• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN KEWAJIBAN PENJAMINAN PEMERINTAH

PERUBAHAN DEFISIT DAN PEMBIAYAAN ANGGARAN

ANGGARAN KEWAJIBAN PENJAMINAN PEMERINTAH

5.2.1.2.3 Cadangan Pembiayaan untuk Dana Pengembangan

Pendidikan Nasional (DPPN)

Cadangan Pembiayaan untuk DPPN dalam APBNP 2014 dialokasikan sebesar negatif Rp8.359,1 miliar. Pada APBN 2014, Cadangan Pembiayaan untuk DPPN tidak dalokasikan. Alokasi dana Cadangan Pembiayaan untuk DPPN tersebut dipergunakan untuk menambah nilai dana abadi pendidikan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk beasiswa S2 dan S3, riset, dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

5.2.2 Pembiayaan Utang

Dalam APBN 2014, pembiayaan dari utang ditetapkan sebesar Rp185.128,3 miliar, yang bersumber dari SBN (neto) sebesar Rp205.068,8 miliar, pinjaman luar negeri (neto) sebesar negatif Rp20.903,5 miliar, dan pinjaman dalam negeri (neto) sebesar Rp963,0 miliar.

Seiring dengan rencana kenaikan deisit anggaran, perubahan asumsi dasar ekonomi makro, rencana penarikan pinjaman terkini, kondisi pasar keuangan terkini, serta kebijakan lain yang akan ditempuh, maka pembiayaan dari utang dalam APBNP 2014 diperkirakan naik Rp68.595,7 miliar sehingga menjadi Rp253.724,0 miliar. Tambahan pembiayaan utang ini terutama diperoleh dari penerbitan SBN (neto) dan pinjaman program. Mengingat besarnya kebutuhan pembiayaan melalui utang di tahun 2014, Pemerintah berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan mempertimbangkan berbagai faktor diantaranya biaya dan risiko utang, perkembangan kondisi pasar keuangan,

kapasitas daya serap pasar SBN, country ceiling/single country limit masing-masing lender,

dan kebutuhan kas negara.

Secara keseluruhan, pembiayaan utang yang direncanakan dalam APBNP 2014 menjadi sebagai berikut: (1) SBN (neto) sebesar Rp264.983,7 miliar; (2) pinjaman luar negeri (neto) sebesar negatif Rp13.437,7 miliar; dan (3) pinjaman dalam negeri (neto) sebesar Rp2.178,0 miliar.

Rincian pembiayaan utang disajikan pada Tabel 5.4.

2013

Nominal % 1 Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang

Menggunakan Batubara 611,2 1.017,9 913,7 (104,2) (10,2)

2 Percepatan Penyediaan Air Minum 35,0 2,1 2,2 0,1 5,7 3 Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur 59,8 46,7 48,2 1,5 3,2

706,0

1.066,7 964,1 (102,6) (9,6)

Sumber: Kementerian Keuangan Jumlah

TABEL 5.3

ANGGARAN KEWAJIBAN PENJAMINAN, 2013 - 2014

(miliar rupiah)

No Rincian Penjaminan Pemerintah

2014 LKPP

(audited) APBN APBNP

5.2.2.1 Surat Berharga Negara (Neto)

Rencana penerbitan SBN (neto) dalam APBNP 2014 sebagaimana disajikan dalam Tabel 5.4,

sebesar Rp264.983,7 miliar atau mengalami kenaikan 29,2 persen. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan asumsi dasar ekonomi makro dan kenaikan kebutuhan pembiayaan yang cukup besar untuk menutup tambahan deisit dalam APBNP 2014. Dalam memenuhi target penerbitan SBN (neto) yang cukup besar tersebut, Pemerintah berupaya agar penerbitan SBN (neto) tetap mengutamakan pada sumber dari pasar keuangan domestik. Perubahan penerbitan SBN (neto)

dalam APBN 2014 dan APBNP 2014 disajikan pada Graik 5.5.

2013

Nom inal %

I. SBN (Neto) 224.67 2,5 205.068,8 264.983,7 59.914,9- 29,2

II. Pinjam an Luar Negeri (Neto) (5.805,2) (20.903,5) (13.437 ,7 ) 7 .465,9 (35,7 )

1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (bruto) 55.27 9,8 39.132,7 54.129,6 14.996,8 38,3 a. Pinjaman Program 18.426,4 3.900,0 16.899,6 12.999,6 333,3 b. Pinjaman Proyek 36.853,4 35.232,7 37 .230,0 1.997 ,2 5,7 - Pinjaman Proyek Pemerintah Pusat 32.97 2,9 34.006,5 33.822,6 (183,9) (0,5) - Penerimaan Penerusan Pinjaman (SLA) 3.880,6 1.226,3 3.407 ,4 2.181,1 17 7 ,9 2. Penerusan Pinjaman (SLA) (3.880,6) (1.226,3) (3.407 ,4) (2.181,1) 17 7 ,9 3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri (57 .204,4) (58.810,0) (64.159,9) (5.349,9) 9,1

III. Pinjam an Dalam Negeri (Neto) 47 4,5 963,0 2.17 8,0 1.214,9 126,2

1. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 615,7 1.250,0 2.423,4 1.17 3,4 93,9 2. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri (141,3) (287 ,0) (245,4) 41 ,5 (14,5)

219.341,8

185.128,3 253.7 24,0 68.595,7 37 ,1

Su m ber: Kem ent eria n Keu a nga n

TABEL 5.4

PEMBIAYAAN UTANG, 2013 - 2014

(miliar rupiah)

Jum lah Jenis Pem biay aan Utang

2014 APBN APBNP Selisih APBN 2014 - APBNP 2014 LKPP Audited 2 05.068,8 2 64.983,7 50.000,0 100.000,0 150.000,0 200.000,0 250.000,0 300.000,0 APBN 2014 APBNP 2014 GRA FIK 5.5

PENERBIT A N SURA T BERHA RGA NEGARA (Neto)

A PBN 2014 DA N A PBNP 2014

(m iliar rupiah)

5.2.2.2 Pinjaman Luar Negeri (Neto)

Dalam APBNP 2014, pinjaman luar negeri (neto) diperkirakan sebesar negatif Rp13.437,7 miliar, atau mengalami perubahan sebesar Rp7.465,9 miliar (35,7 persen) dibandingkan dengan target semula yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar negatif Rp20.903,5 miliar. Perubahan besaran pinjaman luar negeri (neto) terutama dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap rencana penarikan pinjaman dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, dan penyesuaian rencana penarikan pinjaman baik program maupun proyek. Untuk memenuhi target pinjaman luar negeri (neto), Pemerintah melakukan penarikan pinjaman program, pinjaman proyek, penerusan pinjaman, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Perubahan penarikan pinjaman luar negeri dalam APBN 2014 dan APBNP 2014 disajikan pada

Graik 5.6.

Rencana penarikan pinjaman program dalam APBNP 2014, seperti yang disajikan dalam Tabel

5.4, mengalami kenaikan yang cukup signiikan hingga mencapai 333,3 persen jika dibandingkan

dengan penarikannya dalam APBN 2014. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya kebutuhan pembiayaan utang sebagai akibat pelebaran deisit APBNP 2014, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan untuk mengurangi tambahan utang melalui tambahan penerbitan SBN yang cukup besar. Pinjaman program dalam APBNP 2014 direncanakan dapat dipenuhi dari World Bank, Asian Development Bank (ADB), The Agencie Francaise de Development (AFD), dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW).

Sementara itu, penarikan pinjaman proyek dalam APBNP 2014 diperkirakan sebesar Rp37.230,0 miliar, mengalami perubahan sebesar Rp1.997,2 miliar (5,7 persen) jika dibandingkan dengan rencana yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar Rp35.232,7 miliar. Perubahan rencana penarikan pinjaman proyek tersebut berkaitan dengan penurunan rencana penarikan pinjaman proyek Pemerintah Pusat dan peningkatan pinjaman proyek yang diteruspinjamkan (penerusan

pinjaman/subsidiary loan agreement/SLA) kepada Pemda dan/atau BUMN.

Penurunan rencana penarikan pinjaman proyek Pemerintah Pusat disebabkan oleh penurunan

pinjaman yang diterushibahkan terkait adanya penyesuaian pelaksanaan Construction of Jakarta

3.900,0 35.232,7 1 6.899,6 37 .230,0 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000

Pinjaman Program Pinjaman Proyek

GRAFIK 5.6

PENARIKAN PINJAMAN LUAR NEGERI APBN 2014 DAN APBNP 2014

(m iliar rupiah)

APBN 2014 APBNP 2014

Sumber: Kementerian Keuangan Sumber: Kementerian Keuangan

Mass Rapid Transit Project (I) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di sisi lain rencana penarikan pinjaman proyek K/L diperkirakan meningkat sehubungan dengan adanya rencana percepatan dan lanjutan penarikan pinjaman proyek tahun sebelumnya pada Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, Kementerian Agama, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sementara itu peningkatan penerusan pinjaman terutama disebabkan adanya tambahan pagu pada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pertamina yang berasal dari sisa dana penerusan pinjaman tahun anggaran 2013 yang dilanjutkan ke tahun anggaran 2014, serta tambahan pagu pada PT Sarana Multi Infrastruktur sehubungan dengan percepatan penarikan

atas sisa pinjaman proyek Indonesian Infrastructure Financing Facility. Rincian perubahan

penerusan pinjaman dalam APBN dan APBNP 2014 disajikan pada Tabel 5.5.

Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri yang jatuh tempo dalam APBNP 2014 diperkirakan Rp64.159,9 miliar atau naik Rp5.349,9 miliar (9,1 persen) jika dibandingkan dengan alokasinya yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar Rp58.810,0 miliar. Kenaikan kewajiban pembayaran cicilan pokok utang luar negeri tersebut terutama disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan proyeksi perhitungan terkini atas kewajiban pembayaran pokok utang yang akan jatuh tempo sampai dengan akhir tahun 2014.

5.2.2.3 Pinjaman Siaga

Untuk mengantisipasi dampak krisis perekonomian global terhadap kondisi iskal, Pemerintah dengan development partner yang terdiri atas lembaga multilateral (World Bank dan ADB) dan lembaga bilateral (Australia dan Jepang) telah menyiapkan fasilitas pinjaman siaga senilai total USD5,0 miliar untuk tahun 2012 hingga 2014. Fasilitas ini bersifat antisipasi yang dimaksudkan untuk memberikan dukungan pembiayaan bagi Pemerintah, dalam hal terjadi kesulitan dalam mengakses sumber pembiayaan dalam negeri terutama melalui penerbitan SBN dan terjadinya realisasi deisit anggaran yang melampaui target dalam APBNP 2014. Sampai dengan akhir Maret 2014, Pemerintah belum menggunakan fasilitas ini mengingat seluruh kebutuhan pembiayaan deisit masih bisa terpenuhi. Komitmen pinjaman siaga dalam tahun 2014 sebagaimana disajikan

dalam Tabel 5.6.

NO. APBN APBNP Perubahan

1. (529,9) (2.274,2) (1.744,3) 2. (210,0) (433,1) (223,1) 3. (252,4) (453,3) (200,9) 4. (24,2) (13,3) 10,8 5. (167,4) (167,4) -6. (12,5) (20,9) (8,4) 7. (30,0) (45,1) (15,1) (1.226,3) (3.407,4) (2.181,1)

Sumber : Kementerian Keuangan

JUMLAH

TABEL 5.5

Dokumen terkait