• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

INPUT LINGKUNGAN

4.2 APLIKASI MODEL DAN VERIFIKAS

4.2.1 Lokasi Pengujian Model

Model diaplikasikan pada wilayah Kabupaten Kutei Timur yang memiliki potensi pengembangan agroindustri berbasis kelapa sawit sebagaimana yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Timur maupun Pemerintah Pusat (MenkoEkuin, 2011). Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur telah menetapkan batasan wilayah Agropolitan Sangsaka1, dimana Maloy sebagai pusat Agroindustri dan pusat pertumbuhan(Nugroho, 2008).

Kabupaten Kutai Timur sendiri merupakan salah satu wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai dibentuk berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999 tentang pemekaran wilayah propinsi dan kabupaten. Secara geografis,wilayah Kabupaten Kutai Timur berada pada posisi 115°56'26'' BT - 118°58'19'' BB dan 1°17'1'' LS - 1°52'39''.

Menurut data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kutei Timur (BapedaKutim, 2011), wilayah Kutei Timur memiliki luas 35.747,50 Km2 atau 17% dari luas Propinsi Kalimantan Timur.Sebagaimana yang tergambar pada Gambar 4-15, batas utara wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, sebelah timur dengan Selat Makassar, sebelah selatan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebelah barat dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kabupaten Kutai Timur memiliki 18 wilayah kecamatan(BPS, 2011), yakni Kecamatan Sangatta (Ibukota Kabupaten/Ibukota Kecamatan Sangkulirang), Kec. Muara Bengkal, Kec. Muara Ancalong, dan Kec. Muara Wahau,Telen, Sandaran, Busang, Kaliorang, Kongbeng, Bengalon, Rantau Pulung, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Karangan, Kaubun, Batu Ampar dan Long Masengat. Total ada sejumlah 135 desa yang tersebar di kecamatan- kecamatan yang ada di Kutei Timur(BPS, 2011). Peta wilayah Kabupaten Kutei Timur diperlihatkan pada Gambar 4-15.

1

Gambar 4-15 Peta Wilayah Kabupaten Kutei Timur

4.2.2 Potensi dan Luas Lahan Perkebunan

Kelapa sawit adalah salah satu dari beberapa tanaman palma penghasil minyak. Berdasarkan data agroklimat, tanaman kelapa sawit sangat cocok ditanam dan diusahakan baik oleh perorangan, kelompok maupun perusahaan. Kesesuaian agroklimat dan ketersediaan lahan disertai dengan kemudahan-kemudahan regulasi yang ditawarkan oleh Pemerintah Daerah, tampaknya berhasil mengundang minat investor untuk berusaha di bidang kelapa sawit di Kabupaten Kutei Timur.

Kehadiran investor berusaha pada komoditi kelapa sawit akan memberikan pengaruh signifikan, hal ini ditandai dengan tingginya animo masyarakat untuk berusaha di bidang kelapa sawit di Kabupaten Kutei Timur.

Pengembangan pertanian khususnya komoditas kelapa sawit merupakan program strategis yang menjadi prioritas pembangunan ekonomi bagi Pemerintah Daerah Kutei Timur dan didukung oleh Pemerintah Pusat melalui Program Percepatan Ekonomi (MenkoEkuin, 2011) dan Sistem Logistik Nasional(Tamboen, Dewandhono et al., 2008), yang dikenal dengan “Sejuta Hektar Kelapa Sawit” di Kabupaten Kutei Timur. Sejak dicanangkan tahun 2005 hingga 2010, luas tanaman kelapa sawit sudah mencapai 181.282,97 ha (BPS,

2011) dengan produksi (TBS) sebanyak 1.005.079,71 ton. Sentra tanaman kelapa sawit di Kutei Timur berada di Kecamatan Wahau dengan luas 8.538,85 ha, Kecamatan Kaubun 6.185 ha dan Kecamatan Bengalon 5.020,39 ha.

Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Kutei Timur berdasarkan data BPS (2011) sebagian besar bekerja di bidang Pertanian 54,1%, sisanya bekerja di sektor lain yaitu Pertambangan 12,8%, Industri 2,4%, Listrik dan Air Minum 1,0%, Konstruksi 2%, Perdagangan, Hotel dan Restoran, 12,3%, Angkutan dan Komunikasi 2,3%, Keuangan 1,4% dan Jasa 11,7%.

Sesuai dengan kondisi wilayah, agroklimat serta budaya masyarakat di Kabupaten Kutei Timur, pengembangan komoditi perkebunan kelapa sawit dari hulu sampai hilir sangat menjanjikan, terlebih lagi adanya dukungan dari Pemerintah, Swasta dan Perbankan.

Perkembangan luas areal dari tahun ke tahun tampaknya tidak diikuti oleh sarana pengolahan, sehingga tanaman kelapa sawit rakyat walaupun telah berproduksi masih kesulitan dalam proses pengolahan dan pemasaran. Masyarakat petani belum memperoleh peluang untuk memanfaatkan potensi ekonomi dalam kegiatan off-farm dan hanya terbatas pada on-farm. Demikian juga pesatnya pertumbuhan perkebunan kelapa sawit belum ditunjang oleh infrastruktur pelabuhan yang memadai untuk saat ini sehingga pabrik-pabrik minyak kelapa sawit yang ada banyak yang harus membawa hasil produksinya ke pelabuhan di luar kabupaten Kutei Timur yang berjarak jauh dari lokasi pabrik dengan konsekuensi biaya produk menjadi lebih tinggi akibat biaya transportasi.

Bertitik tolak dari kekurangan dan permasalahan diatas, maka untuk meningkatkan nilai tambah pada kegiatan off-farm sekaligus meningkatkan pendapatan petani, langkah implementasi yang dilakukan adalah mendirikan atau mengembangkan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit. Pabrik pengolahan kelapa sawit yang didirikan dalam rangka mendukung dan memberikan nilai tambah pada usaha perkebunan kelapa sawit rakyat atau kelompok tani akan dapat mengisi pasar domestik, sedangkan CPO yang dihasilkan oleh Perkebunan Besar Swasta untuk tujuan ekspor.

4.2.3 Identifikasi Sumber Bahan Baku dengan GIS

Bahan baku agroindustri minyak kelapa sawit berasal dari perkebunan kelapa sawit yang tersebar hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Kutei Timur. Sebaran dari perkebunan kelapa sawit di Kutei Timur diperlihatkan pada output dari sistem informasi geografis yang dibangun dalam penelitian ini sebagaimana terlihat pada Gambar 4-16.

Terdapat 160 Kebun yang teridentifikasi di Kabupaten Kutei Timur. Secara lengkap daftar kebun kelapa sawit yang ada di Kabupaten Kutei Timur dilampirkan pada Lampiran 1.

Gambar 4-16 Kebun Kelapa Sawit di Kabupaten Kutei Timur

Dari 160 kebun kelapa sawit yang tersebar di kabupaten Kutei Timur, sebagian besar (68,8%) dimiliki oleh perusahaan swasta (110 areal kebun), sebagian lagi sebesar 0,6% dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (1 areal kebun) dan sisanya sebanyak 30,6% dimiliki oleh Koperasi Masyarakat (49 areal kebun). Secara spasial atas dasar kepemilikan areal kebun kelapa sawit, diperlihatkan pada peta di Gambar 4-17.

Gambar 4-17 Sebaran Kebun Kelapa Sawit Berdasarkan Kepemilikan

4.2.4 Perhitungan Luasan Kebun Menggunakan Analisis Spasial

Dengan menggunakan analisis spasial luasan pada poligon-poligon konsesi kebun kelapa sawit yang terdapat di Kabupaten Kutei Timur, diperoleh perkebunan kelapa sawit di Kutei Timur adalah seluas 7.215.481.135 m2 atau seluas 7.215,48 km2. Kalau dikonversi ke ha, maka diperoleh luasan kebun kelapa sawit di Kabupaten Kutei Timur seluas 721.548 ha.

Tabel 4-2 berikut ini memperlihatkan jumlah dan luasan kebun kelapa sawit berdasarkan kepemilikannya hasil dari pengolahan data dengan menggunakan GIS.

Tabel 4-2 Konsesi Lahan Perkebunan Sawit di Kutei Timur

No Pemilik Jumlah Luas (ha)

1 BUMN 1 15.960