• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Pesisir

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Pesisir

Berdasarkan analisis dan sintesis hasil penelitian maka rekomendasi kebijakan dikelompokkan menjadi dua yaitu arahan kebijakan penggunaan lahan dan arahan kebijakan pengendalian penyebaran penduduk serta volume sampah. 5.3.1 Kebijakan Penggunaan Lahan

Kebijakan yang baik dan konsisten merupakan penentu masa depan suatu wilayah begitu juga dengan wilayah pesisir yang memiliki karakteristik dan sangat rentan terhadap berbagai perubahan yang terjadi disekitarnya. Oleh karena itu implementasi kebijakan yang pro terhadap wilayah pesisir sangat dibutuhkan untuk dapat mewujudkan wilayah pesisir yang berkelanjutan.

Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kupang No 11 tahun 2011 mengenai pengembangan kawasan budidaya yang meliputi salah satunya pengembangan dan penataan kawasan pesisir yang berkelanjutan artinya pengelolaan pemanfaatan ruang pesisir dan laut harus sesuai dengan zonasi kawasan dan berorientasi pada penataan kota tepi pantai serta membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian kawasan pesisir.

Perkembangan Kota Kupang sangat bergantung pada aktivitas yang berlangsung pada kawasan pesisirnya, yaitu kegiatan perekonomian dan perdagangan. Perkembangan fisik pada kawasan pesisir cepat atau lambat akan sangat berpengaruh terhadap ekosistem pesisir. Hal tersebut didasarkan oleh pertumbuhan lahan permukiman yang terus meningkat setiap tahunnya.

Rencana luas lahan untuk kawasan terbangun dalam RTRW Kota Kupang periode tahun 2011 – 2030 sebesar 3.331,60 ha atau 20,15% dari total luas Kota Kupang. Hasil prediksi dengan sistem dinamik khususnya di kawasan pesisir Kota Kupang sampai pada tahun 2030 menunjukkan bahwa luas lahan permukiman dan bangunan lainnya mencapai 3.337,05 ha atau telah melebihi dari rencana luas kawasan terbangun. RTRW Kota Kupang menetapkan luas jenis penggunaan lahan permukiman sebesar 1.701,14 ha. Hasil overlay luas jenis penggunaan lahan permukiman di kawasan pesisir Kota Kupang pada tahun 2013 sebesar 1.536,34 ha. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan luas jenis penggunaan lahan permukiman yang nyata dan terpusat pada kawasan tersebut.

Berdasarkan hasil analisis simulasi model penggunan lahan serta kaitannya dengan keterbatasan lahan di kawasan pesisir maka dapat dibuat beberapa arahan kebijakan terkait dengan pengendalian dan pemanfaatan penggunaan lahan pada kawasan tersebut sebagai berikut;

106

1. Memperketat ijin mendirikan bangunan dan kebijakan pembangunan rusunawa atau rumah vertikal dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan bangunan pada jalur hijau sempadan pantai.

2. Penataan dan pengaturan terhadap pengembangan kawasan pesisir seperti permukiman dan bangunan lainnya, terutama yang teratur dan sesuai dengan estetika lingkungan pesisir serta zonasi penggunaannya sehingga sesuai dengan rencana penggunaan lahan yang terdapat dalam RTRW. 3. Perlu disediakan unit pengolahan limbah baik cari maupun padat pada

lokasi aktivitas padat permukiman, perdagangan, jasa dan perhotelan sebagai bagian untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi pada kawasan tersebut dan menghindari resiko rusaknya ekosistem pesisir. 4. Pelestarian lahan pertanian produktif dan hutan bakau dengan membatasi

alih fungsi lahannya mengingat masing-masing jenis penggunaan lahan tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Berdasarkan hasil analisis luas kedua jenis penggunaan lahan tersebut terus mengalami penurunan tiap tahunnya.

5. Mengendalikan dan mengatur aktivitas perdagangan. Mengingat aktivitas perdagangan yang terkonsentrasi di Kota Lama sudah sangat padat.

5.3.2 Kebijakan Pengendalian Penyebaran Penduduk dan Volume Sampah Tingginya alih fungsi lahan, dari lahan pertanian atau bukan pertanian menjadi lahan terbangun (RTB) merupakan fenomena yang terjadi begitu cepat sejak pelaksanaan otonomi daerah diberlakukan. Pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi kota serta aksesibilitas yang semakin baik turut menjadi faktor pendorong meningkat jumlah penduduk baik lokal ataupun pendatang ketempat tersebut baik berupa investasi maupun untuk mencari pekerjaan.

Dengan kata lain bahwa bentuk penggunaan lahan suatu wilayah memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin meningkatnya perubahan penggunaan lahan dan lingkungannya terutama permasalahan pengelolaan limbah atau sampah. Pertumbuhan dan aktivitas penduduk yang tinggi terutama terjadi di daerah perkotaan, sehingga daerah perkotaan pada umumnya mengalami perubahan penggunaan lahan yang cepat.

Pertumbuhan penduduk kawasan pesisir Kota Kupang pada Tahun 2030 telah mencapai batas optimal yakni sebesar 207.251,74 jiwa, pertumbuhan penduduk tersebut turut berdampak terhadap meningkatnya volume sampah sebesar 145.076,21 kg dan permintaan lahan permukiman yakni sebesar 3.337,05 ha atau telah melebihi batas optimal luas lahan eksisting yang ada di kawasan pesisir yakni sebesar 3.163,48 ha

Berdasarkan hasil analisis simulasi model pertumbuhan penduduk dan kaitannya dengan keterbatasan lahan di kawasan pesisir dapat dibuat beberapa arahan kebijakan terkait dengan pengendalian jumlah penduduk dan volume sampah sebagai berikut;

1. Tertib RTRW sesuai arahan kebijakan penggunaan lahan

2. Menambah fasilitas penampungan sampah dan peningkatan pelayanan dan pengangkutan sampah yang terdapat pada permukiman pesisir, serta melaksanakan pengelolaan sampah secara Zero Waste berbasis masyarakat

107 melalui tahap 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) sehingga sesuai dengan Perda Kota Kupang No 3 dan No 4 Tahun 2011 tentang pengurangan sampah di Kota Kupang.

108

6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Selama periode tahun 1999 – 2013 telah terjadi perubahan penggunaan lahan di kawasan pesisir Kota Kupang. Jenis penggunaan lahan permukiman paling dominan luasannya dan sebagian besar mengkonversi luas lahan ladang/tegalan/belukar dengan luas perubahan 836,53 ha. Jenis penggunaan lahan lainnya mengalami dinamika perubahan yang berbeda- beda, tanah kosong dan hutan kota berfluktuasi, sedangkan ladang/tegalan/belukar, sawah dan hutan bakau terus menurun.

2. Keterkaitan antara pertumbuhan penduduk, perubahan penggunaan lahan dan jumlah timbunan sampah di kawasan pesisir Kota Kupang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk pada tahun 2030 sebesar 207.251,74 jiwa maka kebutuhan lahan untuk permukiman pada tahun 2030 turut meningkat sebesar 3.337,05 ha dan jumlah timbunan sampah sebesar 211.396,77 kg. Penurunan signifikan terjadi pada jenis penggunaan lahan ladang/tegalan/belukar, sawah dan hutan bakau pada tahun 2030 masing-masing tersisa 380,55 ha, 0,74 ha dan 1,20 ha, hutan kota dan tanah kosong terus berfluktuasi.

3. Arahan kebijakan dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu: (1) kebijakan penggunaan lahan melalui peraturan zonasi penggunaan lahan yang telah ditetapkan dalam rencana penggunaan lahan RTRW dan (2) kebijakan pengendalian penyebaran penduduk serta volume sampah melalui tertib terhadap RTRW dan peningkatan pelayanan pengangkutan sampah serta pengelolaan sampah secara Zero Waste berbasis masyarakat melalui tahap 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).

6.2 Saran

Adapun saran yang diberikan berkaitan dengan dinamika perubahan penggunaan lahan di kawasan pesisir Kota Kupang sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan pengendalikan peningkatan perubahan penggunan lahan, pertumbuhan penduduk dan jumlah timbunan sampah melalui kebijakan pembangunan rusunawa atau rumah vertikal dan menambah fasilitas pengelolaan sampah, yaitu: armada pengangkutan sampah dan tempat penampungan sampah sementara (TPS)

2. Sebagai implementasi maka kebijakan pengendalian penggunaan lahan dan pengendalian penyebaran penduduk serta volume sampah perlu berpijak pada Perda RTRW No 11. Tahun 2011 sebagai sumber rujukan keruangan dan Perda No 3 dan No 4 Tahun 2011 tentang pengurangan sampah di Kota Kupang.

109

DAFTAR PUSTAKA

Abraham RH. 2002. The genesis of complexity. Di dalam: A. Montuori, (Editor).Advances in Systems Theory, Complexity, and the Human Sciences. NewYork: Hampton Press. 1-17.

Arsyad S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): IPB Press.

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kupang. 2011.

Perda No 11 Tahun 2011, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang 2011 – 2031. Pemerintah Kota Kupang. Kupang (ID). Bappeda.

Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografi, Sarana Manajemen Sumberdaya. Bogor (ID): Laboratarium Penginderaan Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian. IPB.

Baun P. 2008. Kajian Pengembangan Pemanfaatan Ruang Terbangun di kawasan pesisir Kota Kupang.[Tesis].Semarang (ID): Sekolah Pasca sarjana Universitas Diponegoro

Bengen DG. 2000. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Bahan Prosiding Pelatihan pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Bogor (ID): Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bengen DG. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Bogor

(ID): Sinopsis. PKSPL IPB. ISBN : 979-95617-44.

Bintarto R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Edisi Revisi. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia

Blaschke T. 2001. GIS-based rationalization of indicators and eco-balances for a sustainable regional planning. Paper presented at the conference: Human dimensions research in Austria and in central european Countries. May 18- 19. Austria (AT): University of Graz.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2013. Kota Kupang Dalam Angka 2012. Kupang (ID). BPS Kota Kupang.

Budihardjo E. 1995. Kota Berkelanjutan. Bandung (ID): PT Alumni, Bandung.

Bungin B. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta (ID): Kencana Prenada

Media Group.

Dahuri R, Rais Y, Ginting PS, Sitepu MJ. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta (ID): PT Pradnya Paramita. Dahuri R. 1998. Kebutuhan Riset Untuk Mendukung Implementasi Pengelolaan

Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jurnal Pesisir dan Lautan (Indonesian Journal Of Coastal And Marine Resources. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 1 (2): 61-77

Dahuri R, Rais Y, Ginting PS, Sitepu MJ. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta (ID): PT Pradnya Paramita. (Edisi Revisi) Damaledo AY. 2003. Studi Arahan Penataan Kawasan Sempadan Pantai Teluk

Kupang di Kota Kupang, NTT. Jurnal ASPI Volume 3.

Dardak AH. 2006. Kebijakan Penataan Ruang Dalam Pengelolaan kawasan rawan Bencana Longsor. Lokakarya Ditjen Penataan Ruang Dep. PU dan Badan Kejuruan Sipil PII. Jakarta. Indonesia

Deal B, Schunk D. 2004. Spatial dynamic modeling and urban land use transformation: a simulation approach to assessing the costs of urban sprawl. The Journal of Ecological Economics. 51: 79-95.

110

de Groot R. 1992. Function-analysis and valuation as a tool to assess land use conflicts in planning for sustainable, multi-functional landscapes. Netherland (NL). landscape and Urban Planning 75 (2006) 175-186.

Djemalu AFD. 2012. “Sehingga Kita Sewenang-wenang” Catatan Tentang Hutan

Kota Kupang. Artikel on-line. http//kota.online.blogspot.com. [7 Februari 2012].

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2000. Pedoman Penyusunan RTR Pesisir dan Pulau-pulau kecil. Jakarta (ID). Pemerintah RI.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:KEP.34/MEN/2002. Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta (ID). Pemerintah RI.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Undang-undang No. 27 Tahun 2007. Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Jakarta (ID). Pemerintah RI.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Urgensi RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Artikel on-line Dinas Kelautan dan Perikanan. Jakarta (ID). Pemerintah RI.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Pertumbuhan dan Perkembangan Wilayah Pesisir. Jumlah Penduduk Pesisir Indonesia. Jakarta (ID). Pemerintah RI.

[DKPK] Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang. 2014. Laporan Pengelolaan Persampahan Kota Kupang. Kupang (ID). Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang.

Elshorbagy A, Jutla A, Barbour L, Kells J. 2005. System dynamics approach toassess the sustainability of reclamation of disturbed watersheds. Can. J. Civ. Eng. 32: 144-158.

Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem; Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. Jilid I Edisi Kedua. Bogor (ID): IPB Press.

Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Bogor (ID): IPB Press.

Eriyatno. 2002. Ilmu Sistem; Apa dan Bagaimana. Centre for System Studies and Development (CSSD) Indonesia. Gedung Jaya 2nd Floor, Jl. Thamrin 12. Jakarta.

Eriyatno. 2003. Ilmu Sistem; Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen.Jilid I Edisi Ketiga. Bogor (ID): IPB Press.

Forrester JW. 1968. Principles of Systems.Massachusetts: Wright-Allen.

Forrester JW. 1998. Designing the future. Paper presented at Universidad deSevilla, December 15. Sevilla, Spain (SP): Univ. de Sevilla.

Forrester JW. 2003. Economic theory for the new millennium. Plenary Addressat the Int. Sys.Dyn. Con, July 21, 2003. New York (NY): Sys. Dyn.Soc. François C. 1999. Systemics and cybernetics in a historical perspective,

Researchpaper. Syst. Res. 16: 203-219.

Haaf W, Bikker H, Adriaanse DJ. 2002. Chapter 3 Introduction to systemapproach.

In Fundamentals of Business Engineering and Management:A Systems Approach to People and Organizations. Delft: Delft University Press.pp. 49-81

111 Idris I, Ginting SP, Budiman. 2007. Membangun Raksasa Ekonomi: Sebuah Kajian Terhadap Perundang-undangan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil. Jakarta (ID): PT Sarana Komunikasi Utama.

[IOC] Intergovernmental Oceanographic Commission 1999. IOC-SOA International Workshop on Coastal Megacities. Challenges of Growing Urbanization of the World’s Coastal Area. IOC Workshop Report No. 166. Paris (FR): IOC.

Kay R, Alder J. 1999. Coastal Planing and Management. London (ENG): Penerbit E dan FN Spon Press

Keele University. 1997. “An Introduction to GIS using Arcview: Tutorial”. Issue 1,

Spring 1997 based on Arcview release

http://www.keele.ac.uk/depts/cc/helpdesk/arcview/av_prfc.htm

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2009. Pedoman Perencanaan Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya (Minapolitan). Dirjen Perikanan Budidaya, Direktorat Prasarana dan Sarana Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta (ID). Pemerintah RI.

Lillesand TM, Kiefer RW. 1993. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. [Terjemahan] Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Lisdiyono E. 2008. Legislasi Penataan Ruang, Studi Tentang Pergeseran Kebijakan Hukum Tata Ruang Dalam Regulasi Daerah Di Kota Semarang. [Desertasi]. Semarang (ID): Sekolah Pasca sarjana Universitas Diponegoro. Lucas HC. 1993. Analisis, Desain dan Implementasi Sistem Informasi. Jakarta

(ID). (Penerjemah: Abdul Basith): Erlangga.

Manetch TJ, Park GL. 1977. System Analysis and Simulation With Application to Economic and Social System Part I. Third Edition, Departement of Electrical Engineering ang System Science. Michigan State University. East Lansing. Michigan.

Mantysalo R. 2000. Land-use Planning as Inter-organizational Learning

[Disertasi]. Oulu, Finland (FI): Department of Architecture, University of Oulu.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Martin KSt, Hall-Arber M. 2008. The missing layer: Geo- technologies,communities, and implications for marine spatial planning. Mar. Pol. 32: 779-786.

McLoughlin JB. 1970. Urban and Regional Planning a System Approach.

London (ENG): Faber and Faber.

Meyer WB, Turner BL. 1994. Changes in Land Use and Land Cover: A global perspective. United Kingdom (UK): Cambridge Univ. Press. No.537.p. Mindell DA. 2002. Bodies, ideas, and dynamics: Historical perspectives

onsystems thinking in engineering. In: Working Paper Series, ESD Symposium, May 2002. Massachusetts: MIT. Eng. Sys.Div.

Muhammadi, Aminulla E, Soesilo B. 2001. Analisis Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi dan Manajemen. Jakarta (ID): UMJ Press.

Nalle AA. 2012. Permasalahan Air Bersih di Kota Kupang dan Imbal Jasa Lingkungan. Artikel dalam Bulletin DAS NTT. Kupang (ID). http//blogfordasntt.com [2 Maret 2012]

112

O’Connor J, McDermott I. 1997. The Art of Systems Thinking. San Fransisco: Thorsons.

Ortolano, L. 1984. Environmental Planning and Decision Making, John Wiley & Sons. New York.

Prahasta E. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung (ID): Informatika.

Prahasta E. 2005. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung (ID): Informatika.

Raharjo A. 2007. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Makasar (ID): Seruni Com.

Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta (ID): Crestpent press dan Yayasan Obor Indonesia. Savitri A. 2007. Kajian pemanfaatan ruang dalam kaitannya dengan resiko banjir

di Kabupaten Bandung. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Senge PM. 1990. The fifth discipline: The art and practice of the learning

organization. New York (US): Doubleday.

Shui-sen C, Liang-fu C, Qin-huo. 2005. Remote sensing and GIS-based integrated analysis of coastal changes and their environmental impacts in Lingding Bay, Pearl River Estuary, South China. Ocean and Coastal Mgmt. 48:65- 83.

Sitorus SRP. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung (ID): Tarsito.

Sudadi U, Baskoro DPT, Munibah K, Barus B, Darmawan. 1991. Kajian pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap aliran sungai dan penurunan kualitas lahan di sub-DAS Ciliwung hulu dengan pendekatan model simulasi hidrologi. Bogor (ID): Fakultas Pertanian IPB Bogor. Sugandhy A. 1999. Penataan Ruang Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis.Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.

Sushil. 1993. System Dynamics. A Practical Approach for Managerial Problems.

New Delhi (IN): Wiley Eastern Limited.

Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Jilid 1. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Sterman JD. 2002. All models are wrong: reflections on becoming a systems scientist. Syst. Dyn. Rev. 18 (4): 501-531.

Tarigan R. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta (ID): Edisi Revisi, Bumi Aksara.

Tulungen J, Dahuri R. 2001. Integrated Coastal Management in a Decentralized Indonesia: How it Can Work. Jurnal Pesisir dan Lautan.4(1): 25-39.

[UNEP] United Nations Environment Programme. 2002. Earthwatch. http://earthwatch,unep.net/oceans/

Utomo D. 2007. Analisis Pemanfaatan Ruang Yang Berwawasan Lingkungan di kawasan Pesisir Kota Tegal.[Tesis]. Semarang (ID): Sekolah Pasca sarjana Universitas Diponegoro.

White R, Engelen, G. 2000. High-resolution integrated modelling of the spatial dynamics of urban and regional systems. Comp. Environ. Urb. Syst. 24: 383-400.

113 Wiradisastra US. 1989. Metodologi Evaluasi Lahan dalam Hubungan system Informasi Sumberdaya Lahan. Yogyakarta (ID): Lokakarya Sistem Informasi Lahan Untuk Perencanaan Tata Ruang. [24-25 Desember 1989] Yufeng H, ShuSong W. 2005. System dynamics model for the sustainable

development of Science City. In: Proceedings the 23rd International Conference July 17-21. Boston (US): Sys. Dyn.Soc.

114

Lampiran 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang tahun 2007 – 2010

Lampiran 2 Produksi Ikan Tahun 2007 - 2011

Lampiran 3 Citra Landsat Kawasan Pesisir Kota Kupang Tahun 1999

No Tahun Pertumbuhan Ekonomi

Kota Kupang Pertahun (%)

1 2007 9,00

2 2008 7,45

3 2009 6,49

4 2010 7,84

Rata-Rata Pertumbuhan 7,69

No Tahun Produksi (Ton)

1 2007 17.217 2 2008 17.290 3 2009 19.684 4 2010 19.779 5 2011 19.147 Jumlah 93.117

115 Lampiran 4 Citra Landsat Kawasan Pesisir Kota Kupang Tahun 2006

116

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Luas dan Pola Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1999, 2006 dan 2013

No Penggunaan Lahan Tahun 1999 Penggunaan Lahan Tahun 2006 Penggunaan Lahan Tahun 2013 Luas_Ha

1 Hutan Bakau Hutan Bakau Hutan Bakau 7.19

2 Hutan Bakau Hutan Bakau Hutan Kota 4.77

3 Hutan Bakau Hutan Bakau Pemukiman 0.63

4 Hutan Bakau Hutan Bakau Perairan/tubuh air 1.67

5 Hutan Bakau Pemukiman Pemukiman 1.08

6 Hutan Bakau Perairan/tubuh air Perairan/tubuh air 3.53

7 Hutan Bakau Tanah Kosong Tanah Kosong 0.09

8 Hutan Kota Hutan Kota Hutan Kota 147.75

9 Hutan Kota Hutan Kota Ladang/tgln/bkr 11.52

10 Hutan Kota Hutan Kota Pemukiman 18.84

11 Hutan Kota Ladang/tgln/bkr Ladang/tgln/bkr 6.75

12 Hutan Kota Ladang/tgln/bkr Pemukiman 10.68

13 Hutan Kota Pemukiman Pemukiman 33.61

14 Hutan Kota Tanah Kosong Tanah Kosong 25.95

15 Ladang/tgln/bkr Hutan Kota Hutan Kota 267.62

16 Ladang/tgln/bkr Hutan Kota Ladang/tgln/bkr 49.55

17 Ladang/tgln/bkr Hutan Kota Pemukiman 100.13

18 Ladang/tgln/bkr Hutan Kota Perairan/tubuh air 0.18

19 Ladang/tgln/bkr Ladang/tgln/bkr Hutan Kota 69.28

20 Ladang/tgln/bkr Ladang/tgln/bkr Ladang/tgln/bkr 585.82

21 Ladang/tgln/bkr Ladang/tgln/bkr Pemukiman 239.85

22 Ladang/tgln/bkr Ladang/tgln/bkr Perairan/tubuh air 0.08

23 Ladang/tgln/bkr Pemukiman Pemukiman 586.15

24 Ladang/tgln/bkr Sawah Hutan Kota 1.00

25 Ladang/tgln/bkr Sawah Ladang/tgln/bkr 0.27

26 Ladang/tgln/bkr Sawah Pemukiman 1.08

27 Ladang/tgln/bkr Sawah Perairan/tubuh air 0.60

28 Ladang/tgln/bkr Sawah Sawah 0.09

29 Ladang/tgln/bkr Sawah Tanah Kosong 0.99

30 Ladang/tgln/bkr Tanah Kosong Tanah Kosong 332.77

31 Pemukiman Pemukiman Pemukiman 473.00

32 Perairan/tubuh air Perairan/tubuh air Perairan/tubuh air 57.61

33 Sawah Hutan Kota Hutan Kota 6.80

34 Sawah Hutan Kota Sawah 2.09

35 Sawah Ladang/tgln/bkr Hutan Kota 0.61

36 Sawah Ladang/tgln/bkr Pemukiman 0.09

37 Sawah Ladang/tgln/bkr Sawah 0.09

38 Sawah Pemukiman Pemukiman 4.28

39 Sawah Perairan/tubuh air Perairan/tubuh air 0.54

40 Sawah Sawah Hutan Kota 0.99

41 Sawah Sawah Pemukiman 0.09

42 Sawah Sawah Sawah 3.70

43 Sawah Tanah Kosong Tanah Kosong 0.27

44 Tanah Kosong Hutan Kota Hutan Kota 23.66

45 Tanah Kosong Hutan Kota Pemukiman 21.91

46 Tanah Kosong Hutan Kota Sawah 0.36

47 Tanah Kosong Sawah Hutan Kota 2.51

48 Tanah Kosong Sawah Ladang/tgln/bkr 0.09

49 Tanah Kosong Sawah Pemukiman 5.27

50 Tanah Kosong Sawah Perairan/tubuh air 0.11

51 Tanah Kosong Sawah Sawah 0.09

52 Tanah Kosong Sawah Tanah Kosong 1.17

53 Tanah Kosong Tanah Kosong Hutan Kota 5.86

54 Tanah Kosong Tanah Kosong Pemukiman 40.07

55 Tanah Kosong Tanah Kosong Perairan/tubuh air 0.73

56 Tanah Kosong Tanah Kosong Sawah 0.63

117 Lampiran 7 Data Validasi Model (AME dan AVE)

118

Lampiran 8 Kuesioner untuk input data pada Penilaian Masyarakat pesisir

DINAMIKA KERUANGAN PESISIR KOTA KUPANG

PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

119 Lampiran 8 (Lanjutan)

PENDAHULUAN

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah (PS PWL), Institut pertanian Bogor, maka saya :

Nama : Yakobus.C.W.Siubelan

NRP : A156110151

Program studi : Ilmu Perencanaan Wilayah

Mengajukan tugas akhir tesis dengan judul : Dinamika keruangan pesisir Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Berkenaan dengan tugas akhir tersebut, saya menyusun kuisioner yang berkaitan dengan perumusan Penilaian Stakeholder terhadap kondisi pemanfaatan ruang dan dinamika yang terjadi dikawasan pesisir Kota Kupang. Untuk itu kami mohon kepada Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan jawaban yang benar dan akurat agar data tersebut dapat diolah/dianalisa, sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu serta kesediaan dalam meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini kami ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

120

Lampiran 8 (Lanjutan)

INSTRUMEN PENELITIAN

PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KONDISI PEMANFAATAN RUANG DAN DINAMIKA YANG TERJADI DIKAWASAN PESISIR

KOTA KUPANG

KODE RESPONDEN

Jangan diisi Petunjuk Pengisian

Saudara diharapkan :

1. Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberikan checklist (√) pada kolom yang sudah disediakan.

2. Semua pertanyaan harus dijawab.

3. Tiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.

4. Bila ada hal yang kurang dipahami atau kurang dimengerti dapat langsung ditanya kepada peneliti.

A. DATA DEMOGRAFI Nama : ………. Alamat : ………. Kelurahan : ………. Kecamatan : ………. Pekerjaan : ………. Usia : _____ Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Agama : Islam Protestan

Katolik Hindu Budha

121 Lampiran 8 (Lanjutan)

KUISIONER PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN RUANG DAN DINAMIKA YANG TERJADI DIKAWASAN PESISIR KOTA KUPANG

Berilah tanda (√) pada kolom : SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju Kenyamanan

No Pernyataan SS S TS STS

1 Dibanding ketika saya baru bermukim di sini, kualitas air minum di tempat ini semakin baik 2 Dibandingkan pada tahun 1990-an, kondisi