• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALBUM GUNUNG API INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ALBUM GUNUNG API INDONESIA"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

ALBUM

GUNUNG API INDONESIA

(2)
(3)

ALBUM

GUNUNG API INDONESIA

PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

BADAN GEOLOGI

(4)

PENYUSUN

Priatna

M. Nugraha Kartadinata Kristianto

M. Nizar Firmansyah

EDITOR AHLI

Hendra Gunawan Nia Haerani Devy Kamil Syahbana

EDITOR BAHASA

Atep Kurnia

PENERBIT

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Diponegoro No. 57 Bandung - 40122 website: vsi.esdm.go.id

Cetakan pertama: 2020

ALBUM GUNUNG API INDONESIA

Sampul Letusan Strombolian Anak Krakatau 2018 Foto: M. Nugraha Kartadinata

Desain isi dan sampul Ayi R. Sacadipura

(5)

KONTRIBUTOR FOTO

Agoes Loeqman Agus Solihin

Agustinus Ola Bainauk Ratimakin Agusthinus Bili Da Silva

Ahmad Rifandi Ahmad Subhan Ananto Andri Yunianto Arif Cahyo

Anselmus Bobyson Lamanepa Anton Sigit Tripambudi Apit Wagianto Armen Putra Aziz Yuliawan Bambang Wibowo Bagus Puguh Wibowo Budi Santoso Burhan Alethea Cahya Patria

Dany Erlangga Yosa Putra Darno Lamane

David Adriansyah Devy Kamil Syahbana Farhan Azhari Farid R. Bina Fransiskus D. M.

Gradita Trihadi Hadi Purwoko

Heru Suparwoko Heymans Tamaka I Nyoman Gina Wijaya Indra Syahputra Irwan Ka Uman Irwan Syafwan Iwan Amat Iyan Mulyana Jajat Sudrajat Jandri Arnold Wolla Johan Kusumah Jumono

Kasimirus Bele Muda Khoirul Huda Kisroh Kristianto Kuswarno Liswanto

M. Nizar Firmansyah M. Nurul Asrori M. Rusdi Marinus A. Louth Marsianus Meo Lako Mazrifani Fajar Roza Megian Nugraha Musmulyadi Muhammad Nazir Mukdas Sofian

Munawir Salelang Nur Hudha

Nur Rokhman Hidayat Octory Prambada Priatna

Richard Korompis Sofyan Primulyana Stainlaus Ara Kian Sudrajat Sujani Suparjan Surip

Steve Stuward Muaja Rotti Tommy Luhut Marbun Umar Rosadi Vinsensius Tuku Wahyu Andrian Wahyu Ardi S.

Wahyu Wijayanto Wilson Wuri Wuthun Yohannes Paulus Wisang Yosef Suryanto

Yadi Yuliandi

Yeremias Kristianto Pugel Yuda Prinardita Pura Yuli Rahmatulloh Yustinus Sulistiyo

(6)

S

aya bersyukur dan menyambut baik dengan terbitnya publikasi berupa buku dengan judul Album Gunung Api Indonesia yang dirilis bersamaan dengan Peringatan 100 Tahun Pemantauan Gunung Api Indonesia.

Untuk Badan Geologi, buku ini merupakan salah satu bentuk pelayanan informasi di bidang geologi kepada masyarakat. Informasi yang terdapat dalam album ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi masyarakat.

Album yang berisi foto koleksi para pegawai Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ini merupakan dokumentasi yang sangat berharga dalam menopang upaya mitigasi bencana gunung api dalam upaya perlindungan terhadap masyarakat.

SAMBUTAN

KEPALA BADAN GEOLOGI

Melalui album ini, di sisi lain dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para pemangku kepentingan terutama dalam pengembangan kawasan wisata yang mengusung tema Geowisata. Bentang alam yang ditampilkan dari beberapa titik pandang dapat membuka peluang para pelaku wisata dan masyarakat untuk mengembangkan spot baru.

Selamat memperingati 100 Tahun Pemantauan Gunung Api Indonesia, semoga dengan hadirnya buku album ini dapat menginspirasi dan memotivasi peningkatan kinerja para pegawai.

EKO BUDI LELONO

(7)

D

alam memeriahkan peringatan 100 Tahun Gunung Api Indonesia yang jatuh pada tanggal 16 September 2020, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menerbitkan Album Gunung Api Indonesia berisi foto gunung api dan aktivitasnya. Sebagian besar foto yang dimuat dalam album ini merupakan foto dokumentasi para Pengamat Gunung Api yang bekerja tersebar di 68 Gunung Api.

Album ini sebagai dokumentasi untuk meningkatkan kesadaran dan peringatan bahwa setiap saat gunung api dapat mengancam keselamatan. Namun di balik ancaman itu gunung api menyimpan potensi yang akan memberikan berkah bagi kehidupan.

PENGANTAR

KEPALA PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

Isi album diawali dengan ringkasan data dasar gunung api yang meliputi ketinggian, tipe, dan lokasi administratif, sejarah aktivitas secara singkat, kemudian ditampilkan foto gunung dan beberapa aktivitasnya. Foto disusun dari barat ke timur berdasarkan lingkaran cincin api yang mengelilingi sebagian besar kepulauan Indonesia.

Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada para kontributor foto, tim penyusun dan semua pihak yang terlibat dan turut andil terbitnya album ini. Akhirul kata, semoga album ini diterima kehadirannya pada kancah publikasi ilmu kebumian serta bermanfaat bagi masyarakat.

KASBANI

(8)

Sambutan Kepala Badan Geologi v Pengantar Kepala PVMBG vii

Daftar Isi Viii

Berlayar Menyusuri Cincin Api 1

01 Peuet Sague 2

02 Seulawah Agam 4

03 Bur Ni Telong 6

04 Sinabung 8

05 Sorik Marapi 12

06 Marapi 14

07 Tandikat 16

08 Talang 18

09 Kerinci 20

10 Kaba 22

11 Dempo 24

12 Anak Krakatau 26

13 Salak 30

14 Gede 32

15 Tangkuban Parahu 34

16 Guntur 36

17 Papandayan 38

18 Galunggung 40

19 Ciremai 42

20 Slamet 44

21 Dieng 48

22 Sundoro 52

23 Sumbing 54

24 Merapi 56

25 Kelud 60

26 Semeru 64

27 Arjuno Welirang 68

28 Bromo 70

29 Lamongan 74

30 Ijen 76

31 Raung 78

32 Batur 82

DAFTAR ISI

(9)

33 Agung 84

34 Rinjani 86

35 Tambora 88

36 Sangeangapi 90

37 Anak Ranakah 92

38 Inelika 94

39 Inerie 96

40 Ebulobo 98

41 Iya 100

42 Kelimutu 102

43 Rokatenda 104

44 Egon 106

45 Lewotobi Laki-Laki 108 46 Lewotobi Perempuan 110

47 Lere Boleng 112

48 Ili Boleng 114

49 Ili Werung 116

50 Ili Lewotolok 118

51 Sirung 122

52 Batutara 124

53 Colo 126

54 Ambang 128

55 Soputan 130

56 Lokon 132

57 Mahawu 134

58 Tangkoko 136

59 Ruang 138

60 Karangetang 140

61 Awu 142

62 Gamalama 144

63 Kie Besi 146

64 Gamkonora 148

65 Ibu 150

66 Dukono 152

67 Banda Api 154

68 Wurlali 156

DAFTAR ISI

(10)
(11)

BERLAYAR MENYUSURI CINCIN API

I

ndonesia merupakan negara kepulauan dan tempat terjadinya tumbukan tiga lempeng dunia. Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik yang saling bertumbukan memberi peluang magma naik ke permukaan, sehingga terbentuklah rangkaian cincin api di atas Indonesia.

127 gunung api terangkai membentuk untaian melingkar menjadi jembatan imajiner mempersatukan gugusan pulau yang membentang dari barat hingga ke timur bumi pertiwi. 68 dari 127 gunung api tersebut aktivitasnya dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjadi isi Album Gunung Api Indonesia. Ke-68 gunung api tersebut menempati Pulau Sumatra dan Jawa sebanyak 31 gunung, Bali dan Nusa Tenggara 21 gunung, serta 16 gunung mewakili kepulauan Sulawesi dan Maluku.

Materi berupa narasi yang disajikan dalam buku ini merupakan ringkasan dari beberapa sumber terutama buku data dasar Gunung Api Indonesia, sementara foto yang dipilih merupakan dokumentasi hasil pengamatan visual dan foto ketika melakukan penyelidikan gunung api. Foto- foto yang disajikan meliputi gunung api dalam keadaan normal, sebagian gunung api sedang menunjukkan aktivitasnya di siang hari dan juga foto gunung dengan sinar api di malam hari.

Melalui data sejarah singkat dan hidangan foto dalam buku ini, diharapkan dapat mengantarkan para pembaca seakan berlayar mengelilingi cincin api Indonesia. Keindahan bentang alam, serta kedahsyatan letusan gunung api yang terekam bermanfaat bagi masyarakat umum mengenali beberapa gunung api yang ada di Indonesia.

Terlebih Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api informasi ini semoga berguna.

(12)

01 PEUET SAGUE

Tinggi:

2780 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato dengan kubah lava di puncak Lokasi Administratif:

Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh Kota Terdekat:

Pidie Lokasi Pos PGA:

Transdespot Turucuet, Desa Mane, Kecamatan Mane,

Kabupaten Pidie

G

unung Peuet Sague atau Ampat Sagi memiliki empat puncak, yaitu Puncak Bukulah, Tutung, Peuet Sague, dan satu lagi tanpa nama. September 1919 gunung api ini untuk pertamakalinya tercatat meletus. Kemudian Mei 1920 ada kepulan asap tinggi, suara gemuruh, serta konon ada lontaran batu pijarnya.

Aktivitas vulkanik yang menonjol dari Peuet Sague hingga sekarang berupa kepulan asap yang berlangsung terus-menerus dan mengeluarkan suara gemuruh yang terdengar hingga jarak 500 m dari titik kegiatan. Tahun 2012, titik tembusan solfatara/fumarola ada di bagian tenggara dan barat laut.

Untuk mencapai Peuet Sague, para pendaki berjalan kaki berhari-hari untuk mencapai lereng- nya. Ini karena medannya berupa hutan lebat, sungai arus deras, atau ancaman binatang buas, dan gunungnya ada di tengah hutan. Pendakian pada umumnya melalui sisi barat melalui Kampung Lutueng, Kecamatan Geumpang, Sigli, selama antara 3-5 hari pendakian.

(13)

Gunung Peuet Sague 2020, foto: Muhammad Nazir

(14)

02 SEULAWAH AGAM

Tinggi:

1726 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Kota Terdekat:

Jantho, ibu kota Kab. Aceh Besar Sigli, ibu Kota Kab. Pidie

Lokasi Pos PGA:

Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah Seulawah,

Kabupaten Aceh Besar.

K

arena memiliki lapangan solfatara yang menghasilkan sublimasi belerang berwarna keemasaan penduduk menyebut gunung api ini Seulawah yang artinya gunung emas dan Agam yang berarti laki-laki.

Gunung Seulawah Agam mempunyai potensi erupsi berupa aliran lava, lontaran batu pijar, lahar, hujan abu dan awan panas. Gunung api ini mulai tercatat meletus pada 1600. Pada Januari 1839 Seulawah Agam meletus kembali dari Kawah Heutsz berupa letusan freatik dan pada Agustus 1975 dari gunung ini terdengar suara gemuruh dan gumpalan asap putih.

Gunung Selawah Agam memiliki dua kawah, Pertama Kawah Heutsz, pendakian dari kampung Pulo daerah Desa Lam Teuba, bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam waktu antara 2 - 3 jam.

Kedua Kawah Tanah Simpaga dapat dicapai melalui Desa Ayon atau Alue Rindang, dari sini memakai kendaraan roda dua atau empat sampai pintu rimba. Dari pintu rimba dilanjutkan dengan jalan kaki ke kawah Tanah Simpaga selama ± 2 jam.

(15)

Gunung Seulawah Agam 2020, foto: Indra Syahputra

(16)

03 BUR NI TELONG

Tinggi:

2624 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh Kota Terdekat:

Bener Meriah, Takengon Lokasi Pos PGA:

Desa Kuet Lintang, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah

G

unung terbakar itulah arti Bur Ni Telong dalam bahasa Gayo. Bur Ni Telong merupakan gunung api termuda pada kompleks gunung api purba yang terdiri dari Gunung Salahnama, Geurodong, dan Pepanji.

Bur Ni Telong memiliki struktur geologi yang berkembang dan sangat berhubungan dengan struktur Sesar Semangko. Mulanya Bur Ni Telong mempunyai empat kawah aktif, masing-masing Kawah A, B, C, dan D, dan tinggal satu yang menunjukkan aktivitas vulkanik berupa lapangan fumarola, yaitu Kawah C.

Bur Ni Telong pertama kali tercatat meletus pada 1837, kemudian Januari 1839, April 1856, dan Desember 1919 terjadi letusan normal. Aktivitas terakhirnya terjadi pada Desember 1924 berupa kepulan asap dari puncak sebanyak lima titik.

Bur Ni Telong berjarak sekitar 14 km dari Kota Takengon, dapat dicapai dari Kota Banda Aceh atau Medan melalui Lhokseumawe. Di sana ada dua jalur pendakian, yakni di tenggara melalui Kampung Sentral, dan jalur barat daya melalui Desa Bandar Lampahan. Waktu tempuhnya sekitar 3-4 jam.

(17)

Gunung Bur Ni Telong 2020, foto: Farhan Azhari

(18)

SINABUNG

Tinggi:

2460 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

Kota Terdekat:

Kabanjahe, Berastagi Lokasi Pos PGA:

Jl. Ndokun Siroga, Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo

G

unung Sinabung adalah gunung api yang naik menjadi tipe A pada tahun 2010. Pada 27 Agustus 2010, gunung api yang semula bertipe B itu meletus freatik. Letusan ini sangat mengejutkan masyarakat, karena generasi sebelumnya mereka belum pernah melihat gunung di Dataran Tinggi Karo ini meletus.

Letusan eksplosif terjadi lagi pada 29, 30 Agustus, 3 dan 7 September 2010 yang memuntahkan material magma ke udara. Dari letusan 30 Agustus 2010, magma yang naik berusaha menembus kubah lava lama di puncak gunung. Sejak tahun 2010 hingga sekarang Gunung Sinabung terus memperlihatkan aktivitas vulkanikya.

Menurut Neumann van Padang (1951), Sinabung memiliki empat kawah di puncaknya, yakni Kawah I, Kawah II, Kawah III atau Kawah Batu Sigala, dan Kawah IV. Sebagai daerah kunjungan wisata dan penghasil sayur serta buah-buahan, Kabupaten Karo, tempat Sinabung berada, dapat dicapai dari Kota Medan. Pendakian dari Kabanjahe menuju Desa Sigarang-Garang dan Dusun Laukawar.

04

(19)

Gunung Sinabung Desember 2015, foto: Umar Rosadi

(20)

Gunung Sinabung 2020, foto: Armen Putra

(21)

Gunung Sinabung 2017, foto: M. Nurul Asrori

(22)

SORIK MARAPI

Tinggi:

2145 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato dengan danau kawah Lokasi Administratif:

Meliputi Kecamatan Panyabungan Selatan, Kecamatan Batang Natal, Kecamatan Lembah

Sorik Marapi, dan Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal.

Kota Terdekat:

Lokasi Pos PGA: - Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi,

Kabupaten Mandailing Natal.

S

orik Marapi merupakan gunung api berelevasi terendah di Sumatra. Danau Besar merupakan pusat aktivitas vulkanik sekarang, dimana pada bagian dalam tebing kawah terdapat beberapa aktivitas solfatara.

Selain itu juga terdapat lubang bekas erupsi yang dikenal sebagai Danau Merah. Sejak letusan pertama pada 1830, kemudian tercatat enam kali meletus. Karakter letusan pada umumnya letusan freatik berupa abu disertai lontaran batu, atau semburan lumpur dari kawah karena adanya air danau. Letusan terbesar terjadi pada Mei 1892 yang membentuk dua titik letusan di dalam kawah utama. Pada tanggal 20 Mei 1917 terjadi letusan freatik berupa abu selama 3 jam, disertai dentuman hebat terdengar sampai Kotanopan. Letusan freatik lainnya pada 1970. Terjadi peningkatan temperatur di solfatar Sibangor Julu dari 950 C menjadi 1190 C yang diikuti oleh semburan lumpur panas.

Umumnya pendakian ke Gunung Sorik Marapi dimulai dari Kampung Sibangor Julu dengan Lama perjalanan mencapai puncak antara 5 dan 6 jam.

05

(23)

Gunung Sorik Marapi 2020, foto: Kisroh

(24)

MARAPI

Tinggi:

2891,3 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Sumatera Barat, Kabupaten Agam dan Kabupaten Batusangkar

Kota Terdekat:

Bukittinggi dan Padang Panjang Lokasi Pos PGA:

1. Batang Agam, Jl. Prof. Hazairin 168 Bukittinggi 2. Desa Batu Palano, Banuhampu,

Sungai Puar, Kab. Agam, Sumatera Barat

G

unung Marapi merupakan gunung api yang bertubuh besar di deretan gunung yang ada di Sumatra Barat, sehingga disebut Gunung Gadang.

Gunung Marapi termasuk gunung api aktif dengan letusan abunya yang terjadi hampir setiap minggu.

Di masa lalu, Marapi pernah mengalami letusan dahsyat yang menghancurkan sebagian puncak, sehingga menghasilkan Kaldera Bancah. Kemudian dari beberapa aktivitasnya, Marapi menghasilkan Kawah Tuo, Bongsu, Bancah, Kabun Bungo, Tengah, dan Kawah Verbeek.

Karakter letusan Gunung Marapi umumnya berupa asap diselingi letusan magmatik. Marapi pertama kali tercatat meletus pada 1807. Kemudian antara lain pada 1822, 1916, 1952, dan mulai 2005 terjadi letusan abu setiap seminggu sekali dari Kawah Verbeek.

Marapi dapat dicapai dari Kota Padang menuju ke Bukittinggi. Pendakian ke puncak dapat dilakukan dari tiga jalur, masing-masing dari Pariaman di sebelah tenggara, Sungai Puar dari arah barat laut, atau Kota Baru dari selatan.

06

(25)

Gunung Marapi, foto: Ahmad Rifandi

(26)

TANDIKAT

Tinggi:

2438 m dpl, 1740 m dari Kota Padang

Tipe Gunung Api:

Strato Volcano Lokasi Administratif:

Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

Kota Terdekat:

Padang, Bukittinggi, Padang Panjang Lokasi Pos PGA:

Desa Ganting, Kec. Sepuluh Koto, Kab. Tanah Datar,

Sumatera Barat.

D

i dataran tinggi Padang Pariaman, Gunung Tandikat berdiri berdampingan dengan Gunung Singgalang sehingga sering disebut sebagai gunung kembar. Keduanya tumbuh di atas granit tua dan gamping dari Pegunungan Bukit Barisan.

Gunung Tandikat memiliki banyak kawah, yakni Kawah A yang terbesar dan kawah B yang lebih kecil. Ada sembilan lubang kecil yang diduga bekas letusan yang terbentuk di sekitar Kawah B. Tidak jelas kawah yang menjadi titik aktivitas vulkanik utama. Beberapa lubang di dalam Kawah B hanya tampak sebagai hembusan fumarola di dasarnya.

Gunung ini tercatat hanya meletus dua kali, yaitu pada 1889 letusan normal dari Kawah B yang menghembuskan asap dan lontaran lava pijar dan 1914 berupa lontaran lava pijar dan jatuh kembali di sekitar puncak.

Gunung Tandikat dapat dicapai dari Padang menuju ke Tanah Datar. Pendakiannya dapat dilakukan dari Desa Ganting atau melalui Desa Malalak. Jalur Desa Malalak terbilang berat karena harus menyeberangi beberapa lembah dengan hutan yang lebat.

07

(27)

Gunung Tandikat, foto: Musmulyadi

(28)

TALANG

Tinggi:

2597 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kecamatan Kota Anau, Kabupaten Solok Propinsi Sumbar

Kota Terdekat:

Solok Lokasi Pos PGA:

Limau Purut Nagari, Kec. Lembang Jaya, Kab. Batu Bajanjang Solok

G

unung Talang punya kembaran yakni Gunung Pasar Arbaa yang kini telah padam. Keduanya tidak memiliki kawah di puncak. Pusat aktivitasnya berupa lapangan solfatara/fumarola di lereng timur. Selain itu, di kompleks Talang ada juga dua danau bekas titik letusan masa lalu.

Karakter letusan Gunung Talang bersifat eksplosif meski gunung api ini jarang meletus.

Gunung Talang pertama kali tercatat meletus pada tahun 1833 berupa letusan normal. Sejak 1967 sampai sekarang beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas, tetapi tidak berlanjut dengan letusan.

Kecuali pada 2005 terjadi letusan freatik.

Gunung Talang banyak menarik minat para pecinta alam dan pendaki terutama anak muda pelajar dan mahasiswa, dapat ditempuh dari jalan raya Alahan Panjang menyimpang ke arah timur menuju Batubarjanjang. Sedangkan lokasi lapangan solfatara Gabuo Gadang dan Gabuo Belerang Tanah memerlukan waktu antara 2-3 jam dari Batubarjanjang. Sebelum mencapai puncak ada mata air panas di Bukit Kili, Batubarjanjang, Buah Batung, dan Sapan.

08

(29)

Gunung Talang, foto: Yuda Prinardita Pura.

(30)

KERINCI

Tinggi:

3805 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dan Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.

Kota Terdekat:

Lokasi Pos PGA: - Desa Kersik Tuo, Kec. Kayu Aro, Kab. Kerinci,

tel. 0748-357105.

K

erinci termasuk salah satu gunung api pencakar langit Indonesia. Bentuk puncak gunung ini mirip atap rumah adat di Sungaipenuh, berundak dua bertahap sebelum tiba di puncak. Namanya dipakai juga untuk nama kabupaten, danau, bahkan nama minuman dan makanan, misalnya Sari Kayu Manis Kerinci, dan Dendeng Batokok Kerinci.

Gunung Kerinci diapit dua pegunungan yang lebih tua di bagian barat dan timurnya. Kawahnya terletak di sisi timur laut dari sisa dinding Kawah Berapi-Elok.

Pertama kali tercatat meletus pada 1838 berupa letusan normal kemudian 1842 dan 1874. Pada 1878 dan 1887 terjadi letusan freatik. Pada 1938 terjadi letusan freatomagmatik dan menghasilkan kerucut kecil di dasar kawah. Kemudian terjadi letusan freatik tahun 1952, 1960, 1964, dan 1967. Pada 2007 dan 2008 terjadi letusan abu. Pada 2009 terjadi letusan magmatik tipe stromboli dari dasar kawah.

Pendakian menuju puncak dimulai dari Desa Ciputih, Kayu Aro, melalui gerbang taman nasional menyusuri lereng barat daya. Perjalanan dapat ditempuh antara 10-12 jam dan bila menginap di perjalanan bisa menghabiskan dua hari sampai di kawahnya.

09

(31)

Gunung Kerinci, foto: Irwan Syafwan

(32)

KABA

Tinggi:

1952 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Berada di wilayah Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong,

Propinsi Bengkulu Kota Terdekat:

Bengkulu Lokasi Pos PGA:

Desa Sumber Urip,

Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu

G

unung Kaba punya kembaran yaitu Gunung Hitam yang sudah padam (Neuman van Padang, 1951). Gunung Kaba tumbuh di dalam kaldera purba melalui tiga tahap, yaitu tahap pra- kaldera, pembentukan kaldera, dan pembentukan kerucut Kaba. Produk Pra-kaldera dijumpai di Gunung Malintang, sedangkan hasil pembentukan kerucut antara lain Gunung Hitam, Bukit Ranting, Padang Masyhar, dan Bukit Kaba Besar dengan batuan terdiri dari lava dan jatuhan piroklastik.

Karakter letusan Gunung Kaba umumnya freatik dan kadang menjadi freatomagmatik, seperti letusan Juni 1886. Ada pula letusan abu yang berkepanjangan, antara tahun 1873 sampai 1892.

Demikian juga antara 1940-1941. Tahun 1951 terjadi letusan normal dan menghasilkan lubang letusan baru yang dikenal dengan Sumur 1951.

Kawasan Gunung Kaba dapat dicapai dari Rejang Lebong melalui Curup. Dari Curup pendakian dapat dilanjutkan sampai ke Kawah Kaba Besar melalui Desa Sumber Urip, 5 km dari puncak dengan kendaraan bermotor roda empat, roda dua maupun dengan jalan kaki.

10

(33)

Gunung Kaba 2020, foto: Sujani

(34)

DEMPO

Tinggi:

3137 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kab. Lahat Kab. Empat Lawang

Kota Pagar Alam Kota Terdekat:

Pagaralam Lokasi Pos PGA:

Kel. Dempo Makmur, Kec. Pagar Alam, Kota Pagar Alam

Propinsi Sumatera Selatan

P

uncak Gunung Dempo disebut Marapi. Selain memiliki panorama indah, di daerah ini ditemukan arca manusia dan dolmen di dua kompleks megalitik, yaitu Tanjung Aro dan Tinggi Hari.

Morfologi Kompleks Dempo umumnya terbentuk oleh lava yang tertindih endapan piroklastik.

Berbentuk kerucut vulkanik yang berbaris sejajar arah barat-timur, yaitu Gunung Serpeh, Gentingola, Kumbang, Terbang, dan Puncak Marapi. Kelurusan ini menandakan terjadinya beberapa kali letusan yang titik letusannya berpindah dari barat ke timur.

Letusan Gunung Dempo umumnya freatik, kadang berlanjut freatomagmatik. Letusan per- tama tercatat pada 1818. Pada 1839 terjadi letusan normal menghasilkan lontaran lava pijar. Sampai tahun 1900 letusan umumnya tidak berubah berupa freatik yang terkadang disertai suara dentuman atau gemuruh. Letusan lainnya terjadi pada 1926, 1934, 1939, 1940, 1974, 2006, dan 2009.

Pendakian ditempuh dari perkebunan teh di Pagaralam. Dari sini pendakian menuju Puncak Marapi menempuh waktu sekitar 5-6 jam.

11

(35)

Gunung Dempo, foto: Megian Nugraha

(36)

ANAK KRAKATAU

Tinggi:

P. Rakata 813 m, P. Sertung 182 m, P. Panjang 132 m dan P. Anak Krakatau 305 m.

Tipe Gunung Api:

Pulau gunung api dengan

salah satu kerucut aktifnya di pusat kaldera Lokasi Administratif:

Selat Sunda, Kab. Lampung Selatan, Propinsi Lampung

Kota Terdekat:

Anyer, Carita, dan Kalianda Lokasi Pos PGA:

1. Pasuran, Kec. Cinangka, Kab. Serang, Provinsi Banten.

2. Hargopancuran, Kec. Kalianda, Lampung.

G

unung Anak Krakatau adalah gunung api pulau di Selat Sunda. Gunung api ini lahir tahun 1929 dari reruntuhan Gunung Krakatau yang hancur pada peristiwa letusan tahun 1883. Selain Anak Krakatau, Pulau Rakata, Sertung, Rakata Kecil (Lang), semuanya berasal dari sisa pembentukan kaldera.

Gunung Anak Krakatau mulai tampak jelas di atas permukaan laut pada 12 Agustus 1930.

Dalam pertumbuhan berikutnya Anak Krakatau berkembang dengan pesat dengan jalan meletus yang menghasilkan lava dan piroklastik. Tumpang- tindih tumpukan material (strato) tersebut membuat tubuhnya bertambah besar dan tinggi.

Sejak 1970 periode letusannya antara 1- 8 tahun.

Antara 1992-2001, terjadi letusan hampir setiap hari, melontarkan piroklastik lepas.

Kompleks Anak Krakatau dapat dicapai dari Pelabuhan Carita, Labuan, Banten, atau dari dari Pelabuhan Canti, Kalianda, Lampung. Di kedua pelabuhan tersedia kapal pesiar atau perahu nelayan yang dapat disewa menyeberangi Selat Sunda menuju Anak Krakatau.

12

(37)

Gunung Anak Krakatau 2020, foto: Bagus Puguh Wibowo

(38)

Gunung Anak Krakatau 2020, foto: Kristianto

(39)

Gunung Anak Krakatau 2020, foto: Jumono

(40)

SALAK

Tinggi:

Puncak G. Salak 2211 m dpl Tipe Gunung Api:

A (Strato) Lokasi Administratif:

Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor,

Jawa Barat Kota Terdekat:

Bogor Lokasi Pos PGA:

Kamp. Babakan Sari, Kec. Cicuruk, Kab. Sukabumi.

L

etusan pertama Gunung Salak diperkirakan terjadi pada 1698-1699 dengan ciri letusan freatik dan terjadi beberapa letusan terjadi dari titik samping. Letusan terakhir terjadi dari Komplek Cikaluwung Putri pada 1938 berupa erupsi freatik.

Terdapat tiga puncak Gunung Salak yakni Salak I (2.211 m dpl.), Salak II (2.180 m dpl.), dan Salak III (Puncak Sumbul) dengan ketinggian 1.926 m dpl. Kini pusat aktivitasnya ada di sisi timur Puncak Salak II yang dikenal dengan Kompleks Cikaluwung Putri. Kompleks ini terdiri dari tiga kelompok lapangan solfatar, yaitu Kawah Paeh, Kawah Hirup, dan Kawah Ratu. Ciri khas aktivitas Gunung Salak berupa emisi gas dalam solfatara yang hingga kini terus terjadi.

Bagi para pendaki, Salak menjadi salah satu destinasinya. Mereka bisa mencobanya melalui dua jalur. Dari timur, melalui Cimelati atau dari Sukamantri (Bogor) dan dari barat melalui Cidahu (Sukabumi). Di sini juga ada Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sebagai wahana wisata, pendidikan, dan penelitian botani dan zoologi.

13

(41)

Gunung Salak 2020, foto: Anton Sigit Tripambudi

(42)

GEDE

Tinggi:

2958 m dpl Tipe Gunung Api:

A (Strato) Lokasi Administratif:

Kab. Cianjur, Sukabumi dan Bogor.

Kota Terdekat:

Cianjur dan Sukabumi Lokasi Pos PGA:

Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

G

unung Gede merupakan gunung api kembaran Gunung Pangrango (Neumann van Padang, 1951). Letusannya berpindah-pindah dari utara ke barat laut, sehingga membentuk tujuh kawah, yaitu Kawah Gumuruh, Gede, Sela, Ratu, Lanang, Wadon, dan Baru. Saat ini hanya Kawah Gede yang berada di puncaknya yang aktif.

Masa istirahat terpanjang selama 71 tahun, yaitu antara letusan 1761 dan 1832. Letusan berikutnya sering kali berselang antara 2-4 tahun, berupa letusan eksplosif. Gunung Gede pernah meletus dahsyat pada 1840 dan letusan terakhir terjadi pada 13 Maret 1957. Aktivitas Gunung Gede telah diamati sejak 1985. Terjadi beberapa kali peningkatan aktivitas terutama aktivitas kegempaannya tercatat pada 1997 dan tahun 2000.

Kawasan Gunung Gede merupakan Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP), yang dapat dicapai dari arah Jakarta, Bogor, dan Bandung.

Pendakian ke puncak Gede bisa dari dua arah, yaitu melalui Kebun Raya Cibodas dan Selabintana, Sukabumi.

14

(43)

Gunung Gede 2020, foto: Nur Rokhman Hidayat

(44)

TANGKUBAN PARAHU

Tinggi:

2249 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kab. Subang dan Kab. Bandung Barat Propinsi Jawa Barat.

Kota Terdekat:

Parongpong, Lembang Lokasi Pos PGA:

Wates, Cikole, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat 40391

G

unung Tangkubanparahu lekat dengan kisah Sangkuriang yang mencintai ibunya, Dayang Sumbi. Oleh karena itu, dari arah Bandung tampak bagaikan perahu tertelungkup, bekas diterjang Sangkuriang. Sebelum Tangkubanparahu ada, hadir gunung api purba Sunda, yang menempati areal 20 km setinggi 4000 m dpl. Gunung Sunda meletus dahsyat dan menyebarkan hasil letusannya ke kawasan seluas 200 km2. Kekosongan dalam perut gunung itu menyebabkan terbentuknya Kaldera Sunda.

Tangkubanparahu memiliki sepuluh kawah, yaitu Kawah Pangguyangan Badak, Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, dan Kawah Jarian. Pada 1910, terjadi letusan dari Kawah Ratu dan melontarkan debu setinggi 2.000 m.

Pada 1952 terjadi letusan yang melontarkan abu setinggi 25 m. Pada 1957 terjadi letusan di lereng utara Kawah Upas dan membentuk Kawah Baru.

Berwisata ke Gunung Tangkubanparahu dapat dicapai dari Bandung ke arah utara. Motor dan mobil dapat langsung parkir di bibir Kawah Ratu.

15

(45)

Gunung Tangkubanparahu 2020, foto: Kristianto

(46)

GUNTUR

Tinggi:

2249 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kabupaten Garut, Jawa Barat Kota Terdekat:

Garut Lokasi Pos PGA:

Kp. Cukangkawung, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151

G

unung Guntur adalah sebuah puncak dari kelompok gunung api di utara Garut. Komplek Gunung api ini terdiri dari Gunung Masigit, Gunung Parukuyan, Gunung kabuyutan dan Gunung Guntur.

Guntur terlelap tidur setelah letusan terakhir tahun 1847. Hingga tahun 2020 Gunung Guntur merupakan salah satu masa istirahat terpanjang dalam sejarah gunung api aktif tipe A Indonesia.

Karakter letusan Gunung Guntur hampir selalu eksplosif dan kadang berakhir dengan leleran lava.

Letusannya tercatat pernah terjadi pada 1690, 1829, 1840, dan 1841. Pada letusan 1840 berakhir dengan leleran lava yang mencapai Cipanas, sedangkan letusan 1841 membakar perkampungan dan merusak perkebunan kopi.

Potensi dari aktivitas Guntur berupa mata air panas dan bahan galian. Wisatawan dapat menikmati fasilitas kolam air panas, hotel dan pemandangan yang indah, mengunjungi air terjun dan bumi perkemahan di sebelah selatan Guntur.

Mendaki Gunung Guntur dapat dicapai dari Bandung menuju Garut. Di sana, pendaki dapat menuju Kampung Citiis, tempat awal pendakian.

16

(47)

Gunung Guntur 2015, foto: Mazrifani Fajar Roza

(48)

PAPANDAYAN

Tinggi:

2665 dpl Tipe Gunung Api:

Strato tipe A Lokasi Administratif:

Kabupaten Garut, Jawa Barat Kota Terdekat:

Garut Lokasi Pos PGA:

Kampung Pusparendeng, Desa Pakuwon, Kec. Cisurupan,

Kabupaten Garut

S

eluruh permukaan kawah Gunung Papandayan memancarkan kilau kuning keemasan, karena pantulan endapan belerang dari dasar dan dinding kawah. Itulah penanda khas Gunung Papandayan.

Papandayan pernah meletus atau meningkat aktivitasnya pada tahun 1772, 1882, 1923, 1924, 1925, 1926, 1927, 1942, 1993, 1998 dan 2002. Pada tahun 1923-1925 terbentuk kawah baru. Demikian pula letusan 1942 dan 2002 membentuk kawah baru. Beberapa kawah di Papandayan di antaranya Kawah Emas, Kawah Balagadama, Kawah Nangklak, dan Kawah Baru.

Pemerintah Hindia Belanda pada 1924 menetapkan kawasan Papandayan seluas 844 ha sebagai cagar alam, kemudian pada 1978, ada peningkatan status 221 ha dari cagar alam menjadi taman wisata.

Kini Papandayan menjadi Kawasan Wisata Gunung Api yang diminati banyak wisatawan. Bagi yang penasaran mengunjunginya dapat menuju Kota Garut, melalui Jalan Samarang lalu ke arah Cisurupan atau melalui Pangalengan Bandung Selatan.

17

(49)

Gunung Papandayan 2020, foto: Apit Wagianto

(50)

GALUNGGUNG

Tinggi:

2249 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Priangan Tatar Sunda, Kabupaten Tasikmalaya

dan Garut, Jawa Barat Kota Terdekat:

Tasikmalaya Lokasi Pos PGA:

Desa Padakembang, Kec. Padakembang, Singaparna,

Kab. Tasikmalaya.

L

etusan yang terjadi antara tahun 1982-1983 menyebabkan sebelas bulan kelabu. Inilah Galunggung yang terbentuk sejak 4.000 tahun lalu. Dulu pernah ada letusan besar dari gunung yang disebut Gunung Guntur dan menyebabkan longsoran ke sebelah timur-menenggara. Setelah tererosi air, terbentuk bukit-bukit kecil yang disebut Perbukitan Sapuluhrebu. Letusannya juga membentuk kawah Galunggung nampak seperti tapal kuda.

Letusan lainnya pada tahun 1822 dan 1894 yang menghancurkan sumbat lava dan ambruknya dinding dalam kawah; 1918 yang menghasilkan sumbat lava. Selanjutnya, Galunggung beristirahat panjang dan jadi kawasan wisata, terutama karena di sisi selatan ada pemandian air panas. Sejak 5 April 1982, hampir sebelas bulan dan merupakan terlama di Indonesia selama abad ke-20.

Bagi yang penasaran hendak naik ke puncak dan turun ke kawahnya dapat menuju Indihiang atau Singaparna Tasikmalaya. Sebelum naik ke puncak, pengunjung dapat memilih menjajal ratusan anak tangga atau melipir ke lereng kanan gunung.

18

(51)

Gunung Galunggung 2019, foto: Gradita Trihadi

(52)

CIREMAI

Tinggi:

Puncak 3078 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kab. Cirebon, Kab. Kuningan dan Kab. Majalengka

Kota Terdekat:

Kuningan Lokasi Pos PGA:

Desa Sampora, Kec. Cilimus, Kab. Kuningan

G

unung Ciremai tumbuh menyendiri di tapal batas antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Gunung ini merupakan generasi ketiga dari gunung api berumur Plistosen, karena sebelumnya ada Gunung Putri dan Gunung Gegerhalang. Gunung Ciremai tumbuh di tepi utara Kaldera Gegerhalang.

Di puncaknya ada dua kawah berdampingan.

Aktivitas letusan Gunung Ciremai tercatat pada 1698, 1772, 1775, 1805, 1917, 1924 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Karakter letusannya berupa erupsi ekplosif bersekala menengah menghasilkan beberapa aliran lava serta endapan awan panas, dan jatuhan piroklastika juga beberapa erupsi samping berupa aliran lava berkomposisi andesit.

Di sekitar Ciremai ada beberapa tempat wisata.

Di antaranya kolam renang, kolam ikan keramat, pemandangan alam, perkemahan, pemandian air panas, air terjun, telaga, dan lain-lain. Bagi para pendaki, gunung ini dapat didaki dari jalur Palutungan dan Linggajati (Kuningan) dan Apuy (Majalengka).

19

(53)

Gunung Ciremai 2020, foto: Jajat Sudrajat

(54)

SLAMET

Tinggi:

3432 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kab. Pemalang, Kab. Banyumas dan Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Pubalingga, Jawa Tengah

Kota Terdekat:

Kuningan Lokasi Pos PGA:

Desa Gambuhan, Dukuh Gajahnguling, Kecamatan Pulosari

Kabupaten Pemalang

20

G

unung Slamet mulai dari puncak hingga kakinya dibagi ke dalam 5 wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Untuk mencapai kawah Gunung Slamet, pendakiannya dilakukan dari arah timur, dari Bambangan dan timur Kutabawa.

Sejarah letusan Gunung Slamet tercatat sejak tahun 1772 berupa letusan abu dan lava. Kemudian pada 1825, 1835, 1849, 1860, 1875, 1885 dan 1890 terjadi letusan abu. Slamet termasuk gunung api yang kerapkali meletus. Periode terpendek letusan kurang dari satu tahun dan yang terpanjang 53 tahun. Sejak tahun 1904 hingga 1988 terjadi sekitar lebih dari 20 kali letusan dengan intensitas beragam yang berupa semburan abu dan lava dan kadang-kadangmengeluarkan batu dan lava pijar.

Letusannya berlangsung beberapa hari dan pada keadaan luar biasa mencapai beberapa minggu.

Gunung Slamet merupakan bagian dari peta magnit dunia. Penyelidikan magnit dilakukan dengan memakai sensor. Terdapat 3 zona magnit, yaitu anomali tinggi di daerah ujung timur, utara dan selatan; anomali sedang daerah barat; anomali rendah di sekitar tubuh dan puncak Slamet.

(55)

Gunung Slamet, foto: M. Rusdi

(56)

Gunung Slamet 2014, foto: Sudrajat

(57)

Gunung Slamet 2014, foto: Cahya Patria

(58)

DIENG

Tinggi:

2565 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato, dengan lapangan solfatara dan fumarola, serta banyak kawah (cone).

Lokasi Administratif:

Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Pemalang

Kota Terdekat:

Wonosobo Lokasi Pos PGA:

Desa Karangtengah, Kec. Batur Kab. Banjarnegara

N

egeri di atas awan, itulah sebutan untuk Dieng, kompleks gunung api di Jawa Tengah yang berada di dataran tinggi sangat akrab dengan awan. Dieng yang menyajikan ragam pesona sisa aktivitas vulkanik berupa gunung, kawah, dan lapangan panas bumi menjadi warisan geologi yang bernilai.

Ada 16 kawah yang dipantau yakni: (1) Timbang, (2) Sinila, (3) Sileri, (4) Candradimuka, (5) Sikidang, (6) Sibanteng (7) Bitingan, (8) Pagerkandang, (9) Pakuwaja, (10) Sikendang, (11) Pulosari, (12) Sibanger, (13) Wanapria, (14) Wanasida, (15) Gerlang, (16) Siglagah.

Namun dibalik semua pesona itu, di kawasan yang membentang 14 x 6 km, ancaman gas beracun dan letusan freatik setiap saat mengintai.

Karakteristik Dieng masa lalu ditandai dengan letusan eksplosif dan disusul dengan aktivitas letusan freatik dan keluarnya gas dari rekahan dan lubang fumarol. Berdasarkan sejarah aktivitas Dieng hingga tahun 2020 tercatat sebanyak 468 korban jiwa dan 50 orang terluka.

21

(59)

Kawah Timbang Dieng 2013, Aziz Yuliawan

(60)

Kawah Sikidang Dieng 2020, foto: Surip

(61)

Kawah Candradimuka 2015, foto: Priatna

(62)

SUNDORO

Tinggi:

3160 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kab. Temanggung (sebelah timur) Kab. Wonosobo (sebelah barat)

Jawa Tengah Kota Terdekat:

Temanggung, Jawa Tengah Lokasi Pos PGA:

Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung.

G

unung Sundoro merupakan kerucut gunung api yang sangat teratur, dipisahkan dari Gunung sumbing oleh Pelana Kledung 1.450 m. Gunung Sundoro ini mudah dicapai dari segala jurusan, dari sebelah timur melalui Parakan, dari sebelah barat melalui Garung, dari arah utara melalui Tambi, sedangkan dari arah barat daya melalui Kretek, dan dari arah tenggara melalui Kledung.

Sejarah mencatat terjadi letusan Sundoro pada 1818 berupa semburan abu hingga mencapai pantai Pekalongan. Kemudian sempat terjadi beberapa kali aktivitas pada 1882, 1883, 1887, 1902, 1903, 1906, 1908, 1910 kadang terdengar suara gemuruh dan kepulan asap putih dan sesekali semburan abu. Setelah istirahat selama 60 tahun, pada 1970 terjadi peningkatan aktivitas berupa getaran gempa, keluar kepulan asap putih tipis, dan asap tebal tanpa menghasilkan letusan.

Mendaki puncak Sundoro ditempuh sekitar 4-5 jam. Apabila mengambil jalur dari tenggara, melalui Kledung, ditempuh sekitar 6 jam dan dari utara melalui perkebunan Tambi, ditempuh sekitar 7 jam.

22

(63)

Gunung Sundoro 2016, foto: Yuli Rahmatulloh

(64)

SUMBING 23

K

erucut ini dinamakan Gunung Sumbing karena bibir kawah sebelah timur laut telah hancur sehingga nampak seolah-olah sobek, maka disebut Gunung Sumbing, karena nampaknya seolah-olah seperti bibir sumbing

Letusan Gunung Sumbing dalam sejarah hanya tercatat satu kali yaitu tahun 1730 yang terjadi di kawah puncak, di mana terbentuk kubah lava dengan aliran lava ke arah bibir kawah terendah.

Pada 1937 terjadi kepulan asap solfatara dengan suhu 900 C nampak pada kubah lava dan kubangan lumpur di belakang kubah lava.

Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing biasanya pendakian dilakukan dari arah barat laut yaitu dari Kampung garung (1543 m), Desa Butuh, Kecamatan Kalijajar, Kabupaten Wonosobo.

Pendakian bisa juga dilakukan dari arah utara yaitu dari Kecapit, Parakan; arah timur laut yaitu dari Kampung Butuh atau Selogowok, Temanggung;

arah tenggara yaitu dari Kalegen, Magelang;

arah barat daya yaitu dari Sapuran, Wonosobo.

Bagian lereng yang landai dengan Magelang; arah baratdaya yaitu dari Sapuran, Wonosobo.

Tinggi:

3371 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato type A Lokasi Administratif:

Kab. magelang, Kab. Temanggung Kab. Wonosobo dan Kab. Purworejo

Jawa Tengah Kota Terdekat:

Temanggung, Jawa Tengah Lokasi Pos PGA:

Desa Gentingsari, Kec. Bansari, Kab. Temanggung, Jawa Tengah

(65)

Gunung Sumbing, foto: Ananto

(66)

MERAPI

Tinggi:

2986 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato type A Lokasi Administratif:

Terletak di perbatasan 4 kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Propinsi DIY

dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten di Propinsi Jawa Tengah

Kota Terdekat:

Lokasi Pos PGA: - -

P

ara ahli gunung api di dunia menamai letusan Merapi dengan Letusan Tipe Merapi, karena kekhasannya saat meletus. Rangkaian letusan tipe ini diawali oleh naiknya magma mencapai permukaan dan mendorong batuan penutup.

Ketika batuan penutup terkuak, magma mulai bercokol berupa lava beku berbentuk kubah lava.

Dan ketika aktivitas meningkat kubah lava roboh diikuti dengan keluarnya awan panas.

Dalam masa istirahat jangka pendek, Gunung Merapi meletus setiap 3-4 tahun sekali. Sejarah letusan Merapi mulai tercatat sejak sekitar abad ke-17, di antaranya 1768, 1822, 1849, 1872, 1930- 1931, 1994, 2006, dan 2010.

Letusan Merapi bisa bersifat eksplosif yang disertai awanpanas. Letusan 1872-1931 mengarah ke barat-barat laut, kemudian letusan 1930-1931 sampai 2001 ke barat daya. Letusan 1994 terjadi penyimpangan ke arah selatan. Pada 2006, terjadi perubahan arah dari barat daya ke arah tenggara.

Letusan pada 2010 terjadi penghancuran kubah lava yang menghasilkan aliran awanpanas sejauh 15 km dari puncak Merapi ke arah Kawah Gendol.

24

(67)

Gunung Merapi, foto: Arif Cahyo

(68)

Letusan Merapi 2010, foto: Heru Suparwoko

(69)

Guguran lava pijar Merapi 2006, foto: Heru Suparwoko

(70)

KELUD

Tinggi:

Puncak 1731 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kab. Kediri, Kab. Blitar dan Kab. Malang, Propinsi Jawa Timur

Kota Terdekat:

Kediri Lokasi Pos PGA:

Desa Margomulyo, Kecamatan Wates, Kedirim Propinsi Jawa Timur

K

elud berarti sapu. Nama tersebut sangat berkaitan dengan sifat letusannya yang menghasilkan lahar letusan berupa banjir lumpur panas yang menyapu bersih segala yang dilaluinya.

Sejarah aktivitas Kelud yang tercatat sejak tahun 1000, kemudian antara lain pada 1311, 1481, 1586, 1716, 1901, sementara letusan tahun 1919 merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh aktivitas Kelud pada abad ke-20 dan menyebabkan lahirnya Dinas Penjagaan Gunung api (Vulkaan Bewakings Dienst) pada 14 September 1920.

Berdasarkan catatan sejarah, Kelud meletus antara 15-20 tahun sekali.

Bagi para pendaki, Kelud dapat dicapai dari Kediri menuju Wates dilanjutkan ke Margomulyo- Bambingan hingga puncak. Kawah dan sekitarnya merupakan daya tarik wisata. Letusan dan lahar menghasilkan material pasir dan batu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan galian untuk bahan bangunan. Keberadaan terowongan yang merupakan upaya manusia untuk mengurangi bencana juga merupakan ciri khas dari Gunung Kelud.

25

(71)

Gunung Kelud, foto: Khoirul Huda

(72)

Puncak Sumbing Gunung Kelud, foto: Dany Erlangga Yosa Putra

(73)

Danau Kawah Kelud, foto: M. Nizar Firmansyah

(74)

SEMERU

Tinggi:

Puncak Mahameru 3676 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato dengan kubah lava Lokasi Administratif:

Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur.

Kota Terdekat:

Malang, Lumajang Probolinggo, Pasuruan Lokasi Pos PGA:

G. Sawur 08°09’24,48”LS 112°59’09,42”BTKetinggian 1060 m dpl

Argosuko 08°11’04,02”LS

112°53’14,58”BT Ketinggian 936 m dpl

G

unung Semeru merupakan gunung api yang tak pernah tidur karena sangat aktif.

Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa gunung ini setiap 15-20 menit menunjukkan aktivitasnya berupa letusan abu yang disertai suara dentuman dan gemuruh yang terdengar hingga radius 5 kilometer dari puncak. Peristiwa seperti ini terjadi sejak abad ke-19 yaitu sejak tercatat pertama kali meletus pada tahun 1818 dan berlangsung hingga sekarang.

Semeru adalah gunung api tertinggi di Pulau Jawa. Puncaknya yang bernama Mahameru tingginya 3.676 m dpl. Di puncak itulah terdapat kawah aktif yang dikenal dengan Kawah Jonggring Seloko.

Untuk mencapai puncak Semeru dapat dicapai dari tiga arah, yaitu dari Lumajang, Malang dan Bromo. Pendakian ke puncak Semeru dimulai dari Ranupane kemudian menuju ke Ranu Kumbolo, Kalimati, Arcopodo dan berakhir di puncak Semeru. Untuk mendaki Puncak Mahameru dapat bermalam dulu di Kalimati atau Arcopodo.

26

(75)

Gunung Semeru, foto: Liswanto

(76)

Erupsi Gunung Semeru 2020, foto: Yadi Yuliandi

(77)

Gunung Semeru, foto: Mukdas Sofian

(78)

ARJUNO WELIRANG

Tinggi:

G. Arjuno 3339 m dpl G. Welirang 3156 m dpl

Tipe Gunung Api:

Gunung api strato type A Lokasi Administratif:

Kab. Malang, Mojokerto dan Pasuruan Kota Terdekat:

Tretes Lokasi Pos PGA:

Dusun Kesiman, Desa Sukoreno Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan

Tlp. 0812 8974 7001

27

G

unung Arjuno-Welirang memiliki sumber daya alam berupa belerang yang terdapat pada kawah Plupuh dan kawah Jero. Cara pencapaian ke puncak Arjuno-Welirang dapat dilakukan dari dua arah. Pertama, dari arah timur laut melalui Desa Pecalukan-Tretes pada ketinggian 800 m dpl, dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat. Kedua, dari arah barat laut melalui Desa Trawas-melalui jalan setapak yang curam.

Gunung Welirang tercatat pernah meletus pada tahun 1950 berupa lontaran abu setinggi 2500- 2700 m. Kemudian pada 1952 dari Kawah Plupuh 4 km arah barat laut dari puncak, terjadi hembusan asap putih tebal dan lumpur belerang berwarna putih kekuningan meluber hingga beberapa ratus meter.

Kawasan Arjuno-Welirang memiliki beberapa potensi wisata antara lain berupa Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan beberapa lokasi mata air panas, tempat wisata alam pegunungan, dengan beberapa kolam pemandian, terdapat 2 komplek candi yaitu Renggo dan Sumberawan, Agrowisata perkebunan, juga daerah wisata perkemahan.

(79)

Gunung Arjuno Welirang, foto: Kuswarno

(80)

BROMO

Tinggi:

2.329 m dpl dari dasar kaldera : 200 m (ketinggian dasar kaldera ± 2.100 m dpl dan dikenal sebagai daerah lautan pasir)

Tipe Gunung Api:

Kerucut sinder dalam kaldera Lokasi Administratif:

Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo

Kota Terdekat:

Probolinggo, Propinsi Jawa Timur Lokasi Pos PGA:

Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo,

Propinsi Jawa Timur

G

unung Bromo berada di kompleks Pegunungan Tengger. Aktivitas eksplosif dan efusif mem- bentuk Kaldera Nongkojajar, Ngadisari, Keciri, dan Lautan Pasir. Di dalam Kaldera Lautan Pasir, tumbuh beberapa gunung api, yaitu Gunung Bromo, Batok, Widodaren, Segorowedi, dan Gunung Kursi.

Bromo meletus pada 1804. Karakternya berupa letusan freatik atau freatomagmatik, dan sering diakhiri magmatik. Waktu letusan berlangsung singkat, beberapa hari atau minggu, dan yang terbilang lama terjadi pada 2010-2011.

Pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar Bromo serta tempat lainnya, seperti Gunung Widodaren yang menawarkan daya wisata gua dan sumber air suci, Gunung Batok yang menjadi habitat edelweis, dan Gunung Pananjakan tempat menyaksikan keindahan alam kompleks Gunung Bromo yang dilatarbelakangi Gunung Semeru serta pemandangan matahari terbit.

Bromo dapat dicapai dari Surabaya ke Pasuruan, dilanjutkan ke Tosari langsung ke Kaldera Lautan Pasir. Dari arah barat, melalui Probolinggo menuju Sukapura, Cemorolawang, dan Lautan Pasir.

28

(81)

Seruni Point Gunung Bromo, foto: Hadi Purwoko

(82)

Gunung Bromo, foto: Wahyu Andrian

(83)

Letusan Bromo, foto: Ahmad Subhan

(84)

LAMONGAN

Tinggi:

1651 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato Lokasi Administratif:

Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kota Terdekat:

Malang, Lumajang Probolinggo, Pasuruan

Lokasi Pos PGA:

Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

29

G

unung Lamongan menarik, karena di sana ada sekitar 64 pusat letusan parasit yang terdiri atas 37 kerucut vulkanik dan 27 buah “maar” (Matahelumual, 1960) serta berkomposisi basaltis. Gunung ini merupakan gunung api muda dari Gunung Tarub (Lamongan Tua) yang posisinya berada di bagian timur. Pertumbuhan Lamongan diawali pensesaran tubuh Tarub yang berarah tenggara-barat laut yang mengakibatkan bagian barat Tarub runtuh, kemudian tumbuh Gunung Lamongan.

Gunung Lamongan mulai tercatat meletus pada 1799. Setelah itu disusul letusan pada tahun 1806, 1808, 1818, 1821, 1822, 1824 hingga pada 2005 terjadi peningkatan kegempaan. Gunung api ini mempunyai karakter letusan sangat unik yaitu:

Pusat aktivitasnya selalu disamping kawah utama yang berada di puncak; dan dikelilingi sekitar 64 pusat letusan parasitik yang terdiri dari kerucut vulkanik dan maar.

Gunung ini dapat dicapai dari Pos PGA Gunung Meja dengan kendaraan roda empat sampai Gunung Anyer. Selanjutnya berjalan kaki menuju puncak, sekitar 5 hingga 6 jam.

(85)

Gunung Lamongan, foto: Bambang Wibowo

(86)

IJEN

Tinggi:

Tepi kawah 2386 m dpl Danau Kawah 2145 m dpl

Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur

Kota Terdekat:

33 km dari Banyuwangi Lokasi Pos PGA:

Kampung Pangsungsari, Licin, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi.

30

G

unung Ijen adalah satu-satunya gunung api di Indonesia yang menghasilkan belerang dalam jumlah besar. Potensi belerang yang terkandung di Kawah Ijen ini dapat dijadikan salah satu mata pencaharian bagi penduduk setempat.

Gunung api ini pertama kali tercatat meletus pada 1796, 1817, 1917, 1936, 1952, 1962, dan seterusnya.

Letusannya berupa freatik dan magmatik, tetapi yang freatik lebih sering terjadi karena Ijen berdanau kawah sehingga adanya kontak antara air dengan magma membentuk uap bertekanan tinggi yang menyebabkan terjadinya letusan. Periode letusannya antara 1917-1991 tercatat 6 sampai 16 tahun sekali dan sejak 1991 letusan freatik terjadi setiap satu sampai 3 tahun sekali. Letusan besar yang menelan korban manusia adalah pada tahun 1817.

Kawah Ijen dapat ditempuh dari utara (Situbondo) dan dari selatan (Banyuwangi).

Pengunjung berkemah di Paltuding. Pengunjung juga dapat menyaksikan api biru (blue fire) dari lapangan solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen. Di samping tentu saja pemandangan para penambang belereng yang hilir mudik di sana.

(87)

Kawah Ijen, foto: Suparjan

(88)

RAUNG

Tinggi:

3338 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato dengan kaldera Lokasi Administratif:

Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Jember Kabupaten Bondowoso

Kota Terdekat:

Banyuwangi Lokasi Pos PGA:

Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi,

Jawa Timur

G

unung Raung adalah gunung raksasa di bagian timur Pulau Jawa (Neumann van Padang, 1951).

Gunung api ini muncul di antara puing-puing gunung api purba yang berderet dari arah barat laut hingga tenggara.

Karakter letusan gunung ini umumnya ekplosif pusat kegiannya pada dasar kaldera. Pertama kali tercatat meletus pada 1586 kemudian 1597 serta adanya korban manusia. Letusan lainnya terjadi pada 1638 yang menelan ribuan korban jiwa;

letusan Februari 1902 menghasilkan kerucut di dasar kawah; dan Februari 1956 asap letusannya menghujani Bali, Nusa Tenggara Barat, serta mencapai Sulawesi bagian barat. Sejak 1989 hingga 1996, aktivitas Raung berupa letusan abu. Bahaya utama yang mengancam keselamatan jiwa dari aktivitas Gunung Raung ini berupa luncuran awan panas dan lontaran piroklastik.

Bagi para pendaki, perjalanan ke Raung dapat dicapai dari Banyuwangi atau Bondowoso. Dari Banyuwangi ke Singojuruh, Sumberwringin, Pondok Motor, Pondok Sumur, baru puncaknya. Total butuh waktu sekitar 13 jam untuk mendakinya.

31

(89)

Gunung Raung, foto: Burhan Alethea

(90)

Kawah Gunung Raung, foto: Agoes Loeqman

(91)

Letusan Raung 2015, foto: Iyan Mulyana

(92)

BATUR

Tinggi:

1717 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato di dalam kaldera Lokasi Administratif:

Kab. Bangli, Propinsi Bali Kota Terdekat:

Bangli Lokasi Pos PGA:

Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani

Kabupaten Bangli.

D

ulu tubuh Gunung Batur sangat besar, berupa kaldera. Pembentukan kalderanya terjadi dalam dua masa yang berbeda. Kaldera pertama merupakan kaldera luar dan yang kedua berupa kaldera dalam. Di lantai kaldera sebelah timur dan tenggara terbentuk danau berbentuk bulan sabit seluas 16 km2. Pada titik silang sumbu kaldera, tumbuh Gunung Batur.

Gunung Batur yang ada sekarang, terbentuk di dasar kaldera II menurut Kemmerling (1918).

Gunung Batur tercatat meletus untuk pertama kalinya pada tahun 1804. Letusan yang terjadi pada 1905, membentuk Kawah Batur I, Batur II, dan Batur III. Letusan 1926 menghasilkan aliran lava yang menimbun Desa Batur. Letusan efusif 1963- 1964 menghasilkan leleran lava terluas. Letusan lainnya terjadi pada 1968, 1974, 1998, dan 1999.

Tahun 2000 Gunung Batur meletus berupa asap abu kehitaman sampai ketinggian 300 m.

Puncak Gunung Batur dapat didaki dari Kampung Latengaya, Kampung Yehmampeh, Kampung Seked dan Kampung Songan. Semuanya ada di Kintamani, Bangli.

32

(93)

Gunung Batur, foto: I Nyoman Gina Wijaya

(94)

AGUNG

Tinggi:

3014 m dpl setelah letusan 1963

Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kab. Bangli, Prop. Bali Kota Terdekat:

Karangasem Lokasi Pos PGA:

1. Desa Rendang,Kecamatan Rendan, Kab Karangasem, Bali (8°25’ 30” LS, 115°26’ 00” BT)

2. Budakeling (8°23’ 30” LS, 115°26’ 00” BT) 3. Batulompeh (8°15’ 00” LS, 115°30’ 00” BT)

G

unung Agung merupakan gunung terbesar dan tertinggi di Pulau Bali (Piek van Bali), sekaligus sangat disucikan penduduknya. Gunung ini dipercaya sebagai sumbu bumi, persemayaman Hyang Tolangkir. Kawahnya ada di puncak.

Erupsi Gunung Agung yang tercatat mulai di tahun 1808, 1821,1843, 1917, 1963 dan 2017.

Erupsi 1963 adalah salah satu erupsi yang merusak.

Erupsinya menghasilkan lava pijar, aliran piroklastik, dan kolom api abu setinggi 10 kilometer. Abunya bahkan menutupi bandara di Surabaya, abu halusnya mencapai Jakarta. Erupsi ini disusul oleh aliran lahar yang memakan korban jiwa dan kerusakan yang diperparah gempa bumi yang mengguncang pada 18 Mei 1963. Letusan tersebut juga mengubah langit sore jadi tersepuh emas di Arizona (Amerika Serikat) dan Jerman, sejak September 1963 hingga Maret 1964.

Sekitar Agung menawarkan potensi wisata, di antaranya Pura Besakih dan Sungai Telaga Waja.

Bagi para pendaki, gunung ini bisa dicapai dari Pasar Agung di selatan puncak, dari Budakeling lewat Nangka di tenggara, dan dari Besakih di barat daya.

33

(95)

Gunung Agung, Foto: Wahyu Ardi S.

(96)

RINJANI

Tinggi:

3726 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato dengan danau kawah Lokasi Administratif:

Kac. Aikmel, Kab. Lombok Timur Propinsi NTB.

Kota Terdekat:

Selong (kab. Lombok Timur) Lokasi Pos PGA:

Kampung Sembalun Lawang, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.

G

unung Rinjani adalah gunung tertinggi kedua di Indonesia, setelah Kerinci. Gunung suci bagi masyarakat adat Sasak. Rinjani memiliki tiga masa aktivitas vulkanik, yaitu pra-kaldera, pembentukan kaldera dan setelah pembentukan kaldera. Pusat letusan pra-kaldera berasal dari Gunung Rinjani Tua, Kondo, Sangkareang dan Rinjani. Setelah Kaldera Rinjani terbentuk, aktivitas vulkaniknya pindah ke dalam kaldera yaitu ke Gunung Barujari dan Rombongan. Aktivitas letusannya dimulai dengan pembentukan Barujari.

Gunung Rinjani pasca kaldera tercatat bererupsi sejak tahun 1847. Erupsi pada umumnya menghasilkan lava dan jatuhan piroklastik. Masa istirahatnya berkisar 3 hingga 37 tahun. Ciri khas letusannya adalah strombolian. Sementara Barujari meletus dahsyat pada tahun 1994.

Jalur pendakiannya dapat ditempuh melalui jalur Mataram-Sembalun Lawang-Plawangan atau Mataram-Senaru-Danau Segara Anak-Plawangan- Puncak Rinjani. Kawasan ini menjadi geopark nasional pada 2013 dan geopark global pada 2018.

34

(97)

Gunung Rinjani 2009, foto: Devy Kamil Syahbana

(98)

TAMBORA

Tinggi:

2851 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato A dengan kaldera Lokasi Administratif:

Kab. Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat

Kota Terdekat:

Dompu dan Bima Lokasi Pos PGA:

Kp. Doropeti, Desa Pekat, Kec. Kempo, Kab. Dompu NTB

G

unung Tambora terkenal karena pernah meletus dahsyat pada tahun 1815. Letusannya menghancurkan tiga kerajaan dan menyebabkan tahun tanpa musim panas (a year without summer) pada 1816, di Eropa dan Amerika.

Ada tiga peristiwa letusan dahsyat Tambora yang berdampak pada pembentukan kaldera. Ketiganya berkaitan dengan Kaldera Kawindana Toi, Kaldera Tambora Tua dan Kaldera Tambora Muda yang terjadi pada 1815. Karakter letusannya berupa erupsi eksplosif magmatik berskala besar. Periode letusannya berkisar antara 3-89 tahun. Aktivitasnya pertama pada 1812. Letusan tipe plinian tahun 1815. Setelah letusan 1819 beristirahat panjang sampai tahun 1847. Kubah lava Doro Api Toi di dasar kaldera terjadi antara tahun 1847 dan 1913.

Kawasan Tambora dianugerahi berbagai potensi wisata alam, di antaranya pantai Hoddo, pantai Doro Mboha dan Doro Peti, dan Pulau Satonda. Bagi para pendaki, Puncak Tambora dapat ditempuh dari jalur Desa Doropeti, jalur Doro Canga, dan jalur Pancasila. Kawasan ini juga ditetapkan sebagai geopark nasional pada 2017.

35

(99)

Gunung Tambora, foto: Devy Kamil Syahbana

(100)

SANGEANGAPI

Tinggi:

Doro Api, + 1949 m dpl (Atlas Trop. Nederi), Doro Mantoi, + 1795 m dpl

(Kuenen, p.291) Tipe Gunung Api:

Strato kembar Lokasi Administratif:

Kecamatan Wera Timur, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

Kota Terdekat:

Wera Timur dengan nama kota Bima Lokasi Pos PGA:

Desa Sangeang Tawali, Kec. Wera Timur, Kab. Bima, 84153 NTB

G

unung Sangeangapi tumbuh di dalam sisa kaldera purba. Di dalam kaldera itu tumbuh tiga kerucut utama, yaitu Doro Ondo, Doro Api, dan Doro Mantoi. Hingga saat ini titik aktivitas vulkaniknya berada di Doro Api.

Aktivitas Gunung Sangeangapi mulai tercatat pada 1512. Letusan lainnya terjadi pada 1715, 1860, 1911, 1953, 1964, 1981, 1997. Hingga Februari 1997, sinar api masih terlihat diselingi dengan letusan- letusan abu. Masa letusan eksplosif berlangsung hingga akhir Februari 1997, dan letusan efusif berlangsung hingga September 1997.

Gunung Sangeangapi dapat didaki dari Kampung Toroponda, dari Sori Buntu melewati padang alang alang sampai di Lare di Sori Belanda, Luna, Watu Pela Ma Awa, Watu Pela Ma Esa, Dewa Mboko, dan pelana antara Doro Api dan Doro Mantoi.

Kawasan Sangeangapi selain berpotensi menjadi wisata alam pegunungan juga bisa dikembangkan sebagai wisata pantai, ditunjang oleh sumber mata air panas yang bersuhu antara 360 C -390 C.

36

(101)

Gunung Sangeangapi, foto: Nur Hudha

(102)

ANAK RANAKAH

Tinggi:

± 2247,5 m dpl Tipe Gunung Api:

Strato

Lokasi Administratif:

Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kota Terdekat:

Ruteng Lokasi Pos PGA:

Desa Waerii, Kab. Manggarai, Ruteng 86551 - NTT

G

unung Anak Ranakah bisa dikatakan gunung api termuda di Indonesia. Kemunculannya dari celah perbukitan tidak ada yang menyangka, karena sejak ribuan tahun lalu tidak pernah ada gejala gunung api di lembah Perbukitan Mandosawu itu.

Letusan yang terjadi pada tahun 1987 menjadi letusan pertama dalam catatan untuk gunung api ini. Meski sebenarnya, dulu di sekitar kompleks gunung api Mandosawu, terdapat beberapa bukit atau pocok di antaranya, Pocok Mandosawu, Pocok Ranakah, dan Pocok Ngkaros.

Pada pagi 28 Desember 1987, lahirlah gunung api muda, gunung api aktif yang ke-129 di Indonesia.

Oleh J.A. Katili diberi nama Anak Ranakah dan penduduk setempat menamakannya Namparnos (batu yang terbakar).

Anak Ranakah merupakan kerucut gunung api yang memiliki panorama indah serta udaranya yang segar menarik bagi wisatawan domestik dan mancanagara. Gunung ini dapat dicapai dari Ruteng menuju Kampung Robo dengan berkendara, dilanjutkan berjalan kaki selama 45 menit.

37

(103)

Gunung Anak Ranakah, foto: Vinsensius Tuku

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, jika komponen memiliki kepolaran yang mirip dengan fasa diam dibandingkan fasa gerak, maka komponen tersebut akan terelusi lebih lambat karena akan

(2) Kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari wakil dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan

Pembelajaran pada penelitian ini difokuskan pada kemampuan merawat diri dalam hal mencuci tangan yang kurang sesuai dengan cara berpikir dan belajar anak

Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda material letusan berupa aliran lava, hujan abu lebat, lontaran batu (pijar), kemungkinan awan panas dan

Karangetang meningkat pada bulan Agustus 2007, dicirikan oleh munculnya semburan material pijar, letusan abu, leleran lava, guguran-guguran lava, dan terjadinya awan panas

Hal ini sesuai keterangan yang dijelaskan oleh Bronto(2006: 67) yaitu pada fasies sentral dan piroksimal jenis bahaya berupa lontaran batu pijar (bom atau block

13 Februari, terjadi leleran lava pijar dari Kawah Utama ke Keting dan ke Kali Batuawang, Kali Beha dan Kali Batang berlangsung hingga Maret.. Juni, terjadi erupsi abu

Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sangat berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, guguran lava, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat dan atau gas