• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEJAHTERAAN RAKYAT

BAB 2 KONDISI UMUM

2.5 KESEJAHTERAAN RAKYAT

Pembangunan kesejahteraan rakyat mencakup pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, daerah tertinggal, terluar, terdepan, dan paska konflik, serta pembangunan kesejahteraan rakyat lainnya. Capaian dalam bidang pembangunan ini akan diuraikan pada bagian berikut.

2.5.1Pendidikan

Pembangunan pendidikan nasional telah berada dalam jalur yang tepat. Hasil tinjauan paruh waktu RPJMN untuk pendidikan menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dalam RPJMN diperkirakan dapat dicapai. Peningkatan taraf pendidikan masyarakat tercermin dari meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, yang pada tahun 2009 sebesar 7,7 tahun, meningkat menjadi 7,9 tahun pada tahun 2012. Selain itu, proporsi buta aksara penduduk berusia 15 tahun keatas yang diwakili oleh penduduk usia 15-59 tahun juga mengalami penurunan signifikan, dari 5,3 persen pada tahun 2009 menjadi 5,0 persen pada tahun 2010, dan terus menurun menjadi 4,4 persen pada tahun 2011. Angka tersebut diperkirakan akan terus turun dan mencapai 4,3 persen pada tahun 2013.

TABEL 2.9

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

No Indikator Status Awal (2009) Capaian 2010 2011 20121) 1 Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15

tahun ke atas (tahun)

7,7 7,9 7,9 7,9

2 Angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas (%)

5,3 4,8 4,4 4,8

3 APM SD/SDLB/MI/Paket A (%) 95,2 95,4 95,6 95,7

4 APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B (%) 74,5 75,6 77,7 75,4

5 APK SMA/SMK/MA/Paket C (%) 69,6 70,5 76,5 79,0

6 APK PT Usia 19-23 tahun (%) 21,6 21,6 27,1 27,4

Keterangan: 1) Data sementara sesuai target 2012

Pencapaian pembangunan pendidikan tersebut sejalan dengan meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada semua jenjang pendidikan. Pada tahun 2009, APM SD/MI/sederajat dan APM SMP/MTs/sederajat masing-masing sebesar 95,2 persen dan 74,5 persen, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 95,4 persen dan 75,6 persen, serta pada tahun 2011 terus meningkat menjadi 95,6 persen dan 77,7 persen. Pada tahun 2013, diharapkan kedua angka tersebut masing-masing dapat mencapai 95,8 persen dan 80,1 persen. Demikian pula partisipasi pendidikan jenjang pendidikan menengah terus membaik. Hal ini terlihat pada APK SMA/SMK/MA/sederajat pada tahun 2009 sebesar 69,6 persen, meningkat menjadi 70,5 persen pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 76,5 persen. Diperkirakan pada tahun 2013 angka partisipasi kasar jenjang pendidikan menengah menjadi 82,0 persen sesuai dengan target 2013 yang

32

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM ditetapkan RPJMN 2010-2014. Sementara itu, APK jenjang pendidikan tinggi pada tahun 2011 telah mencapai 27,1 persen, dan pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 28,7 persen.

Berbagai upaya Pemerintah yang telah dilakukan untuk meningkatkan akses penduduk terhadap pendidikan, antara lain adalah penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). BOS dimaksudkan untuk mengurangi beban siswa untuk membiayai operasional pembelajaran di sekolah. Biaya satuan BOS untuk jenjang SD/MI/sederajat sejak tahun 2012 ditingkatkan menjadi Rp580 ribu/siswa/tahun, dari sebelumnya Rp397 ribu/siswa/tahun (kabupaten) atau Rp400 ribu/siswa/tahun (kota) pada tahun 2011. Demikian pula untuk jenjang SMP/MTs/sederajat, sejak tahun 2012 biaya satuan BOS meningkat menjadi Rp710 ribu/siswa/tahun, dari sebelumnya Rp570 ribu/siswa/tahun (di kabupaten) dan Rp575 ribu/siswa/tahun (di kota) pada tahun 2011. Untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU) dalam rangka peningkatan partisipasi pendidikan jenjang pendidikan menengah, pada tahun 2013 telah disediakan BOS untuk seluruh siswa di jenjang SMA/SMK/MA sebesar Rp1.010 ribu/siswa/tahun. Cakupan penerima BOS pada tahun 2013 di semua jenjang diperkirakan mencapai 52,3 juta siswa.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan juga ditandai oleh penurunan kesenjangan partisipasi pendidikan antarkelompok status ekonomi, yang tercermin pada angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia sekolah. APS penduduk usia 13-15 tahun (SMP/MTs) pada kuantil termiskin meningkat dari sebesar 72,2 persen pada tahun 2009 menjadi 77,9 persen pada tahun 2011. Peningkatan APS terjadi pada seluruh kelompok umur di kuantil termiskin, sehingga selisih persentase APS antara penduduk paling miskin dan paling kaya pada kelompok umur 13-15 dalam waktu 2009-2011 menurun dari 22,8 persen menjadi 17,1 persen dan pada kelompok umur 16-18 tahun menurun dari 41,6 persen menjadi 36,4 persen. Capaian ini antara lain didukung oleh program-program pengentasan kemiskinan termasuk penyediaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) di semua jenjang pendidikan. Pada tahun 2012, dari hampir 8 juta BSM yang disediakan di semua jenjang, 95 persennya tersalurkan kepada penerima. Untuk meningkatkan efektivitas BSM, distribusi jumlah penerima di daerah tertinggal, terpencil, kawasan nelayan, dan daerah sentra pengirim tenaga kerja ke luar negeri (TKI) ditingkatkan.

Kualitas layanan pembelajaran juga telah berhasil ditingkatkan, antara lain dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, termasuk merehabilitasi ruang kelas rusak berat/rusak sedang. Dari tahun 2011 dan 2012 Pemerintah telah merehabilitasi 91.093 ruang kelas rusak berat di jenjang SD/MI dan 23.464 ruang kelas rusak berat di jenjang SMP/MTs. Sisa ruang rusak berat yang belum direhabilitasi sebanyak 52.739 ruang kelas SD/MI dan 14.547 ruang kelas SMP/MTs rencananya akan diselesaikan pada tahun 2013 dan 2014.

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

33

Kualitas pendidik dan tenaga kependidikan juga senantiasa ditingkatkan. Sampai dengan tahun 2012 proporsi guru yang memiliki kualifikasi minimal S1/D4 meningkat menjadi sebesar 62,3 persen, dari proporsi sebelumnya pada tahun 2011 sebesar 58,0 persen. Peningkatan juga terjadi pada proporsi guru yang telah tersertifikasi, yaitu menjadi sebesar 59,3 persen dari jumlah guru yang masuk kriteria untuk disertifikasi, atau 42,6 persen dari total jumlah guru di tahun 2012. Pada tahun 2013 diperkirakan terus meningkat menjadi 66,0 persen.

Peningkatan kinerja pendidikan telah didukung oleh meningkatnya anggaran pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945, yaitu minimal sebesar 20 persen dari APBN. Pada tahun 2013, anggaran pendidikan mencapai 20,0 persen dari APBN, yaitu sebesar Rp336,85 triliun. Anggaran pendidikan dialokasikan melalui belanja Pemerintah Pusat di 19 Kementerian/Lembaga sebesar Rp117,78 triliun, melalui Dana Transfer Daerah sebesar Rp214,07 triliun, serta melalui Pengeluaran Pembiayaan dalam bentuk Dana Pengembangan Pendidikan Nasional sebesar Rp5,0 triliun.

2.5.2Kesehatan

Status kesehatan masyarakat terus menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) indikator yang kinerjanya diperkirakan dapat memenuhi target RPJMN yaitu: persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak; persentase balita yang ditimbang berat badannya, serta penurunan jumlah kasus TB per 100 ribu penduduk. Indikator lainnya telah juga menunjukkan perbaikan yang cukup baik, namun diperkirakan masih membutuhkan kerja keras untuk memenuhi target RPJMN, hasil tinjauan paruh waktu RPJMN untuk pembangunan kesehatan ditunjukkan pada Tabel 2.10.

34

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM

TABEL 2.10

PEMBANGUNAN KESEHATAN

No Indikator Status Awal (2009) Capaian 2010 2011 2012

1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,9 71,1 71,1

2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup

228 n.a n.a n.a

3 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

74,9 79,8 81,3 83,1 1)

4 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

34 34 34 32 1)

5 Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak

67 77,7 87,3 34,8

6 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (%)

18,4 17,9 n.a n.a

7 Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

63,9 67,9 71,4 69,6

8 Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi )

2,6 2,4 2) n.a 2,6 1)

9 Persentase jangkauan akses sumber air bersih

47,7 44,2 55,0 n.a

10 Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk

326 224 289 2813)

Keterangan: 1) Hasil Sementara SDKI 2012;

2) Sensus Penduduk 2010;

3) Data sampai dengan Maret 2012

Keberhasilan lainnya yang dicapai sampai dengan tahun 2012 adalah:

1.

Membaiknya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bersalin, antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN) dari 81,3 persen (2011) menjadi 83,1 persen (2012) dan cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) masing-masing dari 95,7 persen dan 88,3 persen (2011) menjadi sebesar 95,7 persen dan 90,2 persen (2012).

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

35

STATUS INDIKATOR PROXY KESEHATAN IBU DAN ANAK

2. Program KB merupakan upaya pengendalian jumlah penduduk melalui pengetahuan kesehatan reproduksi bagi pasangan usia subur (PUS) usia 15-49 tahun dalam merencanakan kehidupan untuk membentuk keluarga kecil yang berkualitas. Pencapaian tahun 2012 jumlah PUS yang menjadi peserta KB Aktif menjadi sebanyak 35,9 juta akseptor. Hal ini melebihi dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 28,2 juta akseptor. Sementara itu, capaian jumlah peserta KB Baru pada tahun 2012 sebanyak 9,4 juta akseptor. Hal ini juga melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 7,3 juta akseptor. Perkiraan pencapaian tahun 2013 berdasarkan sasaran target yang telah ditetapkan adalah jumlah peserta KB Aktif diperkirakan menjadi sebanyak 29,0 juta akseptor, dan jumlah peserta KB Baru diperkirakan sebanyak 7,5 juta akseptor.

3. Membaiknya kesehatan dan gizi anak antara lain ditandai dengan meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap dari 53,8 persen (2010) menjadi 66,0 persen (2012), meningkatnya balita ditimbang berat badannya (D/S) dari 67,9 persen (2010) menjadi 71,4 persen (2011), dan menurunnya prevalensi kekurangan gizi menjadi sebesar 17,9 persen.

4.

Membaiknya upaya pengendalian penyakit menular dan tidak menular yang ditunjukkan oleh meningkatnya kasus baru TB paru (BTA positif) yang disembuhkan dari 86,2 persen (2011) menjadi 84,4 persen (2012), menurunnya angka penemuan kasus malaria annual parasite index (API) per 1.000 penduduk dari 1,8 (2011) menjadi 1,7 per 1.000 penduduk (2012), dan meningkatnya orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV dari 548.256 orang (2011) menjadi 884.905 orang (2012), dan yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS dari 57,5 persen (2010) menjadi sebesar 79,5 persen (2012). 81.25 95.7 55.4 53.8 83.1 95.7 63.2 66 0 20 40 60 80 100 120 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pemeriksaan kehamilan Kelahiran di fasilitas kesehatan Imunisasi Dasar Lengkap 2011 2012

36

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014| KONDISI UMUM

JUMLAH KASUS HIV DAN AIDS

5. Meningkatnya upaya penyehatan lingkungan yang ditunjukkan dengan meningkatnya akses terhadap air minum layak dari sebesar 44,2 persen (2010) menjadi 55,0 persen (2011) dan akses terhadap sanitasi layak dari 55,5 persen (2010) menjadi sebesar 55,6 persen (2011).

AKSES PENDUDUK TERHADAP AIR MINUM DAN SANITASI (%)

6. Meningkatnya jumlah, kualitas, dan penyebaran sumber daya manusia kesehatan termasuk sarana pelayanan kesehatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya tenaga dokter menjadi 32.492 orang, perawat 220.575 orang, bidan 124.164 orang, puskesmas 0 5000 10000 15000 20000 25000 s.d 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 859 7195 6048 10362 9793 21591 21031 21511 4973 3514 4439 4943 5483 6845 7004 5686 JUM LA H KA S US TAHUN

Jumlah Kasus HIV Jumlah Kasus AIDS*

48.3 48.6 51.2 44.2 55.04 70 44.2 46.5 47.7 55.5 55.6 100 20 40 60 80 100 2007 2008 2009 2010 2011 2014 AIR SANITASI Targe

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 |

KONDISI UMUM

37

9.510 unit, puskesmas perawatan 3.152 unit, puskesmas non perawatan 6.358 unit, RS pemerintah 888 unit dan tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif sebanyak 4.354 orang yang ditempatkan pada daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK).

7. Meningkatnya jaminan pembiayaan kesehatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin dari 9.321 (2011) menjadi 9.510 puskesmas (2012) dan meningkatnya penduduk yang memiliki jaminan kesehatan dari 63,1 persen (2011) menjadi 64,6 persen (2012).

8.

Meningkatnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri, antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya ketersediaan obat dan vaksin dari 87,0 persen (2011) menjadi 92,9 persen (2012), sarana produksi obat yang memiliki sertifikasi Good Manufacturing Practices (GMP) terkini dari 60,1 persen (2011) menjadi 67,8 persen (2012), cakupan pengawasan sarana produksi dan distribusi obat dan makanan berkisar masing-masing 27 persen dan 16 persen dari sarana yang ada, dan produk obat dan makanan yang disampel dan diuji menjadi 80.240 sampel.

Dokumen terkait