• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARSIP DAN DOKUMENTASI RISALAH RAPAT KERJA (RAKER) PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANAMANMODAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ARSIP DAN DOKUMENTASI RISALAH RAPAT KERJA (RAKER) PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANAMANMODAL"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT KERJA

(RAKER)

PROSES PEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PENANAMANMODAL

MASA SIDANG II

TAHUN SIDANG 2006-2007

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA, 05 DESEMBER 2006

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(2)

DEWAN PERWAKILANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA

PROSES PEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANAMAN MODAL

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke

Jenis Rapat Sifat Rapat Hari, tanggal Waktu Tempat Ketua Rapat

S.ekretaris Rapat Aca ra

Had i r

2006-2007 II

20

Rapat Kerja RUU tentang Penanaman Modal dengan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Raker ke-9) Terbuka

Selasa, 05 Desember 2006 Puku119.30

sid

22.25 WIB Ruang Rapat Komisi VI DPR RI.

1. Prof. Dr. Didik J. Rachbini

2. Dr. Ir. H. Lili Asdjudiredja, SE, PhD.

3. H. Dudhie Makmun Murod 4. Drs. H. Anwar Sanusi, SH, MM.

5. Ir. H. Agus Hermanto, MM.

Drs. Helmizar(Kabagset. Komisi VI DPR RI) 1. Pengantar Ketua Rapat;

2. Pembahasan DIM Persandingan RUU tentang Penanaman Modal; dan

3. Penutup.

I. PEMERINTAH:

- Menteri Perdagangan Republik Indonesia beserta jajarannya.

II. ANGGOTA PANJA KOMISI VI DPR RI 45 dari 53 orang Anggota.

1. F-PG = 11 dari 12 Orang anggota 2. F-PDIP = 8 dari 10 Orang anggota 3. F-PPP = 4 dari 6 Orang anggota 4. F-PD = 6 dari 6 Orang anggota 5. F-PAN = 4 dari 5 Orang anggota 6. F-KB = 4 dari 5 Orang anggota 7. F-PKS = 3 dari 4 Orang anggota 8. F-BPD = 2 dari 2 Orang anggota 9. F-PBR = 1 dari 1 Orang anggota 10. F-PDS = 2 dari 2 Orang anggota

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(3)

PIMPINAN PANJA RUU TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Prof. Dr. Didik J. Rachbini

2. Dr. Ir. H. Lili Asdjudiredja, SE, PhD.

3. H. Dudhie Makmun Murod, MBA.

4. Drs. H. Anwar Sanusi, SH, MM.

5. Ir. H. Agus Hermanto, MM.

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 6. Rambe Kamarulzaman, MSc.

7. Dr. H.M. Azwir Dainyara, MBA.

8. H. Marzuki Achmad, SH.

9. Drs. Djoko Poerwongemboro 10. Nusron Wahid, SS.

11. GBPH. H. Joyokusumo 12. Hj. Hayani Isman Soetoyo 13. Adi Putra Darmawan Tahir 14. Muhidin M. Said, SE, MBA.

15. Ir. Hamzah Sangadji

FFRAKSI PARTAI DEMOKRASIINDONESIA PERJUANGAN (F-PDIP) 16. H. Irmadi Lubis

17. H. Soekardjo Hardjosoewirjo 18. Aria Bima

19. Imam Soeroso

20. Ir. Hasto Kristiyanto, MM.

21. H. Suwignyo, BA.

22. Afridel Jinu

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 23. H. Chairul Anwar Lubis

24. Drs. H. Zainut Tauhid Sa'adi 25. Drs. H. Sa'adun Syibromalisi

FRAKSI PARTI DEMOKRAT (F-PD) 26. Ir. H.M. Yusuf Perdamean, Nst.

27. Dr. Jr. Atte Sugandi, MM.

28. Ir. H. Azam Azman Natawijana 29. I Wayan Gunastra

30. drh. Jhonny Allen Marbun, MM.

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 31. Nasril Bahar, SE.

32. Zulkifli Hasan, SE, MM.

33. Dra. Mardiana Indraswati

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA (F-KB) 34. H.A. Syafrin Romas, Arch, MBA.

35. Prof. Drs. H. Cecep Syarifuddin 36. Drs. Bisri Romli, MM.

37. Choirul Sholeh Rasyid, SE.

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 38. H.A. Najiyulloh

39. Dr. Zulkiflimansyah, SE, MSc.

40. H. Fahri Hamzah, SE.

FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI (F-BPD) 41. Muhammad Tonas, SE.

42. Drs. Jdealisman Dachi

FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI (F-PBR) 43. H. Zainal Abidin Hussein, SE.

FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA (F-PDS) 44. Constant M. Ponggawa, SH, LLM.

45. Carol Daniel Kadang, SE, MM.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(4)

KETUA RAPAT (PROF. DR. DIDIK J. RACHBINIIF-PAN) :

Rapat Kerja lanjutan Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan Republik Indonesia da/am rangka pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modal tanggal 5 Desember 2006, Pukul 19.30 WIS.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat malam dan salam sejahtera buat kita semua.

Saudara-saudara Anggota Komisi VI DPR RI yang saya hormati;

Menteri Perdagangan beserta jajarannya, dan Para hadirin sekalian;

Dengan mengucapkan "Bismillah", maka skors Rapat Kerja pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modal tanggal 4 Desember 2006 saya cabut.

(SKORSING DICABUT PUKUL 19.55 WIB) Bapakllbu dan Saudara-saudara sekalian;

Rapat Kerja pada saat ini langsung kita akan membahas Daftar Inventarisasi Masalah (DIM). Saya ingin mengingatkan mekanisme yang sudah kita sepakati, sudah kita tandatangani tetapi Ibu Menter; belum. Mohon nanti Ibu menandatangani yang sudah kita bahas kemarin. Saya hanya ingin mengingatkan sedikit saja dari mekanisme Rapat Kerja ini, saya bacakan.

1. Rapat Kerja adalah membahas keseluruhan materi muatan Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan kesepakatan, baik muatan maupun rumusan substantif pasal-pasal yang ada dalam Rancangan Undang- Undang serta terhadap munculnya substansi baru yang diusulkan dan disepakati dalam Rapat Kerja. Selanjutnya substansi yang belum disepakati diangkat sebagai bahan dalam Rapat Panja.

2. Rapat Kerja bertugas mengambi/ keputusan terhadap draft Rancangan Undang-Undang yang dibahas.

3. Pembahasan materi DIM apabila Fraksi-fraksi mengusulkan tetap langsung mendapat persetujuan Komisi VI DPR RI.

4. Setiap membahas materi yang ada usul perubahan pada dasarnya dibahas paling banyak dua kali putaran, bisa satu kali, bisa setengah kali apabila sudah disetujui.

Bapakllbu dan Saudara-saudara sekalian;

Kita mulai dengan DIM yang ada dihadapan Bapakllbu dan Saudara- saudara sekalian. Saya ingin mengusulkan di dalam mekanisme kita bahwa Konsiderans Menimbang, Mengingat dan seterusnya, maaf. Saya mulai dari DIM NO.1 adalah judul dari undang-undang kita, kemudian langsung kepada DIM NO.2 sampai DIM NO.9 yaitu Konsiderans Menimbang, Mengingat dan seterusnya di dalam mekanisme kita langsung diserahkan kepada Tim Kecil.

Saya mengusulkan bahwa judul kita serahkan kepada Panja, butir Menimbang pada DIM NO.2 sampai DIM NO.9 yaitu Menimbang dan seterusnya diserahkan kepada Tim Kecil. Setuju? Pak Nusron setuju ?

Ada satu yang mengusulkan yaitu perlu diperjelas, diubah agar judul Undang-Undang menjadi Penanaman Modal Langsung, masuk Panja, DIM NO.2 sampai DIM NO.9 masuk ke Tim Kecil. Setuju ya Ibu? Ini sudah mekanisme kita, Menimbang dan segala macam masuk ke Tim Keci!. Setuju ya ?

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih, berarti kita masuk ke dalam DIM NO.1O.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(5)

Bapakllbu dan Saudara-saudara sekalian;

DIM NO.1 0 ini adalah DIM yang membahas tentang Ketentuan Umum, yaitu butir-butir definisi atau pengertian tentang segala substansi yang ada di dalam undang-undang. Apabila isi undang-undang itu berubah maka Ketentuan Umum akan berubah, ini ada pada DIM NO.10 sampai DIM No.43. Ibu Menteri yang terhormat, mohon ini kami ingin masuk jalan tol. Coba dibuka pada halaman 6 yaitu DIM NO.1O.

DIM No.10 dan DIM NO.11 sampai DIM No.43 di dalam naskah kita DIM ini membahas tentang Ketentuan Umum, yaitu segala hal yang terkait dalam pengertian Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Otonomi, Modal, Harga Pasar, Investasi dan seterusnya. Ini semua terkait dengan isi undang-undang, apabila isi undang-undang berubah maka Ketentuan Umum berubah. Saya mengusulkan semua DIM dari DIM No.10 sampai DIM No.43 masuk ke dalam Panja. Setuju ?

ANGGOTA F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) : Kenapa tidak dibahas di Pansus, Ketua ?

KETUA RAPAT :

Ini Pansus untuk menyisir mana yang masuk Panja, mana yang masuk Tim Kecil dan seterusnya.

INTERUPSI ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):

Interupsi Pimpinan, usulan Pimpinan sangat cerdas, usulan Pimpinan untuk mempercepat sangat cerdas.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Setuju ya? Ketentuan Umum nanti berubah.

(RAPAT : SETUJU) Terima kasih.

Kalau begitu kita masuk ke DIM No.44 Pasal 2.

Di PasaJ 2, Bapak/lbu dan Saudara sekalian, sekarang kita sudah bicara tentang asas. Apakah asasnya kiri, kanan, atas, bawah dan seterusnya. Saya baca di halaman 23. Jadi, setelah DIM No.11 sampai DIM No.43 masuk ke Panja nanti dibahas di Panja perubahan dan seterusnya, maka saya masuk kedalam DIM No.44. Pasal 2 naskah RUU, "Ketentuan dalam undang-undang ini berlaku bagi Penanaman Modal di semua sektor di wi/ayah Negara Republik Indonesia".

Partai Golkar, usul ditambahkan "kegiatan ekonomi". Setelah perubahan,

"Ketentuan dalam undang-undang ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor kegiatan ekonomi di wi/ayah Negara Republik Indonesia",

Fraksi PDIP tetap.

Fraksi Partai Demokrat setelah perubahan, saya baca, "Ketentuan dalam undang-un dang ini berlaku bagi penanaman modal di sektor kegiatan ekonomi di wi/ayah Republik Indonesia kecuali terhadap Kawasan Ekonomi Khusus yang dibentuk dengan undang-undang", setelah perubahan.

Alternatif II, Pasal 2.

Pertama, Ketentuan dalam undang-undang ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor usaha.

Kedua, Ketentuan-ketentuan mengenai penanaman modal yang secara khusus diatur dalam undang-undang ini mengecualikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perundang-undangan.

Fraksi Partai Amanat NasionaJ, setelah perubahan, "Ketentuan dalam undang-undang ini berlaku hanya untuk penanaman modal secara langsung di semua sektor di wilayah Republik Indonesia".

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(6)

Fraksi Kebangkitan Bangsa, dipindah dan di jadikan Bab Khusus dengan tambahan Ayat baru Iihat Bab III versi F-KB.

Fraksi PKS, setelah perubahan Pasal 2 halaman 24, "Ketentuan dalam undang-undang ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor kegiatan ekonomi di Wi/ayah Negara RepubJik Indonesia kecuaJi yang dinyatakan tertutup oleh perundang-undangan".

Fraksi BPD dalam Pasal 2 menghilangkan kalimat di semua sektor, setelah perubahan Pasal 2, "Ketentuan dalam undang-undang ini berlaku bagi penanaman modal di wi/ayah Negara RepubJik Indonesia".

Fraksi PBR setelah perubahan, saya baca, "Ketentuan dalam undang- undang ini beriaku bagi penanaman modal di semua sektor kegiatan ekonomi di wilayah Negara RepubJik Indonesia kecuaJi terhadap Kawasan Ekonomi Khusus yang dibentuk dengan undang-undang".

Saya buka satu putaran kepada Fraksi yang memberikan perubahan. Partai Golkar, silakan.

ANGGOTA F-PG (NUSRON WAHID, SS) : Terima kasih.

Dari Fraksi Golkar sesungguhnya penambahan kalimat kegiatan ekonomi itu hanyalah untuk mempertegas, namun kalau dalam konteks redaksional bahasa di rasa sudah cukup mengandung simantik yang kita maksud, kita pun siap untuk mengikutinya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Fraksi lain yang ingin menambahkan? Fraksi PDIP?

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) : Konsisten tetap.

KETUA RAP AT :

Tetap ya. Fraksi lain tidak perlu urutan, saya kira ini masuk Panja.

Pemerintah?

ANGGOTA F-PAN (NASRIL BAHAR, SE) : PAN Pimpinan. Panja Pimpinan.

KETUA RAPAT : Fraksi PKB?

ANGGOTA F-PKB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) : Di usulkan ini dibahas lebih dalam di Panja.

KETUA RAPAT :

Panja ya? Fraksi lain? Pemerintah ini ada banyak masukan tentang terutama fokus kepada kegiatan ekonomi dan beberapa alternatif, Partai Demokrat. Pemerintah? Sebelum masuk Panja barangkali mau bertanya kepada Fraksi. Panja ya Ibu. Dim 44 masuk ke dalam Panja.

Sekarang, Bab II Asas dan Tujuan. Saya bacakan yang berubah setelah perubahan, Partai Golkar Bab II ditambah Landasan, Fungsi dan Tujuan. Fraksi PDIP tetap ya. Partai Demokrat setelah perubahan Bab /I Asas, Fungsi dan Tujuan. PAN tetap. Baik, saya kira ini masuk Panja ya. Dim 45 masuk Panja.

(RAPAT: SETUJU) Silakan.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(7)

ANGGOTA F-PG (NUSRON WAHID, SS) :

Pak Ketua, bisa di anulir tidak Pak Ketua? Saya pikir ini tidak harus Panja.

Ini kan masalah pengertian bahasa, Landasan, Asas, ini kan maknanya hampir sarna hanya pengertian bahasa. Ini masuk Tim Kecil atau Tim Perumus.

KETUA RAPAT :

Kalau ada yang ingin memasukkan satu unsur fungsi atau landasan, itu adalah hal-hal yang terkait dengan substansi juga, landasan, fungsi. Itu campur antara bahasa dengan redaksional dan makna karena di dalamnya ada ingin menambah. Misalnya asas dan tujuan, itu asasnya apa, tujuannya apa. Ini akan ada fungsinya apa nanti, kira-kira. Masuk Panja ya. Nanti Panjanya menyerahkan ke Tim Kecil kalau memang benar-benar tidak ada masalahnya.

Kemudian, Dim 46 ini ada tambahan dengan judul Bab II yang baru maka ada tambahan Pasal dari Partai Demokrat yaitu Pasal 3. ini fungsinya, Pak Nusron. Penanaman Modal berfungsi mengembangkan dan meningkatkan perekonomian, satu saja, nasional ke arah tercapainya tingkat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang merata berdaya saing tinggi serta meningkatkan ketahanan nasional.

Partai Demokrat, silahkan. Satu putaran.

Oke ya tetap?

Dim 46, Pemerintah? Partai Demokrat meminta tambahan baru Pasal 3.

Panja ya Pak?

(RAPAT : SETUJU) Baik, terima kasih.

Dim 47 ada penambahan Bab, Pasal dan Ayat baru pada Bab III yaitu Prinsip-prinsip Penanaman Modal. Tambahan substansi baru ya, masuk Panja ya, karena ini substansi. Perlu atau tidak perlu. Panja ya, Dim 47.

(RAPAT: SETUJU)

Dim 48 tambahan dari Partai Demokrat, saya bacakan. Yaitu Prinsip-prinsip Penanaman Modal ya. Pasal 4 Dim 48. satu, penanaman modal di selenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, pelestarian Iingkungan, ketahanan budaya dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Kedua, penanaman modal di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem yang terbuka. Ketiga, penanaman modal diselenggarakan sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan memberdayakan ekonomi rakyat yang pada akhirnya mewujudkan kesejahteraan rakyat yang seluas- luasnya. Ke empat, penanaman modal diselenggarakan dengan prinsip kebersamaan efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan Iingkungan, kemandirian serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Jadi, menambahkan unsur prinsip lingkungan, suistainable development, kesatuan nasional, keseimbangan Jawa, luar Jawa dan seterusnya. Itulah, tambahan Partai Demokrat. Silahkan mau menjelaskan atau langsung Panja.

ANGGOTA F-PD (IR.H.M. YUSUF PARDAMEAN) :

Kita masukkan Panja karena berkaitan dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(8)

KETUA RAPAT :

Apakah ada redendansi Pemerintah, bagaimana? Kita masuk Panja ya, sebelum masuk Panja boleh beropini. Dim 48 kita masukkan Panja tambahan Pasal baru dari Demokrat. Panja ya?

(RAPAT: SETUJU) Balk, terima kasih.

Dim 49 naskah RUU Pasal 3, Penanaman Modal diselenggarakan berdasarkan asas :

a. Kepastian hukum

Partai Golkar tetap, Fraksi PDIP, Penanaman Modal diselenggarakan berdasarkan asas :

a. Kepastian hukum. Tetap ya.

Fraksi PPP, Penanaman Modal diselenggarakan berdasarkan pada asas : a. Kepastian hukum.

b. Keadilan.

Ditambahkan kata keadilan ya.

Partai Demokrat menjadi Pasal 5, Penanaman Modal diselenggarakan setelah perubahan, Penanaman Modal diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berasaskan :

a. Kepastian hukum.

Partai Amanat Nasional mengusulkan rumusan mengacu pada Pasal 33 dengan mencantumkan good governance. Pasal 3, Penanaman Modal diselenggarakan berdasarkan pada asas kepastian hukum. Sama, tetap.

Balk, dipersilahkan yang mengajukan, Fraksi PPP silahkan.

ANGGOTA F-PPP (DRS. H. SA'ADUN SYIBROMALlSI) :

Fraksi PPP tetap ditambah dengan kepastian hukum dan keadilan.

KETUA RAPAT : Demokrat?

ANGGOTA F-PD (IRH.M. YUSUF PARDAMEAN) :

Karena kita mengacu kepada dasar Negara kita, maka tidak salahnya kalau kita cantumkan juga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. ini rasanya kurang lengkap, Undang-Undang Dasar 1945 sudah tidak ada lagi tetapi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

KETUA RAPAT:

Pemerintah punya opini? Kita masukkan Panja ya.

Silahkan.

PEMERINTAH :

Kami setuju untuk membahas keadilan di masukkan sebagai tambahan dan diusulkan dibahas lebih lanjut di Panja.

KETUA RAPAT :

Balk, keadilan ini mendapatkan dukungannya. Sayang dari Fraksi PPP ini bukan dari Fraksi PKS usulannya. Dim nomor 49 masuk Panja ya?

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(9)

ANGGOTA F-PG (NUSRON WAHID, SS) :

Kalau prinsipnya Pemerintah menerima tambah keadilan dan yang lain tidak ada resistensi, tidak perlu Panja, putus saja itu. Jadi, asas kepastian hukum dan keadilan, tidak ada masalah itu. Putus saja itu Pak Ketua.

KETUA RAPAT :

Oke ya, jadi Dim 49 saya bacakan keputusannya. Penanaman Modal diselenggarakan berdasarkan pada asas kepastian hukum dan keadilan. Setuju ya?

ANGGOTA F-PDIP (IR. HAS TO KRISTIYANTO, MM) : Pimpinan, interupsi.

Kita membicarakan asas dan tujuan adalah sebagai suatu kesatuan sehingga kita juga harus melihat bagaimana penterjemahan didalam batang tubuh terhadap asas dan tujuan ini. Dengan demikian, arah pembahasan memang seluruh paket asas dan tujuan ini akan kita bawa didalam Panja, namun sebelumnya perlu di ingat bahwa didalam Dim 50 misalnya Fraksi PDI Perjuangan mengusulkan penambahan suatu asas terkait dengan demokrasi ekonomi dimana didalamnya juga dimasukkan substansi terkait dengan efisiensi berkeadilan. Demikian, saya mengharapkan meskipun penambahan ketentuan keadilan ini tidak ada restruksi dari Fraksi-fraksi yang lain, namun kami mengusulkan mengingat ini satu kesatuan pembahasan dengan Dim yang lain untuk tetap dirumuskan didalam Panja.

Terima kasih.

KETUA RAP AT :

Belum putus ya, kita masukkan ke dalam Panja.

Silahkan PAN.

ANGGOTA F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):

Saya melihat pada Pasal 3 ini terhadap asas dan tujuan, kalau di ketok 49

Int langsung saja ke 98. ini satu nafas Pimpinan. Karena dari mulai asas kepastian hukum sampai dengan asas meningkatkan kapasitas teknologi nasional.

KETUA RAPAT :

Baik, saya kira ini ide yang bagus. Saya mohon perhatian sebelum saya mengetok yang Dim 49. dari Dim 49 sampai Dim 98 yaitu Dim tentang asas dan asas ini dari usulan-usulan Fraksi, sebagai contoh asas keadilan dan demokrasi ekonomi ada di Pasal 3 Ayat (1)a, ada di Pasal 3 Ayat (1)b dan saling tukar dan keseluruhan dari Dim 49 sampai 98, saya usulkan untuk di masukkan didalam Panja.

INTERUPSI ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) : Interupsi Pimpinan.

Kalau kita mencermati, kami sependapat bahwa butir-butir asas dan tujuan sebagaimana tertuang dalam butir a sampai f kalau tidak salah, itu Dimnya adalah sampai 75 Pimpinan. Mengingat Dim 76 adalah suatu usulan penambahan Bab baru dari Fraksi POI Perjuangan. Dengan demikian, berkaitan dengan asas dan tujuan yang bisa kita bahas didalam Panja itu sebenarnya adalah Dim 50 sampai dengan 75. meskipun demikian, sebelum itu diputuskan didalam Panja kami nanti juga ingin tambahan keterangan dari Pemerintah terlebih dahulu khususnya terkait dari usulan Fraksi POI Perjuangan terhadap penambahan Dim 50 berkaitan dengan demokrasi ekonomi. Untuk itu, kami mohon ijin kepada Pimpinan terlebih dahulu.

Terima kasih.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(10)

KETUA RAPAT : Bapakllbu sekalian;

Saya mohon ijin untuk menjelaskan, memilah Dim 49 sampai 98 adalah Dim tentang asas dan tujuan tetapi di tengah-tengah Fraksi PDIP mengajukan tambahan baru yang meminta untuk ikut dibahas. Termasuk juga meminta penjelasan tentang Dim 50 untuk atau khusus tentang topik demokrasi ekonomi.

Karena itu, saya mohon persetujuan untuk meminta Dim 49 sampai Dim 75 kita masukkan ke dalam Panja. Kemudian, kita masuk kepada tambahan dari usulan PDIP, Fraksi PDIP setuju?

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :

Pada prinsipnya kami setuju untuk Dim 50 sampai 75 untuk dibahas didalam Panja namun, dalam konteks seperti ini sebelumnya kami ingin meminta keterangan dari Pemerintah terlebih dahulu, mengingat kalau kita lihat sebenarnya spirit yang kita bangun sejak jaman reformasi dan juga sejak awal pendirian Republik ini dalam konteks bagaimana menggunakan seluruh penyelenggaraan kekuasaan Negara itu digunakan untuk tercapainya tujuan bernegara dan kita melihat dalam konteks seperti ini evaluasi atas pelaksanaan pembangunan hingga saat ini kita melihat begitu banyak ketidakadilan yang terjadi di dalam sistem perekonomian kita karena itulah berkaitan dengan asas dan tujuan ini menjadi begitu penting sehingga kami ingin meminta keterangan dari Pemerintah terlebih dahulu atas usulan dari Fraksi POI Perjuangan berkaitan dengan penambahan ketentuan demokrasi ekonomi, karena ini nantinya akan menjadi roh didalam penambahan Pasal-pasal yang lain yang akan kami usulkan dan kemudian setelah mempelajari Dim dari Fraksi-fraksi yang lain, kami juga melihat banyak Fraksi yang juga terinspirasi oleh upaya-upaya untuk menjadikan kegiatan penanaman modal dalam konteks penguatan kekuatan ekonomi kita.

Dengan demikian, sebelum itu di ketok Pimpinan, kami mengharapkan tanggapan dari Pemerintah atas usulan kami sebagaimana terdapat dalam Dim 50.

Terima kasih.

KETUA RAP AT :

Baik, saya kira pertanyaan yang baik bahwa asas dan tujuan ini tidak muncul kata demokrasi ekonomi ya. Dari seluruh politik ekonomi yang dilahirkan dan diperdebatkan didalam ruangan ini maupun di DPR RI demokrasi ekonomi itu menonjol. Jadi, ada keraguan kepada Pemerintah yang menyusun ini. Kira- kira demokratis atau tidak secara ekonomi. Saya kira baik sekali tetapi saya mohon ijin untuk mengetok dahulu Dim 49 sampai 75 untuk dimasukkan ke Panja dan kemudian menjawab pertanyaan Fraksi PDIP. Mohon ijin ya Pak Hasto dan ini tidak akan dilepas.

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :

Jadi, saya kira kita setuju itu dimasukkan ke dalam Panja tetapi mengingat asas dan tujuan ini adalah satuan yang fundamental dan sedangkan ini Presiden menunjuk Menteri Perdagangan sedangkan didalam Panja kita nanti hanya masalah teknis-teknis dan lebih bersifat pengaturan. Saya kira ini diputar dulu satu kali karena ini asas dan tujuan. Ini yang akan menjadi fundamen kita untuk Pasal-pasal yang selanjutnya, jadi kita juga perlu tanggapan Pemerintah. Kalau masalah Panjanya nanti kita setuju untuk lebih didalami tetapi beri kesempatan satu putaran dan Pemerintah juga memberikan jawaban, karena nanti dalam Rapat Panja kita tidak lagi bertemu dengan Wakil daripada Presiden.

Terima kasih.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(11)

KETUA RAPAT :

Saik, kita masuk sekarang, saya ingin mengetok Dim 50 sampai 75 untuk masuk Panja tetapi sebelum itu ya mohon penjelasan dari Pemerintah kira-kira di hatinya yang terdalam adakah asas-asas tentang demokrasi ekonomi ini dan dimanakah mekanisme atau aspek legal dari instansi ini mengacu pada asas demokrasi ekonomi.

Silahkan.

PEMERINTAH :

Kami menyambut baik penambahan asas demokrasi ekonomi dari segi pengertian ataupun pemahaman mengenai hal tersebut, namun Pemerintah sebenarnya pada prinsipnya sudah memuatkan kandungan daripada asas tersebut di asas-asas dan pengaturan lain dalam RUU Penanaman Modal. Jadi, kami menganggap hal-hal seperti keadilan, kebersamaan lingkungan dan lain sebagainya itu sudah tercermin di bagian-bagian lain Undang-undang ini dalam asas-asas lain maupun pengaturan lain dalam RUU Penanaman Modal ini misalnya termasuk bagaimana kita mendefinisikan kepentingan nasional itu sudah memasukkan aspek Iingkungan hidup. Sebagai contoh, bahwa menurut hemat kami asas demokrasi ekonomi kami sambut baik tetapi dari kacamata pandangan Pemerintah kami sudah memuatkan kandungan dari asas tersebut dibagian lain. Namun, untuk kejelasannya kami usulkan agar ini dibahas di Panja.

KETUA RAPAT :

Saik, Fraksi lain yang ingin menanggapi Dim 50 yang kalau sudah selesai kita bahas, kita akan lompat untuk menyelesaikan sampai Dim 75 untuk masuk Panja.

Silahkan.

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :

Pak Pimpinan, saya kira mungkin asas-asas lain mungkin sudah ini tetapi kami dari Fraksi POI Perjuangan mohon kepada Pemerintah untuk menunjukkan dimana asas efisiensi berkeadilannya.

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :

Sebelum Pemerintah menjawab, kami juga tambahan mengapa ini cukup penting tetapi pada prinsipnya komponen-komponen dalam demokrasi ekonomi ada keseimbangan kemajuan, ada kemandirian serta menjaga keseimbangan kemajuan itu juga kami mengharapkan komponen-komponen itu dijelaskan di Pasal-pasal mana saja mengingat Ibu Menteri tadi sudah menjelaskan bahwa komponen-komponen demokrasi ekonomi pada hakekatnya sudah terjabarkan didalam Pasal-pasal yang lain. Kemudian, ini mengapa kami tanyakan dengan cukup serius, karena dari konsideran yang diusulkan Pemerintah misalnya itu sama sekali juga tidak menyebut hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan nasional. Kami tidak menemukan dua kata kepentingan nasional didalam pemberian suatu konsideran dari Pemerintah sehingga jawaban tadi cukup penting, ini tidak sekedar dilempar di Panja, kami ingin ditunjukkan Pasal-pasal yang mana yang menganut suatu Prinsip-prinsip dari demokrasi ekonomi ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saik, saya kira pertanyaannya di terima. Kami juga menyerap aspirasi itu dan kita akan bahas yang merupakan perwujudan atau refleksi atau reinkarnasi dari asas-asas demokrasi ekonomi itu yang mana, nanti kita akan bahas termasuk dengan yang diusulkan dan selanjutnya oleh Fraksi POI Perjuangan.

Saik, saya akan mengetok butir 50 sampai 75 yang berkaitan dengan asas dan tujuan kita masukkan seluruhnya ke dalam Panja ya?

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(12)

ANGGOTA F-PDIP (H.IRMADI LUBIS):

Saya kira belum ini

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):

Mohon maaf kami be/um setuju, karena ini persoa/an yang fundamental apalagi penjelasan kami di sebelah kiri ini juga kami kutip dari Undang-undang Dasar 1945, bagaimana mungkin Wakil Pemerintah juga dalam konteks seperti ini belum juga memberikan suatu kejelasan dan juga belum memberikan suatu penjelasan terhadap manifestasi dari perumusan demokrasi ekonomi ini karena cukup fundamental maka sebelum di ketok kami ingin mengharapkan penjelasan dari Pemerintah sebagai suatu komitmen minimal ada suatu arah, ada suatu ketegasan terhadap prinsip ini karena ini akan menjiwai dari substansi yang kami usulkan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Oke, sebelum ke Pemerintah,

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :

Pak Pimpinan, saya kira saya menyambung Pak Hasto karena ini akan mewarnai se/uruh pengaturan Pasa/-pasal nanti, kami mohon Pemerintah dapat menjelaskan bahwa bagaimana Undang-undang ini sudah merujuk kepada Pasal 33 Ayat (4) Undang-undang Dasar 1945. ada tujuh prinsip demokrasi ekonomi itu yaitu kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berwawasan Iingkungan, kemandirian, berkelanjutan, menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Ini dimana? Kami belum menemukan membaca RUU dari pemerintah kami tidak menemukan tujuh prinsip demokrasi ekonomi didalam penanaman modal ini karena kami berpendapat bahwa Undang-undang Penanaman Modal ini adalah satu instrumen dalam penyelenggaraan perekonomian nasional, sedangkan didalam Pasa/ 33 dinyatakan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan tujuh prinsip tadi.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Baik, ini putarannya lima kali ya, jangan lima kali. Saya ingin bertanya kalau butir ini adalah butir hasil reformasi dari amandemen Undang-undang Dasar 1945 yang harus diacu oleh Undang-undang apapun terkait dengan ekonomi dan politik. Sekarang, tidak perlu dipaksakan.

Kami ingin bertanya kepada Fraksi PD/P, apakah setelah Anda memasukkan ini Anda juga merumuskan berusaha di dalam Pasal-pasal berikutnya. Saya tanya.

ANGGOTA F-PDIP (H.IRMADI LUBIS):

Jelas, pasti semuanya.

KETUA RAPAT : Nanti kita akan

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :

Bukan soal begitu Pimpinan. Artinya kita mengacu kepada Undang-undang Dasar bahwa ini Rancangan Undang-undang itu dibahas antara DPR RI dengan Pemerintah atau Presiden yang dapat di wakilkan, Wakilnya itu adalah Menteri Perdagangan. Kita sebelum masuk ke Pasal-pasal selanjutnya karena nanti kita ketemu lagi wakil yang ditunjuk langsung oleh Pemerintah atau Wakil dari Presiden, kita sudah /ebih banyak esse/on / itu adalah fungsi pengaturan- pengaturan bukan lagi asasnya. Fungsi pengaturan yang sudah kita banyak nanti ini, jadi kalau kita sudah setuju disitu, oke kita akan ini.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(13)

KETUA RAPAT :

Saik, saya minta Pemerintah bahwa ini keraguan kira-kira Ibu ya, kok ini tidak dimasukkan sebagai landasan konstitusi paling dasar dan juga di refleksinya juga tidak ada. Itu pertanyaan dari Fraksi PDIP.

Silahkan.

PEMERINTAH :

Sekali lagi seperti yang kami telah sampaikan tentunya Pemerintah telah mencermati apa yang disampaikan oleh PDIP dan intinya roh atau prinsip-prinsip yang ada terkandung dalam prinsip-prinsip demokrasi ekonomi itu menurut hemat kami sudah kami cermati dan sudah masuk didalam bagian-bagian lain dari Asas-asas dan pengaturan lain dalam RUU Penanaman Modal ini.

Sagaimana kita menterjemahkannya, ini yang mungkin memerlukan waktu untuk dijelaskan persisnya masuk dimana tetapi pada intinya semua prinsip ini seperti kebersamaan berkeadilan seperti tadl kita sudah setuju untuk menambah kata- kata kepastian hukum dan keadilan sebenarnya sudah masuk secara lebih spesifik didalam penambahan prinsip-prinsip. Sedangkan untuk kebersamaan, saya rasa itu ada dimana-mana dalam arti kebersamaan dari segi prinsip equal treatment karena equal treatment itu kan intinya kita juga tidak mau ada preference treatment terhadap asing dibandingkan dengan domestik maupun didalam tujuan penyelenggaraan penanaman modal itu ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi untuk lapangan pekerjaan, untuk kesejahteraan masyarakat, bagi kami itu adalah terjemahan dari kebersamaan misalnya kami hanya mencontohkan beberapa hal yang menurut hemat kami adalah bagaimana kita mencerminkan prinsip-prinsip yang ada di demokrasi ekonomi didalam Undang-undang ini.

Mengenai berwawasan Iingkungan dan berkelanjutan itu sebenarnya tercermin dalam bagaimana kita definisikan kepentingan nasional dan disini penentuan dari sektor tertutup dan sektor terbuka dengan bersyarat itu sebenarnya kriterianya adalah kepentingan nasional dan kepentingan nasional itu antara lain harus mengindahkan lingkungan hidup dan lain sebagainya. Jadi, ini mungkin misalnya kesatuan ekonomi nasional juga ada dimana-mana, bagaimana kita menggunakan penanaman modal sebagai alat untuk memajukan pertumbuhan maupun kesejahteraan masyarakat termasuk juga dengan aspek Pusat dan Daerah, karena itu juga aspek dari kesatuan nasional. Mungkin kalau ingin kejelasannya kami usulkan ini bisa dibahas dengan lebih detail oleh Wakil kami di Panja tetapi sekali lagi intinya Pemerintah merasa bahwa prinsip-prinsip tersebut sudah tercermin dibagian lain dari Undang-undang ini.

KETUA RAPAT : Silahkan.

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):

Terima kasih Pimpinan atas penjelasan dari Pemerintah, sebenarnya ini kami juga merupakan suatu Dim pancingan yang kami masukkan mengingat ketentuan ini sudah termasuk didalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (4). namun mengapa ini menjadi cukup penting, sebenarnya tadi kami mengharapkan bahwa dari Pemerintah menyetujui terhadap prinsip-prinsip terhadap asas ini, namun detailnya kemudian secara keseluruhan sebagai satu kesatuan asas dan tujuan ini dibahas didalam Panja. Namun, kami memang memerlukan ketegasan. Dengan demikian, apa yang kami tangkap dari Pemerintah tadi sebenarnya ada unsur keragu-raguan sebenarnya terhadap prinsip ini sehingga makanya tadi kami memintakan untuk ini dapat diputar terlebih dahulu. Keraguan tadi adalah misalnya tadi dengan adanya suatu penjelasan bahwa seluruh prinsip-prinsip ekonomi itu sudah diterjemahkan didalam batang tubuh dari usulan Pemerintah sementara kami mencoba mempelajari prinsip-prinsip demokrasi ekonomi itu diterjemahkan secara

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(14)

keseluruhan padahal ini merupakan suatu amanat dari Undang-Undang Dasar 1945. jadi, pada prinsipnya sebenarnya ketegasan yang kami harapkan dari Pemerintah adalah pada prinsipnya setuju terhadap penerapan demokrasi ekonomi ini namun untuk substansi secara keseluruhan sebagai satu kesatuan pembahasan ini akan kita bahas didalam Panja berkaitan dengan butir asas dan tujuan. Mungkin dari Bapak Irmadi menambahkan.

KETUA RAPAT : Silahkan.

ANGGOTA F-PDIP (AFRIDEL JINU) :

Pimpinan, jadi kami dari Fraksi PDI Perjuangan berpandangan bahwa hukum, kita membuat Undang-undang jangan berdasarkan sebuah penafsiran tetapi sebuah faktual. Ini harus di ingatkan, harus faktual, harus bisa di ukur dengan kemampuan manusia secara riil. Tadi dari Pemerintah mengatakan tidak bisa menyebut Pasal kaitan yang mana dari roh demokrasi yang coba kita bangun didalam asas ini tetapi Ibu Menteri hanya bisa mengatakan tidak ada kaitan dengan Pasal yang lain. Menurut kami, Pasal yang lain membuat sesuatu penafsiran yang tidak bisa kami baca secara alur pikir yang berurutan. Kalau Ibu Menteri bisa menunjukkan Pasal ini kaitannya, itu lebih meyakinkan kami.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Putarannya sudah tujuh kali tetapi begini, pertanyaannya dipahami bahwa ingin Pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan menunjukkan kepada kami itu PDIP bukan Pimpinan,

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):

Pimpinan gabung juga boleh.

KETUA RAPAT :

Kepada kami PDIP Pasal-pasal mana yang secara eksplisit maupun implisit menunjukkan dan mengacu kepada Undang-Undang Dasar. Sebab, Undang- Undang Dasar ini hasil dari reformasi di amandemen, kemungkinan perumus dari RUU ini lupa dan tidak membaca ini. Kira-kira begitu dan itu di ragukan sehingga putarannya jadi tujuh itu. Mohon Ibu Menteri silahkan, ini penting tidak apa-apa.

Apakah di kebijakan dasar penanaman modal ada itu asas keberlanjutan, kemandirian kesatuan ekonomi. Apakah di dalam perlakuan Bab V terhadap penanaman modal itu ada, apakah didalam ketenagakerjaan ada, apakah di bidang usaha itu ada. Itu saja pertanyaannya, tetapi itu tidak bisa harus sekarang Pak Hasto, Pak Irmadi ya. Tidak harus terjawab sekarang, nanti dalam proses.

Silahkan Pemerintah.

PEMERINTAH:

Kalau kami boleh usul karena sekali lagi saya rasa terjemahan dari prinsip- prinsip tersebut bisa ditemukan dibagian lain dan kami mohon mungkin ini lebih baik karena memerlukan waktu untuk menjelaskannya. Kami usulkan agar ini dibahas di Panja.

KETUA RAPAT :

Baik, kita bahas di Panja dan saya kira perlu nanti di dalam pembahasan di Panja maupun Raker-raker berikutnya masalah ini saya kira perlu di jawab apakah tertulis atau apa ya. Diberikan penjelasan secara khusus ya Bu.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(15)

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) : Pimpinan.

Terima kasih usulannya, jadi kami sependapat untuk ini dapat di jawab secara tertulis dan kami setuju ini dibahas di Panja tetapi kami tetap mengharapkan jawaban terhadap penerapan prinsip-prinsip demokrasi ekonomi ini didalam batang tubuh Pasal-pasalnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silahkan.

ANGGOTA F-PDS (CONSTANT M. PONGGAWA, SH, LLM):

Sebelah kanan Pimpinan.

Saya rasa apa yang disampaikan dari Kawan-kawan Fraksi POI Perjuangan itu merupakan satu hal yang sangat positif, sangat cerdas dan sangat baik sekali Pimpinan, tetapi bukankah kita sekarang bersama dengan Pemerintah sedang membuat Undang-undang dari RUU. Jadi, usulan-usulan daripada Rekan-rekan POI Perjuangan itu dimasukkan saja nanti. Jadi, tidak perlu ditanya, apa ada isinya dimana, silahkan saja, untuk concern yang disampaikan oleh Kawan- kawan Fraksi POI Perjuangan itu sangat positif, mari masukan, dimana. Silahkan kita masukan bersama-sama, kita pikirkan, usulkan.

Itu saja, itu usulan kami.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik, jadi kita menyambut positif ya apa yang disampaikan oleh Tim PDIP untuk memasukan masalah ini.

Baik, saya ingin meminta lagi ijin dari Dim 50 sampai 75 adalah Dim tentang asas dan tujuan yang perlu kita masukkan secara keseluruhan di dalam Panja.

Setuju ya?

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUSIS) :

Pimpinan , kita setuju tetapi dengan satu catatan karena kita ketemu lagi dengan Ibu Menteri bahwa kita sepakat Pasal 33 Ayat (4) itu adalah menjadi pedoman kita untuk meinikan asas dan tujuan dalam Undang-undang ini.

KETUA RAPAT :

Ya, saya setuju. Tidak ada penolakan. Ibu Menteri tersenyum mendengar itu. Tidak menolak.

Saik, saya mohon persetujuan. Pemerintah, dari tadi adalah catatan dan ini dianggap penting, kami juga menyambut positif dari PDS, kami juga menyambut positif, baik, kita akan mengetok palu untuk memasukkan Dim 50 sampai 75 ke dalam Panja. Setuju ya?

(RAPAT : SETUJU) Saik, terima kasih.

Cepat sekali ya? Baik, berikutnya Dim 76 sampai Dim 98 adalah Bab baru yaitu merupakan usulan dari Fraksi PDIP yang cukup panjang ini. Saya mohon ijin tiga putaran, kami memberikan kesempatan kepada F-PDIP untuk menjelaskan secara ringkas saja. Tidak perlu bertanya lagi, jelaskan saja.

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) : Terima kasih Pimpinan.

Rekan-rekan Pansus yang kami hormati, Wakil Pemerintah yang kami hormati.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(16)

Setelah kami mencoba mencermati secara keseluruhan terhadap naskah RUU yang disampaikan oleh Pemerintah, kami memiliki suatu bukti-bukti faktual bahwa didalam keseluruhan pembahasan lebih banyak berbicara tentang hak- hak apa saja, fasilitas apa saja yang perlu kita berikan kepada penanaman modal sehingga back mind dari RUU itu adalah ingin menjadikan Undang- Undang Penanaman Modal ini seolah-olah sebagai suatu obat mujarab atas berbagai persoalan investasi di Indonesia. Padahal kita tahu bahwa arah dari Undang-undang ini memang Fraksi-fraksi telah memaknakan sehingga ini kira- kira menjadi semacam lex spesialis, karena itulah kami mengusulkan suatu penambahan Bab untuk melakukan adanya suatu kesimbangan bahwa kita tidak hanya mempromosikan hak-hak penanaman modal misalnya berkaitan dengan hak repratiasi, hak atas tanah kemudian juga equal treatment, tidak adanya suatu perlakuan yang tidak membedakan, non diskriminasi dan lain sebagainya.

Melihat realitas penanaman modal dimana banyak sekali investor yang lari keluar negeri dengan meninggalkan tanggung jawab kepada kreditor dari perbankan dalam negeri sebagaimana terjadi dalam PT. Great River, kita melihat kasus Lapindo kemarin hampir saja terjadi suatu alih kepemilikan dengan suatu kewajiban lingkungan yang belum diselesaikan.

Kita juga melihat adanya suatu persoalan-persoalan Iingkungan yang cukup besar. Dengan demikian, kami mengusulkan penambahan Bab baru yang berjudul Fungsi, Kewajiban dan Tanggung Jawab Penanam Modal. Ketentuan ini cukup penting di dalam persepsi dari Fraksi kami karena itulah, kami pada kesempatan ini juga mengharapkan agar usulan ini dapat di cermati juga oleh Fraksi-fraksi yang lain dan kami juga mengharapkan dukungannya. Sebagai contoh, apa yang tercantum didalam butir konsideran dari Pemerintah berkaitan dengan bahwa penanam modal itu berkaitan dengan mengelola ekonomi potensial menjadi kekuatan riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri maka kami mengusulkan apa yang tertuang didalam konsideran ini sebenarnya ini adalah merupakan bagian dari fungsi penanaman modal, demikian pula hal-hal terkait dengan prinsip-prinsip dari demokrasi ekonomi tadi, disini kaitannya dengan mendorong tumbuh kembangnya ekonomi kerakyatan, hal ini juga karena kita terikat pada Tap MPR No.16/1998 yang mengamanatkan bahwa kegiatan penanaman modal itu dilakukan sebagai bagian mengatasi resesi yang ada untuk mempercepat pertumbuhan dan didalamnya harus diprioritaskan keterkaitannya dengan ekonomi kerakyatan, kemudian fungsi yang lain misalnya menciptakan pertumbuhan berkelipatan bagi semua sektor ekonomi dan teknologi yang berkaitan dengan kegiatan penanaman modal.

Kemudian juga, yang lain tanggung jawab, ini yang menurut kami adalah cukup penting sebagai suatu kasus-kasus yang terjadi di PT. Great River dan sebagainya dengan kewajiban-kewajiban yang sampai sekarang ini tidak terselesaikan. Misalnya berkaitan dengan penanam modal bertanggung jawab untuk:

a. Melaksanakan kegiatan penanaman modal dalam batas waktu yang telah ditetapkan dalam surat persetujuan penanaman modal, ini dengan suatu back ground bahwa didalam konsensi terhadap pertambangan misalnya banyak ijin-ijin yang telah dikeluarkan namun akhirnya itu hanya menjadi suatu kapling saja yang kemudian transaksinya atas kapling yang diperoleh bukan bagaimana upaya-upaya untuk melakukan kegiatan suatu eksplorasi dan eksploitasi atas sumber alam itu yang kemudian memberikan manfaat didalam struktur ekonomi kita sehingga banyak ijin-ijin yang diberikan namun idol di lapangan.

b. Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang sah dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang. Ini juga berkaitan dengan konvensi internasional yang telah kita tanda tangani untuk mencegah money laundring dan sebagainya.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(17)

c. Tanggung jawabnya terkait dengan menjamin segala biaya yang dibebankan kepada seluruh aset penanaman modal bilamana penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak yang bertentangan dengan Undang-undang ini.

Bahwa ada suatu modus-modus yang telah sistemik bekerja, bahwa investor asing datang ke Indonesia kemudian mendapatkan suatu kepercayaan dari Perbankan dalam negeri melakukan pengembangan usaha tetapi kemudian melakukan suatu pengemplangan setelah mendapatkan kreditor dari dalam negeri sehingga ini merupakan suatu tanggung jawab untuk menguji.

Kemudian, kami juga merumuskan suatu ketentuan atas pelanggaran apabila tanggung jawab kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi oleh penanam modal. Kemudian juga kami memasukkan berkaitan dengan tangggung jawab sosial penanam modal ini meliputi :

a. Mendesign iklim persaingan yang sehat anti monopoli, anti korupsi dan penyuapan. Ini ide kami tangkap dari Ketua, dari Pak Didik Rachbini sebagai Tokoh utama didalam menjaga persaingan yang sehat di KPPU.

b. Menghargai tradisi budaya masyarakat sekitar.

c. Melestarikan lingkungan hidup.

d. Menciptakan iklim usaha yang terbebas dari segala bentuk diskriminasi.

Kemudian juga, kami juga mengusulkan penanaman modal wajib mengalokasikan sebagian dari keuntungan untuk kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial yang jumlahnya setiap tahun di umumkan ke publik. Jadi, ini hanya suatu yang sifatnya normatif, namun kita mengharapkan itu di rumuskan sebagai bagian dari pertanggung jawaban ke publik. Demikian juga berkaitan dengan sanksi-sanksi atas hal tersebut.

Kemudian pada Pasal 7, itu kami juga memasukkan suatu ketentuan dimana penanam modal yang menyisakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemilihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan hidup yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.

Kemudian, berkaitan dengan penanam asing, kami juga mengusulkan agar penanam modal asing itu memiliki juga kewajiban :

a. Membawa modal yang berasal dari sumber permodalan dari Luar Negeri.

b. Penanam modal asing dapat menggunakan penggunaan sumber dalam negeri hanya berlaku untuk modal kerja dengan ketentuan tidak melebihi 25% modal kerja yang diperlukan. Ini untuk menghindari agar pemain investor asing kemudian melakukan suatu kapitalisasi yang pada akhirnya menggunakan sumber-sumber daya dari dalam negeri.

Itu saja Pimpinan garis besar yang kami usulkan didalam penambahan Bab baru sebelum nanti akhirnya ini dibahas didalam Panja, kami dengan hormat dan dengan sangat mengharapkan tanggapan dari Pemerintah atas usulan-usulan ini.

Kurang lebihnya mohon maaf dan terima kasih.

KETUA RAPAT :

Sebentar ya, nanti saya beri kesempatan.

Baik, perkenankan saya menyampaikan ringkas saja dari usulan Fraksi PDIP ini. Yang pertama, usulan dari Fraksi PDIP yaitu ingin mengemukakan fungsi pokok di halaman 38. saya coba supaya semuanya ikut nimbrung dari seluruh ide yang ditumpahkan didalam Dim ini ya di halaman 38. Pasal 4 yang pertama ingin mengemukakan fungsi pokok dari penanaman modal yaitu penciptaan nilai tambah, mendorong kekuatan ekonomi riil dan yang ketiga, ekonomi kerakyatan. Di halaman 39, menciptakan pertumbuhan yang

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(18)

berkelipatan, kemandirian dan ekonomi wilayah. Itu tambahan satu Pasal. Kedua adalah tambahan di Pasal 5 yaitu tanggung jawab penanam modal yaitu melaksanakan kegiatan riil di penanam modal, menjamin modalnya itu halal.

Ketiga, dan seterusnya.

Kemudian di Pasal 6 halaman 42, tambahan dari Fraksi PDIP yaitu tentang tanggung jawab sosial atau social responsibility, yaitu membangun iklim usaha yang sehat, tradisi melestarikan lingkungan hidup dan seterusnya.

Kemudian berikutnya di Pasal 7 halaman 43, yaitu penanaman modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan Iingkungan hidup yang pelaksanaan diatur dengan peraturan.

Saya kira ini Pasal ini baik seperti konsep Poluter Principle, yang melakukan polusi maka dia harus bayar.

Kemudian Pasal 8 itu modal asing dan seterusnya. Itulah kira-kira pandangan dari Fraksi PDIP tambahan, nanti kita perdebatkan tidak apa-apa.

Mohon pandangan dan tanggapan dari Pemerintah.

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) : Pimpinan, tolong saya diberi kesempatan.

Jadi, saya kira ini Bab tambahan baru dari kita ini, apa yang kita pelajari atau pun pengalaman yang kita dapatkan selama hampir 40 tahun berlakunya Undang-Undang Penanaman Modal yaitu Undang-Undang No.1/1967. apa yang kita dapatkan sekarang? Yang kita dapatkan sebenarnya kita tidak mendapatkan apa-apa, semuanya di keruk, yang tinggal hanya lingkungan yang rusak malah terakhir-akhirnya yang ditinggalkan buruh-buruh yang belum mendapatkan hak- haknya. Oleh karena itu, yang kami usulkan ini sebenarnya baru hanya dasar saja dan kami juga sangat berharap kepada Fraksi-fraksi yang lain untuk memperkaya, jadi jangan sampai penanaman modal ini lebih banyak moderatnya daripada manfaatnya seperti apa yang kita alami sekarang, kita tidak mendapatkan apa-apa kecuali sumber daya alam kita yang sudah habis. Apa yang kita dapatkan selama 40 tahun? Kita sudah kuras seluruh kekayaan alam ini tetapi kita masih seperti sekarang.

Terima kasih Pimpinan.

Jadi, kami mohon juga dari Pemerintah dan dari Rekan-rekan Fraksi yang laing untuk justru menambahi Pasal-pasal ini supaya dimasa yang akan datang tidak terulang lagi dan tidak kita menjadi keledai dan masuk ke lubang yang sama.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Oke, Fraksi PDIP sudah dua putaran ya.

Mohon tanggapan Pemerintah.

PEMERINTAH:

Menurut pendapat kami mungkin ini perlu pembahasan lebih detail tetapi mungkin secara umum mungkin Pasal 4 yang disebut disini sebagai penanam modal memiliki fungsi pokok, itu sebenarnya menurut hemat kami sudah tercermin di bagian awal dimana kami menjelaskan tujuan dari penanam modal, jadi tinggal sekarang memilih apakah ingin terpisah disini atau di depan, karena sebagian besar yang ada disini juga sudah ada di bagian depan mengenai tujuan dari penanaman modal. Jadi, mungkin itu tinggal dibahas nanti di Panja apakah mau disini atau disana dan apakah semua dari fungsi ini kita sepakati sebagai tujuan dari penanam modal tetapi intinya sebenarnya semua ini yang kita inginkan dari penanam modal bagaimana meningkatkan potensi ekonomi nasional mengenai teknologi, mengenai multiflyer effect segala itu semua ada di depan sebagai tujuan dari penanaman modal. Sedangkan untuk bagaimana kita memasukkan asas-asas mengenai bukan hanya hak dari penanam modal tetapi

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(19)

pertanggung jawaban dari penanam modal maupun coorperate social responsibilty, ini disini mungkin perlu kita pelajari apakah mungkin didaJam keinginan untuk menjamin bahwa seorang penanam modal itu bertanggung jawab baik daJam negeri maupun luar negeri tentunya.

Sebenarnya mungkin sebagian itu sudah ada di Undang-undang lain, misalnya persaingan yang sehat itu kan sudah ada Undang-Undang Persaingan Sehat. Apakah itu cukup atau tidak, itu yang perlu kita bahas. Apakah kita perlu menambahkan didalam Undang-undang ini. Ini mungkin yang perlu kita bahas satu persatu dan karena ini intinya memerlukan kita untuk juga mempelajari apakah yang diinginkan disini tercermin di Undang-undang lain dan mungkin masalahnya seringkali adalah implementasi seperti kita sama-sama ketahui apakah perlu ditambahkan disini atau tidak, itu juga perlu dibahas. Jadi, mungkin ini sesuatu yang perlu dibahas bersama-sama nanti di Panja.

KETUA RAPAT :

Saya kira substansi kita sudah menerima tadi dan kita masukkan ke Panja sehingga seluruh tambahan Pasal-pasal dari Fraksi POI P ini kita masukkan ke Panja, setuju ya? Sudah dua putaran.

Ini Pak Hasto atau Pak Irmadi yang mau bicara? Juru bicaranya yang mana ini?

Silahkan.

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :

Bukan soal dua putaran, Undang-undang ini penting.

Kita tidak ada juru bicara. Kalau kesepakatan kita satu juru bicara, kita kan belum sepakati satu juru bicara. Jadi, Pak Pimpinan masalah ini kita bukan mau mempersulit atau apa. Undang-undang ini adalah boleh kita pahami lain dari Undang-undang yang lain. Kalau Undang-undang yang lain itu hanya berlaku untuk rakyat Indonesia tetapi Undang-undang ini juga menjadi acuan, jadi tidak bisa kita bilang menurut peraturan perundang-undangan. Ini seperti kontrak kita dengan asing, sedangkan membaca Undang-undang ini mereka sudah tahu semuanya dan tidak perlu mencari di Undang-undang lain. Jadi, hal-hal yang prinsip saya kira perlu kita tuangkan di Undang-undang dan sekali lagi saya mohon jangan persamakan Undang-undang ini dengan Undang-undang lain yang hanya berlaku dan mengikat untuk Warga Negara Republik Indonesia. Ini lebih-Iebih seperti perjanjian, seperti kontrak terhadap penanaman modal sehingga semuanya harus jelas. Jadi, tidak perlu lagi harus mencari-cari di Undang-undang lain.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT : Baik, terima kasih.

Makin kuat idenya dan substansinya. Kita akan tentu tidak diselesaikan disini tetapi diselesaikan di Panja. Usulnya selesaikan disini atau di Panja? Oke ya, kita tidak selesaikan disini tetapi di Panja.

Baik Pak Hasto?

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) : Baik, terima kasih Pimpinan.

Yang pertama, kami juga sedikit ada tekanan psikologis ketika kami berbicara kemudian Pimpinan mengatakan sudah dua putaran, lima putaran dan lain sebagainya. Oalam konteks seperti ini, ini adalah Rapat Kerja untuk Pansus sehingga konteks juru bicara itu adalah dalam konteks untuk mekanismenya, namun semua yang hadir didalam ruang rapat ini memiliki hak untuk berbicara sehingga beban-beban psikologis dari Pimpinan tadi mohon dikurangi. Itu yang pertama dan yang kedua, pembahasan Undang-undang itu merupakan

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(20)

KETUA RAPAT :

Pak Dudhie menandatangani mekanismenya maksimum dua putaran ini, Pimpinan.

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):

Iya benar, dua putarannya adalah seluruh Fraksi Pimpinan. Dua putaran yang dimaksud adalah Fraksi Golkar, POI Perjuangan dan seterusnya seluruh Fraksi kemudian satu putaran lagi, bukan pada orangnya, bukan dua orang tetapi dua putaran sebagai koreksi. Kemudian, yang kedua Undang-undang ini merupakan suatu fondamen bagi kepentingan kita ke depan. Bahkan suatu rencana, strategis ke depan, investasi bangsa kita ke depan untuk anak cucu kita nantinya akan tercermin dari Undang-undang ini. Oleh karena itulah dan Undang-undang ini juga dibuat atas suatu kesepakatan bersama antara Pemerintah dan DPR RI. Sejak awal kami menyampaikan bahwa kami punya suatu energi positif untuk kami berikan kepada Pemerintah dalam konteks membuat Undang-undang dan memaknakan Undang-undang ini, kami mempunyai semangat untuk mempercepat tetapi yang kami tangkap dari Pemerintah adalah suatu sikap defensif terhadap suatu ide-ide yang kami sampaikan sehingga mari kita duduk bersama-sama, punya kepentingan terhadap Undang-undang ini untuk lebih baik.

Apa yang kami sampaikan bukanlah PDI Perjuangan tetapi ini merupakan suatu hasil dari pengalaman masukan-masukan dan pada dasarnya merupakan tulisan dari proses-proses sebelumnya yang telah kita lakukan melalui studi-studi di daerah melalui RDPU dan sebagainya. Karena itulah, kami juga mengharapkan mari kita bersama-sama membuka diri agar Undang-undang ini benar-benar memberikan suatu fondamen bagi kepentingan bersama sehingga pemerintah juga jangalah terlalu defensif. Kita ini dalam konteks duduk bersama ini untuk menghasilkan suatu keputusan bersama bagi kepentingan nasional kita.

Sebagai contoh didalam konsideran kami tidak melihat, tidak menyebut kepentingan nasional. Kami sekali lagi mempunyai satu kesan dan ini adalah kami ingin bersama-sama melakukan suatu koreksi, kami juga mempunyai kekurangan-kekurangan, namun mari kita bersama-sama membuka wawasan kita terhadap ide-ide dari Fraksi-fraksi lain membaik, dari Pemerintah juga banyak yang baik, inilah yang kita gabungkan. Itu Pimpinan sebagai suatu catatan tambahan agar kita tidak juga sekedar untuk mengatasnamakan ini kemudian ini kita bawa ke Panja tetapi forum ini punya kewibawaan bagi kita untuk juga berbicara substansi juga membongkar terhadap persoalan-persoalan nyata yang ada di investasi kita. Faktanya jelas, kami bisa tunjukkan dengan cepat terhadap tanggung jawab penanam modal yang selama ini banyak terjadi karena kelemahan hukum kita.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Baik, saya minta Fraksi lain menjawab apakah kita Dim 76 sampai 98 ini kita elaborasi lagi, putaran lagi atau kita akan masukkan ke Panja dan saya kira dari PDIP juga sudah menyampaikan pandangan-pandangan yang cukup baik.

Mohon Fraksi lain berbicara.

Silahkan PAN?

ANGGOTA F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):

Terima kasih Pimpinan.

Sesungguhnya Fraksi PAN sangat memahami tambahan-tambahan yang di hasiJ buah pikiran oleh Fraksi PDIP dan ini kami sangat respon ya dengan positif.

Untuk itu, kami minta ini dibahas lebih lanjut di Panja.

Terima kasih Pimpinan.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(21)

KETUA RAPAT : Fraksi Golkar?

ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA):

Saya kira, saya sarna-sarna dengan Fraksi POIP dan Fraksi PAN dan sangat rnernaharni pikiran-pikiran itu supaya Undang-undang ini rnenjadi kuat untuk kepentingan Bangsa dan Negara ini. Saya usulkan untuk dibahas di Panja.

KETUA RAPAT : Fraksi Oernokrat?

ANGGOTA F-PD (lR. H.M. YUSUF PARDAMEAN) :

Sarna dengan Ternan-ternan yang lain, kita bawa ke Panja saja.

KETUA RAPAT : Fraksi PPP?

ANGGOTA F-PPP (DRS. H. ZAINUT TAUHID SA'AD I) : Terirna kasih.

Pertama, yang perlu kita sepakati ketika substansi itu sudah kita sepakati untuk dibawa ke Panja artinya kita sudah sepakat terhadap substansinya sehingga tidak ada lagi nanti pernbahasan untuk penolakan terhadap substansi dari usulan Dim dari POIP. Kemudian terhadap usulan dari Fraksi POIP ini karena menyangkut penambahan Bab yang jumlah substansi cukup panjang dan banyak tambahan Pasal-pasal dan beberapa Ayat-ayat memang kami harus mencoba untuk mempelajari lebih lanjut, lebih jauh. Untuk hal itu, kalau misalnya itu dipending terlebih dahulu kemudian kita membahas Pasal-pasal yang tidak menimbulkan pro kontra atau substansinya yang tidak terlalu berat barangkali itu lebih bijaksana.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Fraksi POS?

ANGGOTA F-PDS (CONSTANT M. PONGGAWA, SH, LLM):

Terima kasih Pimpinan.

Kami sangat memahami sekali apa yang disampaikan oleh Kawan-kawan dari Fraksi POI Perjuangan tidak ingin sampai terjadi hal-hal yang sudah pernah terjadi selarna ini sehingga adanya BPPN dan segalanya. Namun, hal yang perlu diingatkan jangan sampai Undang-Undang Investasi menjadi Undang-undang yang banyak sekali yang disusupi dan dimasuki dengan ketentuan-ketentuan pidana, karena sebenarnya mengenai delik dan kejahatan ekonomi itu sudah diatur secara khusus di Undang-Undang Pidana, jadi kita harus benar-benar memahami dan memisahkan yang mana yang kita akan bicara khusus mengenai lex spesialis dengan adanya RUU Penanaman Modal ini sehingga jangan sampai nanti justru RUU Penanaman Modal ini merupakan suatu pagar bukan satu pintu gerbang untuk investasi.

Itu saja Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Saya kira ide yang bagus, kalau ada ancaman pidana nanti takut. Saya kira baik sekali.

Oicatat, tadi itu penting.

Fraksi KB?

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(22)

ANGGOTA F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) : Baik, Pimpinan.

Terima kasih.

Bagi kami usulan baru ini sungguh sangat inovatif, sangat baik tetapi yang perlu kita cermati adalah fleksibelitas dari bagaimana Undang-Undang Investasi yang akan kita tawarkan kepada investor yang akan datang ini, tidak ada keragu- raguan lagi. Selama ini kan kepastian hukum menjadi persyarat utama untuk melakukan investasi di Indonesia. Seperti disampaikan oleh ternan kami dari PPP, penambahan Bab baru ini juga mencangkup penambahan Pasal-pasal.

Kalau diketok di Pansus ini lalu diarahkan ke Panja maka apa yang diketok ini pada prinsipnya sudah dapat disetujui untuk dibahas, artinya beberapa persoalan Pasal-pasal misalnya menurut kami ini sangat tidak bisa memberi ruang bisnis firly, ini bisa menjadi hambatan investasi ke depan. Karena ini sudah masuk substansi maka perdebatan di Panja tidak bisa lagi Pasal-pasal di drop atau tidak di drop misalnya. Jadi itu kategorinya yang harus dipertanyakan. Kalau di Panja, masih ada Pasal-pasal tertentu yang tidak bisa diputuskan di drop ya mari kita bahas di Panja tetapi kalau sudah substansi semuanya di Panja hanya segala macam mari ini sangat mungkin, karena itu perlu waktu untuk mempelajari misalnya di pending dulu usulan PDIP di pending, masing-masing Fraksi mempelajari misalnya. Di pending kemudian, kita masuk melompati Pasal berikutnya. Saya pikir usulan kami begitu. Pengusul mengusulkan tadi PDIP agar dibawa ke Panja itu sungguh luar biasa.

Terima kasih.

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) : Interupsi Pak Choirul.

Kami tidak ada mengusulkan untuk ke Panja tetapi kami menyetujui kalau ini dimasukkan ke Panja, kalau mau di pending dan kita adakan perdebatan tujuh hari, tujuh malam pun kita siap.

KETUA RAPAT :

Jadi, begini ada masukan bahwa di dalam Pasal-pasal yang cukup baik dimasukkan oleh Fraksi PDIP ada Pasal-pasal yang ada unsur pidananya. Kalau pidana masuk disitu, penanaman modal tidak akan masuk. Sekarang itu kan satu hal yang bagus dalam pemikiran-pemikiran. Oleh karena itu, ini perlu kita bahas.

Silahkan F-PKS.

ANGGOTA F-PKS (DR. ZULKIEFLIMANSYAH, SE, MSc):

Terima kasih Pimpinan.

Memang kalau mencermati usulan dari Teman-teman Fraksi PDIP ini bukan persoalan sederhana karena sifatnya paradigmatik ya tetapi buat saya mesti ada kejelasan juga dari Pemerintah ini sebenarnya investasi seperti apa yang detailnya yang jadi target kita secara keseluruhan Pemerintah kita ini sehingga apapun barangnya mau kita bela versi Pemerintah paradigmanya, Fraksi PDIP kalau sama-sama tidak jelas, useless juga itu. Terus terang selama ini, dua tahun menjadi Anggota Dewan masalahnya bukan investor-investor seperti apa Undang-undangnya mau saja tetapi menyebalkannya kita disini. Oleh karena itu, saya kira kalau kita memang bahas dulu apa yang dikemukakan oleh Teman- teman Fraksi PDIP, saya kira tidak ada salahnya karena itu mendasar perbedaannya. Ketimbang kita mencari beretorika dengan pilihan kata-kata yang sebenarnya kita beda, kalau saya jelas mau dibela yang sana asalkan targetnya jelas menurut saya oke.

Saya kira itu, jadi saya setuju dengan Pak Choirul.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(23)

KETUA RAPAT :

Ini Pak Zul adalah anak yang hilang Bu di Komisi ini. Sekarang sudah kembali.

Tunggu yang Fraksi dulu, putar. setelah itu kita akan memberikan kesempatan. Kemudian, F-Demokrat sudah.

Silakan Fraksi BPD.

ANGGOTA F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE):

Saya ini belum diberi kesempatan Ketua.

Terima kasih Pak Ketua yang saya hormati.

Ibu Menteri yang saya hormati dan Rekan-rekan sekalian.

Apa yang diusulkan oleh Fraksi PDIP, saya menyambut baik bahwasannya persoalan-persoalan yang mendasar itu perlu memang kita elaborasi, kita buatlah satuseason persoalan-persoalan ini karena persoalan ini perdebatannya mengemuka persoalan-persoalan itu bukan hanya di Pusat tetapi juga di daerah.

Saya mengusulkan dibuka satu season untuk itu kemudian baru kita masukkan ke Panja. Jadi, tidak mungkin persoalan-persoalan yang mendasar di tengah masyarakat kita lewatkan begitu saja dengan alasan bahwasannya Undang- undang ini harus segera diselesaikan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Kemudian Fraksi PDS sudah, Fraksi PBR? Absen ya.

Baik, Pemerintah mohon ada substansi baru yang disampaikan, tadi kalau didalam klausul ini ada ancaman pidana itu bagaimana dampaknya kepada penanaman modal, ini hal penting patut kita bicarakan.

Silakan Pemerintah.

PEMERINTAH :

Saya rasa kembali lagi bagaimana suatu Undang-undang ini sprit dari suatu Undang-Undang Penanaman Modal itu tentu berimbang antara kita ingin menciptakan kepastian hukum dan insentif atau menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk investment dan tentunya bilamana ada investor yang tidak bertanggung jawab ada sanksinya tetapi apakah sanksi atau pidana itu harusnya berada di Undang-undang ini atau karena tadi disebut oleh Pak Constant ada Undang-Undang Pidana, ada Undang-Undang Perdata, ada Undang-Undang PTUN dan ada Undang-Undang Sektor seperti pengelolaan lingkungan hidup dan lain sebagainya. Ini saya rasa yang harus kita cermati apakah sudah cukup pertanggungjawaban dari investor yang tidak bertanggung jawab itu, di jawab oleh Undang-undang ini atau tidak, pertanyaan mendasarnya karena saya rasa kita semua sepakat kita tidak mau ada investor yang tidak memenuhi tanggung jawabnya. Jadi, ini yang mungkin dari sisi kami kita memahami concern dari Teman-teman F-PDIP, apakah jawabannya ada di Undang-undang ini atau sudah cukup karena sudah ada Undang-undang lain ataupun seperti fungsi pokok tadi pertanyaan Pak Zul kesepakatan kita mengenai tujuan ataupun fungsi dari penanaman modal. Sebenarnya menurut hemat kami, saya rasa secara garis besar kita setujui tetapi mungkin kita bisa merincikan bersama-sama dengan baik yang kita harapkan dari penanaman modal ini. Apakah ini dalam Bab khusus mengenai fungsi atau bisa ditampung di bagian tujuan dari penanaman modal.

Jadi, ini mungkin pendapat dari kami.

KETUA RAPAT :

Saya kira Pak Sekjen, Pak Dirjen diperkenankan melalui Menteri untuk menyampaikan juga supaya hidup.

Baik, silahkan Pak Dudhie. Ini sebagai Pimpinan atau sebagai Fraksi PDIP?

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(24)

WAKIL KETUA (H. DUDHIE MAKMUN MUROD, MBA) : Saya sebagai dari Fraksi PDIP.

Jadi, sebenarnya dasar pemikiran kami Fraksi PDIP dalam hal ini, pertama kita ingin Pemerintah itu menjadi tuan rumah di negeri sendiri jangan seperti rekan Freeport, pengusaha itu juga menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan hanya nebeng terus kita kalah sarna kekuasaan modal asing dan rakyat itu juga menjadi tuan rumah di negeri sendiri ini, kita ingin memprotect ini. Jangan sampai ada satu usaha rakyat yang tergusur, rakyat yang terbuang. Contoh sudah ada satu, ini hal-hal yang sifatnya mendasar. Kalau ada khawatiran mengenai kata-kata denda, pidana segala macam sebenarnya itu suatu perwujudan bahwa harus ada satu sanksi dan ini kan bisa di wujudkan dalam satu kita bisa berefer pada Undang-undang, bisa juga memakai Undang-undang KPK, disini disebutkan Undang-undang KPK. Kalau pun ada yang mengatur Undang-undang Lingkungan Hidup kita akan refer, ini kan nanti isinya baru DIM.

Mana ada kewajiban mengenai mengusahakan sumber daya alam yang tidak dapat, istilahnya memperbarui. Kita akan meminta refer kepada Undang-undang Lingkungan Hidup dan pidananya juga sudah ada, jadi tidak perlu khawatir bahwa Pasal ini tidak akan membuat pidana dalam arti angka per angka, tahun per tahun hukuman itu tidak. Ini kan kekhawatiran kita seperti itu tetapi pasti ada dan harus ada sanksi. Prinsip kami satu pelanggaran harus ada sanksi tinggal sanksi itu kita refer kan kemana, kita kan punya KUHP, punya kitab Undang- undang, punya Peraturan Pemerintah, itu akan kita refer kesana. Jadi, kalau ada angka-angka yang, ini saya rasa tidak perlu kita besar-besarkan sanksi administrasi berupa denda sebesar, ini kan salah satu pemikiran.

Di Panja nanti kalau ini kita rubah, kita apakan saja tidak ada masalah.

Saya rasa tidak perlu diperdebatkan isinya, karena kalau sudah di Panja, saya juga pengalaman ikut Panja ini bisa berubah tidak perlu ada kekhawatiran, bisa berubah dan bisa bertambah dan bisa berkurang tetapi itu tidak ada masalah.

ANGGOTA F-PKB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) : Setuju di drop Pak?

WAKIL KETUA (H. DUDHIE MAKMUN MUROD, MBA) :

Sukan, saya tidak menjawab tetapi sesuai dengan tata tertib saja. Saya tidak menjanjikan ini bisa di drop tetapi ada tata tertibnya yang mengatur Panja Pansus kewenangannya. Itu saja, tidak perlu kita terlampau perdebatkan begitu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Saik, sebenarnya di Panja juga bisa di gabung, disesuaikan, dikurangi, ditambah, karena di Pasal 18 juga ada kalau ini mengacu kepada acuan dari Pemerintah ada juga Pasal tentang sanksi-sanksi artinya tidak langsung di Ayat itu, tetapi tidak apa-apa. Ini satu hal yang sebenarnya masukan dari Fraksi PDS juga sangat baik untuk dipikirkan.

Silakan.

ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :

Saya kira tidak perlu kita perpanjang, sebagian besar Ternan-ternan setuju ke Panja. Itu yang penting, nanti di Panja kita perdalam, apalagi Paksi Pimpinan PDIP mengatakan bisa ditambah, bisa dikurangi, disitulah terjadi perdebatan dan lobi-lobi. Yang kedua, saya mahan juga Tatib ini dipatuhi, mekanisme prosedur Departemen.

Terima kasih Pimpinan.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(25)

KETUA RAPAT :

Baik, saya ingin mulai sedikit agak ke Tatib bahwa memang didalam Tatib kita itu ada dua putaran. Apakah setuju kalau kita ini masing-masing Fraksi ada juru bicaranya tanpa mengurangi bahwa Anggotanya juga bisa menambah apabila diperlukan. Setuju ya? Jadi mohon, Fraksi masing-masing menunjuk juru bicaranya, boleh berganti-gantian. Kesepakatan internal saja tetapi tetap kita buka ya tidak ditutup karena ini hak setiap Anggota untuk bicara. Supaya tertib, lewat saluran yang bagus.

Terima kasih Ketua Umum sarannya. Baik, saya usul ya bahwa kita sudah membahas masukan yang cukup baik ini dengan catatan-catatan tentang sanksi itu juga kita bahas yaitu Dim 76 sampai 98 kita masukkan ke dalam Panja.

Setuju ya?

(RAPAT: SETUJU) Baik, terima kasih.

Baik, Bapak, Ibu sekalian ini skors atau kita teruskan? Terus ya, Dim 99, naskah RUU Bab III ya. Kebijakan dasar penanaman modal. Fraksi PDIP tetap, berganti Bab IV, kebijakan dasar penanaman modal. Partai Demokrat, tetap.

Berubah menjadi Bab IV, kebijakan dasar penanaman modal. PAN menambahkan unsur rencana umum yaitu kebijakan dasar dan rencana umum penanaman modal. Kebangkitan Bangsa tetap ya? Tetapi berubah menjadi Bab IV.

Bapak, Ibu sekalian untuk Dim 99 ini bukan hanya redaksional tetapi ada unsur substansi masuknya tentang Rencana Umum. Saya usul, ini dimasukkan ke dalam Panja.

Silakan Golkar.

ANGGOTA F-PG (NUSRON WAHID, SS) :

Golkar tetap, dengan kalimat kebijakan dasar penanaman modal karena kami memandang usulan-usulan yang ada meskipun memang bagus tetapi saya pikir rencana urnurn itu adalah bagian dari kebijakan dasar. Kalimatnya memang berbeda tetapi semangat dan prinsipilnya hampir sarna dan saya pikir masalah ini hanya kita kembalikan kepada Tim Kecil atau Tim Perumus karena hanya masalah redaksional pemahaman bahasa antar kebijakan dasar dengan rencana umum.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan Fraksi PDIP.

ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIVANTO, MM) : Terima kasih.

Pasal 99 ini sebagai salah satu contoh bahwa kami sangat mendukung ide Pemerintah sehingga kami tetap.

KETUA RAP AT :

Coba diulangi lagi kata-katanya? Fraksi PPP?

ANGGOTA F-PPP (DRS. H. ZAINUT TAUHID SA'ADI) :

Fraksi PPP juga menghormati usulan Fraksi PDIP yang tetap sehingga kami juga tetap.

Terima kasih.

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

(26)

KETUA RAPAT :

Fraksi lain yang juga mau berbicara? Kalau tidak ada, kita masukkan ke Panja. Setuju ya?

(RAPAT: 5ETUJU) Baik, terima kasih.

Oim 100 naskah RUU Pasal 4, Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal. Partai Golkar tetap mendukung Pemerintah, Fraksi POJP setelah perubahan menjadi Pasal 9. saya bacakan setelah perubahan, Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk mempercepat peningkatan investasi Indonesia melalui usaha yang menarik bagi investor dan mendorong penguatan daya saing sistem perekonomian nasional. Fraksi PPP, Pasal 4 ditambahkan kata adil. Setelah perubahan, Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif dan adil bagi penanaman modal. Partai Demokrat, menjadi PasaJ 6. Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal tanpa perkecualian. PAN tetap. Kebangkitan Bangsa, perubahan redaksional, setelah perubahan Pasal 4, Pemerintah menetapkan rencana umum penanaman modal sebagai dasar penyelenggaraan penanaman modal. Fraksi BPO menambahkan kata nasional dan usaha, Pasal 4 Ayat (1), Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya ikJim usaha nasionaJ yang kondusif bagi penanaman modal.

Kami persilahkan Fraksi POIP? Fraksi Golkar?

Silakan Golkar dulu.

ANGGOTA F-PG (NU5RON WAHID, 55) : Terima kasih Ketua.

GoJkar tetap dengan asumsi dan berargumentasi bahwa kalimat yang kondusif itu sudah mengandung aspek dan makna menarik, kemudian atraktif dan tentunya itu yang namanya kondusif sudah masuk dalam konteks mampu berdaya saing sehingga kalimat kondusif adalah sangat luas segala-galanya apa yang diusulkan oleh Fraksi-fraksi yang lain tanpa kami harus tidak menghormati dan kami sangat menjunjung tinggi pada dasarnya sangat substansi dan filosofisnya sama kalimatnya adalah unsur-unsur daripada kondusif antara lain adalah:

1. Berdaya menarik.

2. Tercipta suasana yang aman.

3. Adil

4. Berdaya saing.

Semua itu adalah unsur-unsur daripada kondusif.

Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAP AT : F-POIP?

ANGGOTA F-PDIP (H. IRMADI LUBI5) : Terima kasih Pak Pimpinan.

Saya kira lagi-Jagi Fraksi POI Perjuangan ini mengacu kepada pengalaman kita selama 40 tahun Undang-undang NO.1/1967 yaitu kemaslahatannya hanya bagi penanaman modal tidak ada untuk kemaslahatan bagi perekonomian didalam negeri dan tujuan kita bernegara yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. OJeh karena itu, kami kurang sependapat dengan RUU dari Pemerintah yang hanya untuk menciptakan iklim kondusif bagi penanam

ARSIP

DAN

DOKUMENTASI

Referensi

Dokumen terkait

Selain pengaruh dari luar yang dapat diukur sebagai besaran gaya seperti berat sendiri struktur, beban akibat hunian, pengaruh angin atau getaran gempa, tekanan hidrostatik air

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, Terdapat 10 titik longsor yang tersebar di Kabupaten Gorontalo Utara dan terjadi di Desa Putiana, Desa Ilangata, Desa

Mata pelajaran Bahasa Arab menjadi pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan Al-Irsyad; (3) penanaman nasionalisme keturunan Arab melalui sistem pendidikan

Dari beberapa materi ada 3 materi sampai dengan tadi pukul 18.30 Panja menyelesaikan rapatnya belum tertuntaskan di tingkat Panja yakni yang berkaitan dengan posisi atau

Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta dan penopang dunia, Tuhan yang telah memberikan berkat dan rahmat dalam penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Penilaian

Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian pelabuhan mencangkup pengertian sebagai prasarana dan sistem, yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja terdiri dari area

Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi suhu, semakin besar laju alir udara dan semakin lama waktu oksidasi mengakibatkan semakin besar pengurangan warna..

Sehingga peneliti akan menggunakan triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatuinformasi yang di peroleh melalui waktu