D. Upaya Pencegahan dalam Menyelesaikan Tindakan Main Hakim
1. Memberikan Pemahaman dan Kesadaran Hukum Kepada
Karena tindakan main hakim sendiri mengandung unsur-unsur kekerasan yang sebenarnya tidak boleh dilakukan baik dalam kelompok maupun secara individu. Dengan adanya sosialisasi dan edukasi yang diberikan oleh lembaga Kepolisian dan Tokoh Masyarakat hal ini dapat mengurangi tindakan-tindakan main hakim sendiri, karena dalam kegiatan ini Kepolisian dan Tokoh Masyarakat memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakan main hakim sendiri secara langsung dalam mengatasi tindakan-tindakan pencurian. Dengan adanya pendidikan hukum yang diberikan kepada masyarakat maka dalam menyelesaikan masalah ini, dapat dipastiakan
111Wawancara dan diskusi dengan Agusyah Putra, Deki Reza, Vudy Dasly, dan Clara Phythares Marda, di Polresta Banda Aceh, Polsek Lhong Raya, dan Polsek Ingin Jaya Aceh Besar, Pada November 2020 Di Banda Aceh dan Aceh Besar.
70
setidaknya 40% (empuluh persen) mengalami perubahan yang dinginkan karena dengan memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan menyadari bahwa tindakan-tindakan seperti itu tidak sepatutnya dilakukan, dalam hal ini juga baik untuk menumbuhkan kesadaran hukum bagi masyarakat.112
2. Membentuk Organisasi yang Aktif dan Berfokus Kepada Pengetahuan Hukum
Hal ini yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah tindakan main hakim sendiri yang terjadi akibat minimnya pengetahuan hukum oleh masyarakat dan juga kesadaran hukum yang buruk sehingga dapat menimbulkan tindakan-tindakan kriminalitas. Dalam hal ini cara mengatasinya yaitu setiap daerah harus menjalankan suatu organisasi yang bertujuan memberi pemahaman hukum kepada masyarakat atau organisasi yang sudah ada agar lebih aktif di bagian pendidikan kesadaran hukum kepada masyarakat, jadi disini yang dimasukkan ke organisasi tersebut ialah para sarjana-sarjana hukum yang dapat memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat, dan juga lembaga ini harus diberikan biaya oleh pemerintah daerah agar beroperasi dengan baik. Dengan adanya lembaga ini kita dapat membuka lapangan pekerjaan bagi sarjana-sarjana hukum, sehingga para sarjana hukum yang sulit mendapatkan pekerjaan dengan adanya lembaga ini akan menjadi mudah, dan juga masyarakat dengan adanya lembaga ini dan kegiatan seperti ini sangat berdampak positif terhadap perkembangan hukum, jika hal ini diterapkan dan dijalankan kepedesaan maupun di daerah kota.113
112Wawancara dan berdiskusi dengan Clara Pythares Marda, Penyidik Polsek Ingin Jaya, Pada 18 November 2020 di Aceh Besar
113Wawancara dan berdiskusi dengan Vudy Dasly, Brigadir Polsek Lhong Raya, Pada 23 November 2020 di Banda Aceh. “Dalam diskusi ini terdapat salah satu cara atau langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tindakan main hakim sendiri, adanya suatu lembaga yang dapat memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat khususnya pelarangan terakit dengan tindakan main hakim sendiri, dengan adanya hal ini maka masyarakat dapat mengerti dan memahami bahwa tindakan main hakim sendiri merupakan perbuatan melawan hukum”
3. Peran Ketua Adat dan Tokoh Masyarakat
Ketua adat dan tokoh masyarakat harus berperan aktif dalam mencegah terjadinya tindakan-tindakan main hakim sendiri, karena peran ketua adat dan tokoh masyarakat sangatlah penting dalam hal untuk memberikan pemahaman dan saran yang baik terhadap tindakan-tindakan kriminalitas yang terjadi di lingkungan mereka. Kemudian ketua adat dan tokoh masyarakat harus lebih mempedulikan keadaan-keadaan di sekitar lingkungan mereka, karena tanpa adanya kepedulian dari mereka, masyarakatnya tidak ada yang mendorong dan memberi motivasi agar lebih baik, misalnya untuk mencegah terjadinya perbuatan melawan hukum seperti tindakan main hakim sendiri terhadap pelaku tindak pidana pencurian maupun tindakan main hakim sendiri dalam bentuk apapun.
4. Aparat Penegak Hukum Harus Selalu Aktif dalam Melakukan Kegiatan Pengamanan Wilayah
Dengan Kepolisan melakukan kegiatan patroli maka tindakan-tindakan main hakim sendiri dapat dicegah langsung dengan cepat, karena selama ini temuan dilapangan yang membuat tindakan main hakim sendiri terjadi dikarenakan pihak Kepolisian tidak berada di TKP (tempat kejadian perkara) yang sedang berlangsung melakukan praktek tersebut. Sehingga massa tidak ada yang mengontrol dan menghentikan tindakan-tindak itu, akibatnya pelaku-pelaku tindakan main hakim sendiri mengalami keadaan darurat yang artinya korban dari tindakan main hakim sendiri mengalami luka parah yang segera harus diobati.
Kemudian Polresta Banda Aceh dan beserta wilayah hukumnya sebagai bagian dari penegak hukum yang memiliki kewajiban dalam bidang pidana untuk mengusut kasus-kasus pidana baik kejahatan maupun pelanggaran, kasus yang bedasarkan aduan dari pihak yang dirugikan atau kasus biasa yang mulai
72
dengan laporan adalah kewajiban dari Polresta Banda Aceh dan bidang yang bertanggungjawab akan hal tersebut adalah bidang Reskrim.
Upaya yang dilakukan kepolisian dalam menanggulangi kejahatan menurut Kunarto yang dikutip oleh Rusli Muhammad adalah sebagai berikut ricniannya;114
a. Upaya represif, meliputi rangkaian penindakan yang ditujukan kearah pengungkapan terhadap semua kasus kejahatan yang terjadi, yang disebut ancaman faktual.
b. Upaya prefentif, merupakan rangkaian kegiatan yang ditunjukan untuk mencegah secara langsung terjadinya kejahatan.
c. Upaya pre-emtif adalah rangkaian kegiatan yang ditunjukan untuk memangkal dan menghilangkan faktor-faktor kriminogen terhadap pada tahan sedini mungkin.
Untuk upaya yang dilakukan Kepolisian dalam hal represif sebagaimana dijelaskan diatas telah dilakukan, kemudian upaya selanjutnya yaitu upaya preventif yang dilakukan oleh Polresta Banda Aceh dan beserta wilayah hukumnya.
Upaya yang telah dilakukan oleh Polresta Banda Aceh dalam menghadapi tindakan main hakim sendiri yang sering terjadi wilayah hukumnya merupakan upaya Komprehensif seperti yang dijelaskan diatas sebelumnya terkait upaya pencegahan tindakan main hakim sendiri, yaitu dalam penjelasan ini menurut seluruh jajaran Reskrim Polresta Banda Aceh dan beserta wilayah hukumnya penyelesaian maraknya kasus hukum seperti tindakan main hakim sendiri, yang baik bukanlah penyelesaian secara formal melainkan melakukan kegiatan seperti menyadarkan masyarakat atau meberikan pemahaman hukum yang baik kepada masyarakat agar kesadaran hukum dapat tumbuh dengan baik
114Ruslan Muhammad, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2011), hlm 88.
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dan juga oleh seluruh bidang-bidang yang ada di dalam Sturuktur Organisasi Polresta Banda Aceh, semua bidang bergerak untuk melakukan upaya preventif agar tidak terjadi perbuatan-perbuatan seperti main hakim sendiri.
Untuk meningkatkan kesdaran hukum bagi masyarakat upaya yang dilakukan Kepolisian adalah penyeluhan terpadu dan penyeluhan incidental, berikut penjelasanya;
5. Penyuluhan Terpadu dan penyuluhan insidental
Dalam penyuluhan ini dilakukan secara umum dan tidak pada hanya keinginan Polresta Banda Aceh, untuk menghindari perbuatan main hakim sendiri melainkan untuk menghindari semua perbuatan-perbuatan tindak pidana lain. Penyuluhan yang dilakukan oleh Kepolisian dilakukan untuk meningkatkan kesadaran hukum bagi masyarakat Kota Banda Aceh agar menghindari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum seperti melanggar lalu lintas atau perbuatan kejahatan yang lain. Dalam penyuluhan terpadu Kepolisian melakukan kerja sama terhadap warga sekitar agar penyuluhan berjalan dengan lancar, biasanya penyuluhan dilaksanakan pada acara sosialisasi warga atau acara-acara lainnya seperti yang sudah dijelaskan diatas sebelumnya.
Dalam penyuluhan ini kepolisian melakukan penyuluhan secara insidental apabila telah terjadi tindakan-tindakan yang melibatkan massa seperti main hakim sendiri, agar massa tersebut tidak mengulangi perbuatan yang telah terjadi dan tidak terdapat masalah-masalah baru setelah masalah tersebut selesai.
Upaya ini dilakukan khusus untuk saat kejadian atau setelah terjadi perbuatan main hakim sendiri.
Upaya yang dilakukan oleh Polresta Banda Aceh beserta wilayah hukumnya telah menunjukkan ketegasan tugas dan wewenang Kepolisian untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya agar tercapai kesejahteraan bagi masyarakat Kota Banda Aceh
74
sebagaimana yang dicita-cita oleh masyarakat dan penegak hukum, dan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
75 BAB EMPAT
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat menarik kesimpulan yang akan dijelaskan sebagai berikut;
1. Kasus-kasus tindakan main hakim sendiri bedasarkan pengakuan para penyidik Polresta Banda Aceh. Bahwa tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh sekelompok warga menggambarkan rasa kekesalan terhadap praktik pencurian, dan ketidakpercayaan kepada aparat penegak hukum karena aparat penegak hukum sering kali mengalami keterlambatan pada tempat kejadian perkara, sehingga massa memiliki sifat emosional yang tidak dapat dikontrol oleh siapapun kecuali aparat penegak hukum.
2. Kebijakan dalam upaya penanganan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh Polresta Banda Aceh terbagi menjadi dua bagian yaitu kebijakan pada korban dan kebijakan pada pelaku, pada korban Kepolisian melakukan pengamanan terlebih seperti membawa ke Rumah Sakit, dan mengkondusifkan wilayah tempat kejadian perkara tindakan main hakim sendiri, kemudian untuk kebijakan terhadap pelaku tindakan main hakim sendiri, polisi melakukan penyelidikan berupa mencatat atau meminta keterangan saksi kemudian melakukan penyidikan untuk mengumpulkan bukti-bukti.
3. Upaya yang dilakukan oleh Polresta Banda Aceh dalam mencegah dan menyelesaikan tindakan main hakim sendiri agar tidak terulang kembali yaitu dengan cara yang betul-betul efektif sehingga tindakan main hakim sendiri dapat teratasi dengan baik, untuk menyelesaikannya
76
Perlulah peran aparat penegak hukum Polresta Banda Aceh dan tokoh masyarakat untuk dapat memberikan pemahaman kesadaran hukum kepada masyarakat, agar terciptanya tujuan hukum dan rasa kerja sama dalam membangun perkembangan hukum yang baik, sehingga masyarakat dapat mengerti bahwa tindakan main hakim sendiri merupakan perbuatan melawan hukum.
B. Saran
1. Polresta Banda Aceh dan beserta wilayah hukum nya selalu diharapkan menjalankan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perundang-undangan, kemudian selalu mengedepankan hak asasi manusia karena hal ini sangat mempengaruhi pandangan hukum baik kepada masyarakat maupun kepada aparat kepolisian saat menjalankan tugas, dan juga harus mencerminkan sikap yang baik sebagaimana terdapat dalam kode etik kepolisian dalam menjalankan tugasnya dibidang penyelidikan dan penyidikan serta memiliki kemampuan bertanggungjawab yang tinggi terhadap keamanan wilayah hukumnya.
2. Polresta Banda Aceh sebagai sarana pelaksanaan penegakan hukum, dalam tugas dan wewenang yang diberikan oleh perundang-undangan yang berlaku setiap tugas yang diberikan kepadanya harus bertindak sesuai dengan prosedural hukum, untuk menertibkan, mengamankan, dan menyelesaikan permasalahan hukum dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab.
3. Masyarakat diharapkan harus memiliki tingkat kesadaran hukum yang baik, untuk menimbulkan suatu kesadaran hukum yang baik maka perlulah peran penegak hukum, tokoh masyarakat, dan para ahli, untuk menyampaikan kepada masyarakat agar lebih bijaksana dalam melakukan suatu tindakan agar terhindar dari perbuatan melawan hukum.
77
Daftar Pustaka
Anggoro, Toha, M. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Asyadie Zaeni, Rahman Arif. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2003.
Artiono Yon, Arba’i. Aku Menolak Hukuman Mati (Telaah Atas Penerapan Pidana Mati). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 30 April 2012.
Arief Nawawi. Barda. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan. Jakarta:
Kencana, 2010.
Ali Achmad. Keterpurukan Hukum di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Ali Makhrus. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Airman Rasyid, Raghib Fahmi. Hukum Pidana. Malang: Setara Press, 2015.
Arrasjid Chainur. Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2008 Abbas Syahrizal. Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan
Hukum Internasional. 5. Edisi Pertama Cetakan 1. Pranada Media, 1 Januari 2017.
Arliman Laurensius, S. Penegakan Hukum Dan Kesadaran Masyarakat, Cet-1. Yogyakarta: Deepublish Desember 2015
78
Burke Peter. Sejarah dan Teori Sosial edisi kedua. Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015.
Chazawi Adami. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2. Jakarta:
RajaGrafindo, 2002.
Dzulkifli, Jimmy. Kamus Hukum. Surabaya: Grahamdia Press, 2012.
Danim Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002.
Dayanto, Karim Asma. Peraturan Daerah Responsif. (Fondasi Teoritik dan Pedoman Pembentukannya. Yogyakarta: Deepublish Budi Utama, November 2015.
Dasly Vudy, Brigadir Polsek Lhong Raya, (Banda Aceh: 23 November 2020).
Gunadi Ismu, Efendi Joenedi. Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri Kencana, 2014.
Hamzah Andi. Kamus Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia 1996.
Harahap Yahya. Pembahasan dan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyelidikan dan Penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Hamzah Andi. Hukum Acara Pidana. Jakarta: Sinar Grafika Cetakan 2006.
Hamzah Andi. Delik-Delik Tertentu (Spesiale Delicten) Dalam KUHP.
Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Hierarji Eddy, O.S. Prinsip-Prinsip Hukum Pidana. Yogyakarta: Atma Jaya, 2016.
Handoko Duwi. Asas-Asas Hukum Pidana Dan Hukum Panitensier Di Indonesia. Cetakan Pertama, Penerbit Hawa dan AhwaPekanbaru: November, 2017.
Hatta, Moh. Sistem Peradilan Pidana Terpadu. Yogyakarta:
Galangpress, 2008.
Iskandar. Konsepsi Intelektual Dalam Memahami Ilmu Hukum Indonesia. Yogyakarta: Andi OffSet, 2016.
Jasin Johan. Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia di Era Otonomi Daerah. Cetakan Pertama, Yogyakarta Budi Utama, 2019.
Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia 1981.
Kamal Muhammad. Human Trafficking, Penanggulangan Tindak Pidana Manuisa. Makassar: Social Politic Genus (SIGn), 3 Oktober 2019.
Lamintang, Lamitang Theo. Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana dan Yurisprudensi. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Lamintang, Samosir Djisman. Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Sinar Baru, 1983.
Mutaqin. Bait-Bait Opini Dari Anak Negeri. Cetakan Pertama, Sukabumi: CV Jejak, Jawa Barat, 2018.
Moh.Mahfud, M. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1998
Mertokusumo Sudikno. Hukum Acara Pidana Indonesia. Yogyakarta:
Liberty 2010.
Muhammad Ruslan. Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Yogyakarta:
UII Press, 2011.
Marda Pythares Clara, Penyidik Polsek Ingin Jaya, (Aceh Besar: 18 November 2020)
Penggabean, H.P. Buku Ajar Klinis Hukum Dalam Sistem Hukum dan Peradilan. Bandung: PT. Alumni, 2011.
80
Pramudya Kelik dan Widiatmoko Ananto, Pedoman Etika Profesi Aparat Hukum Hakim, Jaksa, Polisi, Notaris, dan Advokat, Jakarta: PT.
Suka Buku, 2010.
Sunaryo Sidik. Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana. Malang: UMM Press, 2004.
Soeroso, R. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta Sinar Grafika Jakarta, 2011.
Soekanto Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press, 2014.
Soejono. Kejahatan Dan Penegakan Hukum Di Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta, 1995.
Shant Dellyana. Konsep Penegakan Hukum. Yogyakarta: Liberty, 1998.
Rahardjo Satjipto. Hukum Progresif,. Yogyakarta: Genta Publishing, 2009.
Reza Deki, Penyidik Polresta Banda Aceh, (Banda Aceh: 17 November 2020)
Soekanto Soerjono. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali, 1983.
Siswi Nuria Harun. Dkk. Hukum Administrasi Negara di Era Citizen Friendly. Cet-1, Surakarta: Muhammadiyah University Press, Oktober 2018.
Selle. Urgensi Kemandirian Kekuasaan Kehakiman. Makassar: Social Politic Genius, 2018.
Shaleh Roeslan. Perbuatan Pidana dan Pertanggung Jawaban Pidana.
Jakarta: Aksara Baru. 1983.
Syahputra Agus, Penyidik Polresta Banda Aceh, (Banda Aceh: 22 Oktober 2020).
Tongat. Hukum Pidana Materil: Tinjauwan Atas Tindak Pidana Terhadap Subjek Hukum Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakrta: Djambtana, 2003.
KARYA ILMIAH
Amrullah, Khasan, M. Tinjauwan Hukum Islam Terhadap Main Hakim Sendiri Bagi Pelaku Tindak Pidana Pencurian”. Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2011.
Aima. Tindakan Main Hakim Sendiri Terhadap Pelaku Pencurian Yang Mengakibatkan Kematian Perspektif Hukum Islam dan KUHP”.
Mazhab dan Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2017.
Fitriarti. Perbuatan Main Hakim Sendiri Dalam Kajian Kriminologi dan Sosiologi, Masalah Masalah Hukum. Jilid 41.
Prabowo Purdianto, Farhan Thariq. Pendapat Masyarakat Terhadap Perbuatan Main Hakim Sendiri (Eigenrichting). Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017.
Welly Kheni, Stephen. Street Justice Masyarakat Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencurian Di Kota Pontianak, Universitas Tanjungpura Fakultas Hukum, Pontianak, 2014.
Wartiningsih. Tindakan Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) Dalam Terjadinya Pencurian Sapi Di Madura. Rechtidee, Vol. 12.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan.
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
PERMA No. 2 Tahun 2012 Tentang Penyelesaian Batasan Tindak Pidana Ringan (Tipiring) Dan Jumlah Denda Dalam KUHP.
82
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) WEB
https://aceh.antaranews.com/berita/94626/maling-kambing-diamuk-warga-dan-sepedanya-dibakar-di-aceh-utara
https://aceh.tribunnews.com/2020/04/18/kasus-amuk-massa-dua-pria- asal-medan-yang-mencuri-di-pasar-lambaro-aceh-besar-seorang-dibebaskan
https://www.ajnn.net/news/maling-babak-belur-diamuk-massa-di-lamgugop/index.html
https://www.tribunnews.com/regional/2011/02/25/dua-komplotan-pencuri-tewas-diamuk-massa
https://aceh.tribunnews.com/2020/04/13/ini-kronologi-kasus-dua-pencuri-yang-diamuk-massa-di-pasar-lambaro-aceh-besar http://repository.unpas.ac.id/34505/2/J.%20BAB%20II
http://mafiadoc.com/penegakan-hukum-jimly-asshiddiqie.
83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama/NIM : Muhammad Fadhil/160106021
Tempat/Tgl. Lahir : Desa Drien Rampak, Kec. Johan Pahlawan, Kab. Aceh Barat, Kota Meulaboh, Provinsi Aceh / 29 Juli 1998.
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Kebangsaan/suku : Indonseia/Aceh
Status : Belum Kawin
Alamat : Jln. BKKBN, No 303, Gampong Drien Rampak, Kec.
Johan Pahlawan, Kab/Kota, Aceh Barat/Meulaboh, Prov.
Aceh, Negara Indonesia.
Orang Tua
Nama Ayah : Drs. Zulfikar (Alm) Nama Ibu : Dra. Rafidah
Alamat : Jln. BKKBN, No 303, Gampong Drien Rampak, Kec.
Johan Pahlawan, Kab/Kota, Aceh Barat/Meulaboh, Prov.
Aceh, Negara Indonesia.
Pendidikan
SD/MI : SD Negeri 14 Meulaboh SMP/MTs : SMP Negeri 2 Meulaboh SMA/MA : SMA Negeri 1 Meulaboh
PT : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Demikian Riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Banda Aceh, Kamis 3 Juni 2021 Penulis
Muhammad Fadhil
84 LAMPIRAN Lampiran 1 : SK Penetapan Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 : Surat Permohonan Melakukan Penelitian
86
Lampiran 3 : Daftar Informan dan Responden DAFTAR INFORMAN DAN RESPONDEN
Judul Penelitian : PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRIHCTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH
Nama Peneliti/NIM : Muhammad Fadhil/160106021
Institusi Peneliti : Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Syari’ah dan Pekerjaan : Polisi (Kasubnit II Unit IDIK I)
Alamat : Darussalam, Banda Aceh Pekerjaan : Brig Polisi (Kasi Polsek Lhong
Raya)
Alamat : Blang Oi, Banda Aceh
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Kesediaan Melakukan Wawancara SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN DIWAWANCARAI Saya yang bertanda tangan dibawah ini;
Nama : Agus Syahputra, S.Sos
Tempat/Tanggal Lahir : Banda Aceh 14 Juni 1982
No KTP : 1106081406820001
Alamat : Desa Lam Lumpu Ke. Peukan Bada Peran Dalam Penelitian : Narasumber
Menyatakan bersedia untuk diwawancarai untuk penelitian/skripsi dengan judul; “PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH.”
Dengan demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dan keadaan sehat jasmani maupun rohani. Hendaknya pernyataan ini dapat diperlukan sebagai syarat pemenuhan etika penelitian.
88
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN DIWAWANCARAI Saya yang bertanda tangan dibawah ini;
Nama : Deki Reza F, S.H
Tempat/Tanggal Lahir : Banda Aceh 27 Desember 1985
No KTP : 1171012712850004
Alamat : Darussalam Banda Aceh
Peran Dalam Penelitian : Narasumber
Menyatakan bersedia untuk diwawancarai untuk penelitian/skripsi dengan judul; “PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH.”
Dengan demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dan keadaan sehat jasmani maupun rohani. Hendaknya pernyataan ini dapat diperlukan sebagai syarat pemenuhan etika penelitian.
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN DIWAWANCARAI Saya yang bertanda tangan dibawah ini;
Nama : Clara Pythares Marda, S.H
Tempat/Tanggal Lahir : Mata Pura 1 Desember 1996
No KTP : 1601080112960003
Alamat : Bathoh Banda Aceh
Peran Dalam Penelitian : Narasumber
Menyatakan bersedia untuk diwawancarai untuk penelitian/skripsi dengan judul; “PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH.”
Dengan demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dan keadaan sehat jasmani maupun rohani. Hendaknya pernyataan ini dapat diperlukan sebagai syarat pemenuhan etika penelitian.
90
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN DIWAWANCARAI Saya yang bertanda tangan dibawah ini;
Nama : Vudy Dasly
Tempat/Tanggal Lahir : Banda Aceh 26 Juni 1986
No KTP : 1171072606860001
Alamat : Blang Oi Banda Aceh
Peran Dalam Penelitian : Narasumber
Menyatakan bersedia untuk diwawancarai untuk penelitian/skripsi dengan judul; “PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH.”
Dengan demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dan keadaan sehat jasmani maupun rohani. Hendaknya pernyataan ini dapat diperlukan sebagai syarat pemenuhan etika penelitian.
Lampiran 5 : Protokol Wawancara
INTERVIEW PROTOCOL (Adaptep From Creswell, 2008)
PROJECT: PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH
Waktu Wawancara : 11:51 WIB
Tanggal : Selasa 2 Maret 2021
Tempat : Polresta Banda Aceh
Pewawancara : Muhammad Fadhil
Narasumber : Agus Syahputra, S.Sos
Jabatan Narasumber : KASUBNIT I Unit V Sat. Reskrim Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Agus Syahputra, S.Sos
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Banda Aceh 14 Juni 1982
Alamat : Desa Lam Lumpu Banda Aceh
Dengan ini menyatakan setuju untuk melakukan proses wawancara mengenai “Penyelesaian Tindakan Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencurian Didalam Masyarakat Kota Banda Aceh”, dan bersedia menjadi narasumber dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
92
INTERVIEW PROTOCOL (Adaptep From Creswell, 2008)
PROJECT: PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH
PROJECT: PENYELESAIAN TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM MASYARAKAT KOTA BANDA ACEH