• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAH PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN

BAB 5 PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

5.5 ARAH PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN

Arah pengembangan wilayah tahun 2014 didasarkan pada arahan RPJMN 2010 – 2014 berdasarkan 7 (tujuh) wilayah pembangunan, yaitu: Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Arah pembangunan wilayah dirumuskan dengan mempertimbangkan arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, kinerja dan capaian pembangunan wilayah, dinamika lingkungan strategis baik di tingkat nasional maupun internasional, dan target jangka menengah yang harus dicapai pada tahun 2014.

Secara umum RPJMN 2010-2014 memberikan arahan pengembangan wilayah nasional pada 2010-2014 yang bertumpu pada lima strategi utama, yakni:

1. Mendorong percepatan pembangunan wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dengan tetap mempertahankan momentum pembangunan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.

2. Meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui peningkatan perdagangan antar pulau untuk mendukung perekonomian domestik; 3. Meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan sektor-sektor

unggulan di tiap wilayah;

4. Pemihakan bagi percepatan pembangunan daerah tertinggal, kawasan strategis dan cepat tumbuh, kawasan perbatasan, kawasan terdepan, kawasan terluar, dan daerah rawan bencana;

5. Mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor kelautan. Kinerja perekonomian wilayah secara umum menunjukkan kemajuan yang ditunjukkan dengan peningkatan PDRB secara riil di hampir semua wilayah. Beberapa provinsi di luar wilayah Jawa-Bali pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan di atas rata-rata nasional. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga menunjukkan kecenderungan menurun di hampir semua wilayah. Namun demikian, kesenjangan pembangunan wilayah relatif masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut wilayah pada tahun 2012 yang masih didominasi oleh Provinsi di Jawa-Bali dengan sumbangan sebesar 58,9 persen, diikuti wilayah Sumatera dengan sumbangan sebesar 23,8 persen, dan wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua secara bersama-sama dengan sumbangan sekitar 17,3 persen. Ketimpangan pendapatan per kapita (PDRB per kapita) antarwilayah yang masih tuinggi mengindikasikan senjangnya tingkat produktivitas antarwilayah.

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

147

Kesenjangan pembangunan antarwilayah juga tampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat, diantaranya ditunjukkan oleh kesenjangan capaian tingkat kemiskinan, serta umur harapan hidup (UHH), dan rata-rata lama sekolah yang merupakan komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di samping itu capaian pembangunan infrastruktur wilayah juga masih timpang, padahal ketersediaan dan kualitas prasarana merupakan salah satu kunci peningkatan daya saing dan produktivitas kegiatan ekonomi secara merata. Kondisi ini digambarkan oleh timpangnya tingkat kerapatan jalan, tingkat kemantapan jaringan jalan wilayah, dan rasio elektrifikasi antarwilayah.

Di sisi lain pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia memberi pengaruh pada kinerja pembangunan daerah, khususnya daerah-daerah penghasil komoditas ekspor unggulan nasional melalui transmisi pelemahan permintaan komoditas di pasar-pasar utama. Masih belum kuatnya indikasi pemulihan perekonomian Zona Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, serta melambatnya pertumbuhan ekonomi China menekankan pentingnya penguatan perekonomian domestik untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada tahun 2015 menyediakan berbagai peluang dan tantangan dengan meningkatnya arus barang dan tenaga kerja antar negara ASEAN. Kesemuanya itu menuntut dilakukannya peningkatan daya saing dan daya tarik perekonomian nasional di semua wilayah yang disertai dengan terjaganya integrasi perekonomian nasional yang bercirikan wilayah kepulauan.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka pengembangan Wilayah Sumatera diarahkan untuk memperkuat perannya sebagai pusat produksi dan industri pengolahan hasil pertanian, lumbung pangan dan lumbung energi nasional, serta pusat perdagangan dan pariwisata. Kegiatan-kegiatan strategis yang akan dilakukan diantaranya adalah pembangunan Kawasan Industri Sei Mangke, percepatan penyelesaian Bandara Kuala Namu, pembangunan jaringan jalan wilayah, pengembangan bandara dan pelabbuhan pendukung penguatan konektivitas wilayah, pembangunan prasarana irigasi dan pencetakan sawah untuk mendukung prioritas ketahanan pangan, percepatan penanggulangan kemiskinan khususnya di lokasi-lokasi Quick Wins, dan percepatan pencapaian sasaran MDGs.

Pengembangan Wilayah Jawa-Bali diarahkan untuk mempertahankan perannya sebagai lumbung pangan nasional dan pusat industri pengolahan, memperkuat interaksi perdagangan antarwilayah, dan meningkatkan mutu sektor jasa dan pariwisata bertaraf internasional. Tingginya intensitas kegiatan ekonomi di Wilayah Jawa-Bali perlu diimbangi dengan upaya-upaya untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa kegiatan strategis yang akan dilakukan diantaranya perbaikan jaringan irigasi dan pembangunan waduk, pembangunan jalur ganda rel kereta api Lintas Utara Jawa, perbaikan jaringan jalan wilayah, pembangunan pelabuhan dan pembangunan bandar udara, serta pembangunan prasarana air bersih dan sanitasi.

Pengembangan Wilayah Kalimantan diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Di samping itu pengembangan Wilayah Kalimantan juga diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertambangan dan mempertahankan fungsinya sebagai lumbung energi nasional dengan memerhatikan keseimbangan ekosistem wilayah. Kegiatan-kegiatan

148

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL strategis yang akan dilakukan diantaranya adalah pembangunan jaringan jalan dan jembatan Trans Kalimantan, pembangunan pembangkit listrik, pembangunan pelabuhan dan bandara, pembangunan jaringan irigasi, pembangunan infrastruktur daerah perbatasan, dan konservasi daerah aliran sungai serta rehabilitasi hutan.

Pengembangan Wilayah Sulawesi diarahkan untuk meningkatkan perannya sebagai lumbung pangan nasional, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah tanaman pangan, perkebunan dan perikanan, meningkatkan pengembangan bioenergi, dan meningkatkan peran kewilayahannya sebagai hub perdagangan di Kawasan Indonesia Timur, sebagai pusat jasa dan destinasi wisata bertaraf internasional. Kegiatan-kegiatan strategis yang dilakukan diantaranya adalah pengembangan fasilitas Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Merah Bitung, pembangunan bandara di pulau-pulau terluar (Miangas dan Siau) dan daerah tertinggal (Tojo Una-Una, Morowali, Buol, Toli-Toli), pembangunan pelabuhan, pembangunan jaringan jalan, pembangunan jaringan rel kereta api Manado-Bitung dan Makassar-Pare Pare, pembangunan irigasi, waduk dan pencetakan sawah, serta pengembangan destinasi wisata Wakatobi.

Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan, serta meningkatkan perannya sebagai destinasi pariwisata alam dan budaya. Kegiatan-kegiatan strategis yang akan dilakukan diantaranya adalah pembangunan pusat perbenihan jagung, pembangunan bendungan/waduk/embung, pengadaan sarana alat dan mesin pertanian, pembangunan pelabuhan, dan pembangunan jaringan jalan wilayah.

Pengembangan Wilayah Maluku diarahkan untuk meningkatkan perannya sebagai lumbung pangan perikanan nasional, meningkatkan nilai tambah hasil perikanan, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil perkebunan, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah peternakan, mengembangkan sektor pariwisata, dan memperkuat keterkaitan antarpulau. Kegiatan-kegiatan strategis yang akan dilakukan diantaranya adalah pengembangan kawasan perikanan budidaya, pembangunan prasarana dan sarana perikanan tangkap, pembangunan pelabuhan dan dermaga, percepatan penyelesaian jaringan jalan Trans Maluku, penyelesaian bandara di daerah-daerah tertinggal dan terluar, dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah tertinggal. Pengembangan Wilayah Papua diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil perikanan, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil perkebunan, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah peternakan, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah tanaman pangan, dan meningkatkan keterkaitan ekonomi antarwilayah. Kegiatan-kegiatan strategis yang akan dilakukan diantaranya adalah pembangunan prasarana dan sarana pendidikan dan kesehatan, pembangunan bandara di daerah-daerah tertinggal dan terisolir, pembangunan jaringan jalan dan jembatan, pembangunan pelabuhan, pembangunan pelabuhan perikanan, pembangunan jaringan irigasi, dan pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan tenaga surya.

BAB

6

Dokumen terkait