Bab 10: Transformasi di fungsi perbendaharaan (DJPB, DJPU dan DJKN)
10.1 Visi dan Misi pada fungsi perbendaharaan
10.1.6 Misi DJKN
Misi DJKN menunjukkan peranan kuncinya dan rumusan misi telah dipertahankan meskipun telah diperpendek agar membuatnya lebih mudah diingat.
■
■
■
■
■
■
Misi dalam Bahasa Indonesia:
■
Mengelola kekayaan negara secara efektif untuk optimalisasi penerimaan dan efisiensi pengeluaran negara■
Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum.■
Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah■
Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.■
Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, dan akuntabel■
Mewujudkan lelang yang transparan, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakatMisi dalam Bahasa Inggris:
■
To effectively manage state assets for state revenue optimization and spending efficiency■
To safeguard physical, administrative, and legal aspects of state assets■
To improve governance and value add of government investment management■
To conduct state asset valuation to convey a value which is fair and dependable as a reference for various purposes.■
To manage state claims in an effective, efficient, and accountable manner■
To uphold auctions in a transparent, fair, and competitive manner as a trade instrument that to accommodates public’s interest10.2 Perubahan pada model operasional dan proses
bisnis
10.2.1 Model Operasional
Transformasi telah mengidentifikasi delapan perubahan utama dalam model operasional yang akan berperan sebagai tema-tema transformasi bagi fungsi perbendaharaan. Tema transformasi ini berkisar pada 4 area:
140
■
Memanfaatkan TI untuk meningkatkan efisiensi proses-proses utama■
Mengadopsi penerapan praktik akuntansi, keuangan dan analisis terdepan■
Menjamin kelancaran proses-proses lintas organisasi■
Membangun sumber daya manusia Delapan tema transformasi adalah:■
Menciptakan sistem pencairan dan penerimaan yang efisien, akurat serta berbiaya rendah■
Mengintegrasikan pengelolaan likuiditas untuk memastikan ketersediaan kas dengan mengoptimalkan cost of funds■
Membangun pasar obligasi dalam negeri yang likuid dan dalam■
Menjamin pengelolaan Sovereign Risk yang transparan dan aktif■
Pengoptimalan aset Indonesia■
Merasionalisasi fungsi-fungsi “Special Mission” (pengelolaan investasi, pembangunan ekonomi)■
Memastikan akuntabilitas dan transparansi■
Mengembangkan organisasi dan sumber daya manusia yang berkinerja tinggi (inisiatif tertanam di tujuh tema transformasi lainnya dan di keseluruh sumber daya manusia Kemenkeu dan inisiatif perubahan organisasi)Outcome dari transformasi ini adalah keberhasilan transformasi Kemenkeu secara keseluruhan, dan kondisi berikut akan dicapai pada tahun 2019:
■
100% dari pembayaran utama sektor publik yang utama (gaji, pensiun dan pengadaan barang dan modal yang bersifat non-petty cash) dibayarkan secara elektronik.■
Terintegrasinya operasi back-office di seluruh K/L dan satker dalam shared services unit di Kemenkeu, yang didukung olehsistem informasi modern dan efisien■
Wajib bayar dapat membayar kewajibannya melalui berbagai saluran pembayaran modern, dan terintegrasi dengan data wajib bayar■
Deviasi minimum dari target saldo cadangan kas■
Utang pemerintah outstanding sebesar $10 miliar untuk setiap seri obligasion-the-run
■
Kerangka kerja dan tata kelola pengelolaan risiko asset – kewajiban yang komprehensif■
Menerapkan proses untuk mengukur utilisasi asset■
Implementasi penuh akuntansi akrual dan laporan keuangan pemerintah dengan opini WTP10.2.2 Inisiatif Transformasi
Anggota dari tiga Direktorat Jenderal telah bekerja bersama secara erat untuk mengembangkan seperangkat inisiatif yang komprehensif untuk melakukan transformasi fungsi perbendaharaan di Kemenkeu. 33 inisiatif transformasi telah diidentifikasi di seluruh delapan tema transformasi.
■
Menciptakan sistem pencairan dan penerimaan yang efisien, akurat serta berbiaya rendah. Pengelolaan pencairan merupakan sebuah pengeluaran kas secara efisien untuk mendanai program-program yang tercatat dalam dokumen anggaran sekaligus memastikan bahwa terdapat kendali yang diperlukan. Pengelolaan penerimaan adalah pengelolaan141 pengumpulan kas dari berbagai sumber penerimaan pemerintah. Pengelolaan pencairan dan penerimaan pada tahun 2025, Kemenkeu akan memiliki sistem pencairan dan penerimaan yang sepenuhnya otomatis, terpusat, akurat dan berbiaya rendah yang memanfaatkan semua saluran utama pembayaran modern dan terintegrasi dengan sistem pendukung di dalam “shared service environment”.
–
Mengimplementasikan komitmen, sistem pengumpulan dan verifikasi pembayaran yang sepenuhnya elektronik serta terpusat yang terhubung ke saluran pembayaran modern untuk meningkatkan efisiensi, kepuasan pengguna jasa dan keamanan.–
Melaksanakan sistem penerimaan elektronik yang terintegrasi sepenuhnya dengan basis data piutang, yang memanfaatkan berbagai saluran penerimaan untuk menjamin efisiensi, kepuasan pelanggan dan keamanan.–
Menerapkan “shared service environment” di berbagai fungsi back office K/L yang dipimpin oleh Kemenkeu.■
Mengintegrasikan pengelolaan likuiditas untuk memastikan ketersediaan kas dengan mengoptimalkan cost of funds. Pengelolaan likuiditas adalah pengelolaan saldo kas pemerintah untuk mengoptimalkan cost of funds sekaligus meminimalkan risiko terjadinya kekurangan kas, melalui perencanaan kas, penerbitan utang, dan investasi dari kas surplus. Pada tahun 2025, saldo kas Indonesia akan mencukupi untuk memenuhi kewajiban pemerintah dengan meminimalkan cost of fund melalui proses pengelolaan likuiditas yang terintegrasi dan analisis yang tinggi.–
Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end–
Meninjau kapabilitas dan memastikan prudensi dalam operasional TDR–
Memperluas jangkauan TSA–
Mewujudkan perencanaan kas dengan target saldo kas yang ditetapkan secara jelas–
Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker–
Mempererat koordinasi dalam pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia–
Memperluas strategi pengelolaan valuta asing dan panduan pengelolaan likuiditas■
Membangun pasar obligasi dalam negeri yang likuid dan dalam. Dengan mengembangkan pasar surat berharga negara dalam negeri akan menciptakan pasar surat berharga negara yang likuid dan dalam di Indonesia. Hal ini akan membantu pemerintah menjamin permintaan terhadap surat berharga negara. Hal ini juga akan memberikan dampak yang kuat pada peningkatan pasar obligasi dalam negeri secara keseluruhan karena surat berharga negara menjadi tolok ukur bagi pasar obligasi. Pada tahun 2025, Indonesia akan memiliki pasar surat berharga negara dalam negeri yang likuid dan dalam.–
Memfokuskan utang ke beberapa seri benchmark besar–
Mengimplementasikan platform perdagangan elektronik–
Menargetkan investor yang diinginkan dengan menggunakan pendekatan hubungan investor yang proaktif–
Mendukung OJK dalam pengembangan pasar repo–
Memperbaiki sistem primary dealer secara berkelanjutan–
Menstimulasi investasi domestik dari kelompok investor utama142
■
Menjamin pengelolaan Sovereign Risk yang transparan dan aktif. Pengelolaan risiko adalah pengelolaan aset dan kewajiban (on-balance sheet dan off-balance sheet) untuk menjaga sovereign net worth. Pada tahun 2025, Kemenkeu akan memiliki kerangka pengelolaan risiko yang terkonsolidasi meliputi semua risiko utama yang dilaksanakan oleh tim yang didedikasikan untuk pengelolaan risiko.–
Menciptakan sistem tata kelola risiko yang terkonsolidasi, berpusat pada komite ALM dan sebuah lembaga sekretariat ALM–
Menciptakan kerangka risiko menyeluruh dengan seperangkat risiko, alat analisis yang maju, serta kebijakan dan teknologi yang mendukung–
Memperluas daftar area risiko yang dikelola■
Pengoptimalan asset Indonesia. Fungsi pengelolaan aset mengelola kekayaan negara dengan melaksanakan penilaian, inventarisasi dan pengelolaan kekayaan negara. Pada tahun 2025, aset Indonesia akan terinventarisasi sepenuhnya, memiliki nilai kompetitif dan termanfaatkan sepenuhnya; portofolio aset Indonesia akan teroptimalkan.–
Membuat kebijakan untuk penilaian dan inventarisasi yang akan memperoleh gambaran sumber daya alam strategis dan yang akan membantu audit BPK terkait aset eks-BPPN–
Membuat inventarisasi dan penyimpanan aset dalam bentuk digital–
Membuat kebijakan dan panduan untuk pengelolaan aset khususnya mengganti peraturan, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara penuh oleh K/L–
Pengoptimalan jenis aset tertentu di bawah tanggung jawab Kemenkeu–
Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on assets dengan mengelola aset yang dikembalikan ke Kemenkeu secara aktif, mengkaji apakah pengelolaan aset perlu dilakukan secara outsource,dan untuk memaksimalkan piutang negara melalui peningkatan pengembalian–
Melaksanakan kajian portfolio aset setiap tahun untuk memastikan visibilitas yang lengkap dan perencanaan yang aktif pada present value dan profil risiko portofolio■
Merasionalisasi fungsi “special mission”. Special missions Kemenkeu didefinisikan sebagai misi pembangunan yang cakupannya di luar perihal keuangan secara umum. Hal ini merupakan tugas-tugas yang mana manajemen kendalinya berada di dalam Kemenkeu seperti memiliki peran mempengaruhi strategi dan IKU secara langsung di mana cakupannya di luar proses anggaran berbasis kinerja yang biasa dilakukan. Pada tahun 2025, Kemenkeu akan memiliki unit special mission yang efektif dan terkoordinasi yang memenuhi mandat unit masing-masing dengan penekanan pada pembangunan infrastruktur.–
Memperjelas tujuan, aspirasi, dan strategi perangkat special mission dengan memulai strategi penyegaran untuk semua perangkat dan memperbaiki kinerjanya–
Menerapkan kepemilikan, tata kelola, pelaporan dan struktur hukum yang jelas. Hal ini mencakup memperbaiki tata kelola dan ownership untuk mengawasi dan menetapkan kebijakan bagi perangkat-perangkat special mission dipantau secara holistik, memastikan kebijakan dan undang-undang yang mengatur perangkat special mission membantu perangkat tersebut untuk memenuhi tujuannya.–
–
Menempatkan proses special mission yang tepat mencakup menetapkan target dan proses pengelolaan yang jelas untuk memonitor kemajuan dalam memenuhi targetnya dan melaksanakan proses pengelolaan dan kajian portofolio yang sistematis143
■
Memastikan akuntabilitas dan transparansi. Fungsi akuntansi mencakup menyusun dan mengonsolidasikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara, mengembangkan dan mensosialisasikan Sistem dan Standar Akuntansi Pemerintah Pusat serta menyusun Government Financial Statistics. Pada tahun 2025, keseluruhan laporan keuangan pemerintah Indonesia (pusat dan daerah) akan berkualitas tinggi (WTP), berbasis akrual, dan bersifat mutakhir (up-to-date).–
Mengimplementasikan road map strategi pelaksanaan akuntansi akrual dan bekerja bersama Kemendagri untuk mengimplementasikan akuntansi akrual di pemerintah daerah–
Bekerja bersama Kemendagri untuk mengkaji kebutuhan, mengembangkan dan mengintegrasikan serta mengimplementasikan sistem akuntansi yang digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintah pusat dan daerah–
Meningkatkan monitoring dan bantuan pelaporan dan pengelolaan keuangan serta pelaksanaan rencana tindak bagi temuan audit K/L dan BUN–
Mendorong auditor internal untuk meningkatkan sistem pengendalian internal dan kepatuhan terhadap peraturan144
145
146 33 inisiatif tersebut telah disusun sampai tahun 2025 memprioritaskan inisiatif-inisiatif yang paling penting. Pada saat yang bersamaan, Kemenkeu akan memastikan dasar pelaksanaan inisiatif untuk jangka panjang akan ditempatkan saat ini.
GAMBAR 125 USULAN ROADMAP TERHADAP TRANSFORMASI PERBENDAHARAAN
Rincian lebih lanjut mengenai inisiatif-inisiatif transformasi di fungsi
perbendaharaan terdapat dalam manual implementasi
10.2.3 Perubahan Proses Bisnis
Sejumlah perubahan terhadap proses bisnis akan diimplementasikan melalui pelaksanaan inisiatif, yaitu:
■
Pencairan–
Satker menyerahkan SPM secara elektronik; dokumen akan diverifikasi dan disetujui dari jarak jauh (remote) tanpa memerlukan kehadiran Satker secara fisik–
Dana akan ditransfer melalui penempatan langsung dan dengan metode elektronik lainnya (misalnya, kartu prabayar, dll.) kepada penerima akhir■
Penerimaan–
Akan terdapat banyak pilihan saluran elektronik modern (misalnya, ATM,kartu debit / kredit, debit langsung, dll.) bagi pembayar untuk membayar bagi banyak jenis penerimaan pemerintah–
Terintegrasinya basis data penerimaan dan piutang■
Pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-endCONFIDENTIAL – WORK IN PROGRESS
PRELIMINARY – FOR DISCUSSION
10
▪ Meningkatkanpengelolaan keuanganK/L dan BUN
▪ Mengembangkan dan mengintegrasi sistem akuntansi
yang digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah
▪ Meningkatkan sistem pengendalian internal di K/L dan BUN
▪ Memperjelas strategi darisetiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka
▪ Mengembangkan tata kelola, pelaporan dan struktur legal
▪ Meningkatkan proses dalam mengelola unit-unit special missions
▪ Mengoptimalkan asetdibawah tanggung jawab langsung KemenKeu
▪ Memaksimalkanpemanfaatan asetdanreturn on assets
▪ Membuatinventarisasi aset dan catatan digital
▪ Menetapkan dan mensosialisasikan kebijakan danpanduan untuk pengelolaan aset
▪ Melaksanakankajian portofolio asetsetiap tahun
▪ Menetapkan dan mensosialisasikan kebijakan untukinventarisasi dan penilaian
▪ Mengkajikerangka kerja primary dealer ▪ Memperkuat fungsi hubungan dengan investor
▪ Meluncurkan platform untuk trading obligasi ▪ Mengurangi seribenchmark pemerintah
▪ Meningkatkanpermintaan SBN domestikdengan bekerja bersama instansi regulator yang relevan
▪ Mengkajibond stabilization framework ▪ Mendukung OJK dalam mengembangkanpasar repo
▪ Memperluasstrategi pengelolaan valas
▪ Memperluasjangkauan TSA
▪ Mempereratkoordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia
▪ Mewujudkan perencanaan kas dengan acuantarget saldo kasyang didefinisikan
Portofolio inisiatif dari fungsi perbendaharaan
Fungsi Pasar obligasi domestik yang dalanm dan likuid III Pengelolaan Sovereign Risk yang transparan dan aktif IV Optimalisasi aset V Akuntabilitas dan transparansi VII Merasionalisasi fungsi“Special Mission” VI JANGKA PANJANG (2020-2025) Mencapai Best Practice JANGKA MENENGAH (2015-2019)
Memperkenalkan kapabilitas yang mutakhir QUICK WINS (2013-2014)
Mengotomasi peran administratif
▪ Menciptakankerangka kerja risiko yang holistikdengan daftar risiko umum, perangkat analitikal yang mutakhir serta kebijakan dan teknologi dan mendukung
19
▪ Menciptakantata kelola pengaturan risiko yang terkonsolidasiyang terpusat di komite ALM dan sekretariat ALM yang dilembagakan
18 ▪ Memulai dan memperdalampengelolaan risiko untuk
area-area kunci 20 Pengelolaan likuiditas yang terintegrasi II
▪ Meninjaukapabilitas TDRdan memastikan prudence dalam operasional TDR
5
9 6
▪4Memperbaikiproses pengelolaan likuiditas keseluruhan
8
▪7Memperbaikiprakiraan belanjadari satker-satker 10
24 25 22 23 26 21 28 27 29 32
▪ Mengimplementasi strategi road map untukakuntansi akrual
30 31
33
Sistem pencairan dan penerimaan yang efektif dan rendah biaya
I
▪1Sistim pengajuan dana, verifikasi dan pembayaran yang elektronik dan terpusat, denganchannel pembayaran modern
▪3Fungsi“Shared service” di back office untuk semua K/L, terpusat di Kemenkeu
▪2Database penerimaan yang terintegrasidenganchannel pembayaran modern
12 15
11 14
17
147
–
Pertemuan ALM akan dilaksanakan setiap kuartal dan akan mencakup baik pembahasan terkait likuiditas maupun risiko–
Pertemuan CPIN akan dilaksanakan setiap dua minggu dan output dari pertemuan tersebut akan menjadi angka prakiraan resmi yang digunakan untuk pertemuan ALM–
Telepon kas harian yang dilakukan antara CMO-DMO-BI■
Penerbitan utang–
Konsolidasi penerbitan utang dengan seri on-the-run yang lebih sedikit■
Pengelolaan risiko–
Pengelolaan risiko akan dilakukan dalam kerangka berbasis pendekatan neraca keuangan, dan VaR akan menjadi metodologi yang digunakan untuk mengkuantifikasikan risiko–
Pertemuan komite ALM diselenggarakan setiap kuartal dan akan mendiskusikan tentang risiko■
Pengelolaan aset–
Seluruh data pengelolaan aset dan bisnis proses pengelolaan aset akan tercatat dalam bentuk digital–
Badan pengelolaan real estate mengelola real estate pemerintah secara aktif–
Portofolio aset secara sistematis dikaji berdasarkan struktur kelompok aset, paparan risiko dan strategi ekonomi■
Pengelolaan special missions–
Terdapat proses untuk memonitor perangkat special mission secara sistematis misalnya standar milestone monitoring IKU, proses komunikasi–
Terdapat proses pengelolaan portofolio yang sistematis dan holistik yang akan mengkaji dan mengidentifikasi perangkat yang tidak memerlukan ownership pemerintah dalam jangka panjang148