• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR DAN PASCA KONFLIK

BAB 2 KONDISI UMUM

2.8 DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR DAN PASCA KONFLIK

Tinjauan paruh waktu RPJMN 2010-2014 tentang pembangunan untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paska konflik disajikan pada Tabel 2.14. Uraian rinci dari capaian tersebut disajikan pada bagian berikut ini.

TABEL 2.14

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR,

DAN PASKA KONFLIK

NO Indikator Status Awal

(2009)

Capaian

2010 2011 2012

1 Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal

5,8 5,8 5,7 6,2

2 Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal

20,2 21,2 19,5 18,3

3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal

65,8 66,3 66,6 67,5

4 Jumlah kabupaten daerah tertinggal 199 183 - 142*

Keterangan : *) Target tahun 2014 = 133 (sasaran RPJMN 2010-2014: pengentasan setidaknya 50 Kabupaten)

Untuk mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terluar dan pascakonflik, sampai dengan 2012, pemerintah telah melakukan pembangunan sarana dan prasarana, pendayagunaan pulau-pulau kecil, peningkatan operasional dan pemeliharaan kapal pengawas, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal, dan perbatasan. Capaian kebijakan tersebut sampai dengan tahun 2012 antara lain : (1) terbangunnya permukiman transmigrasi untuk 7.000 KK; (2) terbangunnya jalan sepanjang 365 km dan jembatan sepanjang 699,80 meter di wilayah perbatasan, wilayah terluar dan terdepan; (3) tersedianya pembangunan 12 dermaga penyeberangan dan beberapa unit dermaga lain; (4) pengadaan 139 rute angkutan udara perintis; (5) tersedianya jasa akses layanan komunikasi dan informatika 30.441 Desa Berdering atau 92 persen dari target dan 6.694 desa Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) atau 116,5 persen dari target; (6) teridentifikasi dan terpetakannya potensi 39 pulau-pulau kecil, termasuk pulau kecil terluar; (7) terfasilitasinya penyediaan infrastruktur pulau-pulau kecil terluar (20 pulau) dan

48

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM (8) pengembangan kawasan perdesaan di daerah tertinggal secara holistik berbasis pengembangan komoditas unggulan daerah yang berlokasi di 64 kabupaten tertinggal.

Untuk meningkatkan kualitas SDM di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pascakonflik sampai dengan 2012, pemerintah telah meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dengan membangun 24 unit Rumah Sakit Bergerak dan 86 unit Puskesmas Rawat Inap. Di bidang pendidikan telah disalurkan tunjangan khusus untuk 53.954 guru jenjang pendidikan dasar dan menengah di daerah terpencil serta 3.790 orang guru madrasah didaerah terpencil.

Perkiraan capaian pelaksanaan pembangunan di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pascakonflik pada tahun 2013 antara lain : (1) terbangunnya permukiman transmigrasi untuk 4.610 KK; (2) pengadaan 132 rute angkutan udara perintis; (3) tersedianya jasa akses layanan komunikasi dan informatika 33.184 desa berdering; (4) teridentifikasi dan terpetakannya potensi 60 pulau-pulau kecil, termasuk pulau kecil terluar; (5) terfasilitasinya penyediaan infrastruktur pulau-pulau kecil terluar (60 pulau).

Perkiraan pencapaian output tahun 2013 untuk meningkatkan kualitas SDM di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pascakonflik, antara lain : peningkatan pelayanan kesehatan dasar dengan membangun 24 unit Rumah Sakit Bergerak dan 91 unit Puskesmas Rawat Inap. Di bidang pendidikan telah disalurkan tunjangan khusus untuk 56.287 guru jenjang pendidikan dasar dan menengah didaerah terpencil serta 3.500 orang guru madrasah didaerah terpencil. Sedangkan untuk upaya penegasan dan pengamanan batas wilayah negara (BWN) serta pengembangan kawasan perbatasan (KP) pada tahun 2012 telah dilakukan dengan penyediaan infrastruktur dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat telah dikoordinasikan dengan dilaksanakannya pembukaan akses beberapa ruas jalan menuju lokpri di 15 kabupaten perbatasan Kalimantan, NTT, dan Papua melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk pengamanan batas wilayah dalam konteks perbatasan laut, dilakukan pengamanan sumberdaya kelautan dengan meningkatkan pengawasan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Bagian Barat dan Bagian Timur yang bebas IUU (Illegal, Unreported, Unregulated) Fishing, capaian telah dilaksanakan pengawasan mencapai 6 WPP di Bagian Barat dan 12 untuk WPP di Bagian Timur. Dalam konteks perbatasan darat, telah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana perbatasan sebanyak 206 pos keamanan dari target tahun 2014 sebanyak 224 pos (total kebutuhan minimal sebanyak 396 pos pertahanan). Sedangkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan telah dilaksanakan penggelaran satuan TNI di pos-pos penjagaan di wilayah perbatasan RI – Malaysia, RI – Filipina, RI – Timor Leste, dan RI – Papua Nugini. Selain itu, telah dilaksanakan pula operasi bakti TNI secara terpilih di wilayah perbatasan melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Dalam rangka menyelesaikan masalah perbatasan dengan negara tetangga yang berbatasan langsung, Pemerintah telah memperkuat diplomasi perbatasan melalui perundingan terkait dengan

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

49

pembuatan perjanjian bilateral dan trilateral antara RI-Malaysia, Filipina, Singapura, Timor Leste, Vietnam, dan Palau telah mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Pemerintah secara berkesinambungan melaksanakan kebijakan Border Diplomacy. Kemajuan signifikan tersebut ditandai dengan telah dilakukannya sebanyak 119 perundingan dari total 60 target perundingan (12 perundingan setiap tahun) yang terdapat dalam RPJMN 2010-2014. Untuk penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina, disertai dengan upaya percepatan penyelesaian delimitasi batas pada segmen-segmen batas yang belum disepakati, telah dicapai hasil-hasil pembangunan antara lain: (1) tersusunnya peta batas wilayah negara di darat, yaitu Peta Joint Mapping RI-PNG skala 1 : 50.000 sebanyak 27 nomor lembar peta (NLP) atau 100 persen dari 27 NLP yang direncanakan; (2) Peta Joint Mapping RI-Malaysia skala 1 : 50.000 sebanyak 45 NLP atau 100 persen dari 45 NLP yang direncanakan; (3) tersusunnya peta batas wilayah negara di laut, yaitu Peta Zona Ekonomi Eksklusif skala 1 : 1.000.000 (telah selesai 100 persen), Peta Garis Pangkal skala 1 : 200.000 (telah selesai 100 persen), Peta NKRI skala 1 : 5.000.000 sebanyak 1 NLP, Peta pulau-pulau sebanyak 94 pulau atau 82,5 persen dari 114 pulau-pulau terluar yang direncanakan; (4) terkelolanya basis data dan sistem informasi batas wilayah negara dan daerah. Capaian pembangunan lainnya adalah tersedianya data hasil inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) sebanyak 184 SP.

2.8.1Percepatan

Pembangunan Papua

dan Papua Barat.

Semenjak ditetapkan pada tahun 2011, Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (P4B) menjadi tonggak pendorong akselerasi dan sinkronisasi program pembangunan di segala bidang di kedua provinsi paling timur Indonesia tersebut. Dengan terbentuknya Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B), maka upaya percepatan pembangunan diharapkan dapat dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan kuat.

Pelaksanaan Percepatan Pembangunan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (P4B) memiliki 3 strategi utama, yaitu : (1) program yang bersifat cepat terwujud dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (quick wins); (2) program menyeluruh dalam bentuk (new deals plus); (3) program pembangunan berbasis kawasan yang sinergis dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya koridor Maluku dan Papua.

Selama satu tahun pelaksanaan percepatan pada tahun 2012, berbagai pencapaian yang dihasilkan melalui lima fokus pembangunan, berupa:

1. Pengembangan ekonomi melalui: (a) tersedianya 1759 ekor sapi di kawasan peteternakan terpadu di Bomberai; (b) pembinaan Industri pengolahan sagu rakyat untuk 15 kelompok (150 orang); 2. Peningkatan pelayanan pendidikan melalui: (a) pelayanan

pendidikan gratis melalui BOS SD bagi 556.682 siswa, BOS SMP bagi 144.688 siswa, Rintisan BOS SMA bagi 72.163 siswa, dan

50

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM Rintisan BOS SMK bagi 37.633 siswa (b) 14 unit SD-SMP satu atap berpola asrama; (c) sertifikasi guru TK dan SD dengan kuota sebanyak 2322 orang, Strata Satu (S-1/D-4) sebanyak 152 orang; (d) beasiswa bagi 769 mahasiswa Papua dan Papua Barat di 32 PTN;

3. Pelayanan kesehatan melalui: (a) pelayanan kesehatan gratis melalui Jamkesmas dan Jampersal di Puskesmas dan jaringannya serta kelas 3 RS di 40 Kabupaten/Kota untuk pelayanan dasar, dan 17 kabupaten/kota untuk pelayanan kesehatan rujukan; (b) pelayanan Kesehatan Bergerak (Mobile Clinic) di 23 kabupaten/kota;(c) pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) di 4 kabupaten/kota; (d) pengadaan tenaga kesehatan meliputi 48 Dokter Spesialis di 19 kabupaten, 197 PTT dokter di 34 Kab, 19 dokter gigi di 14 Kab, 89 Bidan PTT di 12 Kab, 47 orang tenaga kesehatan penugasan khusus di 4 Kab; (e) peningkatan 1 RS Pendidikan (RSS Dok II Jayapura; (f) pembangunan Puskesmas di 13 kabupaten; (g) pemberantasan dan pengendalian penyakit menular;

4. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur dasar melalui: (a) penanganan 4 ruas jalan prioritas menembus pegunungan tengah + 4 ruas jalan tambahan; (b) penanganan 2 ruas jalan prioritas + 2 ruas jalan tambahan di Papua Barat; (c) pembangunan 12 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH);

5.

Pemihakan terhadap putra/putri asli Papua melalui: (a) PTN diterima sebanyak 769 siswa di 32 PTN seluruh Indonesia; (b) pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian, diterima 10 orang; (c) STIS, diterima 16 orang siswa melalui jalur PMDK dan diberikan matrikulasi; (d) STPN, diterima 15 orang; (e) Akademi TNI dan Akademi Kepolisian, diterima 16 orang siswa; (f) Anggota TNI, diterima 66 orang; (g) Anggota POLRI, diterima 757 orang; (h) pemihakan kepada pengusaha asli Papua melalui Perpres Pengadaan Barang dan Jasa Khusus Papua dan Papua Barat. Dalam menjaga konsistensi upaya percepatan pembangunan untuk terus berjalan, langkah terobosan yang terus dilakukan pada tahun 2013 menitikberatkan pada: (1) pembangunan jalan strategis sepanjang 3.488 km di 81 ruas jalan, yaitu Pegunungan Tengah Papua sepanjang 3.000 km dan wilayah terisolir Papua Barat sepanjang 1.500 km; (2) pembangunan sekolah berpola asrama di 7 kabupaten (Jayapura, Merauke, Wamena, Biak, Nabire, Manokwari, Sorong); (3) pembangunan RSUD di 15 kabupaten, yaitu 12 kabupaten di Papua dan 3 kabupaten di Papua Barat; (4) pembangunan pasar tradisional sebanyak 1.400 unit yang terdistribusi merata di 933 kampung di Provinsi Papua dan 467 kampung di Provinsi Papua Barat; dan (5) pendidikan S1 bagi 1.800 siswa asli Papua di Perguruan Tinggi Negeri terakreditasi sebanyak 1.800 siswa.

Semangat percepatan yakni keberpihakan dan pemihakan terhadap Orang Asli Papua (OAP), diwujudkan melalui sinkronisasi program dan anggaran Kementerian/Lembaga untuk upaya percepatan. Salah satu keberpihakan nyata adalah keberadaan kerangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat sebagai bagian dari

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

51

Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik.

Dokumen terkait