Tinggi:
G. Arjuno 3339 m dpl G. Welirang 3156 m dpl
Tipe Gunung Api:
Gunung api strato type A Lokasi Administratif:
Kab. Malang, Mojokerto dan Pasuruan Kota Terdekat:
Tretes Lokasi Pos PGA:
Dusun Kesiman, Desa Sukoreno Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan
Tlp. 0812 8974 7001
27
G
unung Arjuno-Welirang memiliki sumber daya alam berupa belerang yang terdapat pada kawah Plupuh dan kawah Jero. Cara pencapaian ke puncak Arjuno-Welirang dapat dilakukan dari dua arah. Pertama, dari arah timur laut melalui Desa Pecalukan-Tretes pada ketinggian 800 m dpl, dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat. Kedua, dari arah barat laut melalui Desa Trawas-melalui jalan setapak yang curam.Gunung Welirang tercatat pernah meletus pada tahun 1950 berupa lontaran abu setinggi 2500-2700 m. Kemudian pada 1952 dari Kawah Plupuh 4 km arah barat laut dari puncak, terjadi hembusan asap putih tebal dan lumpur belerang berwarna putih kekuningan meluber hingga beberapa ratus meter.
Kawasan Arjuno-Welirang memiliki beberapa potensi wisata antara lain berupa Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan beberapa lokasi mata air panas, tempat wisata alam pegunungan, dengan beberapa kolam pemandian, terdapat 2 komplek candi yaitu Renggo dan Sumberawan, Agrowisata perkebunan, juga daerah wisata perkemahan.
Gunung Arjuno Welirang, foto: Kuswarno
BROMO
Tinggi:
2.329 m dpl dari dasar kaldera : 200 m (ketinggian dasar kaldera ± 2.100 m dpl dan dikenal sebagai daerah lautan pasir)
Tipe Gunung Api:
Kerucut sinder dalam kaldera Lokasi Administratif:
Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo
Kota Terdekat:
Probolinggo, Propinsi Jawa Timur Lokasi Pos PGA:
Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo,
Propinsi Jawa Timur
G
unung Bromo berada di kompleks Pegunungan Tengger. Aktivitas eksplosif dan efusif mem-bentuk Kaldera Nongkojajar, Ngadisari, Keciri, dan Lautan Pasir. Di dalam Kaldera Lautan Pasir, tumbuh beberapa gunung api, yaitu Gunung Bromo, Batok, Widodaren, Segorowedi, dan Gunung Kursi.Bromo meletus pada 1804. Karakternya berupa letusan freatik atau freatomagmatik, dan sering diakhiri magmatik. Waktu letusan berlangsung singkat, beberapa hari atau minggu, dan yang terbilang lama terjadi pada 2010-2011.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar Bromo serta tempat lainnya, seperti Gunung Widodaren yang menawarkan daya wisata gua dan sumber air suci, Gunung Batok yang menjadi habitat edelweis, dan Gunung Pananjakan tempat menyaksikan keindahan alam kompleks Gunung Bromo yang dilatarbelakangi Gunung Semeru serta pemandangan matahari terbit.
Bromo dapat dicapai dari Surabaya ke Pasuruan, dilanjutkan ke Tosari langsung ke Kaldera Lautan Pasir. Dari arah barat, melalui Probolinggo menuju Sukapura, Cemorolawang, dan Lautan Pasir.
28
Seruni Point Gunung Bromo, foto: Hadi Purwoko
Gunung Bromo, foto: Wahyu Andrian
Letusan Bromo, foto: Ahmad Subhan
LAMONGAN
Tinggi:
1651 m dpl Tipe Gunung Api:
Strato Lokasi Administratif:
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kota Terdekat:
Malang, Lumajang Probolinggo, Pasuruan
Lokasi Pos PGA:
Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
29
G
unung Lamongan menarik, karena di sana ada sekitar 64 pusat letusan parasit yang terdiri atas 37 kerucut vulkanik dan 27 buah “maar” (Matahelumual, 1960) serta berkomposisi basaltis. Gunung ini merupakan gunung api muda dari Gunung Tarub (Lamongan Tua) yang posisinya berada di bagian timur. Pertumbuhan Lamongan diawali pensesaran tubuh Tarub yang berarah tenggara-barat laut yang mengakibatkan bagian barat Tarub runtuh, kemudian tumbuh Gunung Lamongan.Gunung Lamongan mulai tercatat meletus pada 1799. Setelah itu disusul letusan pada tahun 1806, 1808, 1818, 1821, 1822, 1824 hingga pada 2005 terjadi peningkatan kegempaan. Gunung api ini mempunyai karakter letusan sangat unik yaitu:
Pusat aktivitasnya selalu disamping kawah utama yang berada di puncak; dan dikelilingi sekitar 64 pusat letusan parasitik yang terdiri dari kerucut vulkanik dan maar.
Gunung ini dapat dicapai dari Pos PGA Gunung Meja dengan kendaraan roda empat sampai Gunung Anyer. Selanjutnya berjalan kaki menuju puncak, sekitar 5 hingga 6 jam.
Gunung Lamongan, foto: Bambang Wibowo
IJEN
Tinggi:
Tepi kawah 2386 m dpl Danau Kawah 2145 m dpl
Tipe Gunung Api:
Strato
Lokasi Administratif:
Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur
Kota Terdekat:
33 km dari Banyuwangi Lokasi Pos PGA:
Kampung Pangsungsari, Licin, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi.
30
G
unung Ijen adalah satu-satunya gunung api di Indonesia yang menghasilkan belerang dalam jumlah besar. Potensi belerang yang terkandung di Kawah Ijen ini dapat dijadikan salah satu mata pencaharian bagi penduduk setempat.Gunung api ini pertama kali tercatat meletus pada 1796, 1817, 1917, 1936, 1952, 1962, dan seterusnya.
Letusannya berupa freatik dan magmatik, tetapi yang freatik lebih sering terjadi karena Ijen berdanau kawah sehingga adanya kontak antara air dengan magma membentuk uap bertekanan tinggi yang menyebabkan terjadinya letusan. Periode letusannya antara 1917-1991 tercatat 6 sampai 16 tahun sekali dan sejak 1991 letusan freatik terjadi setiap satu sampai 3 tahun sekali. Letusan besar yang menelan korban manusia adalah pada tahun 1817.
Kawah Ijen dapat ditempuh dari utara (Situbondo) dan dari selatan (Banyuwangi).
Pengunjung berkemah di Paltuding. Pengunjung juga dapat menyaksikan api biru (blue fire) dari lapangan solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen. Di samping tentu saja pemandangan para penambang belereng yang hilir mudik di sana.
Kawah Ijen, foto: Suparjan
RAUNG
Tinggi:
3338 m dpl Tipe Gunung Api:
Strato dengan kaldera Lokasi Administratif:
Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Jember Kabupaten Bondowoso
Kota Terdekat:
Banyuwangi Lokasi Pos PGA:
Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur
G
unung Raung adalah gunung raksasa di bagian timur Pulau Jawa (Neumann van Padang, 1951).Gunung api ini muncul di antara puing-puing gunung api purba yang berderet dari arah barat laut hingga tenggara.
Karakter letusan gunung ini umumnya ekplosif pusat kegiannya pada dasar kaldera. Pertama kali tercatat meletus pada 1586 kemudian 1597 serta adanya korban manusia. Letusan lainnya terjadi pada 1638 yang menelan ribuan korban jiwa;
letusan Februari 1902 menghasilkan kerucut di dasar kawah; dan Februari 1956 asap letusannya menghujani Bali, Nusa Tenggara Barat, serta mencapai Sulawesi bagian barat. Sejak 1989 hingga 1996, aktivitas Raung berupa letusan abu. Bahaya utama yang mengancam keselamatan jiwa dari aktivitas Gunung Raung ini berupa luncuran awan panas dan lontaran piroklastik.
Bagi para pendaki, perjalanan ke Raung dapat dicapai dari Banyuwangi atau Bondowoso. Dari Banyuwangi ke Singojuruh, Sumberwringin, Pondok Motor, Pondok Sumur, baru puncaknya. Total butuh waktu sekitar 13 jam untuk mendakinya.
31
Gunung Raung, foto: Burhan Alethea
Kawah Gunung Raung, foto: Agoes Loeqman
Letusan Raung 2015, foto: Iyan Mulyana
BATUR
Tinggi:
1717 m dpl Tipe Gunung Api:
Strato di dalam kaldera Lokasi Administratif:
Kab. Bangli, Propinsi Bali Kota Terdekat:
Bangli Lokasi Pos PGA:
Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli.
D
ulu tubuh Gunung Batur sangat besar, berupa kaldera. Pembentukan kalderanya terjadi dalam dua masa yang berbeda. Kaldera pertama merupakan kaldera luar dan yang kedua berupa kaldera dalam. Di lantai kaldera sebelah timur dan tenggara terbentuk danau berbentuk bulan sabit seluas 16 km2. Pada titik silang sumbu kaldera, tumbuh Gunung Batur.Gunung Batur yang ada sekarang, terbentuk di dasar kaldera II menurut Kemmerling (1918).
Gunung Batur tercatat meletus untuk pertama kalinya pada tahun 1804. Letusan yang terjadi pada 1905, membentuk Kawah Batur I, Batur II, dan Batur III. Letusan 1926 menghasilkan aliran lava yang menimbun Desa Batur. Letusan efusif 1963-1964 menghasilkan leleran lava terluas. Letusan lainnya terjadi pada 1968, 1974, 1998, dan 1999.
Tahun 2000 Gunung Batur meletus berupa asap abu kehitaman sampai ketinggian 300 m.
Puncak Gunung Batur dapat didaki dari Kampung Latengaya, Kampung Yehmampeh, Kampung Seked dan Kampung Songan. Semuanya ada di Kintamani, Bangli.
32
Gunung Batur, foto: I Nyoman Gina Wijaya
AGUNG
Tinggi:
3014 m dpl setelah letusan 1963
Tipe Gunung Api:
Strato
Lokasi Administratif:
Kab. Bangli, Prop. Bali Kota Terdekat:
Karangasem Lokasi Pos PGA:
1. Desa Rendang,Kecamatan Rendan, Kab Karangasem, Bali (8°25’ 30” LS, 115°26’ 00” BT)
2. Budakeling (8°23’ 30” LS, 115°26’ 00” BT) 3. Batulompeh (8°15’ 00” LS, 115°30’ 00” BT)
G
unung Agung merupakan gunung terbesar dan tertinggi di Pulau Bali (Piek van Bali), sekaligus sangat disucikan penduduknya. Gunung ini dipercaya sebagai sumbu bumi, persemayaman Hyang Tolangkir. Kawahnya ada di puncak.Erupsi Gunung Agung yang tercatat mulai di tahun 1808, 1821,1843, 1917, 1963 dan 2017.
Erupsi 1963 adalah salah satu erupsi yang merusak.
Erupsinya menghasilkan lava pijar, aliran piroklastik, dan kolom api abu setinggi 10 kilometer. Abunya bahkan menutupi bandara di Surabaya, abu halusnya mencapai Jakarta. Erupsi ini disusul oleh aliran lahar yang memakan korban jiwa dan kerusakan yang diperparah gempa bumi yang mengguncang pada 18 Mei 1963. Letusan tersebut juga mengubah langit sore jadi tersepuh emas di Arizona (Amerika Serikat) dan Jerman, sejak September 1963 hingga Maret 1964.
Sekitar Agung menawarkan potensi wisata, di antaranya Pura Besakih dan Sungai Telaga Waja.
Bagi para pendaki, gunung ini bisa dicapai dari Pasar Agung di selatan puncak, dari Budakeling lewat Nangka di tenggara, dan dari Besakih di barat daya.
33
Gunung Agung, Foto: Wahyu Ardi S.
RINJANI
Tinggi:
3726 m dpl Tipe Gunung Api:
Strato dengan danau kawah Lokasi Administratif:
Kac. Aikmel, Kab. Lombok Timur Propinsi NTB.
Kota Terdekat:
Selong (kab. Lombok Timur) Lokasi Pos PGA:
Kampung Sembalun Lawang, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
G
unung Rinjani adalah gunung tertinggi kedua di Indonesia, setelah Kerinci. Gunung suci bagi masyarakat adat Sasak. Rinjani memiliki tiga masa aktivitas vulkanik, yaitu pra-kaldera, pembentukan kaldera dan setelah pembentukan kaldera. Pusat letusan pra-kaldera berasal dari Gunung Rinjani Tua, Kondo, Sangkareang dan Rinjani. Setelah Kaldera Rinjani terbentuk, aktivitas vulkaniknya pindah ke dalam kaldera yaitu ke Gunung Barujari dan Rombongan. Aktivitas letusannya dimulai dengan pembentukan Barujari.Gunung Rinjani pasca kaldera tercatat bererupsi sejak tahun 1847. Erupsi pada umumnya menghasilkan lava dan jatuhan piroklastik. Masa istirahatnya berkisar 3 hingga 37 tahun. Ciri khas letusannya adalah strombolian. Sementara Barujari meletus dahsyat pada tahun 1994.
Jalur pendakiannya dapat ditempuh melalui jalur Mataram-Sembalun Lawang-Plawangan atau Mataram-Senaru-Danau Segara Anak-Plawangan-Puncak Rinjani. Kawasan ini menjadi geopark nasional pada 2013 dan geopark global pada 2018.
34
Gunung Rinjani 2009, foto: Devy Kamil Syahbana
TAMBORA
Tinggi:
2851 m dpl Tipe Gunung Api:
Strato A dengan kaldera Lokasi Administratif:
Kab. Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat
Kota Terdekat:
Dompu dan Bima Lokasi Pos PGA:
Kp. Doropeti, Desa Pekat, Kec. Kempo, Kab. Dompu NTB
G
unung Tambora terkenal karena pernah meletus dahsyat pada tahun 1815. Letusannya menghancurkan tiga kerajaan dan menyebabkan tahun tanpa musim panas (a year without summer) pada 1816, di Eropa dan Amerika.Ada tiga peristiwa letusan dahsyat Tambora yang berdampak pada pembentukan kaldera. Ketiganya berkaitan dengan Kaldera Kawindana Toi, Kaldera Tambora Tua dan Kaldera Tambora Muda yang terjadi pada 1815. Karakter letusannya berupa erupsi eksplosif magmatik berskala besar. Periode letusannya berkisar antara 3-89 tahun. Aktivitasnya pertama pada 1812. Letusan tipe plinian tahun 1815. Setelah letusan 1819 beristirahat panjang sampai tahun 1847. Kubah lava Doro Api Toi di dasar kaldera terjadi antara tahun 1847 dan 1913.
Kawasan Tambora dianugerahi berbagai potensi wisata alam, di antaranya pantai Hoddo, pantai Doro Mboha dan Doro Peti, dan Pulau Satonda. Bagi para pendaki, Puncak Tambora dapat ditempuh dari jalur Desa Doropeti, jalur Doro Canga, dan jalur Pancasila. Kawasan ini juga ditetapkan sebagai geopark nasional pada 2017.
35
Gunung Tambora, foto: Devy Kamil Syahbana
SANGEANGAPI
Tinggi:
Doro Api, + 1949 m dpl (Atlas Trop. Nederi), Doro Mantoi, + 1795 m dpl
(Kuenen, p.291) Tipe Gunung Api:
Strato kembar Lokasi Administratif:
Kecamatan Wera Timur, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat
Kota Terdekat:
Wera Timur dengan nama kota Bima Lokasi Pos PGA:
Desa Sangeang Tawali, Kec. Wera Timur, Kab. Bima, 84153 NTB
G
unung Sangeangapi tumbuh di dalam sisa kaldera purba. Di dalam kaldera itu tumbuh tiga kerucut utama, yaitu Doro Ondo, Doro Api, dan Doro Mantoi. Hingga saat ini titik aktivitas vulkaniknya berada di Doro Api.Aktivitas Gunung Sangeangapi mulai tercatat pada 1512. Letusan lainnya terjadi pada 1715, 1860, 1911, 1953, 1964, 1981, 1997. Hingga Februari 1997, sinar api masih terlihat diselingi dengan letusan-letusan abu. Masa letusan-letusan eksplosif berlangsung hingga akhir Februari 1997, dan letusan efusif berlangsung hingga September 1997.
Gunung Sangeangapi dapat didaki dari Kampung Toroponda, dari Sori Buntu melewati padang alang alang sampai di Lare di Sori Belanda, Luna, Watu Pela Ma Awa, Watu Pela Ma Esa, Dewa Mboko, dan pelana antara Doro Api dan Doro Mantoi.
Kawasan Sangeangapi selain berpotensi menjadi wisata alam pegunungan juga bisa dikembangkan sebagai wisata pantai, ditunjang oleh sumber mata air panas yang bersuhu antara 360 C -390 C.
36
Gunung Sangeangapi, foto: Nur Hudha