• Tidak ada hasil yang ditemukan

Supaya kita ini kan harus bisa membedakan antara kata kesempatan dengan perlakuan, itu jelas beda Pak, tidak mungkin sama. Didalam kamus besar Bahasa Indonesia kesempatan ini adalah ruang, perlakuan itu adalah servicenya. Perlakuan itukan pelayanannya, bukan kesempatan supaya kita tidak jauh ke persoalan yang tata bahasanya, mereka ini tidak sama. Kesempatan dan perlakuan.

Terima kasih.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

KETUA RAPAT : Silakan.

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :

Pak Pimpinan, saya kira kita membahas ini adalah kebijakan dasar, kebijakan yang fundamental dari kebijakan-kebijakan lainnya. Oleh karena itu, kami juga sependapat dengan Pimpinan, bahwa equal treatment dan equal opportunity kita buka kepada penanaman modal dari Negara manapun tetapi untuk didalam negeri. Karena ini kan kebijakan dasar, nanti kebijakan dasar kalau kita buat kesempatan sama akan bertentangan dengan kebijakan lanjutan, ada negatif list. Jadi, kita setuju, kita sependapat dengan Pimpinan bahwa equal treatment itu untuk siapa saja penanaman modal baik dari asing maupun asset itu equal treatment. Tetapi equal opportunity hanya kita buka persamaannya itu, perlakuan samanya, equal opportunity itu kepada asing. Bukan kepada asset.

Oleh karena itu, asset harus tetap mempunyai adaspesial treatment.

KETUA RAPAT :

Tunggu ya, silakan Pak Anwar.

WAKIL KETUA (DRS. H. ANWAR SANUSI, SH, MM) :

Jadi, tadi disebut-sebut soal adil itu, PPP kan dari awal memang dari awal bicara tentang keadilan. Jadi, kesempatan yang sama itu diartikan adalah equal treatment, kesempatannya samalah, mau asing, mau dalam negeri tetapi ketika berbicara tentang equal opportunity itu disitu ada asas keadilan, karena menurut teori keadilannya Aristetoles itu keadilan itu bukan berarti satu sama rata, sama rasa. Keadilan itu adalah keadilan distributif. Jadi, disitu memang ketika untuk sektor-sektor tertentu bisa dianggap adil kalau memang ada juga proteksi-proteksi misalnya untuk investor-investor dalam negeri. Artinya lebih jelasnya kita bisa bahas di Panja tetapi inilah alasan dari Fraksi kami, kemudian ada kesempatan yang sama dan adi!.

Itu saja penjelasannya Ketua, jadi kami memang sudah membedakan itu.

KETUA RAPAT :

Prof. Cecep dulu baru kemudian Pak Tonas.

ANGGOTA F-KB (PROF. DRS. H. CECEP SYARIFUDDIN) :

Pimpinan, kalau saya mencermati apa yang disampaikan oleh Pemerintah mengenai terminologi equal treatment, itu terminologi equal treatment itu semacam terminologi spesifik yang memberikan corak yang khas kepada setiap Undang-Undang Permodalan dimana pun dan ini harus masuk, kalau saya merujuk kepada pernyataan dari Pak Ketua tadi dan Fraksi PPP itu, sebenarnya kata adil itu sudah ada disana. Karena adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jadi, sesungguhnya adil itu sudah in hearen didalam terminologi equal treatment, kalau definisinya definisi universal yang digunakan dimana pun di dunia ini didalam menyusun Undang-Undang Permodalan.

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT : Silakan Pak Tonas.

ANGGOTA F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :

Kami dari Fraksi BPD memandang persoalan ini ketika bahasa membuka kesempatan yang sama bagi penanam modal asing, harusnya juga sama dengan di dalam negeri tetapi ini kalimatnya tidak. Maka, kami berpikir membuka kesempatan itu kepada siapa saja dan tidak ada perbedaan. Ketika tidak ada perbedaan itu di tambahkan makna yang sama maka pengertian dari kami bahwasannya ada perbedaan perlakuan ketika investasi itu masuk. Umpamanya,

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

apakah mungkin dalam kesempatan nanti ada investor masuk, perusahaan raksasa kita juga perlakukan sama dengan perusahaan yang tidak raksasa ketika melihat suatu investasi yang akan dibangun. Ini kan juga suatu pertanyaan, makanya kami menganggap bahwasannya kalimat sama itu tidak perlu ada tetapi di kunci berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jadi, ada klasifikasinya nanti. Jadi, tidak semua bisa diartikan membuka kesempatan itu karena membuka kesempatan itu boleh semua masuk, siapapun boleh tetapi di kalimatkan sama itu mengundang makna lain, agak bias bahasanya. Jadi, saya pikir bahasa dari kami ada tiga kalau seperti ini pandangan dari PDIP, pandangan dari Golkar, PKS dan PAN juga ada pandangan tersendiri tidak harus, bahasa Ketua tadi ada dua arus yang berkembang disini tetapi ada tiga atau empat arus didalam perkembangan persoalan ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silakan.

ANGGOTA F-PKS (DR. ZULKIEFLIMANSYAH, SE, MSc):

Kalau kami melihat apa yang dikemukakan oleh Ibu Menteri itu sangat rasional. Oleh karena itu, ini jadi pijakan kita dalam Panja nanti tetapi sekedar catatan dari kami ya, kalau investasi itu hanya semata disematkan untuk akumulasi modal atau penyediaan tenaga kerja didalam negeri, saya kira argumentasi Prof. Cecep itu kan masuk akal tetapi kita kan tidak boleh investasi itu ada juga unsur keinginan kita sebagai bangsa untuk mengakumulasi teknologi capability, yang treatment nya harus berbeda di setiap industri. Oleh karena itu, equal treatment itu tidak mungkin disetiap industri untuk technology capability learning ini.

Ini sekedar catatan saja buat Teman-teman nanti di Panja.

KETUA RAPAT:

Baik, kita sudah bahas lumayan baik tetapi dari Menteri Perdagangan arahnya sudah jelas bukan kesempatan untuk apa saja. Jadi, saya mohon ini di masukkan ke dalam Panja. Setuju ya?

(RAPAT: SETUJU) Baik, terima kasih.

Bapakllbu sekalian;

Kita ini sudah kecapean, dari pagi. Disini Bang Azwir ini yang paling gagah tetapi sudah kelihatan lemah.

ANGGOTA F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :

Pak Ketua, sebelum ditutup kemarin itu BPD belum membacakan pandangannya terhadap ini.

KETUA RAPAT :

Tertulis saja nanti kita serahkan.

ANGGOTA F-BPD (MUHAMMAD lONAS, SE) : Ini 'kan tertulisnya ada pada saya. Mau saya serahkan.

KETUA RAPAT : Silakan.

Saya mohon kesempatan untuk BPD menyampaikan kepada Ibu Menteri, itu masuk dari bagian yang menjadi reasoning untuk pembahasan ini.

Silakan Fraksi BPD, yang lain siapa lagi?

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :

Pimpinan, ini tanggung. Sampai Pukul 23.00 WIS, supaya pekerjaan kita tidak sama hasilnya hari ini.

Saya Iihat tidak ada yang capek, Ketua kalau banyak bicara malahan makin segar.

KETUA RAPAT : Bapakllbu sekalian;

Kita sudah sedikit pelan. Tidak apa-apa, kalau sudah 105 DIM kan lumayan.

Balk, Ibu Menteri yang saya hormati beserta jajarannya. Para Anggota Dewan ya, kita usahakan suasana yang cukup kondusif seperti iklim investasi, maka sidang ini kita skors dan kita lanjutkan Pukul 14.00 WIB dan beri applause buat semua.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL 22.30 WIB)

Jakart ,05 Desember 2006

Dokumen terkait