• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINS! PAPUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINS! PAPUA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT

PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINS! PAPUA

Tahun Sidang

Masa Persidangan

Rapat ke

Jenis Rapat

Dengan

Sifat Rapat

Hari/tanggal

Pukul

Tempat

Ketua Rapat

Sekretaris Rapat

Acara

Hadir

2001-2002

I

7 (tujuh)

Rapat Kerja

Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah

Terbuka

Minggu, 21 Oktober 2001

16.50

WIB sampai dengan

02.15

WIB

Ruang Rapat Pansus D Lantai III Gedung

Nusantara II

Drs. Ferry Mursyidan Baldan .

Juliasih, S.H.

1. Laporan Hasil Pembahasan Panja ke Pansus.

2. Pembacaan Naskah Rancangan

Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi

Papua.

3. Sambutan Pemerintah.

1. Anggota Panitia Kerja :

dari

25

orang Anggota Pansus

2. Pemerintah :

Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah

Hari Sabarno, S.l.P., M.B.A., M.M

Pejabat Eselon I Inter Departemen dan staf

(2)

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Bapak lbu sekalian setelah kita menskors rapat kita tadi pagi pukul 4.00 WIB. dan kita lanjutkan pada pukul 4.00 WIB. ini, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. kurang 10 menit. Dan tugas kita adalah yang pertama merecheck kembali dari apa yang sudah tertuang di dalam naskah yang sudah dibagikan kepada Bapak, lbu sekalian. Yang pasti saja di penutup evaluasi belum berubah, itu satu temuan yang langsung bisa kita lihat. Mungkin karena nggak sempat atau bagaimana tapi semalam kita sudah ada rumusan barn tentang evaluasi itu. Tingkat pada akhir yang dimulai pada akhir tahun ketiga. Jadi itu masih, yang dua tahun.

Yang kedua adalah, saya minta kepada Pimpinan ada pendapat dan pandangan dari Bapak lbu sekalian termasuk Pemerintah soal penjelasan. Meskipun beberapa bagian sudah dicoba ada yang dibuat dalam rumusan penjelasan dan ada beberapa bagian ketika kita menyepakati pasal sudah ada yang kita beri substansi penjelasannya, ada yang sudah kita rumuskan langsung penjelasannya. Itu juga yang saya minta pendapat apa yang kita harus lakukan itu. Sementara Raker akan kita lakukan pada malam ini. Silakan Pak Ketua mungkin ada pandangan khusus.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Saya kira sudah baik, tinggal kita lihat bersama-sama hanya mengenai, ada TNI sedikit, keuangan, saya tinggal itu. Saya kira tidak ada lagi dari Pemerintah lantas tinggal penjelasan kalau sudah berarti kita nanti pukul 7.00 WIB. sudah bisa mengesahkan ini, RUU bersama dengan Pemerintah. Artinya Pansus Pleno berangkat saya tidak ada lagi keluhan. Teruskan saja.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Terima kasih Ketua. Silakan Pemerintah.

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR. IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Terima kasih Pimpinan. Kami sudah berkomunikasi dengan Pak Menteri dan beliau sudah berangkat dari Bandung dengan pesawat, mudah-mudahan tepat waktu datang di Jakarta dan beliau bisa bergabung pukul 7 .00 WIB atau pukul 7 .30 WIB sesuai order Panja. Beliau bilang siap pukul 7.00 WIB at~u pukul 7.30 WIB. Kemudian berkenaan dengan materi ini tentu kita menyisir satu persatu supaya penampilan dan

(3)

sistematikanya semakin manis cantik dengan mederivasi kesepakatan-kesepakatan. Yang sudah kami temukan misalnya di halaman 9 Ayat (1)

Pasal 7 huruf c Jakarta angka 5 dan 6 itu sepertinya bahasanya kurang nyambung, kalau dibaca diatasnya nanti belum, kita catat saja dulu. 11

Melaksanakan pengawasan terhadap memperhatikan, 11

itu kan tidak manis. Kemudian di halaman 10, ya nomor 5 dan 6, say a kira sama, " ... pengawasan terhadap memilih, 11

kan tidak pas itu, nanti Kita disalahkan oleh generasi yang membaca ini.

PEMERINTAH (DIRJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEPKEH DAN HAM/PROF. DR. ABDUL GANI, S.H.) :

Pimpinan sidang supaya agak sistematis kita dari awal.

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Temuan kami ini kita inventarisii barn kita mulai dari depan lagi bagaimana.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

J adi maksudnya sekarang kesempatan membaca dilihat nanti kalau ada yang masing-masing kita boleh mengajukan, tapi saya belum dapat juga penjelasan.

PEMERINTAH (DIRJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEPKEH DAN HAM/PROF. DR. ABDUL GANI, S.H.) :

Kalau untuk penjelasan barangkali seperti pengalaman Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang ada untuk isu kita anggap sementara dulu bagaimana kalau tidak sempat barn besok setelah duduk lagi tim bersama-sama menyelesaikan.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY M_lJRSYIDAN BALDAN) :

Tapi setidak-tidaknya menurut pandangan kami pada saat ini kita juga sudah membuat sebuah bahan dasamya, baru nanti kita sempumakan kita buat kesepakatan bahwa itu kita selesaikan. Ketua, pengalaman yang lalu mandat penuh nanti.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Secara yuridis bagaimana bentuk mandat penuhnya apakah harus Iewat Paripuma atau tidak usah lewat Paripurna ?

(4)

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Kalau yang kemarin Provinsi Nangroe Aceh Darussalam itu pengalamannya tetap kita ajukan dengan penjelasan-penjelasannya tapi kita melihat bahwa ini belum sempuma. Kita punya waktu sampai dengan ketika nanti Pimpinan DPR mengirim undangan ini kepada Presiden. Tidak lama-lama 2 atau 3 hari untuk dibuat surat pengantar ketika , i:lisampaikan kepada Presiden sudah yang net, itu juga nanti di dalam

Tim Perumus yang ditunjuk itu mandat penuh.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT):

Tapi maksud saya Saudara Pimpinan, tidak perlu di Paripuma diberitahukan ada proses begitu?

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Tidak usah. Yang penting diantara kita ada standing, kalau di antara tidak ada standing apalagi di luar.

F. KKI (DRS. ANTHONIUS RAHAIL) :

Pak Ketua, temyata setelah tadi pagi bangun lebih segar karena bangun jam 11, baru saya berpikir bahwa temyata yang lrian ini 10% bukan 80%, baru aku sadar, karena yang 70% sudah hak itu. Jadi Ketua, .masa minta 10% saja tidak bisa.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Untuk yang penjelasan kita sudah coba merumuskan apa yang dihasilkan Panja dan juga penjelasan dasar ketika RUU ini kita sampaikan kita campur <lulu dan kita dengar Pemerintah menyiapkan. Pandangan saya kita campur saja kita susun sebuah draft penjelasan sehingga malam ini sudah bisa difotokopi/diperbanyak. Nanti penyempumaannya yang _kita lakukan besok hari. Kita campur dulu mungkin penyesuaian kalimatnya tapi sudah pada posisi yang benar. Jadi "dan" nya itu di "c" ya, setelah titik koma.

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Begini Pak, ada perbedaan di kepolisian kalau menyebut pasal semuanya pakai dalam, dalam pasal dan dalam ayat. Tetapi karena ada kesepakatan di sini ada profesor 2 orang dan kita kaitkan dengan di

(5)

lembaga legislasi memang kalau pasal dalam pasal kalau ayat pakai pada ayat. Tetapi untuk kepolisian semua pakai dalam.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Kalau ini masih miring semua barang ini. Kenapa Pasal 33?, ini tadi malam seingat saya diganti "oleh"nya."dari" dan "nya." Hilang kemudian Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38. Pasal 36 nomor 2 ayat (2) ada ayat ( 4) memang masih miring karena pasalnya belum tegak.

F. PDKB (PROF. DR. ING. K. TUNGGUL SIRAIT) :

Pak Ketua, Pasal 36 ayat (3) itu pertanggungjawaban APBD untuk desentralisasi dan pertangungjawaban untuk ekon masing-masing sudah ada Peraturan Pemerintah-nya. Jadi menurut hemat kami sesuai peraturan perundang-undangan yang Ayat (3) itu, diatur dengan Perdasi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Karena 108, 105, 106 Peraturan Pemerintah-nya. Jadi acara " ... dalam rangka anggaran pendapat belanja provinsi diatur dengan Perdasi sesuai · Peraturan Perundang-undangan" Karena ini akan menjadi suatu integrated foformasi keuangan nasional.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Waktu sudah pukul 6 lebih 5 menit, Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42, dan Pasal 43, itu Pasal 40 perizinan atau perijinan? Z atau J?

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Sama Pak, mohon kembali ke halaman 18 itu di Pasal 35 ayat (6) Peraturan Pemerintah tentang bantuan luar negeri sudah keluar juga, jadi sama dengan Perdasi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

F. KKI (DRS. ANTHONIUS RAHAIL) :

Pak Ketua, apa yang disampaikan oleh Pemerintah bisa kita pahami supaya tidak bertentangan dengan ketentuan yang sudah berlaku tapi ketika ini setiap hari di mass media juga keluar ini dan di daerah juga sudah membaca. Hari ini pesan yang kami terima bahwa temyata otonomi khusus keluar tetapi yang ada di sini akhimya diatur juga oleh Pemerintah Pusat. Kesan masyarakat sudah seperti itu, yang hari ini berjalan. Saya pikir yang sudah kita lakukan di atas semuanya sudah masuk di Peraturan Perundang-undangan. Jadi kesepakatan kita ini masih kita tambah lagi dengan itu hampir semua ayat-ayat di dalam pasal ini semua sudah

(6)

perundang-undangan. Kesan di masyarakat itu memang kita hanya mendapat otonomi khusus tetapi seluruhnya diatur oleh Pemerintah Pusat.

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Pak Ketua, memang mengenai baik pinjaman luar negeri maupun bantuan luar negeri ini selalu menjadi topik sidang-sidang CGI bahkan dalam sidang CGI Oktober tahun lalu di Tokyo menjadi isu yang hangat oleh negara-negara donor. Di dalam diskusi di Tokyo tersebut justru negara-negara donor keberatan terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 sendiri. Karena mereka mengatakan untuk berhubungan dengan Indonesia berhubungan dengan satu negara berdaulat tidak dengan masing-masing daerah. Sehingga dalam Loi IMF itu masuk mengenai hal ini. Terima kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Kalau ada suara-suara seperti itu saya kira dari luar selalu menghendaki yang paling mudah, buat mereka, tetapi kita lihat negara-negara lain. Jadi kesediaan IMF, CGI dan sebagainya itu saya kira tidak hams otomatis kita patuhi tidak semua yang mereka minta. Sekarang ini juga hampir semua syarat-syarat CGI bukan main banyaknya, kalau semua itU' kita patuhi hampir menjadi negara jajahan kita. Kebetulan saya ngomong sama Kwik kemarin, wah kalau begini Kwik bagaimana saya bilang semua-semua harus, pinjaman apapun sekarang, dari swastapun harus pertimbangan CGI. Misalnya dari Islamic Development Bank mereka mau kasih pinjaman sesuatu harus dengan persetujuan CGI dan sebagainya. Saya kira juga harus ada sikap Pemerintah soal seperti ini supaya kita jangan terlalu patuh begitu saja. Terima kasih.

F. KKI (DRS. ANTHONIUS RAHAIL) :

Kami mau tambahkan sedikit saja, misalnya bantuan dari Pusat dalam APBD saja dari Pusat menunjuk di Tingkat I penggal dia selokan got di daerah itu Tingkat I. Padahal di sini kalau diserahkan pada daerah sudah terpikirkan untuk pekerjaan tidak usah Tingkat I lagi semua di Tingkat II bahkan ke tingkat kecamatan dan kampung. Jadi ada keleluasaan untuk menentukan pembangunan berdasarkan prioritas di daerah-daerah. Sedangkan ketentuan di Tingkat Pusat itu banyak sekali dikerjakan di Tingkat I saja, ini yang membuat dalam operasionalisasi kegiatan bertumpu pada Tingkat I jadi tingkat Kabupaten dan Bupati

(7)

kadangkala tidak diberitahu kalau ada masalah baru Bupatinya terlibat.

Ini kenyataan-kenyataan yang secara operasional masyarakat melihat tidak

efektif dalam pelaksanaan pembangunan itu sendiri.

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Kami justru membacanya keleluasaan itu diatur dalam Perdasi ini,

inilah yang mengapa menjadi topik. Saya kira ini juga akan menjadi

topikjuga di bulan November, CGI

meeting

di Jakarta. Hal-hal mengenai

pengelolaan pinjaman luar negeri. Karena banyak pengalarnan banyak

negara berkembang yang ban yak daerah justru

bail out

karena perubahan

nilai tukar yang sangat tidak terkendali karena justru pinjaman luar negeri

ini. Ke depan apakah kita secara makro pengembalian pinjaman luar

negeri itu justru untuk mengamankan secara nasional. Terns terang nanti

karni harus menunggu ternan dari Departernen Keuangan untuk hal-hal

yang seperti ini dikaitkan dengan isu intemasional bukan semata-rnata

pendapat IMF tetapi empirik banyak dialami negara Amerika Latin yang

memang mengalami persoalan · seperti ini. Terima kasih.

F. PDKB (PROF. DR. ING. K. TUNGGUL SIRAIT) :

Terirna kasih. Saya kfra mengenai Perdasi dan sebagainya sudah

dijawab di dalam Bab Pengawasan Pasal 67 dan Pasal 68 apakah harus

kita ulangi sesuai dengan peraturan perundangan? Sebab saya baca di

sini dalam Pasal 67 ada pengawasan hukum kemudia:n Pasal 68 ayat (2)

Pemerintah berwenang melakukan terhadap Perdasus dan Perdasi serta

Keputusan Gubemur. Saya kira dengan demikian cukup jelas di sini jadi

tidak perlu lagi diulang-ulang lagi di masing-masing ketentuan-ketentuan

yang menyangkut Perdasi dan Perdasus sehubungan dengan reaksi

masyarakat di Papua sekarang. Saya kira secara psikologis saja toh sudah

dijawab di sini. Tetapi di Ayat (3) masih tetap juga dia.

F. PG (MARTIDNA MEHUE WALLY, S.E.) :

Pak Ketua, Pasal 35 ayat (4) sudah mengikat pinjaman dari sumber

luar negeri Provinsi Papua hams mendapat pertimbangan dan persetujuan

DPRD dan Pemerintah dengan berpedoman peraturan

perundang:-undangan. Padahal itu kan · sudah mengikat.

PEMERINTAH:

(8)

adat? "Pelaksana hak ulayat sepanjang menurut kenyataan yang masih ada dilakukan oleh penguasa adat." Pasal 43 ayat (3) halaman 20.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Pas al 48, Pas al 49, Pas al 50? Kalau bis a terns Pas al 51, Pas al 52, Pasal 53?

PEMERINTAH:

Terlalu banyak koma, Ayat (2) menurut kami, ketentuan komanya hilang, pengadilan adat disusun menurut koma lho kok di sini ada?

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Wakil Pemerintah yang kami hormati, Saudara-saudara Anggota Pansus. Kami sangat bergembira bahwa Saudara Menteri bisa sampai di tempat kita dan tadi dikatakan oleh Saudara Dirjen Sudarsono belum datang. Saudara Dirjen menyampaikan kepada kami setelah tiba Bapak mau dilaporkan atau mendengarkan brief dan saya tidak tahu bagaimana Bapak Menteri dan saya kira kita wakil Pemerintah telah lengkap sekarang.

. Pada malam ini juga merupakan Rapat Pansus dan semua fraksi hadir tidak satupun fraksi yang tidak hadir dan Anggota Pansus yang hadir juga memenuhi kuorum dan oleh karena itu saya kira rapat Pansus dapat dibuka dengan resmi.

(RAPAT DIBUKA)

Dan terbuka untuk umum sesuai dengan tata tertib kita. Artinya kalau rapat Panja itu tidak terbuka untuk umum, kalau rapat Pansus terbuka untuk umum. Saudara-saudara saya kira kita telah bekerja ditinggalkan oleh Saudara Menteri bukan ditinggalkan karena Beliau tidak mau datang tapi memang tidak diharuskan oleh mekanisme kita . . Beliau sudah datang hari ini rencananya semula Menteri siap dijadwalkan Kamis yang lalu rapat Kerja tetapi karena begitu pentingnya Rancangan Undang-Undang ini maka jam-jam yang diperlukan tambah banyak. Bahkan sebelum inipun hari Sabtu Minggu bahkan hari libur pemah Isra' Mi'raj dengan persetujuan semua kami gunakan untuk Rapat Panja dan kemudian Rapat Pansus ini. Jadi itu betapa Saudara-saudara Anggota Pansus dan Wakil Pemerintah bersungguh-sungguh mau menyelesaikan

(9)

Rancangan Undang-Undang ini.

Saudara-saudara saya kira saudara Menteri sehat-sehat aturan mau

naik kereta api kemarin dipaksa oleh teman-teman melalui Wakil

Pemerintah di sini mesti naik helikopter atau pesawat. Tapi datang Wakil

Pemerintah di sini bilang dalam rangka menghemat mendukung

Pemerintah di bawah Pimpinan Megawati yang PDl-Perjuangan, itu suara

Pemerintah bukan suara kami, maka kami akan menghemat kata mereka

itu. Oleh karena itu rencananya semula Saudara Menteri akan datang

dengan kereta api tetapi karena kami bilang secepatnya Saudara Menteri

bisa datang dengan pesawat terbang walaupun resikonya dari Bandung

ke sini orang tahu membayangkan. Tadi kami berdua tidak

bersama-sama tapi sendiri-sendiri Saudara Menteri sampai dengan selamat

di sini.

Saudara-saudara sekali lagi terima kasih bahwa kita bersyukur kepada

Tuhan supaya menyertai Saudara Me!lteri dan menyertai kita dapat

selamat datang di rapat kita ini. Saudara-saudara setelah lama Panja

bekerja di antara Panja itu ada rapat-rapat Timus, yang dipimpin oleh

Bapak Effendy Choirie, beliau itu kalau belum datang bahan dari Panja

dia menyempatkan tidur sebentar. Kalau sudah datang bahan dari Panja

dia merumuskan dengan beberapa Anggota Pansus yang ditugaskan

menyertai beliau dan ahli bahasa sehingga hari ini dia mengajari kami

baru dua hari belajar Bahasa Indonesia yang baik seakan-akan sudah

lebih pandai dari kami semua Bahasa lndonesianya. Mengenai titik koma

dimana tempatnya dan sebagainya, Pak Effendy Choirie. Padahal tadi

pagi pukul 04.00 WIB hams selesai pukul 06.00 WIB pagi dia hams ke

Surabaya, saya bilang supaya dibikin 3 lapangan terbang di Jawa Timur,

satu di Malang, satu di Jember di samping Surabaya supaya Saudara

Effendy Choirie mengkonsolidasi Jawa Timur gampang.

Saudara-saudara supaya tidak memperpanjang saya kira saya

persilakan Pimpinan Panja dalam hal ini Bapak Ferry untuk

menyampaikan apa yang telah kita kerjakan selama Panja untuk

didengarkan oleh Pleno Pansus bersama Pemerintah dalam hal ini diwakili

oleh Bapak Menteri Dalam Negeri. Silakan Saudara Ferry.

KETUA RAPAT (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Terima kasih Ketua.

(10)

Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita sekalian.

Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri selaku Wakil

Pemerintah beserta staf jajarannya, Bapak Ibu sekalian Anggota Pansus

RUU Otonomi Khusus Papua, Ketua Pak Sabam, Wakil Ketua Pak

Effendy Choirie dan hadirin yang saya hormati.

Pertama, tentu saya bersyukur pada malam ini kita bisa

menyelenggarakan Rapat Pansus sebagai bagian akhir proses perumusan

Rancangan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Kesungguhan kami

dalam bersyukur ialah karena memang barn tadi pagi pukul 04.00 WIB

kita selesai semua menuntaskan Rapat-rapat Panja itupun sudah ada

beberapa sambil merem, saya pikir meremnya itu sungguh-sungguh

merem tetapi begitu merem diikuti suara berarti sudah tidak mendengar

sama sekali.

Jadi Bapak Ibu sekalian sesuai dengan jadwal pada kesempatan kali

ini izinkan kami selaku Pimpinan Panitia Kerja melaporkan basil

pembahasan materi Rancangan Undang-Undang yang ditugaskan oleh

Pansus kepada Panja. Sebagaimana diamanatkan oleh Panitia Khusus

yang lalu Rancangan Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi

Papua terdiri dari 80 pasal, 208 ayat, yang terbagi dalam 433 DIM yang

diajukan oleh Pemerintah. Dari sejumlah DIM tersebut 79 DIM sudah

dapat langsung disetujui sedangkan 342 DIM dilimpahkan untuk dibahas

leblh lanjut dalam Panja yakni DIM-DIM yang berkaitan dengan MPRP,

lambang daerah, partai politik, keuangan, perekonomian, kepolisian,

kekuasaan peradilan dan kejaksaan, dan pembangunan berkelanjutan dan

lingkungan hidup, sosial, pengawasan dan peralihan serta ketentuan

penutup. Panitia Kerja sudah menyelesaikan tugasnya selama 8 hari dari

4 hari yang dijadwalkan. Dari penugasan tersebut rapat sudah

dilangsungkan siang malam kemudian tidak mengenal lagi hari libur dan

waktu-waktu yang seharusnya biasanya digunakan untuk beristirahat.

Namun saya kira keseluruhan dan komitmen yang ditunjukkan oleh

seluruh Anggota Panja membuat semua ini berlangsung dengan baik.

Saudara Menteri, Bapak Pimpinan yang saya hormati. Selama

Rapat Panja pun kita mengalami atau mendapat beberapa hal atau berita

yang bersifat musibah yang kita dengar di antaranya adalah isteri dari

Saudara Patrice Morin kemudian ayah dari Alex Hasegern kemudian

salah satu mantan Gubemur Jacob Pattipy, kemudian juga kita mendengar

dari dua orang Anggota Panja yakni suami dari Ibu Christina dan suami

dari Ibu Nurdahri juga mengalami serangan jantung tetapi beliau berdua

(11)

menunjukkan kehadirannya. Kita pada kesempatan pertama setelah

mendengar itu juga sudah berdoa atas nama kita semua bagi keluarga

yang ditimpa musibah.

Bapak Menteri dan Bapak, Ibu sekalian, saya ingin menggambarkan

dan menginformasikan itu sebagai gambaran bahwa memang komitmen

yang ditunjukkan oleh Anggota Pansus, saya kira bukan meninggalkan

hal yang pokok tapi menyerasikan antara kegiatan kewajiban dengan hal

yang sudah ada sebelum menjadi Anggota Pansus, ini suatu yang

menggembirakan kami.

Guna menyempumakan materi yang diamanatkail oleh Pansus yang

lalu maka sudah disetujui dibentuk Panja dan Tim Perumus yang sekaligus

melaksanakan tugas-tugas Tim Kecil dan Tim Sinkronisasi yang langsung

dipimpin oleh salah seorang pimpinan yakni Saudara Effendy Choirie

yang berlangsung selama dua hari sejak tanggal 19 Oktober 2001 yang

diparalelkan dengan Rapat Panja setelah Panji;J. menyelesaikan semua

tugas-tugasnya. Sehingga ada hal yang menarik ketika Rapat Tim Perumus

sedang berlangsung ada beberapa bahan yang masuk ke Tim Perumus

tanpa ada konfirmasi dari Pimpinan itu Effendy Choirie bilang ini sama

saja dengan selebaran gelap. ltulah upaya-upaya yang dilakukan

mekanisme rapat-rapat tersebut dilaksanakan pada pagi, siang, malam

dan dilakukan pada hari-hari libur bahkan yang terakhir seperti saya

sampaikan tadi berlangsung sampai pada pukul 4 sehingga semua sampai

ke rumah kembali ketika orang baru mulai melek dari tidur malamnya.

Di semua itu tentu menunjukkan bahwa inilah hal yang bisa kita lakukan

atau kami lakukan dalam upaya mencapai, mudah-:-mudahan menjadi

bagian terbaik bisa merespon dan mengakomodir semua keinginan dan

aspirasi yang berkembang dari masyarakat Papua.

Sidang Panitia Khusus yang kami hormati, perlu juga kami laporkan

bahwa pembahasan Rapat Panitia Kerja dalam Rapat Tim Perumus atau

Tim Kecil maupun dalam Tim Sinkronisasi bf:rlangsung dalam suatu

suasana yang kadang-kadang menarik artinya memanas tapi kemudian

kembali lagi mereda dan ini adalah bagian dari dinamika yang akhimya

melahirkan beberapa kesepakatan-kesepakatan. Semua Anggota Dewan

dan jajaran Pemerintah yang tergabung dalam Panitia Kerja telah

menunjukkan suatu keingirum dan tekad dengan cara dan gaya serta

karakter masing-masing menampilkan peran sertanya. Setiap masalah

yang muncul dibahas secara mendalam dari semua aspek dan pemahaman

yang dimiliki oleh Panja.

(12)

Rancangan Undang-Undang ini juga disikapi secara kritis oleh setiap Anggota Panja. Beberapa hal yang perlu saya sampaikan adalah bahwa ada 3 materi yang sebelumnya sudah disetujui oleh Pansus kemudian atas kesepakatan Panja kita ubah rumusannya tanpa menghilangkan substansinya yakni yang ada dalam ketentuan umum, pada Bab I Pasal 1 huruf f yang mengatur tentang DPRP. Sesuai dengan rumusan yang terakhir yakni menghilangkan kata-kata dari unsur pembentukannya atau wakil-wakil yang duduk jadi anggota. Ini dimaksudkan untuk bisa mengakomodasikan pembahasan kita pada Bab-bah di batang tubuh.

Kemudian pada Pasal 49 ayat ( 1) juga sudah disahkan, tugas Kejaksaan dilakukan oleh Provinsi Papua sebagai bagian dari Kejaksaan Agung semula menjadi hanya Kejaksaan saja karena Kejaksaan di Provinsi Papua bukan Kejaksaan Agung untuk tingkat pusat di Provinsi ada Kejaksaan Tinggi dan di Kabupaten atau Kota ada Kejaksaan Negeri.

Kemudian di Pasal 60 ayat (I) disempumakan juga bahwa menjadi "setiap orang berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak serta bebas memilih dan atau pindah pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuannya." Materi penting lain selain 3 ha] yang perlu kami laporkan itu di dalam kesempatan ini karena sudah disetujui Pansus dan kita ubah dalam atas kesepakatan Panja yang perlu kami laporkan dan me'minta persetujuannya. Materi penting lainnya adalah saya kira hal-hal yang berkaitan adalah MRP, Lambang Daerah, Perlindungan Hak Masyarakat Adat, HAM, Komisi Rekonsiliasi, Kekuasaan Peradilan yang mengakui dan menghormati Peradilan Adat, Pendidikan, Kesehatan.

Dari beberapa materi ada 3 materi sampai dengan tadi pukul 18.30 Panja menyelesaikan rapatnya belum tertuntaskan di tingkat Panja yakni yang berkaitan dengan posisi atau pandangan kita pendapat Panja dan Pansus dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 kemudian di Bab Kewenangan Daerah yang mengatur adanya kewenangan Pemerintah dalam hal ini TNI kemudian adalah berkaitan paling penting yang disebut sebagian Anggota Panja, jantung otonomi khusus, yakni Pasal 34 ayat (4) yang, berkaitan dengan angka 80%-20%.

Perlu juga kami laporkan bahwa di dalam pembahasan-pembahasan terhadap materi-materi lain saya kira juga ada yang langsung, bisa memasuki persetujuan kita dan ada juga yang melahirkan sebuah pendalaman-pendalaman, lebih jauh dan ada yang kita tunda, kita lobi dan kita bahas lagi dan akhirnya kita melakukan, proses checking terhadap

(13)

semua kemudian terakhir tadi sore adalah proses penyempurnaan dan

pengkonfirmasian semua yang telah kita rumuskan.

Bahkan di dalam bagian-bagian akhir, suasana kita sudah jauh lebih

baik karena ada sesuatu kelegaan sesuatu rasa syukur kita bahwa kita

sudah menyelesaikan bagian akhir dari proses perjalanan Panitia Kerja

yang memakan waktu 8 hari ini telah terumuskan di dalam rumusan

naskah Rancangan Undang-Undang. Dari segi jumlah pasal hanya

berkurang 1 pasal dari semula 80 sekarang 79, namun ada beberapa

pasal yang kita lakukan proses struktumya diperbarui dan ada hal-hal

yang kita atur baru atau muncul sebagai sebuah bagian dari pasal. Dan

basil Rapat Kerja yang disusun dalam draft RUU nanti akan dibacakan

sebagaimana juga sudah dibagikan ke hadapan Bapak dan Ibu sekalian.

Demikian Saudara Menteri beserta segenap jajarannya, Bapak, Thu

sekalian yang saya hormati lengkapnya apa yang menjadi keputusan

tertuang di dalam naskah yang ada di hadapan Bapak, lbu sekalian.

Tentu kami atas nama Pimpinan Panja mengucapkan terima kasih atas

peran serta kesungguhan dan komitmen yang tiada henti ditunjukkan

dengan suatu suasana saling menyemangati yang tanpa ada kesadaran

untuk saling menyemangati kita mungkin diawalnya banyak hambatan.

Tapi saya kira semua ilmu dikerahkan Pak Menteri sampai Profesor

Budi Harsono pun mengeluarkan ilmu bagaimana tidak bilang, bagaimana

mengecilkan perut, bagaimana merayap di dinding, menghilangkan

pegal-pegal di punggung.

Tadi ada pertanyaan Pak Effendy bagaimana menghilangkan sariawan

karena semua ilmu diterapkan tapi masih sariawan, kata Pak Budi itu

belum sampai itu jilid 2. Jadi suasana demikian satu hal yang

menggembirakan bagi kita, demikian Ketua yang dapat saya laporkan.

Terima kasih, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat

malam dan salam sejahtera.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Terima kasih Pak Ferry. Say a kira naskah seluruhnya perlu kita ·

bacakan jumlah halamannya cuma 30 halaman, 29, sekretariat siapa yang

paling bagus suaranya, silakan Bapak baca.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO) :

Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia No ... .

Tahun ... Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. (Draft RUU)

tidak terekam.

(14)

F. PDIP (PAULUS MALOA SAUL DE ORNAY) : INTERUPSI

Pimpinan interupsi sebentar Pak. Sesuai dengan Amandemen UUD 1945, maka Pasal l 8a itu menjadi a besar bukan a kecil seperti yang tertera dalam draft ini begitupun Pasal l 8b, b menjadi huruf besar. Terima kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Baik nanti kita perbaiki. Teruskan dibaca.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO) :

(Draft RUU tidak terekam).

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT):

Sesuai kesepakatan kita memang harus demikian artinya sesuai dengan urutan, teruskan.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO) :

.... dengan persetujuan bersama ... (Draft RUU tidak terekam).

INTERUPSI:

Interupsi Pak Ketua, itu mestinya i belum m dan seterusnya berubah nomor urutnya

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Terima kasih, lanjutkan.

INTERUPSI:

Sebelum lanjut Pak Ketua, yang huruf g tadi " ... melandaskan penghormatan terhadap adat dan budaya koma pemberdayaan perempuan, huruf g, komanya hilang di situ. Terima kasih

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Teruskan membaca.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO) :

m. badan musyawarah kampung atau yang disebut nama lain .... (Draft RUU tidak terekam).

(15)

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO) :

... dalam kurung Provinsi Papua dapat memiliki lambang daerah sebagai .... (Draft

RUU

tidak terekam).

SEKRETARIAT (RENY):

Bab V Susunan dan Bentuk Pemerintahan .. .. (Draft

RUU

tidak terekam).

WAKIL KETUA PANJA (EFFENDY CHOIRIE, S.Ag) :

Pimpinan, pertanyaannya adalah setelah di "j" setelah titik dua daerah kenapa "dan"nya ada di sana ? Bukan pada k ? .. ,

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Baik terima kasih atas koreksinya? lanjut.

SEKRETARIAT (RENY) :

... dalam kurung 2 Pelaksanaan tugas wewenang sebagaimana dimaksud .... (Draft RUU tidak terekam).

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO):

Pas al I 0 dalam kurung I DPRP mempunyai kewajiban.... (Draft RUU tidak terekam).

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Ketua, Ayat (I) Pemerintah Provinsi saja, tertulis pemerintahan seharusnya Pemerintah tanpa an.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Timus mengatakan ya, betul. Silakan terns.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO):

Pasal 12, Yang dapat dipilih menjadi Gubemur dan Wakil Gubemur adalah .... (Draft

RUU

tidak terekam).

(16)

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

INTERUPSI

Bapak Ketua, interupsi, untuk Timus mohon perhatian, Pasal 15 ayat ( 1) huruf a melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan memfasilitasi kerja sama serta penyelesaian perselisihan atas penyelenggaraan pemerintahan antar Provinsi dan Kabupaten/Kota dan antar Kabupaten dan Kota. Untuk kata "antara" tadi malam sudah didiskusikan, berarti antara. Terima kasih.

WAKIL KETUA PANJA (EFFENDY CHOIRIE, S.Ag) :

Kalau antara itu kan, ya antar itu sejajar posisinya jadi Kabupaten dan Kota sejajar. Provinsi dengan Kabupaten itu antar, itu menurut bahasa.

PEMERINTAH (DIRJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEPKEH DAN HAM/PROF. DR. ABDUL GANI, S.H.) :

Sudah dibicarakan itu, sudah disepakati tadi malam antara. Sebab kalau antar berarti mengantar, bis antar kota mengantar orang antar kota. Kemudian ada antar di sini ada strip kalau ada strip pada ujung ....

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Saya kira kita sepakatlah kalau antara, antara begitu teruskan Saudara membaca.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO):

(Draft RUU tidak terekam).

PEMERINTAH (DIRJEN PKPD/DR MAHFUD SIDDIK, M.Si)

INTERUPSI

Sebentar, setelah Papua titik koma itu dikasih dan "untuk konsistensi" begitu usul tadi ada beberapa yang belum disesuaikan. Terima kasih.

Disesuaikan itu dari Pasal 8 huruf h, Pasal 14 setelah huruf i, Pasal 20 setelah huruf dan Pasal 21 setelah huruf b.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Lanjut dibaca.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO):

(Draft RUU tidak terekam).

(17)

PEMERINTAH (DIRJEN PKPD/DR. MACHFUD SIDIK, M.Si):

Sebentar, untuk konsistensi sebagaimana dimaksud, kalau ayat

sebelumnya kita sebut pada jadi sudah seragam sebelumnya, pada

Ayat (1) tidak dalam. Kalau pasal kita menyebut dalam.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Tadi disepakati sesuaikan dengan itu kalau pasal dalam pasal, kalau

ayat pada ayat. Kalau di Kepolisian semua dalam, tapi di sini tidak usah

pakai dalam. Silakan.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO):

(Draft RUU tidak terekam)

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Tata cara saya kira Perdasi, saya kira sudah disepakati. Terns.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO) :

(Draft RUU Pasal 25 tidak terekam)

PEMERINTAH (DIRJEN PKPD/DR. MACHFUD SIDIK, M.Si):

Mohon izin Pak Ketua dan Pak Menteri, nomor 2 konsisten dengan

yang atasnya dan ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1999 dibiayai langsung saja tidak pakai "dari dan atas beban

APBN." Teri ma kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Tadi sudah dicoret ini tapi bagus juga Pak Mahfud walau tidak ikut

mencoret sekarang mencoret lagi. Jadi sesuai usul Bapak tadi kami sudah

coret tapi belum tercoret. Terns.

SEKRETARIAT (RENY) :

(Draft RUU Pasal 34 tidak terekam)

PEMERINTAH:

Maaf Pak Ketua, ini kok jumping?

(18)

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Caranya begitu karena nanti setelah sehabis dibaca kami akan

memberikan kesempatan kepada Pemerintah untuk memberikan

kepastiannya sesuai dengan harapan rakyat Indonesia dan rakyat Papua

khususnya. Silakan baca.

SEKRETARIAT (RENY) :

( ... dalam kurung 10 pembagian lebih Ian jut ... (Draft RUU tidak

terekam). Kedua pendidikan dasar dan pelatihan umum bagi bintara dan

tamtama kepolisian ... (Draft RUU tidak terekam).

PEMERINTAH (DIRJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEPKEH DAN HAM/PROF. DR. ABDUL GANI, S.H.) :

Pak Ketua, Pasal 51 ayat (8) baris kedua dari bawah, saya bacakan

ayat (8): "Dalam hal permintaan pernyataan persetujuan untuk

dilaksanakan bagi putusan pengadilan adat sebagaimana dimaksud pada

Ayat (7) ditolak oleh pengadilan negeri, maka putusan pengadilan adat

sebagaimana dimaksud pada Ayat (6) menjadi bahan pertimbangan hukum

dalam memutuskan perkara bersangkutan."

Ini subyek hukumnya belum ada di sini itu harus ada pengadilan

negeri yang memutuskan perkara yang bersangkutan. Jadi ada kepastian,

kalau tidak disebut pengadilan negeri maka menjadi pertimbangan hukum

siapa? Jadi pengadilan negeri ini kalau ditolak, yang dibicarakan pada

waktu itu cuma ini tertinggal. Jadi rumusannya: "Menjadi bahan

pertimbangan hukum Pengadilan Negeri dalam memutuskan perkara yang

bersangkutan."

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT):

Tolong diulangi sekali lagi.

PEMERINTAH (DIRJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEPKEH DAN HAM/PROF. DR. ABDUL GANI, S.H.) :

"Menjadi bahan pertimbangan hukum Pengadilan Negeri dalam

memutuskan perkara yang bersangkutan."

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT):

Baik Saudara-saudara, saya kira diterima Pak Darsono? Lanjutkan.

(19)

F. PDIP (HJ. TUMBU SARASWATI, S.H.) :

Say a mohon penjelasan, di dalam Pasal 51 ayat (I) di sini dikatakan bahwa "Peradilan adat adalah peradilan perdamaian di lingkungan hukum masyarakat adat," Jadi peradilan ini merupakan suatu perdamaian atau mediasi para hukum adat itu sendiri. Berarti bila ada perdamaian tentunya tidak ada perkara pidana karena perkara pidana itu tunduk pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Sementara di dalam perkara pidana tentunya tidak ada perdamaian, paling tidak perdamaian itu akan meringankan hukum. Jadi mohon penjelasan apakah dalam perkara adat ini ada perdata maupun pidana karena selama ini saya tidak mengenal di dalam ilmu hukum yang saya pelajari di sekolah.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Baik, bagaimana rumusan terakhir apakah begini.

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Kita minta penjelasan sama ahli adat, khusus mengenai materi ini sebenarnya sudah dibahas panjang lebar antara Pemerintah dengan Panja sehingga mohon kalau masih ada pertanyaan substansial mengenai ini dijelaskan di antara Panja sendiri. Terima kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT):

Memang perundingannya sudah cukup panjang Bu Tumbu, memang sistem adatnya sudah dijelaskan oleh teman-ternan akan diusahakan dicapai perdamaian dan kalau sudah tercapai perdamaian, rnaka itu usaha yang tertinggi mernenuhi rasa keadilan masyarakat di Papua. Tidak ada rnasalah lagi Saudara-saudara? Baik, lanjutkan baca.

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SlJGIARTO):

Pasal 54, Pernerintah Provinsi Papua berkewajiban: .... (Draft RUU tidak terekam).

WAKIL KETUA PANJA (EFFENDY CHOIRIE, S.Ag):

Sebentar Pak, tadi nomor 5 tidak titik korna, titik. Nornor 5 tadi kan dibaca titik koma padahal titik saja.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Pasal 56 ayat (5) tidak titik korna tapi titik, silakan terus.

(20)

SEKRETARIAT (DRS,

T~TOT

SUGIARTO) :

(6) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) sampai dengan Ayat (5) ... (Draft RUU tidak terekam).

F. PDIP (PATANIARI SIAHAAN) :

Maaf, Pak kalau boleh Pansus memberikan komentar pada Panja dan Timus. Kita memahami ada namanya lex specialis dan lex genera/is, kebetulan di Pasal 15 sudah sangat spesifik dikatakan Tugas dan Wewenang Gubernur selaku wakil pemerintahan termasuk mengatasi dan sebagainya. Padahal pada Pasal 70 masih agak sumir yang mana mau dipakai sebab nanti kalau ada keputusan pelaksanaan sengketa antara Kabupaten dan Kotajuncto harus merefer kepada pasal-pasal ini. Mohon kalau bisa diklarifikasi mungkin mana yang lebih spesifik lebih kuat itu dipakai supaya tidak terlampau menimbulkan kerancuan pada saat pelaksanaan. Terima kasih atas perhatiannya.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Kalau Pasal 70 lebih rinci khusus mengenai perselisihan sebab itu juga menyangkut kerja sama dan penyelesaian perselisihan. Sedangkan di depan Pasal 15 di halaman 11 Tugas dan Wewenang Gubernur jadi bersifat umum. Dalam kerangka tugas koordinasi dalam menjalankan Tugas dan Wewenang Gubernur selaku Wakil Pemerintah. Di sini turut bekerja sama serta dalam penyelesaian perselisihan atas penyelenggaraan pemerintahan antara provinsi, kabupaten dan sebagainya. Diulangi ditegaskan dalam Pasal 70 perselisihan antara Kabupaten di dalam Provinsi Papua diselesaikan secara musyawarah yang difasilitasi, di sini ada juga disebutkan bahkan perselisihan itu diselesaikan tahap pertama dengan musyawarah. Dan musyawarah tadi juga cara penyelesaian yang disepakati yang terbaik difasilitasi oleh Pemerintah sebelum menempuh secara hukum. Kita juga dalam beberapa hal telah pernah menyatakan bahwa menempuh cara musyawarah mufakat adalah juga pengambilan keputusan misalnya ini contoh lain, dengan voting itu, adalah dua-duanya jalan demokratis dan konstitusional. Saya kira itu maksudnya Bapak Pataniari. Kalau demikian kalau bisa diterima bisa diteruskan membacanya.

(21)

SEKRETARIAT (DRS, TOTOT SUGIARTO) :

Bab XXIII Ketentuan Peralihan, Pasal 71 ayat ( 1) Gubernur, Wakil Gubernur, ... (Draft RUU tidak terekam).

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

... kerja daripada DPRD I dan II tadi dibicarakan sampai segini. Jadi kalaupun kita tidak lagi DPR kita rela penilaiannya setelah tidak lagi di sini.

F. PDIP (ALEXANDER LITAAY) :

Saudara Ketua, Saudara-saudara sekalian mungkin sekedar tambahan. Memang secara sadar Panja mencantumkan itu dengan asumsi bahwa undang-undang ini memang taruhan buat bangsa kita. Kalau ini macet komplikasinya kemana-mana, oleh sebab itu misalnya tadi malam ada pertanyaan pertanggung jawaban Gubernur bagaimana. Pertanggung-jawaban Gubenur sesuai Undang-Undimg Nomor 22 Tahun 1999 tetap jalan. Begitu juga institusi-institusi lain yang melakukan pengawasan, DPR Pusat misalnya, Sidang Tahunan MPR tetap melakukan tugas itu. Mengapa dipakai 2 tahun? Karena diasumsikan tahun pertama baru persiapan, sehingga belum bisa dilakukan penilaian supaya dijaga jangan sampai, sebab bisa saja begini Pak Pataniari, bisa saja undang-undang ini tidak jalan bisa sengaja bisa tidak sengaja. Bisa macet karena Pemerintah Pusat, bisa karena kontrol DPR tidak kuat, bisa saja Pemerintah Provinsi entah sengaja tidak sengaja macet di situ. Bisa macet di MRP, bisa macet di DPRD. Padahal kita tahu satu sub sistem macet bisa macet seluruh sistem padahal undang-undang ini taruhan. Kalau macet rakyat berontak minta merdeka padahal tidak ada solusi lain lagi, ini satu-satunya solusi.

Oleh sebab itu evaluasi kita anggap penting tahun-tahun disesuaikan, kalau tahun depan baru siap 2 Perda dari l 0 Perda yang dinginkan dilapor 2 Perda mengapa baru 2 dan seterusnya. Pokoknya Komisi Evaluasi itu sangat penting bahkan sebenarnya pihak Pemerintah berkeberatan pasal ini masuk, dengan alasan evaluasi jalan sendiri tidak perlu dicanturnkan di dalam undang-undang. Tapi teman-teman Panja meyakinkan Pemerintah dan Pemerintah rnenganggap ini urgen akhimya pasal mengenai evaluasi bisa masuk. Walaupun di undang-undang lain tidak lazim tapi karena kita anggap undang-undang ini taruhan, oleh

(22)

sebab itu kita anggap penting dimasukkan. Saya kira itu Pak Ketua terima kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Terima kasih Pak Alex, sekarang Pak Ferry tolong lapor.

KETUA PANJA (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN):

Saya kira yang pertama Pasal 71 untuk menegaskan kepastian tidak ada keguncangan terhadap semua sistem pemerintahan yang ada saat ini. Yang kedua adalah berkaitan dengan Pasal 75, 2 tahun dicanangkan mendorong bahwa DPRP dalam hal ini DPRD sekarang ini didorong melahirkan Perdasi dan Perdasus. Point 78 adalah semangat evaluasi bahwa kesungguhan untuk pelaksanaan undang-undang ini memang sungguh-sungguh seperti tadi disampaikan oleh Pak Alex, bahwa dalam rangka melakukan upaya evaluasi apa-apa yang tercantum secara baru dan khusus di dalam undang-undang ini bisa dilakukan oleh siapapun walau DPRDnya berganti. Evaluasi tiap tahun yang dimulai pada tahun ketiga.

F. PDIP (PATANIARI SIAHAAN):

Terima kasih sudah dijelaskan, pertanyaan kami adalah menyangkut Pasal 75 ini terkait dengan Pasal 71 apakah Perdasi pembentukan MPRP dan DPRP baru bisa setelah Pasal 71. Pertanyaan kami, kalau dibaca dari awal karena ada pembentukan DPRP dan MRP terkait dengan Pasal 75 paling lambat dilakukan 2 tahun. Sedangkan Pasal 71 seluruh perangkat provinsi sekarang ini berumur 2006 apakah artinya MRP dan DPRP itu harus menunggu selesai masa jabatan Gubernur apakah bisa

simultan, ini mungkin perlu supaya nanti tidak timbul salah pengertian

di antara teman-teman, terima kasih.

KETUA PANJA (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Pertama DPRP adalah DPRD yang sekarang ini kita namakan dalam undang-undang ini DPRP. Yang kedua MRP dalam Pasal 72 jelas bahwa untuk pertama kalinya Gubernur dan DPRD yang sekarang menyusun syarat dan jumlah anggota.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Terima kasih Pak Pataniari teruskan ! 1254

(23)

SEKRETARIAT (DRS. TOTOT SUGIARTO)

Pasal 79, Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan ... (Draft RUU tidak terekam).

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Terirna kasih atas bacaan yang lengkap. Saudara-saudara pasal-pasal telah sernua dibacakan kecuali tiga hal yang belurn sekarang ingin saya tarnbahkan lagi.

F. PDIP (PATANIARI SIAHAAN) :

Sebelurnnya boleh Pak satu pertanyaan lagi. Halarnan 20 Pasal 45 dan Pasal 46, hanya ingin bertanya. Pasal 45 ayat (2) bagian akhir setelah pengadilan HAM ada dan Kornisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Provinsi Papua sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada Pasal 46 ayat ( 1) dalarn rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangs a di Provinsi Papua dibentuk Kornisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, apakah sama atau berbeda maksudnya.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT):

Saya kira sama Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang disebutkan di situ artinya perumusan yang tidak mudah mencapai ini kesepakatan. Artinya bagaimana ini disebutkan demikian jadi tidak ada kesengajaan untuk membuat salah, jadi yang Pasal 46 ini pembentukkannya sedangkan yang diatas adalah. 11

Untuk melaksanakan hal sebagaimana dimaksud pada Ayat ( 1) Pemerintah membentuk perwakilan Komisi Komnas HAM, Peradilan Hak Asasi Manusia, dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, sesuai dengan peraturan perundangan. 11

Dal am rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa di Provinsi Papua dibentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. 11

Yang di atas saja dicoret, terirna kasih Saudara Pataniari atas ketelitiannya. Saudara-saudara saya kira kita telah membacakan seluruhnya kecuali tiga hal yang tadi disebutkan.

F. KKI (DRS. ANTHONIUS RAHAIL) :

Satu Pak Ketua, halaman 3 konsideran mengingat berkenaan dengan apa yang tadi disampaikan amandemen UUD 1945 yang kedua, Pasal 18 a kecil menjadi A besar. Kemudian Pasal 18, b kecil menjadi B besar. Hal yang sama juga pada Pasal 28, dimana dalam amandemen

(24)

itu terdiri dari kurang lebih 9 ayat, jadi kalau ini kita sebut maka berarti

Pasal 28 juga kita mesti menyebut lengkap sesuai dengan amandemen

yang kedua. Jadi ada 28 B sampai 28 J, itu isi daripada Pasal 28. Jadi

sama dengan pasal yang sudah kita sebut di depan, itu saja.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Tapi kalau Pasal 28 itu mencakup A samp::ii terakhimya apa perlu

disebutkan semua apa tidak cukup menyebut Pasal 28 saja kecuali ada

yang tidak kita inginkan dicantumkan.

F. PG (DRS~ SIMON PATRICE MORIN) :

Ada misalnya disebut Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B ini sama

dengan Pasal 28, itu saja yang ingin kami sampaikan.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Tapi posisinya barangkali, siapa ahli, siapa dari PAH I yang hapal

benar ini. Kalau begitu sudah mengerti kalau Pasal 28 begitu sudahlah

begitu dululah.

F. PG (IR. S.M. TAMPUBOLON) :

Paling akhir di bawah, ini kan hanya konsistensi saja, diatur lebih

lanjut dengan Perdasi, ini satu-satunya yang pakai dalam, Pasal 62

ayat (4). Pak Ketua masih ada sedikit, halaman 7 Pasal 4 ayat (2),

otonomi khusus dengan huruf kapital. Otonomi Khusus itu sudah menjadi

ketentuan umum, jadi Otonomi Khusus sudah pengertian, pelaksanaan

Otonomi Khusus. Halaman 21, Pasal 48 ayat (3), kata dalam dengan.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Semua yang menyangkut begini disesuaikan yang mana pada yang

mana dalam, asal jangan semua dalam, dalam itu tadi sudah kita sepakati.

Baik Saudara-saudara dengan demikian, ada lagi Pak Morin.

F. PG (DRS. SIMON PATRICE MORIN) :

Pak Ketua, mengenai Pasal 45 tadi, saya kira Komisi Kebenaran

dan Rekonsiliasi itu masih tetap di pasal ini karena ada aspek-aspek

yang berkaitan dengan HAM juga di situ.

(25)

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Jadi tidak jadi dicoret, untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Pemerintah membentuk perwakilan Komisi Hak Asasi Manusia, Pengadilan Hak Asasi Manusia, dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Provinsi Papua sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dari Pak Pataniari mengusulkan dengan Ayat ( 1) Pasal 46 "Dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa di Provinsi Papua dibentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi". Apa tidak cukup apa yang di Pasal 46 ayat (1). Jadi ada 2 aspek tetap saja ini? Baik, Pak Pataniari begitulah ya. Tadi sudah dijelaskan dan karena sudah ditegaskan. Pak Lukas, silakan.

F. PDIP (PDT. LUKAS SABAROFAK) :

Halaman 2 huruf k, pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papua, saya pikir pengembalian nama Papua meilgganti nama Irian Jaya. Bahasa Indonesia mana yang benar di sini? ·

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Pengembalian nama Papua mengganti Irian Jaya, begitu? Kita mau bagaimana nama keputusannya persisnya, keputusan DPRD Provinsi lrian Jaya Nomor VII/DPRD/2000 tanggal 16 Agustus tentang pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papua.

F. PDIP (PDT. LUKAS SABAROFAK):

Tidak benar, jadi ini harus kita perbaiki.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Kita hanya inengutip keputusannya. Maksud Pak Lukas kalau bisa diperbaiki tapi tidak terlalu r~levan lagi Pak Lukas, jadi Saudara-saudara kalau tidak ada lagi tiga hal tadi kita akan bicarakan apa sekarang. Saya juga memberitahukan terlebih dahulu sebelum sampai ke 3 hal itu yaitu bahwa Panja dan Pemerintah telah menyiapkan Rancangan Penjelasan menjadi penjelasan dari undang-undang ini. Kita sepakat tadi di Panja bahwa rancangan ini akan dikerjakan seperti caranya menyelesaikan waktu itu penjelasan Undang-Undang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam, kira-kira direncanakan demikian.

(26)

Kalau diizinkan Tuhan Yang Maha Kuasa besok kita akan

mengesahkan undang-undang ini dan penjelasannya juga dianggap telah

disahkan tetapi untuk mengerjakannya/menyempurnakannya akan

ditugaskan sebuah tim untuk melakukannya dalam 1-2 hari sebelum

Ketua/Pimpinan DPR menyampaikan kepada Presiden naskah lengkap

Rancangan Undang-Undang berikut penjelasannya. Waktu tiba pada

Presiden/Pemerintah sudah dalam bentuk yang lengkap, itu rancangan

yang mau ditawarkan ke dalam Pansus ini tentang itu. Apakah kita sepakat

Saudara-saudara tentang itu?

(RAPAT SETUJU)

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Saudara-saudara, kembali kepada

3

hal tadi yang saya sebutkan

ialah di halaman 7 tentang Pemerintah mengatur penempatan barn relokasi

TNI yang sebenamya tadi siang dikatakan ada

2 rumusan altematif

tersedia untuk ini menolong kita menyelesaikan ini. Kedua, halaman 7

di bagian bawah angka 8, sesudah itu ada di konsideran, maaf halaman

4 lebih dahulu, di dalam konsideran yang tadi belum dibacakan yaitu

yang ke-14 tentang Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 mengenai

Pembentukan Provinsi-provinsi di sana. Yang dengan undang-undang ini

harus kita simpulkan bagaimana apakah tanpa merugikan terbentuknya

sudah beberapa Kabupaten-kabupaten yang disebutkan undang-undang

itu seperti Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak

Jaya dan Kota Sorong. Hal ini juga akan kita simpulkan sekarang karena

belum disimpulkan. Itu yang pertama sebenamya, yang kedua mengenai

TNI.

Yang ketiga, pada halaman 17 yaitu yang menyangkut masalah

lanjutan dari halaman 16 Bab IX tentang Keuangan. Kalau tadi kita

sudah memperhatikan bahwa yang dibacakan sampai dengan

1/3

halaman 17 yang ayat keempat belum dibacakan karena pada detik-detik

ini hal ini harus kita selesaikan sedemikian rupa untuk menguntungkan

rakyat Indonesia seluruhnya dan menggembirakan dan mensejahterakan

rakyat Papua, jadi itu yang mau kita capai. Jadi tiga hal itu

Saudara-saudara tentu kami, Pansus sangat mengharapkan kemajuan dan pasti

kami yakin ada kemajuan perumusan. Dari beberapa alternatif yang mau

disampaikan Pemerintah kepada kita malam ini, kami merasakan bahwa

Pemerintah memerlukan waktu sebenamya untuk memikirkan ini. Tetapi

(27)

kita tahu bahwa Pemerintah juga satu kesatuan yang mempersatukan seluruh pendapat, buat kita tidak ada Pemerintah kecuali satu Pemerintah dan kami yakin Bapak Menteri Dalam Negeri malam ini bisa menyampaikan sikap Pemerintah itu pada rapat kita sekarang, sehingga kita dapat menyelesaikannya ketiga hal tersebut sekarang ini. Sehingga kita dapat mempersiapkan sesudah penegasan itu barangkali kita berangkat pada kata akhir fraksi-fraksi yang semuanya hadir di sini dan sesudah itu kita tetapkan bahwa hal ini diterima untuk disampaikan pada sidang Paripurna besok hari.

Saya kira saudara-saudara Pansus barangkali semua sependapat karena kita sudah banyak sekali berdiskusi dan kita sudah sepakat dan kita dalam pertemuan dan rapat-rapat Pemerintah kadang-kadang ada hal yang tegang tetapi umumnya kita mencapai kesepakatan. Karena Pemerintah ingin membuat DPR berfungsi dengan baik tapi juga DPR sangat menginginkan Pemerintah sukses dalam menjalankan tugasnya. Kita sama-sama mempunyai tanggung jawab yang demikian besar. ltulah sebabnya Saudara-saudara kami sekarang memberikan waktu kepada Pemerintah atau barangkali kita skors dulu beberapa menit sebelum kita memberikan kesempatan kepada Pemerintah. Silakan Saudara Menteri.

PEMERINTAH (MENDAGRI DAN OTONOMI DAERAH/

HARi SABARNO, S.I.P., M.B.A., M.M.) :

Terima kasih Pimpinan Pansus, saya usulkan untuk diskors dulu 15-20 menit untuk mengendapkan pikiran-pikiran kita karena habis konsentrasi mengikuti membaca memerlukan energi sambil diskors kita bisa berkumpul beberapa orang melakukan lobi, yang menurut saya didiskusikan tidak terlalu panjang lebar. Seandainya sudah disetujui di lobi tinggal minta persetujuannya karena tinggal digali. Demikian Pimpinan Pansus, terima kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Jadi usul dari Pansus yang kita ajukan kepada Saudara Menteri sudah setuju dan sepakat, kalau sepakat semua kita skors dan kita lobi, teman-ternan yang biasa lobi dan pandai lobi mengambil tempat di sebelah kanan. Saya kira sudah tahu mereka berlobi sehingga sesuai dengan yang dikatakan Saudara Menteri mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Saya skors Rapat Pansus ini.

(RAPAT DISKORS)

(28)

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Saudara-saudara kita teruskan, kita cabut skorsingnya.

(SKORS DICABUT )

Terhadap 3 permasalahan yang tadi kita bicarakan dan disepakati

dilobi, maka pokok-pokoknya telah disepakati banyak hal khusus

mengenai konsideran 14 yang paling baik kita cabut dari konsideransnya.

Untuk lengkapnya untuk konsiderans dan TNI, rumusannya yang baik

untuk kepentingan kita semua baik wilayah Papua maupun TNI telah

ditemukan rumusannya. Silakan Pak Ferry bisa menyampaikan 2 hal itu

dulu.

KETUA PANJA (DRS. FERRY MURSYIDAN BALDAN) :

Terima kasih Bapak Ketua, Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya hormati.

Untuk rumusan pada Bab IV Pasal 4 ayat (8) sudah disepakati tadi

setelah melalui pembicaraan. "Bahwa Gubernur berkoordinasi dengan

Pemerintah dalam hal pelaksanaan kebijakan tata ruang pertahanan di

Provinsi Papua." Penjelasannya : Koordinasi Gubemur dengan Pemerintah

adalah dalam hal pelaksanaan kewenangan yang menyangkut kebijakan

tata ruang pertahanan untuk kepentingan pertahanan Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan pelaksanaan operasi militer selain perang di

Provinsi Papua. "Itu penjelasan pasalnya.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Ada catatan dari Pemerintah, silakan Pak.

PEMERINTAH (STAF TNl/SUGIHARTO) :

Sebentar ada tambahan sedikit. Mohon izin Pak, tadi sudah disepakati

dalam lobi kita mau meng-combine dari usulan Pemerintah maupun dari

Panja. Kami selaku wakil dalam hal ini TNI/Polri kami sudah menerima

masukan dalam pasal namun mohon barangkali supaya juga kita

sama-sama enak. Untuk yang masuk di dalam pasal nanti Gubernur

berkoordinasi dan seterusnya cukup sampai dengan kebijakan tata ruang

di Provinsi Papua tidak usah dijelaskan pertahanannya. Tadi kita sepakat

untuk penjelasan pasal baru di sana dikombinasikan antara usulan Panja

dan usulan Pemerintah sehingga untuk kewenangan yang menyangkut

ada kata-kata itu mohon dihilangkan sehingga ada di situ kita nanti muat

(29)

formulasi usulan Pemerintah maupun dari Panja. Kira-kira kalau saya

bacakan yang ada di dalam penjelasan: "Koordinasi yang dilakukan oleh

Gubernur dengan Pemerintah adalah dalam hal pelaksanaan kebijakan

tata ruang pertahanan untuk kepentingan pertahanan dan seterusnya tetap

sampai peraturan perundang-undangan. Di sini yang kami maksudkan

kewenangan yang menyangkut itu kita hilangkan karena dalam usulan

Pemerintah kewenangan yang berkaitan seterusnya adalah ... .

kebijakan tata ruang di Provinsi Papua. Barn dalam bab penjelasan kita

jelaskan di situ jadi adil artinya dari formulasi Bapak bisa diterima

formulasi kami Juga masuk.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Barangkali tidak menghilangkan itu Pak sekiranya ada pertahanan

menurut pengertian saya tidak menghilangkan bahwa masalah pertahanan

itu bukan urusan daerah. Tetap prinsipil bahwa,pertahanan, politik luar

negeri, keuangan dan fiskal, agama, peradilan tetap kewenangan yang

menjadi bukan kewenangan daerah. Saya kira dengan disebutkannya

pertahanan di sini kita tidak usah terlalu sensitif dengan ada pertahanan

di situ seakan-akan jadi hilang peranan Pemerintah dalam soal ini. Kalau

hilang pertahanan nanti suHt lagi menjelaskan yang dimaksud dengan

tidak adanya pertahanan di pasal adanya di penjelasan susah menjelaskan

begitu Pak.

PEMERINTAH (MENDAGRI DAN OTONOMI DAERAH/

HARi SABARNO, S.I.P., M.B.A., M.M.) :

Pimpinan Pansus, jadi biar di posisi Ayat (8) ada kata pertahanan,

hanya penjelasannya seperti yang diusulkan ini. Jadi tidak usah pakai

kata-kata yang menyangkut langsung "Dalam hal kebijakan tata ruang

pertahanan .... " Jadi kata pertahanan di Ayat (8) tetap tidak usah

penjelasannya disarankan seperti atau "Dalam hal koordinasi yang

dilakukan ... " juga bisa. Mungkin "dalam hal" nya satu saja ada dobel itu.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Baik Saudara-saudara rumusan ten tang pertahanan disetujui?

Besok pagi barangkali Pak Menteri bisa menjelaskan besok tetap

diselenggarakan sesuai jadwal artinya besok itu pengesahan penerimaan

Rancangan Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Papua artinya tidak

ada perubahan. Kita besok pagi berkumpul lagi mungkin

(30)

pukul 8.00 WIB pagi di tempat ini dulu, kita skors ini sebentar lagi kita

tidak tutup kita lanjutkan besok pukul 8.00 WIB pagi di tempat ini. Kita

mengharapkan akan ada rumusan yang tadi sudah dicoba dicari

bersama-sama tetapi akan lebih bisa dikonkretkan kalau ada lagi waktu sampai

besok pagi. Dengan demikian barangkali saudara Menteri bisa

menambahkan dari apa yang tadi telah kita sepakati. Silakan Pak Menteri.

PEMERINTAH

(MENDAGRI

DAN

OTONOMI

DAERAH/

HARi SABARNO, S.LP., M.B.A.,

M.M) :

Saya kira penjelasan Bapak Pimpinan Pansus sudah cukup jadi saya

tidak mau menambah lagi, pukul 08.00 WIB kita kumpul kembali. Tolong

Pak Ferry merumuskan yang tadi diwacanakan untuk masing-masing

pihak, kami juga membawa rumusan Pak Ferry tersebut untuk diskusi

jajaran Pemerintah. Terima kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Terima kasih Saudara Menteri, tapi ada permintaan Saudara Ferry,

Pak Menteri boleh pulang duluan, kita boleh pulang duluan tapi Pak

Ferry dan beberapa temannya dari Pemerintah tinggal dulu.

Saudara-saudara terima kasih kepada kita semua, kepada Pemerintah,

kepada teman Pansus, jadi kita skors rapat kita ini dan kita mulai besok,

ada lagi koreksi di luar yang tiga ini supaya jangan besok, jadi

Saudara-saudara kita anggap di luar keuangan bisa selesai semua?

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Tadi kami diingatkan Pas al 77, kami hanya mengingatkan saja

barangkali Pak Ferry masih ingat persoalan irii karena undang-undang

itu tentu saja DPR kami · mengikuti saja pemikirannya apakah itu

persetujuan atau pertimbangan. Mungkin dari rekan-rekan DPR yang

memikirkan implikasi dari Pasal 77 ini, karena di sini persetujuan berarti

ini kan apakah ini melebihi DPR atau bagaimana. Terima kasih.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Bagaimana kalau begini kira-kira: "Usu] perubahan terhadap

undang-undang ini hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Rakyat Papua

melalui MRP dan DPRP dan pelaksanaannya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku."

(31)

PEMERINTAH (MENDAGRI DAN

OTONOMI DAERAH/

HARi SABARNO, S.I.P., M.B.A., M.M.) :

Mungkin akan dijelaskan oleh Pak Gani pada prinsipnya satu perubahan itu yang berhak merubah adalah yang memutuskan. Tentu pertimbangan usulan dari sana boleh tetapi jangan satu lembaga yang mengesahkan memutuskan kemudian yang berhak mengubah itu justru lembaga yang eselon di bawahnya. Mungkin penjelasan hukumnya Pak Gani, silakan.

PEMERINTAH (DIRJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEPKEH DAN HAM/PROF. DR. ABDUL GANI, S.H.) :

Apabila rumusan ini dipertahankan maka makna yuridisnya bahwa persetujuan perubahan setelah diadakan rancangan perubahan dan bahkan setelah disetujui DPR baru bisa disahkan perubahan setelah mendapat persetujuan MRP dan DPRP. Mungkin yang dimaksud di sini adalah usulan perubahan itu dari bawah kalau itu yang dimaksud rumusan tidak begini. Usul perubahannya adalah: "Usul perubahan atas undang-undang ini dapat diajukan oleh rakyat Papua melalui MRP dan DPRP kepada, Pemerintah atau DPR sesual peraturan perundangan yang berlaku." Mesti .ada kata "dapat diajukan" sebab kalau tidak ada kata dapat maka

tertutuplah hak legislatif DPR untuk membuat RUU Inisiatif.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

J adi Saudara-saudara kita setuju dengan usul Pak Gani? (RAPAT SETUJU)

PEMERINTAH (DIRJEN PUOD/DR.IR. SUDARSONO H, M.A.) :

Satu lagi Pak Ketua, konsekuensi dari persetujuan mengenai pertahanan tadi tentu di halaman paling atas Ayat (9) itu dan Ayat (8) tentu tidak berlaku lagi. Dan Ayat (8) tentu saja dihapus karena pindah di tempat lain.

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT) :

Tata cara pemberian pertimbangan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud pada Ayat (6) diatur dalam Perdasus, dapat disetujui Saudara-saudara?

(RAPAT SETUJU)

(32)

KETUA PANSUS (SABAM SIRAIT):

Saudara-saudara dengan demikian saya kira kalau tidak ada lagi usul perbaikan maka seluruh rancangan ini termasuk penjelasan kecuali mengenai keuangan Pasal 34 dapat disahkan oleh Rapat Pansus, dapat disetujui Saudara-saudara?

(RAPAT SETUJU)

Permintaan Pak Ferry semua dari pemilihan daerah Irian/Papua beserta Pemerintah tinggal di sini. Saudara-saudara dengan demikian kita bisa mengakhiri Rapat Pansus kita skors, kita mulai besok pagi pukul 8.00 WIB di tempat ini selamat malam.

(RAPAT DITUTUP) Rapat ditutup pada pukul 02.15 WIB

SEKRETARIS RAPAT ttd

JULIASIH. S.H. NIP. 210001322

Referensi

Dokumen terkait

Ini saya juga jadi bingung, kita kan permasalah di Panja ini, kemasalah kelembagaan, kita juga sudah berdebat kenapa perlu ada &#34;lembaga&#34;, sampai

karir Kepolisian Negara Republik Indonesia di Tanah Papua dilaksanakan oleh Kepolisian Daerah di Tanah Papua dengan memberikan prioritas bagi Orang Asli Papua

Yang pertama saya ingin menyampaikan bahwa RUU Tentang Veteran ini sejak awal kami mengikuti jadi kami masuk dalam Anggota team yang menyiapkan RUU ini dan membahas dan pada saat

(2) Pengajuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk pengajuan Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan

Pasal 12 Ayat (2), yang kemarin sore juga kita bicarakan, kita kaitkan dengan Pasal 14 Ayat (2), yaitu yang mengandung usulan mengenai tambahan kata-kata yang

Jadi saya kira kalau saya Pimpinan meminta supaya kita meng adopt saja penuh dari Nanggroe karena dan nanti yang kita diskusikan sedikit adalah soal Pasal 46 ayat (4),

Disitulah yang sebenarnya kami usulkan atau suatu alternatif memberi kesempatan yang sama bagi penanam modal asing dan bagi penanam modal dalam negeri dengan tetap

Silakan tetapi nanti pada saat panja saya minta nanti hadir Iagi Pak. Sebetulnya apa bila ketentuan ini ditambah atas keputusannya yang ternyata tidak sesuai dengan yang