sedangkan jika masih ada yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan test ini, dapat dicurigai bahwa anak tersebut kurang memahami konsep atau mengalami diskalkulia.
85
Test pertama yang dilakukan peneliti adalah membedakan symbol matematika dari simbol penjumlahan (+), simbol pengurangan (-), simbol perkalian (x), simbol pembagian (:), simbol kurang dari (<), dan simbol lebih dari (>). Hasil test pertama BG mengalami kesulitan untuk membedakan <, dan > (lebih besar dan lebih kecil), sedangkan BD tidak ada masalah dengan pemahaman symbol. Test kedua adalah perhitungan yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan angka sederhana di bawah 100. Contohnya seperti: 2 + …. = 7. Dari hasil test tersebut BG hanya bisa mengerjakan satu soal dari tiga soal yang diberikan peneliti. Sedangkan BD bisa mengerjakan empat soal dari lima soal yang diberikan.
Test ketiga yang dilakukan peneliti adalah membedakan nilai tempat. Ketika peneliti memberikana angka 7253 BG dan BD tidak ada masalah, namun ketika peneliti menganti angkanya menjadi 13570 BD nampak kebingungan dan ketika mengisi tidak lengkap, slaah metetakkan nilai tempatnya. Test keempat yang dilakukan adalah membedakan arah, ketika membedakan arah kedua anak ini tidak mengalami kesulitan. Mereka sudah mengerti dan paham membedakan atas bawah, kanan kiri dan arah mata angin .
Test yang kelima adalah mengambar anggota tubuh, jika gambaran mereka lengkap dan letaknya tidak terbalik-balik tidak ada masalah pada kedua anak in, namun jika gambaran mereka tidak lengkap dan ada letak yang terbalik-balik perlu dicurigai anak tersebut mengalami diskalkulia. Ketika peneliti meminta untuk mengambar manusia lengkap, gambaran BG terlihat kurang seimbang, letak tangan panjang sebelah, tidak ada alis, dan jarinya kurang, sedangkan BD
86
gambarannya lengkap dari atas hingga bawah. Test keenam adalah menentukan / membaca notasi angka. Ketika peneliti menuliskan angka 1 2 3 4 5 6 7 (notasi) dan meminta mereka membacanya, kedua anak ini nampak lancer. Namun ketika peneliti mengacak angkanya BG mengalami kesulitan, ia nampak binggung dan hanya menjawab “gak tau bu”. Sedangkan BD tidak mengalami masalah dalam membaca notasi angka. Lembar test ini bisa dilihat pada lampiran.
2. Dokumentasi
Dokumentasi berisi hasil test dan hasil rapor BG dan BD dari kelas 1 sampai kelas 3.
87
88
Hasil Rapor BG Kelas I Semester I
89
Hasil Rapor BG Kelas 1 semester II
90
Hasil Rapor BG
91
Hasil Rapor BG
92
Hasil Rapor BG Kelas 2 Semester I
93
Hasil Rapor BG Kelas 2 Semester II
94
Hasil Rapor BG Kelas 3 Semester I
95
Hasil Rapor BG Kelas 3 Semester II
96
97
Hasil Rapor BD Kelas 1 Semester I
98
Hasil Rapor BD Kelas 1 Semester II
99
Hasil Rapor BD Kelas 2 Semester I
100
Hasil Rapor BD Kelas 2 Semester II
101
Hasil Rapor BD Kelas 3 Semester I
102
Hasil Rapor BD Kelas 3 Semester II
103