• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterpengaruhan Ajaran Ketuhanan dalam Sikhisme 1.Pengaruh Ajaran Ketuhanan Hindu

Dalam dokumen Ajaran ketuhanan dalam Agama Sikh (Halaman 49-55)

AJARAN KETUHANAN DALAM AGAMA SIKH

B. Keterpengaruhan Ajaran Ketuhanan dalam Sikhisme 1.Pengaruh Ajaran Ketuhanan Hindu

Sikhisme muncul dari tradisi orang-orang suci India (sant Indian), yang berada dalam lingkungan budaya Hindu. Guru Nanak sendiri adalah seorang Hindu dari kasta Ksatrya, begitu juga dengan semua penerus Guru dalam Sikh.11

Pada mulanya hampir tidak ada keserupaan antara Hindu dengan ajaran Sikh yang pertamakali diajarkan oleh Guru Nanak. Keduanya mempunyai ajaran yang sangat berbeda tentang Tuhan, juga tentang penciptaan, tentang alam semesta, hubungan antara Tuhan dan alam semesta, pandangannya tentang manusia, ide tentang keselamatan, ajaran tentang kemasyarakatan, penyucian, upacara peribadatan dan lain-lain semuanya berlawanan. Dari segi ini benarlah apa yang dikatakan Guru

Nanak bahwa, ―tidak ada Hindu.‖ 12

Walaupun dalam waktu yang sama Guru Nanak juga berkata

bahwa ―tidak ada muslim,‖ tetapi antara Guru Nanak dengan Islam sangat dekat, juga dengan ajarannya. Sementara Guru Nanak menampakkan antipatinya yang keras terhadap Hindu—terutama pada ritual-ritual Hindu, seperti penggunaan benang suci, acara mandi suci, inkarnasi, menyembah berhala dan sebagainya—namun ia memperlihatkan simpati yang nyata terhadap Islam, terutama pada konsep ketuhanan Islam dan persamaan derajat manusia.13

11

Khushwant Singh, The Sikhs Today (New Delhi: Sangam Books, 1976), h. 22.

12 Burhanuddin Daya, ―Agama Sikh,‖ dalam Mukti Ali, ed. Agama-Agama Di Dunia

(Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1988), h. 210-211. 13Daya, ―Agama Sikh", h. 210-211.

Akan tetapi, setelah Guru Nanak wafat dan guru-guru Sikh silih berganti menggantikannya, kecenderungan kaum Sikh mengalami perubahan. Mereka menjauh dari Islam, sebaliknya membina hubungan baik dengan Hindu. Bahkan, pada masa Guru Gobind Singh, mereka sadur bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci Hindu—Mahabharata dan Ramayana—kemudian mereka masukkan pula ke dalam Adi Granth (Kitab asli).

Jika pada masa-masa sebelumnya, orang-orang Hindu berduyun-duyun memasuki agama Sikh, terutama mereka yang berasal dari kasta bawah, sekarang keadaannya terbalik: kaum Sikh banyak yang pindah memeluk agama Hindu dan jarang terdengar berita adanya kaum Sikh yang menjadi penganut Islam.14

Dalam ajaran yang disampaikannya, Guru Nanak menerima ajaran dari Upanishad,15 tetapi menerima ritualisme dari Veda.16 Jika Hindu mengajarkan bahwa Karma (sebab-akibat), Raja Yoga (disiplin spiritual terhadap latihan-latihan fisik dan mental), Jnana Yoga (disiplin menguasai Kitab Suci), dan Bhakti Yoga (ibadah penuh kasih) sebagai empat jalan utama untuk menyadari

14Daya, ―Agama Sikh‖, h. 214-215. 15

Pokok kebaktian di dalam Sikh dalam mencapai keselamatan menurut konsepsi Upanishad Hindu, yaitu Dhyana—yoga dan Samadhi. Samadhi dengan menyebut nama Tuhan terus-menerus. Pada dasarnya uraian-uraian di dalam Upanishad mengandung tuntunan-tuntunan yang mengarah kepada praktek spiritual secara langsung. Teori-teori yang disuguhkan adalah untuk mendukung praktek spiritual, yang mana ini merupakan inti dari ajaran-ajaran Veda. Hanya Atman yang kekal yang ada di dalam diri kita yang bisa menuntun kita mencapai Keabadian Yang Agung. Apabila seseorang bisa menyadari Atman di dalam dirinya maka dia bisa mengatakan

‗saya adalah Dia‘. Latihan agar sang diri mencapai visi yang manunggal antara Atma dengan

Brahma disebut Yoga.Visi sentral dari Upanishad adalah Brahma. Orang harus mengingat, mengucapkan, memahami dan lalu mempraktekkan langsung setiap saat. Lih Ac. Sarva‘nanda

Avadhuta, Pengantar Upanishad, diakses dari www.anandamarga.tripod.com, pada 03 November 2010.

16

Ritualisme dalam Veda misalkan cara atau irama untuk mengucapkan doa dan nyanyian pujian. Oleh karena itu, syair-syair Sama Veda dikarang secara khusus untuk dilagukan dan digunakan untuk belajar bernyanyi. Lih Tentang Kitab Veda, diakses dari www.djanurkuning.wordpress.com /2010/03/06/ pada tanggal 03 November 2010.

adanya Tuhan,17 maka dalam Sikhisme, agama ini tidak menolak Jnana Yoga dan Raja Yoga dalam Hindu, hanya saja perbedaannya Sikh lebih menekankan kepada Bhakti Yoga, yang mana kemudian berkonjungsi dengan Karma Yoga, sebagai disiplin spiritual yang disiplin untuk kehidupan keduniawian dan juga untuk menyadari adanya Tuhan.18

Pada dasarnya dalam Sikhisme maupun Hindu, kedudukan Bhakti Yoga ini merupakan bagian yang integral dengan Karma dan Jnana. Artinya, seseorang yang melaksanakan Karma Yoga tanpa disertai dengan rasa bhakti, maka akan kehilangan kehalusan rasa dan etika, sehingga menimbulkan perbuatan yang kasar dan memungkinkan melanggar tatakrama. Demikian pula bila seseorang melaksanakan Jnana tanpa disertai dengan rasa bhakti kehadapan Tuhan, maka akan terasa kering dan hampa.19

Tidak seperti Hindu, Agama Sikh tidak percaya pada inkarnasi dari Tuhan dalam bentuk manusia. Agama Sikh juga menolak ritualisme dari Hindu, seperti mandi di air suci, dan sebagainya. Dalam Hindu, ritualisme digunakan sebagai alat untuk para pemula—untuk mencapai konsentrasi dan meditasi.20

Meskipun menolak inkarnasi dalam Hindu, Guru Nanak tetap mempertahankan penggunaan istilah Brahma, Wisnu, Siwa, Siddh, Buddh, Nath, Ram, Bhagwan, Damodar, Murari, Gopal, Gobind, Shyam, Prabhu,

17

Walaupun jalan ini bukanlah jalan satu-satunya bagi para pencari kebenaran yang berada pada jalan spiritual, dapat juga memilih satu atau jalan lain yang sesuai dengan sifatnya.

18

Bansi Pandit, Pemikiran Hindu (Surabaya: Paramita, 2003), h. 110-111. 19

I Gusti Komang Widana, Kedudukan Bhakti di Dalam Kerangka Dasar Agama Hindu, diakses dari www.parisada.org/index.php?option=com pada 26 Oktober 2010.

20

Manohar, Bithal21 dan lain-lain dalam Hindu hanya untuk menggambarkan aspek yang berbeda dan beragam fungsi dari Yang Maha Kuasa—untuk kelompok masyarakat yang berbeda dalam bahasa yang mereka mengerti.22

Guru Nanak mengambil aspek lain dari Tuhan menurut Veda, seperti konsep bahwa Allah adalah Nirguna (transenden) dan dalam sunya Samadhi (keadaan meditasi yang mendalam) sebelum penciptaan. Setelah penciptaan, kemudian Allah menjadi tempat penyimpanan dari semua kualitas atau imanen (sadguna).

Demikian pula, representasi simbolis Allah sebagai suku kata mistik atau suara dari OM (dalam Mandukya dan Prasna Upanisad) yang ―berisi

semua yang lalu, sekarang dan masa depan‖—―bhutam, bhavad, sarvam iti bhavisyad aumkar evah.‖23

Om berasal dari tiga huruf (a), (o) dan (m) yang diinterpretasikan untuk mewakili Trimurti dalam Hindu, yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa.24

Jika diperhatikan, dalam hal bersembahyang, Sikh lebih mirip dengan Hindu di Bali daripada di India, karena sama-sama tidak memakai berhala dan tata cara pelaksanaannya pun berbeda. Sedangkan di India, orang-orang Hindu memakai berhala atau patung-patung dan gambar. Cara Sikh beribadah yang berbeda ini disebabkan pengaruh dari Islam yang masuk ke India.25

21

Gopal Singh, Sri Guru Granth Sahib (English Version) (Delhi: Gus Dar Kapur & Sons Privat Ltd, 1960), Vol. 1, h. XXVII.

22 Singh, Japji, h. 46. 23Singh, ―Sikhisme‖, h. 317. 24 Singh, Japji, h. 46. 25

2. Pengaruh Ajaran Ketuhanan Islam

Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan aspek spiritualitas dari Islam.26 Ini karena para ahli tasawuf, yang kita sebut sufi, lebih memercayai dunia ―spirit‖ daripada ―jasad‖—mempercayai dunia spiritual ketimbang dunia material. Secara ontologis, mereka percaya bahwa dunia spiritual lebih hakiki dan real daripada dengan dunia jasmani. Bahkan, sebab terakhir dari segala yang ada ini, yaitu Tuhan, juga bersifat spiritual. Oleh karena itu, realitas sejati bersifat spiritual.

Lebih dari seribu tahun yang lalu, benih Sufisme yang kemudian berkembang menjadi madzhab-madzhab meditasi yang dianggap bersumber dari Hindu itu telah tertanam di India.27 Aliran mistik Cinta, yaitu bhakti adalah salah satu bukti yang diungkap Tara Chand, mantan menteri Baluchistan Tengah, dalam bukunya Cultural History of India:

Beberapa ciri pemikiran orang India Selatan sejak abad kesembilan menunjukkan adanya pengaruh Islam yang sangat kuat. Di antara pengaruh-pengaruh Islam itu adalah meningkatnya perhatian pada

monotheisme, kekhusyu‘an beribadah, penyerahan diri (Parpatti) dan kebaktian kepada guru (Guru Bhakti). Pengaruh lainnya adalah kelonggaran sistem kasta, pengabaian terhadap ritual yang hampa … menyatu dengan Tuhan, pengabdian kepada seorang guru … Konsepsi

Sufi tentang pengabdian guru itu telah terkenal pada zaman Hindu Pertengahan.28

Ajaran tauhid Islam ini sangat berpengaruh dalam diri Guru Nanak. Hal ini nampak jelas dari ajaran-ajarannya, seperti percaya bahwa Allah adalah Esa dan menentang penyembahan Tuhan dengan berhala. Gokal Chan

26

Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf (Jakarta : Erlangga, 2006), h. 2. 27

Idries Shah, Sufismedi India: Mahkota Sufi Menembus Dunia Ekstra Dimensi, diakses dari teguhimanprasetya.wordpress.com, pada tanggal 26 oktober 2010.

28

Narang, seorang tokoh terkemuka dari gerakan Arya Samaj,29 tidak dapat menyangkal betapa besar pengaruh Islam terhadap agama Sikh. Ia mengemukakan hal ini dengan caranya sendiri, ia berkata:

memang kemungkinan dapat diterima, bahwa Islam telah berbuat sesuatu terhadap perkembangan Sikhisme. Mungkin tidak akan ada Sikhisme, atau setidak-tidaknya Sikhisme itu tidak akan pernah tampil dalam bentuknya yanng serupa ini, jika Islam tidak menembusi wilayah-wilayah India ini.30

Guru Nanak dianggap sebagai orang yang sangat terpengaruh oleh seorang sufi besar India, yaitu Kabir. Bahkan dinyatakan, bahwa Guru Nanak adalah sama dengan Kabir, yaitu seorang sufi. Kabir dianggap sebagai pendahulu langsung dari Guru Nanak. Kabir pernah berkata, ―seperti sungai menuju ke samudera, begitu jugalah hatiku menyentuh Engkau‖.31

Ia juga mengekspresikan keesaan Tuhan dalam nyanyian-nyanyiannya. Ia telah memisahkan pertentangan abadi antara personal dan impersonal, antara transenden dan imanen dari hakekat ketuhanan. Kabir percaya pada kesatuan manusia dan juga sangat mengutuk ajaran Hindu tentang kasta, inkarnasi dan mandi suci di sungai, ia berkata:

adalah omong kosong tentang air dan tempat-tempat pemandian yang suci, dan aku tahu bahwa mereka itu tidak berguna, sebab aku mandi di dalamnya. Patung-patung itu semuanya tidak bernyawa, mereka tidak bisa berkata-kata, saya tahu sebab saya sudah memanggil mereka keras-keras.‖32

Kabir juga menentang ajaran Hindu tentang hidup membujang dan membiara, karena ia sendiri mempunyai istri dan memperoleh dua orang anak, serta menopang hidupnya sebagai seorang tukang tenun yang sederhana.

29

Arya Samaj adalah suatu sekte dari Hinduisme, yang sangat setia pada Hinduisme dan terkenal sikap permusuhannya terhadap Islam.

30Daya, ―Agama Sikh‖, h. 213. 31Daya, ―Agama Sikh‖, h. 213. 32Daya, ―Agama Sikh‖, h. 214.

Semua ungkapan Kabir di atas termuat dalam Adi Granth. Guru Nanak dianggap sebagai produk dari dorongan dan pengaruh yang sama dan mengajarkan ajaran yang sama pula.

Dalam dokumen Ajaran ketuhanan dalam Agama Sikh (Halaman 49-55)

Dokumen terkait