• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN PEMBANGUNAN

BAB 4 TEMA PEMBANGUNAN NASIONAL

4.1 ARAHAN PEMBANGUNAN

4.3 Isu Strategis

BAB 5 PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

5.1 Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2014 5.2 Arah Pembangunan Bidang, Pengarusutamaan, dan

Lintas Bidang

5.3 Arah Pembangunan Kewilayahan BAB 6 PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

6.1 Keuangan Negara 6.2 Kebijakan Fiskal

6.3Kebijakan Transfer Ke Daerah BAB 7 PENUTUP

7.1 Kaidah Pelaksanaan 7.2 Tindak Lanjut

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

PENDAHULUAN

3

Bagian terakhir dari Buku I RKP 2014 memuat Rencana Aksi untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan untuk masing-masing prioritas nasional.

BAB

2

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

5

BAB 2

KONDISI UMUM

2.1TINJAUAN PARUH WAKTU RPJMN 2010-2014

Visi Indonesia 2014 yang digariskan dalam RPJMN 2010-2014 adalah

Terwujudnya )ndonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan yang dijabarkan ke dalam lima agenda

pembangunan yaitu: (1) Pembangunan ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat; (2) Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan; (3) Penegakan Pilar Demokrasi; (4) Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi; dan (5) Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan. Sedangkan sasaran utama RPJMN 2010-2014 dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu: (1) Sasaran Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan; (2) Sasaran Perkuatan Demokrasi; dan (3) Sasaran Penegakan Hukum.

Pencapaian sasaran pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat ditunjukkan oleh indikator pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan kemiskinan. Sedangkan sasaran pembangunan politik ditunjukkan oleh perkuatan demokrasi ditunjukkan oleh Indeks Demokrasi Indonesia (IDI), serta sasaran penegakan hukum ditunjukkan oleh Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK). Hasil tinjauan paruh waktu RPJMN ditunjukkan dalam Tabel 2.1.

TABEL 2.1

PENCAPAIAN SASARAN UTAMA RPJMN 2010-2013

No Sasaran Utama 2010 2011 2012 2013 Target RPJMN Realisasi Target RPJMN Realisasi Target RPJMN Realisasi Target RPJMN APBN 2013 Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan

1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,5- 5,6 6,2 6,0 - 6,3 6,5 6,4 - 6,9 6,2 6,7 - 7,4 6,8 2 Inflasi (%) 4 - 6 7,0 4,0 - 6,0 3,8 4,0 - 6,0 4,3 3,5 – 5,5 4,9 3 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,6 7,1 7,3 - 7,4 6,6 6,7 - 7,0 6,1 (Agt) 6,0 - 6,6 5,8 – 6,1 4 Tingkat Kemiskinan (%) 12,0 - 13,5 13,3 11,5 - 12,5 12,5 10,5 - 11,5 11,7 (Sept) 9,5 - 10,5 9,5 – 10,5 Perkuatan Demokrasi 5 Indeks Demokrasi

Indonesia (IDI) n.a. 63,2 n.a. 70,0 n.a. - n.a. -

Penegakan Hukum

6 Indeks Persepsi

Korupsi (IPK) n.a.

2,8 (0-10) n.a. 3,0 (0-10) n.a. 32 (0-100) n.a. -

2.1.2Pertumbuhan

Ekonomi

Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, dipengaruhi oleh tekanan eksternal yang berat dengan adanya ketidakpastian penyelesaian krisis keuangan Eropa, masih lambatnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat, serta gejolak harga

6

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM komoditi dunia terutama minyak mentah dunia. Namun demikian, ketahanan ekonomi Indonesia masih terjaga yang tercermin dari pertumbuhan yang tinggi serta stabilitas ekonomi yang terjaga. Pada tahun 2013, ketidakpastian kondisi ekonomi dunia diperkirakan masih berlanjut namun dengan tekanan yang lebih ringan. Namun demikian kondisi perekonomian dalam negeri menghadapi tantangan yang lebih berat dimana tekanan terhadap inflasi dan fiskal meningkat.

Momentum pertumbuhan ekonomi dalam periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 tetap terjaga. Perekonomian Indonesia dapat tumbuh sebesar 6,2 persen pada tahun 2010, 6,5 persen pada tahun 2011, dan 6,2 persen pada tahun 2012. Secara rata-rata, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,3 persen selama tiga tahun pertama pelaksanaan RPJMN tahun 2010 – 2014. Pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut terutama ditopang oleh ketahanan ekonomi domestik yang digambarkan oleh peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2013, perekonomian Indonesia diupayakan untuk dapat tetap tumbuh diatas 6 persen dengan ketahanan domestik yang terjaga di tengah risiko eksternal yang masih berlanjut dan meningkatnya tantangan internal.

2.1.2.1Stabilitas

Ekonomi

Stabilitas ekonomi Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 masih terjaga ditengah tekanan ekonomi dunia. Pada tahun 2010, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menguat, namun kembali melemah hingga tahun 2012. Meskipun demikian, gejolak nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS masih terkendali dengan rata-rata bulanan selama periode tahun 2010 sampai tahun 2012 sebesar Rp9.252 per dolar AS, atau menguat 2,2 persen dibandingkan rata-rata bulanan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada awal tahun 2010. Cadangan devisa Indonesia meningkat dari USD96,2 miliar pada tahun 2010, menjadi USD110,1 miliar pada tahun 2011, dan mencapai USD112,8 miliar pada tahun 2012. Laju inflasi periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terkendali di bawah dua digit. Laju inflasi mencapai 7,0 persen pada tahun 2010 yang didorong oleh peningkatan harga komoditi beras dunia serta kenaikan tarif listrik. Pada tahun 2011 dan tahun 2012, laju inflasi dapat terkendali di bawah 5,0 persen. Pada tahun 2013 ditengah meningkatnya tantangan internal dari sisi fiskal dan inflasi stabilitas ekonomi nasional diupayakan tetap terjaga.

2.1.2.2Pengangguran

Pasar tenaga kerja mengalami kemajuan yang berarti, dari tahun ke tahun, dan angka pengangguran dapat diturunkan ke tingkat 5,9 persen pada Februari 2013. Perkembangan ini membawa perubahan yang positif oleh meningkatnya 3 indikator penting dalam pasar tenaga kerja. Pertama, meningkatnya rasio kesempatan kerja terhadap angkatan kerja, baik pekerja usia muda dan pekerja di perkotaan dan perdesaan secara merata. Kedua, meningkatnya struktur pekerja di sektor formal dan menurunnya tenaga kerja sektor informal. Ketiga, perkembangan upah dan produktivitas yang membaik. Indikator lainnya yang membaik adalah menurunnya

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

7

tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun tingkat pendidikan, khususnya pendidikan SMA ke atas, sehingga jumlah penganggur di semua tingkatan pendidikan menurun, kecuali SMP.

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PENDIDIKAN

Struktur lapangan kerja formal dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang berarti antara tahun 2010-2013. Pekerja formal meningkat dari 31,4 persen menjadi 40,0 persen. Sebaliknya pekerja informal menurun dari 68,6 persen menjadi 60,0 persen. Peningkatan tersebut, diikuti dengan perubahan struktur pekerja non-pertanian dari 61,8 persen tahun 2011 menjadi 65,0 persen tahun 2013. Struktur pekerja di sektor industri mengalami perubahan meskipun relatif kecil, dari 12,3 persen meningkat menjadi 13,0 persen. Struktur pekerja di sektor jasa meningkat dari 42,5 persen tahun 2002 menjadi 52,0 persen tahun 2013.

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 2009 2010 2011 2012 2013 SD ke bawah SMP SMU SMK Diploma Universitas

8

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM

STRUKTUR PEKERJA FORMAL DAN INFORMAL

Perkembangan yang membaik ini diikuti pula oleh meningkatnya upah nominal pekerja dari tahun ke tahun. Upah pekerja di sektor industri, seperti industri tekstil dan makanan/minuman sudah diatas upah minimum. Pada tahun 2012, upah rata-rata pekerja di industri tekstil sebesar Rp1,285 juta dan upah minimum provinsi rata-rata sekitar Rp1,119 juta. Namun demikian, dengan kenaikan upah minimum yang relatif besar di beberapa provinsi pada tahun 2013, dikuatirkan akan membawa dampak terhadap kinerja pasar tenaga kerja. Dengan demikian, tantangan yang akan dihadapi adalah menjaga peluang momentum pertumbuhan ekonomi, untuk dimanfaatkan dalam menciptakan kesempatan kerja, menjaga mereka yang sudah bekerja agar tetap memperoleh pekerjaan, sehingga angka pengangguran dapat terus diturunkan.

2.1.2.3Kemiskinan

Tingkat kemiskinan nasional telah berhasil diturunkan menjadi 12,0 persen pada bulan Maret 2012 dan menjadi 11,7 persen pada September 2012 dibandingkan 12,5 persen pada bulan Maret 2011. Namun demikian, penurunan tingkat kemiskinan tersebut mengalami pelambatan dalam tiga tahun terakhir. Selama tiga tahun terakhir, penurunan kemiskinan tidak lebih dari 1 juta penduduk miskin terangkat dari kategori miskin setiap tahunnya. Salah satu faktor penentu adalah rentannya penduduk miskin terhadap kondisi ekonomi baik nasional maupun ekonomi global. Selain itu, berbagai program penanggulangan kemiskinan pemerintah yang telah dilaksanakan dalam bentuk empat kelompok program (klaster) ternyata masih belum mampu mempercepat laju penurunan tingkat kemiskinan secara signifikan. Penanggulangan kemiskinan akan diperkuat melalui strategi pengembangan penghidupan yang berkelanjutan bagi penduduk miskin, selain juga meningkatkan koordinasi pelaksanaan program tersebut yang banyak bersifat lintas sektor. 30.51% 31.41% 34.24% 37.29% 39.98% 69.49% 68.59% 65.76% 62.71% 60.02% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 2009 2010 2011 2012 2013 Formal Informal

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

9

TINGKAT KEMISKINAN INDONESIA TAHUN 2004-2012

Sumber: BPS, berbagai tahun (diolah),

Catatan: angka dari Maret ke Maret kecuali disebutkan lain

2.1.2.4Demokrasi

dan Hukum

Perkuatan pilar demokrasi juga menunjukkan perbaikan dengan meningkatnya IDI dari 63,17 pada tahun 2010 menjadi 70,00 pada tahun 2011. Untuk mencapai target RPJMN yakni rerata IDI sebesar 70, dibutuhkan kerja keras semua komponen bangsa. Sedangkan pencapaian penegakan hukum, IPK telah meningkat dari 2,8 (skala 0-10) pada tahun 2010 menjadi 32 (skala 0 -100) pada tahun 2012. Walau demikian sasaran RPJMN sebesar 5,0 (skala 0-10) diperkirakan sulit tercapai.

Selanjutnya hasil tinjauan paruh waktu RPJMN 2010-2014 akan diuraikan menurut prioritas nasional yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian sesuai dengan konfigurasi Kabinet Indonesia Bersatu yang Kedua, yaitu: (1) Perekonomian Nasional; (2) Politik, Hukum, dan Keamanan; dan (3) Kesejahteraan Rakyat.

2.2Perekonomian

Nasional

Kinerja perekonomian nasional di luar pertumbuhan dan stabilitas ekonomi makro yang diuraikan pada bagian berikut ini mencakup capaian prioirtas nasional ketahanan pangan, energi, infrastruktur, iklim usaha dan investasi, kreativitas dan inovasi teknologi serta kegiatan prioritas lainnya di bidang perekonomian.

2.2.1Ketahanan

Pangan

Kinerja ketahanan pangan di Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan produksi pada beberapa komoditas pangan utama, namun demikian belum dapat mewujudkan ketahanan pangan yang mantap. Dari tahun 2010 hingga 2012, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tumbuh dengan rata-rata 3,3 persen per tahun, atau masih di bawah target RPJMN 2010-2014 yang besarnya 3,7-3,9 persen per tahun. Uraian 36.15 35.1 39.3 37.17 34.96 32.53 31.02 30.02 29.13 16.66 15.97 17.75 16.58 15.42 14.15 13.38 12.49 11.96 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Per sen tase ( % ) Ji wa (ju ta)

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin

12,36 Sep 2011 Sep 2012 11,66

10

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM lebih rinci, capaian pembangunan ketahanan pangan ditunjukkan dalam Tabel 2.2.

TABEL 2.2

PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN

SASARAN INDIKATOR (%) BASELINE (2009) REALISASI 2010 2011 2012

Pertumbuhan Pertanian PDB Pertanian 4,0 3,0 3,4 4,0 Peningkatan Produksi Pangan Utama Padi 6,8 3,2 - 1,1 5,0 Jagung 8,0 4,0 - 3,7 9,8 Kedelai 25,6 - 6,9 - 6,2 0,0 Gula - 2,9 7,0 - 17,3 16,75 Daging Sapi 16,2 6,7 11,2 4,2 Perikanan 10,8 18,8 6,2 11,8

Kesejahteraan Petani Nilai Tukar Petani 101,2 102,8 105,8 105,9 Sawah Beririgasi Luas Layanan Jaringan

Irigasi yang Direhabilitasi (ha)

623.909 293.044 284.137 589,443

Sumber BPS, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementrian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012

Dari sisi penyediaan pangan, produksi padi yang merupakan bahan pangan utama di Indonesia, pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 5,0 persen, yaitu dari 65,8 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta ton GKG pada tahun 2012 (BPS Angka Sementara, 2012). Hal ini mendorong tercapainya surplus beras nasional pada tahun 2012 sebesar 5,7 juta ton. Rata-rata pertumbuhan produksi padi per tahun selama periode 2010-2012 adalah sebesar 2,4 persen, masih di bawah target untuk mencapai surplus beras 10 juta ton sebesar 3,6 persen per tahun. Untuk tahun 2013, produksi padi ditargetkan mengalami meningkat sebesar 6,3 persen dibandingkan tahun 2012.

Seperti halnya komoditas padi, pada tahun 2012 komoditas jagung juga mengalami peningkatan produksi, yaitu sebesar 9,8 persen, dari 17,6 juta ton di tahun 2011 menjadi 19,4 juta ton di tahun 2012 (BPS Angka Sementara, 2012). Dengan demikian, rata-rata pertumbuhan produksi jagung selama periode 2010-2012 adalah sebesar 3,4 persen per tahun, masih lebih rendah dibandingkan dengan target RPJMN 2010-2014 sebesar 10,0 persen per tahun. Pertumbuhan produksi jagung di tahun 2013 ditargetkan mencapai 8,3 persen. Komoditas kedelai pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan produksi , yaitu dari 851,3 ribu ton di tahun 2011 menjadi 851,7 ribu ton di tahun 2012, atau mengalami peningkatan sebesar 0,04 persen (BPS Angka Sementara, 2012). Rata-rata pertumbuhan produksi kedelai selama periode 2010-2012 adalah sebesar -4,3 persen per tahun, lebih rendah dibandingkan target RPJMN 2010-2014 sebesar 20,0 persen. Untuk tahun 2013, produksi kedelai ditargetkan dapat mengalami pertumbuhan sebesar 18,4 persen.

Peningkatan produksi juga dialami oleh komoditas gula. Pada tahun 2012, produksi gula mengalami peningkatan sebesar 15,9 persen

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

11

dibanding tahun 2011 (Dirjen Perkebunan, Kementan, 2013). Selama periode 2010-2012 produksi gula mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 0,3 persen, masih di bawah target petumbuhan produksi yang tertuang di dalam RPJMN 2010-2014 sebesar 12,6 persen. Pada tahun 2013, pertumbuhan produksi gula ditargetkan mampu mencapai 9,2 persen.

Sama halnya dengan komoditas utama pertanian lainnya, komoditas daging juga menunjukkan peningkatan produksi di tahun 2012, yaitu sebesar 11,0 persen, dari 0,47 juta ton di tahun 2011 menjadi 0,52 juta ton di tahun 2012 (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, 2013). Pertumbuhan produksi daging per tahun selama periode 2010-2102 yaitu sebesar 8,1 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan target RPJMN 2010-2014 sebesar 7,3 persen. Untuk tahun 2013, pertumbuhan produksi daging ditargetkan naik sebesar 9,5 persen.

Pada tahun 2012 produksi perikanan mengalami peningkatan sebesar 11,8 persen, dari 13,6 juta ton di tahun 2011 menjadi 15,3 juta ton di tahun 2012, yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 5,8 ton dan perikanan budidaya sebesar 9,5 juta ton. Peningkatan produksi ikan tersebut didominasi oleh perikanan budidaya, khususnya rumput laut, nila, bandeng, udang, lele, mas, dan patin. Sementara itu produksi perikanan tangkap juga menunjukkan peningkatan sebesar 1,8 persen. Pada tahun 2013, diperkirakan produksi perikanan akan meningkat menjadi 18,5 juta ton yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 5,5 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 13,0 juta ton.

Pembangunan sarana dan prasarana pertanian diantaranya irigasi serta penyediaan pupuk dan benih bersubsidi dilaksanakan untuk mendukung pencapaian swasembada berkelanjutan. Pada tahun 2012, telah dilaksanakan peningkatan jaringan irigasi seluas 94,8 ribu ha dan rehabilitasi seluas 589,4 ribu ha antara lain Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci di Kab. Aceh Barat-Prov. NAD, Pembangunan/Peningkatan Daerah Irigasi Way Bumi Agung di Kab. Lampung Utara-Prov. Lampung, Pembangunan Bendung Slinga di Kab. Purbalingga-Prov Jateng, Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai di Kab. Hulu Sungai Tengah-Prov. Kalsel. Pada tahun 2013 upaya ini dilanjutkan dengan pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi seluas 77,74 ribu ha dan rehabilitasi seluas 238,14 ribu ha, antara lain Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci di Kab. Aceh Barat-Prov. NAD (lanjutan), Pembangunan Bendung D.I. Belutu di Kab. Deli Serdang-Prov. Sumut, Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Air Lakitan di Kab. Musirawas-Prov. Sumsel, Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Leuwigoong di Kab. Garut-Prov. Jabar, Peningkatan Jaringan irigasi Peterongan di Kab. Jombang-Prov. Jatim, Pembangunan D.I Bajo di Kab. Luwu-Prov. Sulsel (lanjutan), Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Way Apu, P. Buru, di Kab. Buru-Prov. Maluku (lanjutan).

Disamping itu, dalam rangka peningkatan ketersediaan air melalui pembangunan waduk dan embung yang telah diselesaikan pada tahun 2012 adalah pembangunan Waduk Rajui di Provinsi NAD dengan kapasitas 2,6 juta m3, serta 175 embung yang tersebar di

12

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM seluruh Indonesia. Pada tahun 2013, direncanakan satu waduk akan selesai terbangun yaitu Waduk Marangkayu di Kab. Kutai Kartanegara-Prov. Kaltim. Selain itu, Pemerintah akan melaksanakan pembangunan 252 embung, serta melanjutkan pembangunan beberapa waduk, antara lain Waduk Pandanduri, Waduk Jatigede, dan Waduk Karian.

Dukungan lain adalah penyediaan pupuk dan benih bersubsidi. Penyaluran pupuk bersubsidi pada tahun 2012 sebanyak 8,9 juta ton atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 8,3 juta ton (Dirjen PSP, Kementan, 2013). Pada tahun 2013, penyaluran pupuk bersubsidi ditargetkan sebesar 7,3 juta ton. Sementara itu, penyaluran bantuan benih unggul/subsidi benih pada tahun 2012 untuk padi adalah sebesar 103,4 ribu ton, untuk jagung 4,3 ribu ton, dan untuk kedelai adalah sebesar 13,5 ribu ton. Jumlah penyaluran bantuan benih unggul/subsidi benih padi, jagung dan kedelai pada tahun 2012 adalah sebesar 121,2 ribu ton. Jumlah penyaluran bantuan benih unggul/subsidi benih untuk seluruh komoditas tersebut lebih kecil apabila dibandingkan dengan tahun 2011. Untuk tahun 2013, ditargetkan penyaluran bantuan benih unggul/subsidi benih padi, jagung dan kedelai adalah sebesar 127,5 ribu ton.

Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Desember 2012 adalah sebesar 105,9, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang berada pada level 105,8; sementara itu Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada tahun 2012 mencapai 105,4.

2.2.2Energi

Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kapasitas energi, pemanfaatan energi alternatif terutama panas bumi, dan melakukan konversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Pencapaian pemenuhan kebutuhan energi disajikan dalam Tabel 2.3.

Peningkatan kapasitas energi utamanya adalah produksi minyak bumi dan kapasitas pembangkit listrik termasuk rasio elektrifikasi. Produksi minyak bumi menurun dari 945 ribu barel perhari pada tahun 2010 menjadi 877 ribu barel perhari pada tahun 2012. Untuk tahun 2013, produksi minyak bumi diperkirakan mencapai 900 ribu barel per hari. Produksi gas bumi juga mengalami tren menurun. Pada tahun 2010, produksi gas bumi dapat mencapai 1.582 ribu barel setara minyak per hari, turun menjadi 1.508 dan 1.464 ribu barel setara minyak per hari pada tahun 2011 dan 2012. Pada 2013 diperkirakan produksi gas bumi akan kembali menurun menjadi sebesar 1.360 ribu barel setara minyak per hari. Dengan kecenderungan ini, maka target RPJMN diperkirakan tidak akan tercapai.

Di sektor ketenagalistrikan, selama kurun waktu 2010 – 2012 terdapat penambahan kapasitas pembangkit listrik rata-rata 4.035 MW per tahun. Pada tahun 2012, kapasitas pembangkit listrik telah mencapai 44.064 MW atau meningkat sekitar 10,5 Persen bila dibandingkan dengan kapasitas pembangkit listrik tahun 2011 sebesar 39.885 MW. Demikian halnya juga dengan rasio elektrifikasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Rasio elektrifikasi pada

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

13

tahun 2010 mencapai 67,2 persen, meningkat menjadi 73,0 persen pada tahun 2011 dan 76,6 persen pada tahun 2012. Pada tahun 2013, kapasitas pembangkit listrik diperkirakan bertambah sebesar 4.097 MW atau menjadi 48.161 MW dan rasio elektrifikasi diperkirakan dapat mencapai 79,3 persen.

TABEL 2.3

PEMBANGUNAN ENERGI

No Indikator Satuan Baseline

(2009)

Realisasi

2010 2011 2012

1 Produksi Minyak Bumi Ribu Barel/Hari 949 945 902 877

2 Kapasitas Pembangkit Tambahan (MW) 31.959 2.024 5.902 4.179 Terpasang (Kumulatif MW) 33.983 39.885 44.064 3 Rasio Elektrifikasi Persen 65,79 67,15 72,95 76,56

4 Kapasitas PLTP Terpasang (Kumulatif MW) 1.179 1.189 1.226 1.341 5 Pembangunan Jaringan Gas Kota Kota/Sambungan Rumah (Kumulatif) 2/ 6.210 6/ 19.376 9/ 45.576 13/ 56.168

6 Pembangunan SPBG Unit (Kumulatif) n.a FEED 4 8

Keterangan : FEED = Front End Engineering Design

Pada tahun 2010, kapasitas terpasang pembangkit listrik yang bersumber dari panas bumi (PLTP) adalah sebesar 1.189 MW dan dapat ditingkatkan menjadi 1.226 MW pada tahun 2011 dan 1.341 MW pada tahun 2012. Pada tahun 2013, diperkirakan kapasitas terpasang menjadi 1.346 MW. Dengan lambatnya perkembangan peningkatan kapasitas PLTP terpasang saat ini, diperkirakan target RPJMN untuk tahun 2014 akan sulit dicapai.

Pembangunan jaringan gas kota ke rumah tangga juga berjalan dengan cukup baik. Sejak tahun 2009 hingga tahun 2012, pemerintah telah membangun jaringan gas untuk rumah tangga sebanyak 56.000 sambungan di 13 kota yaitu Palembang 3.311 sambungan rumah (SR), Surabaya 2.900 SR, Sidoarjo 8.647 SR, Depok 4.000 SR, Tarakan 3.666 SR, Bekasi 4.628 SR, Bontang 3.960 SR, Sengkang 4.172 SR, Rusun Jabodetabek 5.234 SR, Prabumulih 4.650 SR, Jambi 4.000 SR, Bogor 4.000 SR dan Cirebon 4.000 SR. Pada tahun 2013, direncanakan akan dibangun jaringan gas kota di Ogan Ilir, Subang, Blora, dan Sorong untuk 16.000 SR.

Untuk sektor transportasi, konversi penggunaan BBM ke BBG memerlukan upaya kerja keras yang lebih giat lagi. Saat ini, jumlah SPBG yang dibangun pemerintah baru mencapai 8 unit dari 21 unit yang direncanakan, yaitu di Palembang 4 unit (tahun 2011), Surabaya 2 unit, Gresik 1 unit, dan Sidoarjo 1 unit (tahun 2012). Sementara SPBG yang sudah beroperasi baru di Palembang. Pada tahun 2013, direncanakan akan dibanguna 7 SPBG di Balikpapan 2 unit, Samarinda 2 unit, dan 3 unit di Jabodetabek.

14

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM

2.2.3Infrastruktur

Program pembangunan infrastruktur yang mencakup sektor

transportasi, perumahan dan permukiman, informasi dan telekomunikasi, pengairan dan irigasi. Secara umum pembangunan infrastruktur diperkirakan dapat mencapai sasaran RPJMN 2010-2014, lihat Tabel 2.4.

TABEL 2.4

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

No Indikator Status Awal (2009)

Realisasi (k)

2010 2011 2012

1 Kemantapan Jalan Nasional (%) 87,3 87,01) 87,7 90,5

2 Panjang Jalan yang ditingkatkan kapasitasnya/ pelebaran (Km)

2.443 2.530 3.292 10.830

3 Panjang jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda (km)

135 81 216 319

4 Jumlah Bandara yang dikembangkan dan direhabilitasi 170 65 150 275

5 Jumlah fasilitas pelabuhan utama, pengumpul dan pengumpan yang dibangun dan ditingkatkan.

60 157 205 607

6 Pangsa angkutan laut armada pelayaran nasional (%): a. Domestik (D) b. Ekspor-Impor (E-I) 90,2 9,0 98,1 9,0 98,8 9,5 98,8 9,9

7 Jumlah Rusunawa Terbangun (Twin Block) 106 89 159 435

8 Desa yang dilayani akses telekomunikasi 24.051

(72,5%) 27.670 (83,4%) 30.413 (91,6%) 31.392 (94,6%) 9 Ibukota Kab/Kota yang terhubung secara broadband 311

(63%) 311 (63%) 328 (66%) 343 (69%) 10 Diselesaikannya pembangunan Kanal

Banjir Timur paket 22 s/d 29

Konstruksi Paket 22-29 Paket 22-29 Paket 30-312)

11 Jalan tol yang dibangun pemerintah dan swasta (Km) 85 135 188 296

Keterangan:

1) Terdapat penambahan panjang jalan nasional dari 34.628,83 Km menjadi 38.569,82 Km 2) Pekerjaan tambahan untuk penyelesaian konstruksi Kanal Banjir Timur Jakarta

[k] Kumulatif

2.2.3.1Transportasi

Pada sektor jalan, pencapaian kinerja ditunjukkan dengan meningkatnya kemantapan jalan nasional dari 87 persen pada tahun 2010 menjadi 90,5 persen pada tahun 2012. Sementara panjang jalan yang ditingkatkan kapasitasnya/pelebaran meningkat dari 2.530 km pada tahun 2010 menjadi 10.830 km pada tahun 2012. Pada tahun 2012, preservasi jalan mencapai sepanjang 36.267,00 km dan preservasi jembatan sepanjang 289.909,00 meter. Peningkatan kapasitas jalan (pelebaran) sepanjang 4.632,00 km dan peningkatan jumlah jembatan yang dibangun sepanjang 9.746,00 meter. Jumlah flyover/underpass yang dibangun sepanjang 6.890,00 meter. Sementara perkiraan pencapaian tahun 2013 antara lain preservasi jalan sepanjang 35.071,00 km dan preservasi jembatan sepanjang 247.692,00 meter; peningkatan kapasitas jalan (pelebaran) sepanjang 4.277,6 km dan peningkatan jumlah jembatan yang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

15

dibangun sepanjang 7.164,00 meter. Jumlah flyover/underpass yang dibangun sepanjang 3.510,00 meter.

Pembangunan infrastruktur perkeretaapian pada tahun 2012 meliputi pembangunan jalur KA baru termasuk jalur ganda sepanjang 103,08 km sehingga dari tahun 2010 hingga 2012 secara kumulatif telah dibangun 319 km terutama lintas utara dan selatan Pulau Jawa. Di samping itu juga telah diselesaikan: peningkatan kondisi dan pengaktifan kembali jalur kereta api sepanjang 79,35

km; pengadaan rel kereta api sepanjang Km sp; peningkatan

jumlah sarana KA sebanyak 20 paket; serta peningkatan persinyalan untuk keselamatan kereta api sejumlah 68 paket. Pada tahun 2013 pembangunan meliputi: pembangunan jalur KA baru termasuk jalur ganda sepanjang 383,37 km terutama lintas utara dan selatan Pulau Jawa; peningkatan kondisi dan pengaktifan kembali jalur kereta api

sepanjang , km; pengadaan rel kereta api sepanjang Km sp;

peningkatan jumlah sarana KA sebanyak 18 paket; serta peningkatan persinyalan untuk keselamatan kereta api sejumlah 64 paket. Rehabilitasi bandar udara (bandara) secara kumulatif dari tahun 2010 hingga 2012 telah mencapai 275 bandara, termasuk bandara strategis, yaitu Bandara Kuala Namu-Medan Baru, dan Bandara Samarinda Baru. Sementara untuk daerah perbatasan dan rawan bencana telah dibangun sebanyak 14 bandara. Penyelenggaraan prasarana keamanan penerbangan sebanyak 104 dan prasarana navigasi penerbangan 222 paket. Tahun 2013 akan dilaksanakan pengembangan dan rehabilitasi bandara di daerah perbatasan dan rawan bencana sebanyak 41 bandara; dan peningkatan keselamatan melalui pengadaan 16 paket dan prasarana navigasi sebanyak 187 paket.

Pada sektor transportasi laut pada tahun 2012, jumlah pelabuhan utama, pengumpul dan pengumpan yang fasilitasnya dibangun dan ditingkatkan mencapai 245 sehingga dari tahun 2010 hingga 2012 secara kumulatif mencapai 607 pelabuhan. Pelabuhan strategis yang telah dibangun dan dikembangkan antara lain Pelabuhan Belawan, Dumai, Tanjung Priok, Batang, Kendal, Probolinggo, Sape, Kariangau, Pantoloan, Bitung, Ternate dan Arar-Sorong. Di samping itu untuk

Dokumen terkait