• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGOTA F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) : Terima kasih Ketua

Pemerintah memang sebelum membuat kebijakannya itu teJah memuat rencana umum secara menyeluruh tentang apa yang menjadikan target utama penanaman modal itu sendiri, jadi sebelum membuat kebijakan Pemerintah telah membuat rencana umum yang membidangi a, b, c dan d tersebut. Karena itu, kami di Bab pertama kami sudah rubah bukan kebijakan dasar tetapi rencana umum penanaman modal. Oi Pasal 4 juga sudah kami rubah juga rencana umum penanaman modal untuk menjadi penyelenggara penanaman modal baru di sudutnya penambahan Ayat baru. Jadi untuk melengkapi dan menyempurnakan usulan dari Pemerintah kami rubah menjadi di Bab itu menjadi rencana umum penanaman modal supaya investor itu tahu apa yang menjadi pilihannya, sektor mana yang mau diambil. Oaerah mana yang mau menjadikan tempat tujuan, lalu sektor-sektor apa yang akan mereka ambil sebagai kejelasan arah investor itu sendiri, baru yang keempat adalah mana yang memungkinkan untuk UKM dan sebagainya. Jadi, penambahan Pasal ini menjadi penting agar Pemerintah dalam hal ini nanti Menteri atau BKPM atau Lembaga apapun itu sudah punya plan yang jelas. Negara-negara yang lain, Negara Cina dan sebagainya sudah mempunyai tawaran-tawaran, mana yang menjadi di dukung, mana yang

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

menjadi kerjasama, mana yang tidak. Selama ini kan tidak jelas, program kita mengenai investasi kita di Indonesia ini. Jadi, kami tawarkan solusi seperti ini.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Baik, kami minta Fraksi lain dan Pemerintah kalau ada yang ingin menanggapi sebelum kami usulkan masuk ke dalam Panja.

Fraksi PPP silakan.

ANGGOTA F-PPP (DRS. H. ZAINUT TAUHID SA'ADI) :

Untuk usulan Fraksi Kebangkitan Bangsa, pada Dim yang sebelumnya kita sudah sepakat bahwa judulnya tetap yaitu kebijakan dasar, namun demikian muatan-muatan yang diusulkan oleh Fraksi Kebangkitan Bangsa yang di istilahkan Rencana Umum, saya usulkan untuk dimasukkan didalam penjelasan dari apa yang dimaksud dengan kebijakan dasar itu.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT : Fraksi Golkar ya?

ANGGOTA F-PG (NUSRON WAHID, SS):

Terima kasih Ketua.

Kita sesungguhnya membahas Undang-undang ini dengan asumsi semua PR-PR yang ada di Pemerintah maupun di DPR RI ini sudah selesai. Apa yang disampaikan setelah kami mendengar landasan filosofis dan alasan penambahan tentang Bab rencana urnurn yang disampaikan oleh Pak Choirul adalah lebih bersifat rencana jangka panjang secara umum investasi Pemerintah, secara makro usaha nasional. Asumsinya Undang-undang ini adalah sebelum dibahas sudah karena kita tidak ada lagi GBHN, sudah tidak ada lagi Repelita seperti pada masa-masa dulu, sudahlah diputus tentang RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) yang dimana rencana umum yang menyangkut visi, misi tentang iklim investasi itu harus termasuk didalarn Rencana Pembangunan Jangka Panjang atau RPJP. Mumpung salah satu Ketua Pimpinan Komisi ini yaitu Pak Lili Asdjudiredja adalah salah satu Anggota Pansus didalam RPJP dan Pak Cecep Syarifuddin dan Pak Didik juga. Maka sesungguhnya prinsip ini manakala itu sudah co hearen dengan prinsip-prinsip yang ada didalam RPJP tidak perlu dimasukkan supaya kita tidak, Undang-undang ini menjadi semacam penumpukan kalimat-kalimat atas Undang-undang lain, karena sudah dimuat ada aturan-aturan yang lain. Karena itu, mohon penjelasan dari Ternan-ternan yang ada di RPJP termasuk juga nanti kita ketika membahas bagian-bagian yang lain seperti membahas masalah Bab tentang fasilitas dan insentif, kita pun harus mendengarkan kepada Teman-ternan yang ada menyusun pada Undang-undang yang lain yang berkaitan dengan insentif.

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT : Baik, saya kira

INTERUPSI ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) : Interupsi sedikit saja.

KETUA RAPAT:

Silakan.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS):

Saya minta dengan sangat kepada kita semua agar supaya yang dikatakan Pak Nusron itu mengkibarkan bahwa pembahasan Undang-undang ini kita menunggu dulu Undang-undang RPJP di undangkan. Jadi, artinya tidak menjadi acuan apapun selama itu belum menjadi Undang-undang. Disana masih diperdebatkan, disini masih diperdebatkan. Jadi, kita belum bisa mendapat acuan kepada hal-hal yang belum menjadi sumber hukum. Kalau kita mau lebih sempurna, rnemang rnenurut sistem perencanaan pembangunan nasional Undang-undang NO.25 tahun 2004, ya kita tunggu dulu ini Undang-undang Penanaman Modal. Selesai dulu RPJP baru kita bahas ini. Itu idealnya.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Baik, begini Pak Irmadi masalahnya adalah apakah rencana umum ini ada di Undang-undang ini atau RPJP, itu saja. Tidak perlu saling rnenunggu. Saya sebagai Pimpinan Pansus RPJP bahwa rencana umum tentang penanaman modal ini ada dan dirnasukkan ke dalam itu sehingga kalau dimasukkkan disini juga itu menjadi over laping, nanti akan diterjemahkan ke dalam RPJM yang itu, Perpres kalau tidak salah, tetapi tidak apa-apa. Ini hanya sebagai bagian gambaran saja bahwa RPJM itu mencangkup seluruh aspek pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya dan seterusnya termasuk didalamnya penanaman modal. Kalau memang Pak Choirul setuju dan ini memang sudah masuk didalam RPJP, mohon tanggapan Pak Choirul.

ANGGOTA F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :

Saya pikir Undang-undang ini juga harus mempunyai rencana umum Pak, RPJP yang juga sedang disusun oleh Kawan-kawan di Pansus RPJP, karena itu kebijakan urnurn secara nasional tentang ikon persoalan, ekonomi mikro dan makro, ini khusus investasi yang akan kita bahas, berbeda, secara substansif juga berbeda. Jadi, rencana umum ini juga harus punya misi ke sektor apa yang akan di tawarkan, lalu daerah mana yang akan diserahkan, tentang apakah itu kawasan ekonomi khusus yang akan kita tawarkan kepada investor ini, tidak ada kejelasan selama ini. Karena itulah, perlu rencana umum. Pemerintah ditunjuk, apakah itu nanti ditunjuk oleh Badan atau Menteri yang membidangi ini ataukah nanti penanggung jawabnya adalah Wakil Presiden seperti Thailand kan Presiden. Mungkin kita sepakati nanti penanggung jawab investasi Wakil Presiden. Ada Ketua harian Menteri Perdagangan atau Menteri apa lagi namanya terserah tetapi kan harus punya rencana umum Pak. Rencana umum yang selama ini tidak terjadi, sporadis, in; ada tawaran energi sepuluh ribu watt dan sebagainya. Tidak ada yang ditawarkan, bagaimana 50 tahun investasi kita yang akan kita bangun, jadi itu gagasan kami yang kami tawarkan. Kalau memang Kawan-kawan menyepakati ya kita sepakat bagiamana ktia bahas lebih dalam di Panja. Itu tawaran kami kalau memang diterima.

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT :

Silakan, Saudaraku Nasril.

ANGGOTA F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):

Pirnpinan, karena di Bab III antara PAN dan PKB kelihatannya tidak jauh beda, masing-masing mernpunyai rencana umum. Jadi, muatan tentang rencana umum yang disampaikan oleh PKB, ini nantinya akan terimplementasi di batang tubuh terhadap sektor-sektor, Daerah-daerah maupun pencadangan sektor di UKM. Dalam hal ini, saya berharap bisa Rekan-rekan atas tawaran dari Fraksi PKB untuk dimuat dan akan dilanjutkan pembahasan di Panja.

Terima kasih Pimpinan.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

Dokumen terkait