• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuhan Ada Dimana – mana

Dalam dokumen Ajaran ketuhanan dalam Agama Sikh (Halaman 65-76)

AJARAN KETUHANAN DALAM AGAMA SIKH

F. Tuhan Ada Dimana – mana

Allah meliputi segala sesuatu (Purakhu); yang berarti meliputi setiap unsur dalam kehidupan ini. Misalkan, dalam konteks tubuh manusia, Purakhu memberikan makna jiwa, sedangkan dalam konteks alam semesta itu berarti Allah. Arti harfiahnya adalah personal. Di dalam Adi Granth, Purakhu telah digunakan dalam berbagai konteks arti; sebagai orang, manusia, orang besar, Tuhan, Jiwa, yang meliputi segala sesuatu.62

Dalam ajarannya mengenai Allah Yang Maha Esa, Guru Nanak selalu menandaskan bahwa Tuhan adalah Tunggal, Ia tidak termanifestasikan dalam

61

Sangat, Japji, h. 31. 62

segala hal, tidak terbatas dan Ia berada di mana-mana, termasuk di dalam tubuh dan jiwa manusia.63

Allah tidak hanya berada di satu tempat saja, atau Allah hanya berada di dalam rumah-rumah ibadah, tetapi Allah berada di mana-mana. Manusia tidak perlu berkontemplasi (hidup menyendiri) agar dekat dengan-Nya, tidak perlu berziarah ke tempat-tempat sakral untuk memuja-Nya, karena Tuhan berada dalam jiwa manusia. Hanya manusia itu sendiri yang harus menyadari-Nya dalam hati. Allah dan jiwa manusia adalah sesuatu yang tak terpisahkan. Begitupun dengan alam semesta tempat makhluk-Nya bernaung, inilah yang dinamakan Allah berada di mana-mana.64

Allah ada dimana-mana, maka manusia tetap harus bersosialisasi dengan makhluk-makhluk Allah lainnya. Oleh karena itu, Dalam ajarannya, Guru Nanak menekankan pentingnya persatuan umat manusia. Beliau meletakkan dasar bagi pengangkatan martabat manusia di kalangan masyarakat Hindu bukan atas dasar kasta, upacara-upacara singkat seperti mantera-mantera, keajaiban-keajaiban, misteri-misteri, akan tetapi atas dasar kodrat dan kecenderungan manusia itu sendiri. Derajat seseorang ditentukan oleh amal kebajikan-Nya.65

Karena Allah berada dalam diri manusia, upacara-upacara tidaklah penting, tetapi cukup dengan berbuat yang benar. Peranan Guru bukanlah seseorang yang harus dipuja,tetapi Guru harus dihormati, diajak untuk berkonsultasi dan tidak diabaikan.66

63

S. Pendit, Guru Nanak, h. 65. 64

Wawancara Pribadi Dengan Golraj singh. 65

Daya, Agama Sikh, h. 204. 66

Oleh sebab itu, manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah dengan akal pikiran dan lebih sempurna dibandingkan makhluk Allah yang lainnya, harus bisa mencari dan merenungi kebesaran Allah yang meliputi alam semesta ini. Guru Nanak menyatakan bahwa dengan menyanyikan nama Allah, Nam Simran, dan menyanyikan lagu pengabdian (Kirtana) adalah cara yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada-Nya, yang secara perlahan dapat menaklukan hawa nafsu, kemarahan, ketamakan, keterikatan dan rasa bangga.67 Pada intinya, dalam mencari hakikat tentang Allah, dekat dengan-nya, mengagungkan kebesaran-Nya dan ciptaan-Nya, yaitu dengan bagaimana cara kita mencari Allah dalam sentuhan dan dirasakan dengan hati.68

67

Pandit, Pemikiran Hindu, h. 110. 68

58 PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis jabarkan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sikhisme merupakan sinkronisasi dari Hinduisme dan Islam yang masuk ke India. Guru Nanak sebagai pendiri agama Sikh ingin menyatukan kedua agama ini dalam semboyan ―tidak ada Hindu, tidak ada Muslim‖.

2. Sikhisme berangkat dari perjalanan sejarah antara Hindu dan Islam yang sekian lama saling bermusuhan di India.

3. Pada dasarnya setiap agama percaya pada Satu Realitas Tertinggi, namun disebutkan dan diaplikasikan dalam beragam cara. Dalam Islam penyembahan terhadap Tuhan tidak diaplikasikan dengan bentuk atau wujud apapun, lain halnya dalam Hinduisme yang menyembah Tuhan di wujudkan dalam berbagai bentuk manifestasi Tuhan. Tetapi, pada intinya penyembahan terhadap Tuhan ini tidak terlepas dari keyakinan Satu Realitas Tertinggi.

4. Agama Sikh menolak formalism dari Hinduisme dan Islam, seperti mandi suci, pemakaian benang suci,kasta dalam Hindu, berziarah ke tempat-tempat suci, haji dan sebagainya. Namun Guru Nanak ingin mensinkronisasikan kedua agama tersebut.

5. Agama Sikh dalam ajaran ketuhanannya percaya pada satu Tuhan Tertinggi (monotheisme) dan tidak diaplikasikan dalam bentuk apapun.

Agama Sikh sangat menentang penyembahan terhadap berhala, inkarnasi Tuhan dalam bentuk manusia dan sebagainya yang terdapat di dalam Hinduisme. Oleh sebab itu, dalam hal transendensi, Sikh lebih menekankan kepada ajaran tauhid Islam, sedangkan dalam hal imanensi Tuhan, Agama Sikh lebih menekankan kepada panteisme dalam Hindu.

B. Saran

Sejarah dan ajaran ketuhanan dalam agama Sikh begitu sangat luas. Beberapa di dalamnya mengandung makna keruhanian dan keagamaan untuk para pengikutnya. Hal yang terpenting adalah bagaimana manusia memahami hakikat Tuhan walaupun berbeda cara penyampaiannya.

Selanjutnya, karena penulisan ini untuk memberikan gambaran dan pengetahuan, namun karena terlalu luas dan banyak pembahasan mengenai Ajaran Ketuhanan Dalam Agama Sikh, baik dari segi sejarah, pengertian tentang Tuhan ataupun ajaran ketuhanannya, penulis merasa belum sempurna dalam menyelesaikan skripsi ini, karena kesempurnaan sesungguhnya adalah milik Sang Khaliq. Jadi apabila ada berbagai kekurangan di dalam penulisan ini harap untuk memakluminya. Jika ingin mengetahui lebih jelasnya mengenai pembahasan dalam penulisan ini harap untuk mencari informasi dan bahan-bahan tulisan yang digunakan dengan merujuk kepada sumber-sumber pembahasan tentang Ajaran Ketuhanan Dalam Agama Sikh.

60

Ahuja, M. L. Para Guru spiritual India Abad Kedua Puluh; Esei-esei Tentang Kehidupan dan Ajaran Beberapa Guru Spiritual dan Yogi Ternama India. Surabaya: Paramita, 2007.

Al-‗Akkad Abbas Mahmoud. Ketuhanan; Sepanjang Ajaran Agama-Agama dan Pemikiran Manusia. Jakarta: Bulan Bintang, 1981.

Al-Jerrahi, Syekh Tosun Bayrak. Asmaul Husna; Makna dan Khasiat. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2003.

Bahm, Archie J. Filsafat Perbandingan; Filsafat Barat, India, Cina Dalam Perbandingan. Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Bakhtiar, Amsal. Tema-Tema Filsafat Islam. Jakarta: UIN Press, 2005.

Bowes, Pratima. The Hindu Religious Tradition; A Philosophical Approach. London: Routledge & Kegan Paul, 1977.

Burhan, Bungin. Metode penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Daya, Burhanuddin. ―Agama Sikh‖. Dalam Mukti Ali, ed. Agama-Agama Di Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988.

Duggal, K.S. Sikhs Gurus; Their Lives and Teachings. Delhi: UBS Publisher‘s

Distributors Ltd, 1993.

______. The Akal Takht and Other Seats Of Sikh Polity. Delhi: UBS Publisher‘s

Distributors Ltd, 1995.

Glasse, Cyril. Ensiklopedi Islam (Ringkas), terj. Ghufron A. Mas‘adi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1999.

Gupta, Hari Ram. History Of The Sikhs, Vol. I; The Sikh Gurus 1469-1708. Munshiram Manoharlal Publishers.

Hadiwijono, Harun. Sari Filsafat India. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1989. Hakim, K.H. Agus. Perbandingan Agama; Pandangan Islam Mengenai

Kepercayaan Majusi- Shabiah- Yahudi- Kristen- Hindu- Buddha- Sikh. Bandung: CV. Diponegoro, 1993.

Hardjana, Agus M. Religiusitas, Agama dan Spiritualitas. Yogyakarta: Kanisius, 2005.

Huijbers, Theo. Manusia Mencari Allah Suatu Filsafat Ketuhanan. Yogyakarta: Kanisius, 1977.

Kartanegara, Mulyadhi. Nalar Religius; Memahami Hakikat Tuhan, Alam dan Manusia. Jakarta: Erlangga, 2007.

Keene, Michael. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius, 2006. K. Yin, Robert. Studi Kasus. Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1997.

L. Esposito, John. Islam: The Straight Path. London: Oxford University Press, 1998.

Macauliffe, Max Arthur. The Sikh Religion Vol I. London: Oxford University Press, 1909.

______. The Sikh Religion: it‘s Guru‘s, Sacred Writings, and Author. London: Oxford University Press, 1909.

Mansukhani, Gobind Singh. Hymns From The Holy Granth. Delhi: Hemkunt Press, 1975.

Mangunhardjana. Isme-Isme Dalam Etika; Dari A Sampai Z. Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Matthews, Warren. World Religion; third Edition. Canada: Wadsworth Publishing Company, 1999.

Maududi, Abul A‘la. Menjadi Muslim Sejati. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003. Munawir, Ahmad Warson. Al-Munawir: Kamus Arab – Indonesia. Yogyakarta:

PP. Al-Munawiwir, 1984.

Nasr, Sayyed Hosein. Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam: Manifestasi. Bandung: Mizan, 2003.

Palmer, Martin dan Breuilly, Elizabeth. Religion of The World. A. Collins Fact Book, t.t.

Pandit, Bansi. Pemikiran Hindu. Surabaya: Paramita, 2003.

Simad, Sri dan Prabhupada, Swami. Bhagavadgita Menurut Aslinya, terj. Jakarta: Hanuman Sakti, t.t.

Sastra, Gde Sara. Konsepsi Monotheisme Dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita, 2005.

Singh, Gopal. Sri Guru Granth Sahib (English version), Vol. I. Delhi: Gur Das Kapur & Sons Private Ltd, 1960.

______.The Religion Of The Sikhs. Bombay: Asia Publishing House, 1971.

Singh, Ganda. A Brief Account of The Sikh People. Delhi: Delhi Sikh Gurdwara Board Sis-Ganj. Chandni Chowk, 1971.

Singh, Khushwant. ―Sikhism‖. Dalam Mircea Eliade, ed. The Encyclopedia of Religion, vol 13. New York: Macmillan Library Reference, 1993.

______. The Sikhs Today. New Delhi: Sangam Books, 1976.

______. A History of the Sikhs, Vol. I; 1469-1839. New Delhi: Oxford University Press, 1963.

______. A History of the Sikhs Vol. II; 1839-1974. New Delhi: Oxford University Press, 1977.

______. How The Sikhs Lost Their Kingdom. Delhi: UBS Publisher‘s Distributors

Ltd, 1996.

Singh, Maharaj Sardar Bahadur Jagat. The Science Of The Soul. New Delhi: R.S. Satsang Beas, 1972.

Singh, Trilochan. A Brief Life Sketch Of Guru Gobind Singh. Delhi: Gurdwara Parbandhak Committee, Sis Ganj. Chandni Chowk, 1965.

Singh, Sangat. Japji; The Divine Prayer Of Guru Nanak Giving The Quintessence Of the Sikh Faith. Delhi: Hind Pocket Books, 1987.

S. Pendit, Njoman. Guru Nanak dan Agama Sikh. Jakarta: Yayasan Sikh Gurdwara Mission, 1988.

Sudarsono. Kamus Filsafat dan Fisika. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alvabeta, 2005. Suseno, Franz Magnis. Menalar Tuhan. Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Soy‘ub, Joesoef. Agama-Agama Besar Di Dunia. Jakarta: Pustaka Alhusna, 1993. Takwin, Bagus. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar Ke Pemikiran-Pemikiran

Timur. Yogyakarta: Jalasutra, 2003.

Tjahjadi, Simon Petrus L. Tuhan Para Filsuf dan Ilmuwan; Dari Descartes Sampai Whitehead. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Wawancara pribadi dengan Golraj Singh, Ketua Pengawas Sikh Temple, Pasar Baru, Jakarta Pusat: 21 Juli 2010.

_______,01 Oktober 2010.

Wilkinson, Philip. Illustrated Dictionary Of Religions; Ritual, Beliefs and Practices From Around the World. London: Dorling Kindersley Limited, 1999.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Zaehner, R.C. Mistisisme Hindu Muslim. Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara, 1994.

Website:

Amin, M. Darori. ―Islam dan Kebudayaan Jawa‖. Artikel diakses pada 26 Oktober

2010 dari www.diidanxfiz.blogspot.com.

Avadhuta, Sarva‘nanda. ―Pengantar Upanishad‖. artikel diakses pada 03

November 2010 dari www.anandamarga.tripod.com.

―Konsep Ketuhanan‖. Artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari www.jalansufi.com.

―Konsep Ketuhanan Dalam Agama Hindu‖. Artikel diakses pada 26 oktober 2010

dari www.anggun.blogspot.com.

―Mahabharata‖. Artikel diakses pada 03 November 2010 dari

www.wikipedia.com.

Nasir, Muhammad. ―Kerajaan Mughal Di India: Asal-usul, Kemajuan,

Kemunduran dan Keruntuhannya‖. Artikel diakses pada 26 Oktober 2010

dari www.nasirsalo.blogspot.com.

―Perkenalan Agama Sikh‖. Artikel diakses pada 10 Juli 2010 dari www.Indonesiaindonesia.com.

Putra Borneo, Sabara. ―Tuhan Personal dan Tuhan Impersonal‖. Artikel diakses

pada 05 November 2010 dari hminews.com.

Shah, Idries. ―Sufisme di India: Mahkota Sufi Menembus Dunia Ekstra Dimensi‖.

Artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari

teguhimanprasetya.wordpress.com.

S.J, J. Sunarka. ―Dunia Iman dan Supranatural‖. artikel diakses pada 12 september 2010 dari www.indonesiamedia.com.

―Sufisme‖. Artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari www.wikipedia.com.

―Tentang Kitab Veda‖. Artikel diakses pada 03 November 2010 dari www.djanurkuning.wordpress.com.

―Tuhan‖. Artikel diakses pada 18 agustus 2010 dari www.wikipedia.com.

Widana, I Gusti Komang. ―Kedudukan Bhakti di Dalam Kerangka Dasar Agama Hindu‖. artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari www.parisada.org/index.php?option=com.

Dalam dokumen Ajaran ketuhanan dalam Agama Sikh (Halaman 65-76)

Dokumen terkait