• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman

BAB 2. KONDISI, ISU DAN TANTANGAN

2.1. Evaluasi Hasil Pembangunan 2010 - 2012

2.1.3. Pembangunan Infrastruktur Permukiman

1 Pemeliharaan Rutin Jalan Km 164.169,00 29.802,00 33.260,00 34.583,00 - 66.524,00

2 Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Km 4.830,00 1.284,00 1.325,00 1.490,00 183,44 547,56

3 Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Km 5.095,00 483,00 1.086,00 1.877,00 708,42 940,58

4 Pemeliharaan Rutin, Berkala/Rehabilitasi Jembatan M 840.141 98.711 405.547 271.796 531 63.556

5 Penggantian Jembatan M 15.523 2.113 2.681 3.048 1.492 6.189

6 Pembangunan Jalan Baru, termasuk Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan Km 1.755,00 278,00 337,00 584,00 140,04 415,96

7 Pembangunan Jembatan, termasuk Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan M 29.666 7.756 7.837 8.950 63 5.060

8 Pelebaran Jalan Km 12.430,00 2.076,00 3.160,00 1.909,00 564,25 4.720,75

9 Pembangunan Fly Over/Underpass/ Terowongan M 15.979 3.767 3.494 8.657 - 61

10 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Km 44,00 4,00 6,00 10,50 3,92 19,58 3

1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan Kawasan 661 234 398 170 (141)

2 Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Block 250 40 65 48 97

3 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan 469 143 193 137 (4)

4 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi Dan Sosial (RISE) Kecamatan 1.185 237 237 237 474

5 Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Desa 3.190 3.900 5.873 3.000 (9.583) NO PROGRAM / KEGIATAN / URAIAN SATUAN RENSTRA2010-2014

Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Pelaksanaan Pengembangan Permukiman

SISA SASARAN 2013-2014 Program Penyelenggaraan Jalan

2012

Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional

2.1.3. Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Infrastruktur sub bidang cipta karya yang mencakup sub bidang air minum, sanitasi, pengembangan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan menunjukkan pula kondisi yang beragam. Hingga tahun 2011, pelayanan air minum telah mencapai 6.514 L/det atau 178 kota/IKK dari target ) sebesar 8.099 L/det atau 857 IKK; peningkatan jumlah pelayanan sanitasi mencapai 243 kab/kota atau 240 kawasan dari target 605 kab/kota atau 554 kawasan; pembinaan 190 PDAM dari target 294 PDAM; rusunawa terbangun sebanyak 105 twinblock dari target 250; kawasan permukiman dan penataan bangunan yang direvitalisasi 459 kawasan dari target 666 kawasan; dan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan yang ditingkatkan sebanyak 31.640 desa dari target 37.920 desa.

Pada akhir tahun 2007 total cakupan pelayanan air minum perpipaan di perkotaan baru mencapai 45% dan perdesaan 10%, sehingga cakupan pelayanan air minum perpipaan nasional menjadi sebesar 20%. Di tahun 2009 cakupan pelayanan air minum di perkotaan meningkat menjadi 47,23% (44,5 juta jiwa) dari 41% di tahun 2004 (34,36 juta jiwa) sementara di perdesaan telah meningkat dari 8% di tahun 2004 (melayani 10,09 juta jiwa), menjadi 11,55% di tahun 2009 (15,2 juta jiwa). Status pencapaian MDGs untuk akses air bersih, air minum perpipaan, sanitasi dan rumah tangga kumuh perkotaan hingga tahun 2009 dapat dilihat dalam tabel….

Tabel… Capaian Terkait ke Cipta Karyaan (MDG’s dan IPM)

No Indikator Pencapaian Target MDGs

2007 2008 2009 2015 2020 A (%) Penduduk Mendapat Akses Air Bersih

Sumber air terlindungi (Perkotaan)

o 54,10 50,20 49,80 57,40

Sumber air terlindungi (Pedesaan)

o 43,90 43,00 45,70 61,60

Rata-rata 48,30 46,50 47,70 60,30 B (%) Penduduk Dilayani Perpipaan

Air minum perpipaan (Perkotaan)

o 30,80 30,03 47,39

Air minum perpipaan (Pedesaan)

o 9,00 14,29 19.76

Rata-rata 25,61 36,36

C (%) Rumah Tangga Bersanitasi Rumah tangga (Perkotaan)

o 66,70 69,55 78,30

Rumah tangga (Pedesaan)

o 31,40 34,00 55,54

Rata-rata 48,60 51,02 62,37

D (%) Rumah Tangga Kumuh Perkotaan Rumah tangga kumuh perkotaan

o 12,12 6,00

E Usia/Angka Harapan Hidup Indonesia Usia/angka harapan hidup

o 70,4 70,5 70,6

Pada sub bidang persampahan, pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masih rendah. Sementara upaya meningkatkan kinerja TPA yang berwawasan lingkungan di kota metro/besar sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari jumlah TPA di seluruh Indonesia yang mencapai 378 buah dengan luas 1,886.99 Ha, sebanyak 80,6% masih menerapkan metode open dumping, 15,5% menggunakan metode controlled lanfill dan hanya 2,8% yang menerapkan metode sanitary landfill, sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa sampai saat ini sampah belum dikelola menggunakan pendekatan yang ramah lingkungan. Namun demikian telah dibangun TPA berbasis Clean Development Mechanism di 2 (dua) lokasi dan sedang dalam tahap persiapan di 11 lokasi lainnya. Upaya untuk mengurangi kuantitas sampah sebesar 20% pada periode tahun 2004–2009 juga masih belum menunjukkan hasil yang signifikan. Demikian juga halnya dengan infrastruktur pengelolaan persampahan yang ada ternyata tidak sebanding dengan kenaikan timbunan sampah yang meningkat 2–4% per tahun, sedangkan di sisi yang lain

percontohan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) saat ini masih terbatas di 80 kawasan. Secara keseluruhan sampai saat ini prosentase sistem pengelolaan persampahan telah mencapai 54%, masih di bawah target RPJMN (75% pada tahun 2009) dan MDGs (70% pada tahun 2015).

Dalam penanganan air limbah secara nasional pada periode tahun 2004–2009, berdasarkan laporan MDGs, pada tahun 2007 akses sanitasi layak nasional mencapai 69,3%. Ini berarti bahwa angka tersebut telah melampaui target Millennium Development Goals (MDGs) sebesar 65,5% pada tahun 2015. Saat ini 77,15% penduduk nasional sudah memiliki akses terhadap prasarana dan sarana sanitasi (90,50% di perkotaan dan 67,00% di perdesaan). Prosentase aksesibilitas jumlah keluarga terhadap sarana sanitasi dasar telah meningkat dari 77,5% pada tahun 2004 menjadi 81,8% pada tahun 2007 di kawasan perkotaan. Sementara untuk kawasan perdesaan, jumlah keluarga yang memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar meningkat dari 52,2% pada tahun 2004 menjadi 60% pada tahun 2007. Dari kondisi secara keseluruhan saat ini prosentase pelayanan air limbah perkotaan terpusat baru sebesar 1% dan prosentase sistem pelayanan air limbah berbasis masyarakat telah dilakukan di 409 lokasi.

Untuk penanganan bangunan gedung dan lingkungan, telah diupayakan peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi/diseminasi peraturan bidang bangunan gedung dan lingkungan sebanyak 5 (lima) kali di setiap provinsi dengan target 468 kabupaten/kota; pelatihan tenaga pendata harga dan keselamatan bangunan sebanyak 3.744 orang di 468 kabupaten/ kota; pendataan dan pembinaan kelembagaan terkait bangunan gedung di 468 kabupaten/kota pada 33 provinsi; pendataan kinerja pemerintah daerah di 43 kabupaten/kota pada 8 (delapan) provinsi; serta pendataan Peraturan Daerah (Perda) terkait bangunan gedung di 468 kabupaten/kota pada 33 provinsi.

Di sisi lain sampai saat ini tingkat pemenuhan kebutuhan rumah masih menjadi permasalahan serius. Diperkirakan sampai dengan tahun 2020, rata-rata setiap tahun terdapat 1,15 juta unit rumah yang perlu difasilitasi. Saat ini pembangunan/ pengembangan rumah baru mencapai 600.000 unit per tahun. Sementera itu, setiap tahun terjadi penambahan kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru rata-rata sekitar 820.000 unit rumah. Terdapat backlog pembangunan perumahan yang terus meningkat dari 4,3 juta unit rumah pada tahun 2000 menjadi sebesar 7,4 juta unit rumah pada akhir tahun 2009. Pembangunan/pengembangan unit baru diharapkan akan meningkat sebesar 2,5% per tahun hingga tahun 2020. Untuk pembangunan unit Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dalam rangka penataan kawasan kumuh di perkotaan mencapai 18.848 unit (tahun 2009) dari 200 unit di tahun 2005. Sementara itu berdasarkan data SUSENAS tahun 2007 masih terdapat 5,9 juta keluarga yang belum memiliki rumah. Jumlah rumah saat ini hanya 51 juta unit. Dari jumlah tersebut hanya 17 juta rumah tergolong layak huni dan 34 juta masih tergolong tidak layak huni yang terbagi sebanyak 40% di perdesaan dan 60% di perkotaan. Berdasarkan data hingga pertengahan tahun 2012, dalam rangka pelaksanaan pengembangan permukiman telah dibangun 48 twinblock rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya, infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (RISE) di 237 kecamatan dan infrastruktur perdesaan (PPIP) di 3.000 desa. Dalam rangka pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan, pengelolaan gedung dan rumah negara telah dilaksanakan swadaya masyarakat (P2KP) di 10.922 kelurahan/desa. Dalam rangka pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan telah dibangun infrastruktur air limbah di 350 kawasan dan TPA sampah di 94 kab/ kota. Dalam rangka pelaksanaan pengembangan SPAM telah dibangun SPAM di 277 kawasan MBR, 187 IKK dan 230 kawasan khusus. Selain itu juga telah dilakukan infrastruktur kawasan permukiman

perkotaan dan perdesaan, penataan bangunan gedung dan fasilitasnya, fasilitasi SPAM dan pembangunan infrastruktur 3R.

Adapun capaian output utama dalam periode tahun 2010 – 2012 selengkapnya termuat dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Pencapaian Output Utama Ditjen Cipta Karya

2010 2011

CAPAIAN CAPAIAN DIPA SAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9=4-(5+6+7+8)

2

1 Pemeliharaan Rutin Jalan Km 164.169,00 29.802,00 33.260,00 34.583,00 - 66.524,00

2 Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Km 4.830,00 1.284,00 1.325,00 1.490,00 183,44 547,56 3 Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Km 5.095,00 483,00 1.086,00 1.877,00 708,42 940,58 4 Pemeliharaan Rutin, Berkala/Rehabilitasi Jembatan M 840.141 98.711 405.547 271.796 531 63.556

5 Penggantian Jembatan M 15.523 2.113 2.681 3.048 1.492 6.189

6 Pembangunan Jalan Baru, termasuk Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan Km 1.755,00 278,00 337,00 584,00 140,04 415,96 7 Pembangunan Jembatan, termasuk Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan M 29.666 7.756 7.837 8.950 63 5.060

8 Pelebaran Jalan Km 12.430,00 2.076,00 3.160,00 1.909,00 564,25 4.720,75

9 Pembangunan Fly Over/Underpass/ Terowongan M 15.979 3.767 3.494 8.657 - 61

10 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Km 44,00 4,00 6,00 10,50 3,92 19,58

3

1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan Kawasan 661 234 398 170 (141)

2 Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Block 250 40 65 48 97

3 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan 469 143 193 137 (4)

4 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi Dan Sosial (RISE) Kecamatan 1.185 237 237 237 474

5 Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Desa 3.190 3.900 5.873 3.000 (9.583)

NO PROGRAM / KEGIATAN / URAIAN SATUAN RENSTRA2010-2014

Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Pelaksanaan Pengembangan Permukiman

SISA SASARAN 2013-2014 Program Penyelenggaraan Jalan

2012

Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional

2010 2011

CAPAIAN CAPAIAN DIPA SAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9=4-(5+6+7+8)

2

1 Pemeliharaan Rutin Jalan Km 164.169,00 29.802,00 33.260,00 34.583,00 - 66.524,00

2 Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Km 4.830,00 1.284,00 1.325,00 1.490,00 183,44 547,56 3 Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Km 5.095,00 483,00 1.086,00 1.877,00 708,42 940,58 4 Pemeliharaan Rutin, Berkala/Rehabilitasi Jembatan M 840.141 98.711 405.547 271.796 531 63.556

5 Penggantian Jembatan M 15.523 2.113 2.681 3.048 1.492 6.189

6 Pembangunan Jalan Baru, termasuk Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan Km 1.755,00 278,00 337,00 584,00 140,04 415,96 7 Pembangunan Jembatan, termasuk Kaw. Srategis, Perbatasan, Wil. Terluar & Terdepan M 29.666 7.756 7.837 8.950 63 5.060

8 Pelebaran Jalan Km 12.430,00 2.076,00 3.160,00 1.909,00 564,25 4.720,75

9 Pembangunan Fly Over/Underpass/ Terowongan M 15.979 3.767 3.494 8.657 - 61

10 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Km 44,00 4,00 6,00 10,50 3,92 19,58

3

1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan Kawasan 661 234 398 170 (141)

2 Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Block 250 40 65 48 97

3 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan 469 143 193 137 (4)

4 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi Dan Sosial (RISE) Kecamatan 1.185 237 237 237 474

5 Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Desa 3.190 3.900 5.873 3.000 (9.583)

NO PROGRAM / KEGIATAN / URAIAN SATUAN RENSTRA2010-2014

Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Pelaksanaan Pengembangan Permukiman

SISA SASARAN 2013-2014 Program Penyelenggaraan Jalan

2012

Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional

2010 2011

CAPAIAN CAPAIAN DIPA SAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9=4-(5+6+7+8)

1 Bangunan Gedung dan Fasilitasnya Kota/Kab 159 54 66 58 (19)

2 Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman Kawasan 303 138 261 276 (372)

3 Keswadayaan Masyarakat ( P2KP ) Kelurahan/ Desa 23.999 8.230 10.948 10.922 (6.101)

1 Infrastruktur Air Limbah Kawasan 265 41 119 350 (245)

2 Infrastruktur Drainase Perkotaan Kota/Kab 164 26 55 49 34

3 Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota 315 55 91 94 75

4 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R Kawasan 252 50 86 90 26

1 Penyelenggara SPAM terfasilitasi PDAM 197 35 77 113 (28)

2 SPAM di Kawasan MBR Kawasan 569 74 322 277 (104)

3 SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK) IKK 836 144 171 187 334

4 SPAM Perdesaan Desa 4.768 1.472 1.807 1.765 (276)

5 SPAM di Kawasan Khusus Kawasan 145 31 67 230 (183)

Keterangan

- Tanda "( )" adalah target yang harus diselesaikan pada Tahun Anggaran 2014

- Untuk Kegiatan PPIP dan P2KP pencapaian jauh diatas target dikarenakan terdapat pengulangan dan penambahan lokasi (diluar Renstra) Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan

Gedung dan Rumah Negara

Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

SISA SASARAN 2013-2014 2012

Sementara itu, pada akhir tahun 2014 diperkirakan lebih dari separuh penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan sebagai akibat laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun dan secara terus menerus telah melahirkan dynamic phenomenon of urbanization. Proses ini berakibat pada semakin besarnya suatu kawasan perkotaan, baik dalam hal jumlah penduduk maupun besaran wilayah. Di sisi lain seiring dengan otonomi daerah (kota) yang semakin menguat membawa dampak pula pada “egoisme kedaerahan” yang semakin tinggi dan disertai kekuatan-kekuatan pasar (swasta) yang terus memperlihatkan dominasinya sehingga membawa dampak pada kecenderungan perkembangan dan pola penyebaran permukiman yang semakin sulit diantisipasi. Luas kawasan permukiman kumuh yang mencapai 54.000 ha pada tahun 2004 menjadi 57.800 ha pada akhir tahun 2009. Di sisi lain, penanganan kawasan tertinggal, pengembangan desa potensial melalui agropolitan, dan perencanaan pengembangan kawasan permukiman baik skala kawasan maupun perkotaan belum mencapai sasaran yang diharapkan. Target pencapaian pembangunan perdesaan potensial melalui agropolitan pada tahun 2005-2009 adalah 347 kawasan, namun baru tercapai pada 331 kawasan.