BAB 4. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
4.2. Arahan Kebijakan Nasional 2010 - 2014
4.2.3. Arah Kebijakan Umum dan Prioritas Pembangunan Nasional
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional tahun 2010-2014 yang dijabarkan dalam 5 (lima) agenda utama pembangunan nasional serta berlandaskan arah kebijakan umum pembangunan nasional, RPJMN menetapkan 11 (sebelas) prioritas nasional, yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Adapun prioritas yang terkait erat dengan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman adalah sebagai berikut.
Prioritas Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan 1.
Peningkatan kualitas pelayanan publik ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik. Adapun arah Kebijakan
Prioritas: a) Penataan kelembagaan birokrasi pemerintah melalui konsolidasi struktural berdasarkan tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah, peningkatan kualitas reformasi birokrasi, perbaikan tata laksana (business process), pengembangan manajemen SDM aparatur berbasis merit, dan pencapaian kinerja secara optimal; b) Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan; c) Penetapan dan penerapan sistem indikator kinerja utama pelayanan publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Prioritas Bidang Kesehatan 2.
Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan diantaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014. Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang kesehatan adalah Program kesehatan masyarakat berupa penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014.
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan 3.
Sasaran tingkat kemiskinan pada RPJMN tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 8 – 10% di akhir tahun 2014. Pada tahun 2012, tingkat kemiskinan diharapkan dapat turun hingga pada kisaran 10.5-11.5%, sedangkan target tahun 2013 yaitu 9.5 – 10% dari jumlah penduduk.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka strategi percepatan penurunan kemiskinan adalah: 1) Meningkatkan pertumbuhan pada sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja dan efektif menurunkan kemiskinan; 2) Melengkapi dan menyempurnakan upaya penanggulangan kemiskinan, terutama yang berkaitan dengan hak-hak dasar; 3) Meningkatkan efektivitas pelaksanaan penurunan kemiskinan di daerah.
Untuk itu, arah kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut: 1) Mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan padat karya (pro-growth&pro-job), khususnya pertumbuhan sektor-sektor usaha yang melibatkan orang miskin (pro-poor) sehingga berkontribusi secara ekonomis terhadap upaya pengurangan tingkat kemiskinan; 2) Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memperkuat pembangunan yang inklusif dan berkeadilan melalui kemandirian ekonomi perdesaan, perbaikan pemenuhan pelayanan dasar, peningkatan kapasitas masyarakat miskin dalam aspek akses permodalan, akses pasar, keterampilan usaha, produksi, dan kelembagaan usaha melalui koperasi, maupun pengoptimalan potensi daerah; 3) Meningkatkan efektifitas pelaksanaan program-program pro-rakyat yang bertujuan untuk menyediakan akses fasilitas dasar bagi masyarakat nelayan, masyarakat miskin perkotaan, dan daerah tertinggal. Untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut upaya penanggulangan kemiskinan difokuskan pada antara lain 3 (lima) hal, yaitu: Penyempurnaan dan peningkatan efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri; Peningkatan dan perluasan program-program pro-rakyat; dan Peningkatan sinkronisasi dan efektivitas koordinasi penanggulangan kemiskinan serta harmonisasi antar pelaku.
Prioritas Ketahanan Pangan 4.
Arah kebijakan pembangunan ketahanan pangan pada tahun 2012 adalah peningkatan produksi pangan. Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian ditujukan untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Hal tersebut membutuhkan dukungan infrastruktur PU dan permukiman yaitu infrastruktur sumber daya air berupa air untuk irigasi. Oleh karena itu, substansi inti program aksi ketahanan pangan infrastruktur adalah pengairan yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya.
Prioritas Pembangunan Infrastruktur 5.
Pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat. Substansi inti adalah Meningkatkan jumlah kawasan yang terlindungi dari bahaya banjir dan abrasi pantai, termasuk pemulihan pasca bencana alam; Mempercepat pencapaian prioritas nasional penanganan secara terpadu DAS Bengawan Solo; Penyediaan rumah layak huni dan terjangkau melalui pembangunan rusunawa, fasilitasi pembangunan prasarana, sarana, dan infrastruktur permukiman; Penyelesaian peraturan perundang-undangan amanat UU 26/2007, termasuk di dalamnya RTR Pulau, RTR KSN, RTRWP dan RTRWK; Penguatan kelembagaan dalam rangka paduserasi rencana pembangunan, termasuk MP3EI dengan RTR; Jalan (Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua sepanjang total 19.370 km pada tahun 2014).
Prioritas Iklim Investasi dan Iklim Usaha 6.
Peningkatan investasi dilaksanakan melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Adapun dukungan sektor ke-PU-an mendukung prioritas nasional adalah reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan dan dukungan terhadap Sistem Logistik Nasional (Sislognas) serta pengembangan KEK di 5 (lima) lokasi melalui skema Public-Private Partnership.
Prioritas di Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 7.
Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim. Penanganan bencana bidang PU meliputi: mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi dengan kebijakan penanganan yang dilakukan secara terpadu dengan pendekatan pengembangan satuan wilayah yang ada, yaitu: penataan ruang melalui pengaturan keseimbangan arahan sistem jaringan prasarana wilayah; SDA melalui konsep pengelolaan sumber daya air utuh dari hulu hingga hilir; bina marga yang memuat sarana prasarana jalan untuk keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah;
sarana dan prasarana perkotaan melalui pengembangan dan penataan perumahan dan permukiman yang diwujudkan dalampenelitan dan pengembangan melalui pengembangan teknologi tepat guna, pelaksanaan sosialisasi dan pelembagaan serta advokasi teknis yang diwujudkan dalam strategi dalam setiap tahap pra-bencana, saat bencana dan pasca bencana.
Prioritas Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik 8.
Program aksi untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah tersebut. Sasaran pembangunan daerah tertinggal 2012 antara lain: a) Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 6,8% pada tahun 2012; b) Berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal hingga mencapai rata-rata sebesar 16.6% pada tahun 2012; dan c) Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di daerah tertinggal yang diindikasikan oleh rata-rata Indeks pembangunan manusia (IPM) pada tahun 2012 menjadi 69.9.
Sedangkan sasaran untuk pembangunan kawasan perbatasan antara lain: 1) Mulai meningkatnya akses masyarakat kepada sarana dan prasarana dasar; 2) Mulai terciptanya keterkaitan sistem produksi dan distribusi antara Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dengan pusat kegiatan di kecamatan perbatasan sekitarnya dalam suatu sistem kawasan pengembangan ekonomi. Program aksi untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pascakonflik.