• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGKET WAWANCARA

Dalam dokumen Ajaran ketuhanan dalam Agama Sikh (Halaman 76-80)

1. Bagaimana sejarah masuknya agama Sikh ke Indonesia menurut bapak? Sikh masuk ke Indonesia akibat pengaruh dari penjajahan Inggris di India. Orang-orang Sikh yang bekerja di perkebunan-perkebunan milik Inggris dan tentara-tentara yang kebanyakan adalah orang Sikh dibawa sampai ke Sumatera, terutama Medan. Tetapi ada juga yang dibawa sampai ke Malaysia dan sebagainya. Di Jakarta, orang Sikh pertama kali tinggal di Tanjung Priok, yang ketika itu Batavia (sebelum berubah menjadi Jakarta) sedang dijajah oleh Belanda. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai penarik delman dan berdagang. Hasil yang didapat mereka kumpulkan ke rentenir (sejenis Bank), setelah terkumpul mereka membuka usaha pertokoan. Karena Tanjung Priok dipakai untuk pelabuhan dan penjajah Belanda pun meninggalkan Batavia, kemudian mereka diizinkan pindah ke Pasar Baru yang memang sudah ada beberapa orang Sikh yang tinggal disana. Di Pasar Baru, mereka membangun pertokoan dan perumahan elite.

2. Kapan berdirinya Sikh Temple di Pasar Baru, Jakarta Pusat ?

Sikh Temple berdiri pada tahun 1954, oleh sebelas orang yang membentuk asosiasi yang di kepalai oleh Pritam Singh. Mereka adalah S. Pritam Singh, S. Karam Singh, S. Avtar Singh, S. Shiv Singh, S. Ajit Singh, S. Tarlok Singh, S. Partap Singh, S. Kulwant Singh, S. Harchand Singh, Bhai R.L Seth dan Bhai G.L. Vohra.

3. Bagaimana sejarah berdirinya Sikh Temple ?

Karena banyaknya orang Sikh yang pindah ke Pasar Baru, Pritam Singh berniat untuk membangun gurdwara disana agar orang-orang Sikh tak perlu

jauh-jauh lagi jika harus ke kuil yang berada di Tanjung Priok. Kebetulan ada seorang teman Pritam Singh yang ingin menjual tanahnya karena beliau ingin kembali ke negerinya, yaitu Belanda. Tanah tersebut dijual murah, sebagian tanah lagi didapat dari sumbangan. Karena di kira ingin membangun Masjid maka banyak masyarakat sekitar yang ikut menyumbang. Karena Pritam Singh kenal baik dengan Ali Sadikin—yang kala itu menjadi Gubernur Jakarta, ditambah dengan dana yang mencukupi, maka birokrasi pun berjalan lancar. Sikh Temple dibangun atas gotong royong dari orang-orang Sikh sendiri dan masyarakat sekitarnya. 4. Bagaimana letak geografis Sikh Temple ?

Sikh Temple dibangun dengan ukuran luas 20x60 m², dibuat dengan pondasi yang kokoh agar dapat bertahan ratusan tahun. Bangunan dalam memang telah di renovasi, tetapi pondasinya tetap seperti itu sejak masa Ali Sadikin. Sikh Temple menghadap ke Timur untuk mempermudahkan akses jalan. Awalnya Granth Sahib diletakkan menghadap ke Timur, karena banyak yang protes terutama dari ibu-ibunya, maka Granth Sahib dipindahkan menghadap ke Barat. Tidak ada maksud religius atau simbol tertentu harus menghadap kemana, karna dalam Sikh arah manapun tak mempengaruh ibadat yang dilakukan.

5. Apa saja yang terdapat di dalam bangunan Sikh Temple?

Kuil dibangun bertingkat dua. Lantai dasar digunakan untuk ruangan tempat Granthi membaca Granth Sahib, orang Sikh yang baru datang langsung masuk ke ruangan tersebut, kemudian melakukan sujud dihadapan Granth Sahib sebagai lambang bahwa orang tersebut telah datang dan telah siap untuk bersembahyang. Kemudian ada ruangan untuk Langar, dapur untuk memasak, tempat cuci piring, ruangan besar untuk kumpul-kumpul dan ruangan-ruangan

kecil berbentuk kamar untuk para pengurus gurdwara dan petugas cleaning service. Lantai dua terdiri dari ruangan besar untuk tempat sembahyang bersama, ruangan khusus Granth sahib diletakkan setelah dipakai, ruangan khusus untuk orang Sikh yang ingin membaca Granth Sahib sendiri saja. Kemudian ada ruangan-ruangan berbentuk kamar pula yang digunakan sebagai tempat anak-anak kecil yang ingin belajar berkhutbah dan membaca Granth Sahib, disediakan pula ruangan untuk para musafir atau tamu yang ingin menginap.

6. Apakah ada makna simbolisme dalam bangunan Sikh Temple?

Tidak ada symbol keagamaan khusus dalam gurdwara, semua dimaksudkan untuk mempermudah orang-orang Sikh beribadah saja. Tirai-tirai yang dipasang dimaksudkan agar tidak mengganggu orang lain, bendera yang dipasang di luar dimaksudkan sebagai tanda bahwa tempat ibadah ini adalah gurdwara dan poto-poto dipajang sebagai bentuk pengenalan kepada anak-anak tentang Guru Nanak dan Guru-Guru yang lain.

7. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam Sikh Temple setiap hari?

Sikh Temple dibuka setiap hari. Umumnya orang Sikh sembahyang setiap pagi mulai dari pukul 7.30 sampai pukul 08.30 dan sore ketika matahari terbenam. membaca Japji, kemudian makan bersama dan pulang untuk melakukan aktifitas masing-masing. Pada hari minggu barulah Sikh Temple ramai, karena hari libur masing-masing orang Sikh membawa serta keluarganya berkumpul. Sikh Temple juga digunakan untuk pernikahan dan pembaptisan bayi yang baru lahir. Sikh Temple juga digunakan untuk acara-acara besar seperti lahirnya Guru Nanak, Baisakhi, Akhand Path dan sebagainya.

8. Bagaimana struktur organisasi dalam Sikh Temple ini?

Organisasi dalam Sikh Temple ini dilakukan secara sukarela dan tidak ada pemilihan khusus. Mereka tidak di gaji, kecuali petugas-petugas cleaning service-nya. Struktur organisasi dipegang oleh sebelas orang, yaitu dua orang Pembina yang diketuai oleh Dilbag Singh, tiga pengawas yang diketuai oleh Golraj Singh dan enam pengurus harian yang diketuai oleh Lal singh. Namun pada hakikatnya semua suka rela saja, seperti masalah dana yang terkumpul dilakukan secara transparan. Gudwara ini dulunya di kepalai oleh Pritam Singh yang menjabat sebagai Presiden komunitas Sikh, pada tahun 1954 sampai tahun 2000.

9. Apakah Sikh Temple terbuka untuk umum ?

Ya, siapa saja boleh datang ke Sikh Temple. Sikh Temple terbuka untuk umum, yang penting tidak mengganggu orang-orang yang beribadah.

10.Menurut bapak, bagaimana bapak mendefinisikan/memaknai Tuhan?

Menurut saya Allah itu Esa, dalam Sikh dikenal dengan ek omkara, yang artinya Allah Yang Maha Esa yang menciptakan seluruh alam semesta. Dia berada di dalam diri manusia. Karena sikh lahir di India yang mayoritas beragama Hindu, kemudian datang sufi Islam, oleh karena itu Sikh campuran dari keduanya. Sikh tidak menyembah berhala seperti dalam Hindu dan tidak pula pergi ke tempat-tempat ziarah seperti dalam Islam. Allah tidak hanya berada di satu tempat saja, atau Allah ada dirumah ibadah, tetapi allah ada dimana-mana. Kita tak perlu berkontemplasi agar dekat dengan-nya, kita tak perlu kemana-mana, kita tetap harus bersosialisasi dengan makhluk-makhluk Allah lainnya. Bagaimana cara kita mencari Allah dalam sentuhan.

11.Apakah ada symbol untuk melambangkan kebesaran Tuhan?

Ya, simbolnya Ek Omkara. Ek berarti satu yang dilambangkan dengan garis lurus, Om yang berarti dunia dan kara yang berarti Pencipta, keduanya dilambangkan dengan seperti angka tiga namun ujungnya naik ke atas, yang mengartikan Pencipta alam semesta.

12.Apakah ada pengaruh ajaran ketuhanan Hindu dalam Sikh?

Sikh berasal dari India yang pada dasarnya beragama Hindu, sepuluh Guru dalam Sikh pun beragama Hindu, tetapi kemudian bercampur dengan Islam sufi. Sikh ini lebih dekat dengan Hindu Bali, karena dalam hal sembahyang Hindu Bali tidak memakai berhala dan caranya pun berbeda. Sedangkan di India, orang-orang Hindu memakai berhala atau patung-patung dan gambar. Cara beribadah yang berbeda itu disebabkan pengaruh dari sufi Islam yang masuk ke India.

13.Bagaimana menurut bapak mengenai Allah sebagai Realitas transenden? Allah yang transenden artinya Dia yang tak terjangkau oleh manusia. Allah yang Maha Esa, karena Dia satu-satu-Nya dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Allah Maha Pencipta, karena Dia yang membuat alam semesta ini ada. Maha Kuasa, karena Dia yang mempunyai semua yang ada dalam kehidupan ini dan Hukam-Nyalah yang mutlak. Kita sebagai manusia ciptaan-Nya panggillah Dia dengan nama-nama yang baik, Nam, Rabb, Allah, Akal Purakh, dan sebagainya. 14.Bagaimana kaitannya Allah dengan manusia?

Allah yang menciptakan manusia, maka manusia itu harus mengucapkan syukur dengan puji-pujian kepada-Nya, datang ke gurdwara untuk Nam Simran (bermeditasi). Manusia harus percaya bahwa Allah itu berada dimana-mana, Dia tak terbatas pada suatu tempat, Dia ada didalam hati manusia, tinggal manusia itu sendiri yang menyadari sepenuhnya.

Dalam dokumen Ajaran ketuhanan dalam Agama Sikh (Halaman 76-80)

Dokumen terkait