Bab 5: Cetak biru strategis TIK
5.2 Desain Cetak Biru
5.2.1 Arsitektur
Masalah utama mengenai arsitektur adalah, tidak adanya end-state yang disetujui. Sebagai hasilnya, pekerjaan yang terkait otomatisasi pada Unit Eselon I terkotak-kotakkan. Sebagai tambahan, tidak ada proses untuk mengelola dan menegakkan arsitektur yang seragam. Untuk memitigasi hal ini, tindakan-tindakan berikut akan diambil untuk mengatasinya.
5.2.1.1 End state
■
Definisi dari prinsip-prinsip desain arsitektur umum;■
Definisi end-state dari arsitektur aplikasi;■
Definisi dari arsitektur data;■
Definisi dari roadmap mengenai sistem yang ada saat ini hingga end-state, aplikasi demi aplikasi untuk semua aplikasi utama;■
Definisi end-state dari arsitektur data;■
Definisi end-state dari kebutuhan layanan infrastruktur.5.2.1.2 Organisasi
■
Merekrut seorang arsitek enterprise agar menyiapkan sebuah tim untuk mengelola keseluruhan prosesPrinsip-prinsip desain umum mencoba untuk menetapkan seperangkat pedoman umum dalam memastikan bahwa arsitektur Kemenkeu dapat dikelola.
38
GAMBAR 21 – MANFAAT DARI ROADMAP ARSITEKTURAL
Keseluruhan rincian arsitektur end-state telah dikembangkan. Hal ini juga telah dibuat pada level Unit Eselon I. Contoh dari arsitektur ini dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
GAMBAR 22 – CETAK BIRU ARSIKTEKTUR UNTUK SETJEN
Sebagai tambahan, roadmap telah diberikan untuk setiap sistem besar. Contoh dari roadmap dapat dilihat di bawah ini, semua sistem roadmap telah dilampirkan dalam lampiran.
CONFIDENTIAL – WORK IN PROGRESS Beberapa manfaat dari inisiatif roadmap arsitektural
5 Quick product definition
IT dapat lebih diandalkan Customer experience yang baik
Proses-proses internal terotomatisasi ▪ Terdapat kemampuan untukmengubah
parameter produk (mis. Tax Rate, Excise
Rate secara langsung)
▪ Serta kemampuan untukmenetapkan produk-produk baru(mis. Tipe pajak baru, cukai untuk produk-produk baru)
▪ Keamanan menjadi lebih kuat dan seragam ▪ Pelayanan pengguna jasa yang diberikan
oleh helpdesk menjadi lebih baik ▪ Risiko operasional berkurang ▪ Arsitektur menjadi seragam ▪ Memastikan bahwasemua transaksi
pembayaran dari MPNdirekonsiliasi secara real-time
▪ Memastikan bahwaproses-proses baru dapat ditetapkandengan menggunakan
workflow tools secara real-time
▪ Memastikan bahwapengguna jasa dapat membayar pajak, cukai, dll. dari channel manapun (ATM, Internet Banking, dll.) ▪ Memastikan bahwa pengguna jasa
mendapatkan pelayanan maksimal yang diperoleh dari e-Channels
Untuk mendapatkan manfaat-manfaat ini, diperlukan: Investasi proyek oleh pihak bisnis Alokasi sumber daya Penunjukkan Senior Enterprise Architect dan seorang Senior Business Process Architect
CONFIDENTIAL – WORK IN PROGRESS13
Customer Authentication
IT application blueprint – Sec Gen Business Applications
MoF Website/Intranet Online scan & search system Digital Channel
Processing and workflow layer
Recruit ment Trainin g Perfor mance BKN Com pens ation Core HRIS
Digital Document Archive
Disci pline Asset Mgmt Promot ion Self-assessment External databases (eg. Mobile phones etc) Support systems Rotatio n Email & Calendar Office applications Dash boar d Common Services Fina nce Asse t Interface services
Single Sign on (SSB) – Internal Authentication 7
Security support layer 6
ESB Analytics layer Reporting layer 10 Data Warehouse DJA DJP DJBC DJPB DJPU DJPK DJKN BKF ItJen Secgen BPPK Analytics & Data
Data mining Mobile portal Communication Case management system E procurement 4 5 3 2 1 8 9 External applications Core Secgen applications
Shared applications Support applications
Modules
39
GAMBAR 23 – CONTOH SISTEM-SISTEM YANG MEMBUTUHKAN UPGRADE
Prinsip-prinsip yang terperinci juga sudah dikembangkan untuk pengelolaan data. Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa data dikelola secara konsisten dan aman, serta hanya dapat diakses saat dibutuhkan.
Melalui cara yang serupa, seperangkat prinsip-prinsip juga telah ditetapkan untuk tingkat layanan infrastruktur.
5.2.1.3 Roadmap untuk meraih end-state dari arsitektur
Sebuah charter inisiatif dibuat pada roadmap yang tepat untuk dapat diikuti dan dijalani dalam transisi arsitektur
40 Rincian sistem yang memerlukan upgrade (1/2)
Fungsionalitas Platform Lain-lain
▪Menggabungkan dua database yang terpisah (tembakau dan alkohol) menjadi satu database cukai
▪Menciptakan modul
housekeeping yang
memungkinkan adanya penambahan produk cukai lainnya, serta penambahan aturan dan kode transaksi baru
▪Mengotomasi feeds antara SPAN dan database transaksi untuk entri pembukuan standar
▪Memodifikasi desain core data agar terdapat
database terpisah untuk
▪Aturan produk ▪Rincian pengguna
jasa ▪Kode transaksi ▪Menciptakan data feed
gabungan harian yang dimasukkan ke dalam data warehouse
▪Membuka core services untuk sistem-sistem lain agar dapat melakukan interface dengan ▪Rincian transaksi pengguna jasa ▪Rincian customer holding ▪Mengimplementasikan sistem CRM Nama sistem ▪Sistem Cukai non Tembakau (Aneka Cukai) ▪SAC Hasil Tembakau
40
GAMBAR 24 – CHECKLIST DARI CHARTER TRANSFORMASI ARSITEKTUR
GAMBAR 25 – PRINSIP-PRINSIP DESAIN TRANSFORMASI ARSITEKTUR 590 590 590 ▪ Menyelaraskan roadmap pengembangan aplikasi DitJen-DitJen dengan blueprint aplikasi Kemenkeu
Objektif:
Latar Belakang
Ringkasan tindakan yang diajukan
Dampak dan IKU
▪ Karena kurangnya investasi pada TI, berbagai proses utama masih bersifat manual
▪ Terdapat kesenjangan antar Unit Eselon 1 karena pengelolaan arsitektur dilakukan masing-masing
– Terdapat duplikasi aplikasi di berbagai Unit Eselon 1
– Tidak ada single source of truth untuk data
Faktor keberhasilan
Struktur tata kelola Prinsip desain utama
Outcome utama
1
• Integrasi sistem
• Pengurangan transaksi manual
• Integrasi customer service
• Otomatisasi rekonsiliasi pembayaran
• Pembayaran dapat dilakukan dari berbagai channel 3
• Meningkatkan representasi pegawai TI senior pada tata kelola arsitektur
• Komite arsitektur perlu memutuskan perihal – Standar-standar untuk pengembangan aplikasi – Persetujuan proyek-proyek baru di Kemenkeu
• Steering committee TI yang baru melakukan
monitoring dan penindakan pada proyek-proyek baru
8 9 10
• TI membutuhkan anggaran lebih besar di – PUSINTEK untuk menjalankan
proyek-proyek penyediaan common service – Unit Eselon 1 untuk menjalankan
otomatisasi
• Penambahan posisi pejabat struktural utama di unit TI pusat
– Menentukan peran baru Chief Enterprise Architect
• Mengubah kebijakan pengadaan TI agar mega proyek TI yang sifatnya multi-year dapat dijalankan
• Meningkatkan partisipasi TI dalam rapat strategis Unit Eselon 1 agar terdapat penyelarasan kebutuhan Unit Eselon 1 & TI
5
▪ Outcome yang diharapkan – Integrasi infrastruktur - 2014
– Pengelolaan core system sesuai dengan blueprint - 2019
– Integrasi pada common applications -2025
7
▪ Sistem-sistem dirancang sedemikian rupa sehingga proses-proses bisnis bersifat otomatis
▪ Sistem-sistem sebisa mungkin bersifat
modular
▪ Tersedianya enterprise data architecture 2
▪ Berikut adalah rangkaian kegiatan yang berguna untuk memastikan adanya quick
impact serta penyelarasan – Menyelesaikan proyek-proyek yang
masih tersisa & melakukan upgrade pada sistem-sistem yang ada sesuai dengan rencana jangka pendek
– Menjalankan proyek-proyek baru secara berurutan
6
• Jumlah proyek blueprint arsitektur yang dimulai tiap tahunnya
• Jumlah proyek blueprint yang berjalan dengan tepat waktu/tertunda
• Jumlah proyek blueprint yang tertunda 4 Transformasi arsitektur TI 1 591 CONFIDENTIAL Arsitektur data Proses bisnis & Arsitektur domain
Keadaan yang diinginkan Keadaan saat ini
▪ Tidak ada pemisahan antara proses bisnis utama dan proses bisnis pendukung
▪ Tidak ada kebijakan yang jelas untuk mengakses definisi data
▪ Tidak ada daftar referensi data di Kemenkeu ▪ Tidak ada perangkat aturan yang ditentukan untuk pengembangan aplikasi (mis. Praktik pengkodean, penamaan yang beragam, dll) ▪ Terdapat duplikasi aplikasi di seluruh Unit
Eselon 1 dengan fungsi yang sama ▪ Seluruh proses bisnis tidak dipetakan
sepenuhnya
▪ Aplikasi dikembangkan dan digunakan secara internal dalam Unit Eselon 1
▪ Pembatasan yang jelas antara proses bisnis utama dan proses bisnis pendukung
▪ Akses terhadap data akan ditentukan oleh otoritas dan kebutuhan.
▪ Akan terdapat pemilik tunggal dari objek data utama untuk memastikan konsistensi data
▪ Organisasi standar pusat akan menentukan pengembangan standar di dalam Kemenkeu
▪ Tidak akan ada tumpang tindih antara fungsionalitas aplikasi; mereka akan digunakan untuk service reusability ▪ Pemetaan seluruh proses bisnis dan mengkategorikannya ke
dalam domain standar, mis. Pengguna jasa, Produk, Channel,
▪ Aplikasi utama akan dikembangkan oleh Unit Eselon 1 dan aplikasi pendukung akan disediakan secara terpusat
Arsitektur aplikasi
Arsitektur
software
▪ Pengembangan kebanyakan aplikasi dilakukan secara in house
▪ Penggunaan rak paket aplikasi akan dimaksimalkan di mana pun yang memungkinkan dan pengembangan in-house akan disediakan untuk kustomisasi
Transformasi arsitektur– Perubahan pada model operasional
TI
41
GAMBAR 26– TIMELINES TRANSFORMASI ARSITEKTUR
5.2.1.4 Rencana kerja jangka pendek
GAMBAR 27– ARSITEKTUR RENCANA KERJA TRANSFORMASI