• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASEAN+3

Dalam dokumen Bisnis Internasional Sidomuncul (Halaman 53-58)

Gambar 22 ASEAN Plus Three (APT.)

Merupakan suatu media koordinasi dari kegiatan kerjasama yang dilaksanakan oleh negara-negara di Asia Tenggara ditambah dengan tiga negara-negara Asia Timur.ASEAN+3 atau yang lebih dikenal dengan APT. dirintis sejak Desember 1997 dan dilembagakan pada tahun 1999. Anggota-anggota dari APT. adalah sepuluh negera Asia tenggara (Brunei Darussalam, Indonesia, Singapore, Thailand, Malaysia, Philippina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Laos) serta tiga

negara Asia Timur (Jepang, China, Korea Seelatan). ASEAN+3 merupakan rezim yang bertujuan sebagai self-help and support mechanisms in East Asia melalui jalinan kerjasama guna memperkuat usaha dalam kegiatan perdagangan, investasi, transfer tekonlogi, mempromosikan kerjasama industri dan pertanian, mempromosikan kegiatan pariwisata, dan lain-lain. Bagi ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan (CJK) merupakan economic political power of Asia. Alasan CJK bergabungdengan ASEAN antara lain:

- Economic interdependence berupa ketergantungan CJK terhadap capital yang ada di ASEAN. Yakni capital resources atau sumber daya alam (SDA) milik para anggota ASEAN, serta capital account dalam hal arus finansial. SDA ini merupakan bahan baku industri mereka, sehingga keinginan saling melengkapi dapat diwujudkan melalui perdagangan, investasi, dan transfer teknologi. Artinya, ASEAN sekaligus pasar penting bagi CJK.

- Adanya keinginan politis untuk memperkuat kerjasama saling menguntungkan di Asia Timur. Hal ini didukung iklim perekonomian dengan proses integrasi informal antara China-Jepang-Korea Selatan, semisal FDI dari Jepang untuk kedua negara, kegiatan bisnis China yang meluas, dan lain-lain. Diharapkan melalui ASEAN+3 dapat membentuk kerangka institusional bagi mereka dalam kegiatan tersebut.

- Tuntutan perdagangan bebas dan keterbukaan ekonomi seolah menjadi syarat agar tidak tertinggal sistem ekonomi politik dunia.

Gambar 23 Struktur institusional ASEAN

Seluruh pemerintah ASEAN memiliki pandangan bahwa ASEAN memiliki peran sentral dalam menyediakan platform bagi forum terintegrasi di Asia Timur sehubungan dengan tiga wilayah terpisah antara Asia Tenggara-Asia Timur Laut, yakni China, Jepang, dan Korea Selatan yang kemudian terjadi kesenjangan antar pusat ekonomi dan seluruh wilayah pinggiran. Tujuan utama dalam hal ekonomi dari para anggota ASEAN adalah saling berhubungan untuk dapat menciptakan pusat perekonomian dan pasar di Jepang dan China serta memperoleh bantuan dana dari Jepang bagi bidang pembangunan. Sedangkan melibatkan China adalah untuk dapat memenangkan “naga” dengan meningkatakan kerjasama politik dan ekonomi sebagai tujuan utama.

Adapun dalam kerjasama APT. ini, di bidang masalah keamanan non-tradisional, pemerintah APT. dapat mengharapkan untuk saling berkontribusi pada stabilitas regional baik secara multilateral maupun bilateral serta bekerja sama dalam bidang pengembangan, stabilitas

ekonomi regional dan isu transnasional (misalnya pembajakan maritim dan perdagangan narkoba lintas batas). Asia Tenggara juga harus memberikan keuntungan dari diskusi di level APT. sebagaimana kontribusi lebih pada hubungan yang dijalankan serta membantu dalam mengatasi hambatan akar budaya, sejarah, dan politik.

Dalam bidang perdagangan APT. mampu bertahan di tengah ketidakpastidan ekonomi global. Pada 2012 total perdagangan APT. meningkat sebanyak 5% dengan peningkatan import 11% dan penurunan ekspor sebanyak 1,4%. Hasil kerjasama di bidang energi juga cukup baik. Kerjasama ini mencakup berbagai proyek dan kegiatan diantaranya forum APT. di pasar minyak, keamanan energi, energi baru dan terbarukan, serta konservasi dan efisiensi energi. Mereka sepakat untuk memperkuat komitmen mereka untuk kerjasama energi menuju masa depan energi yang berkelanjutan. Sedangkan dalam hal pertanian dan kehutanan, banyak proyek telah dilaksanakan di bawah Strategi Kerjasama APT. (APT.CS) yang melibatkan pertukaran informasi, pembangunan kapasitas, produksi pertanian, pascapanen dan penanganan, pelatihan dan penyuluhan, penelitian dan pengembangan di bidang tanaman, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Termasuk pelaksanaan dari Perjanjian APT. Darurat Cadangan Beras (APT.ERR) dan Strategi Komprehensif APT. tentang Ketahanan Pangan dan Pengembangan Bio-energi (APT.CS-FSBD).

Dalam hal kerjasama tenaga kerja pun berlangsung dengan baik hal itu terbukti dengan adanya pertemuan APT. Laobour Minister Meeting (ALMM+3) yang diselenggarakan di Phnom Penh pada 11 Emi 2012 yang mana pada kegiatan tersebut masing-masing Menteri perwakilan negara membagikan praktik terbaik di negara masing-masing dalam meningkatkan perlindungan sosial dan pengembangan keterampilan dari tenaga kerja tersebut guna memenuhi kebutuhan kerjasama antar negara di bidang tenaga kerja.

Secara umum, adanya kerjasama APT. cukup baik bagi masing-masing negara anggota karena adanya kerjasama yang terjalin di berbagai bidang baik politik, ekonomi dan keuangan, pengembangan energi dan lingkungan, pembangunan dan budaya sosial, dan dukungan institusional.

Berikut contoh rancangan aspek kerjasama pada masing-masing bidang:

1. Politik

Memanfaatkan kerjasama APT. untuk saling membangun pemahaman, keyakinan, dan solidaritas dengan meningkatkan keterbukaan dan transparansi, serta pertukaran pandangan strategis, penilaian perkembangan nasional dan regional dan memastikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas masing-masing negara melalui peningkatan kerjasama ASEAN Regional Forum (ARF).

2. Ekonomi dan Keuangan

Melanjutkan promosi dan upaya kerjasama ekonomi di Kawasan Asia Timur termasuk perluasan wilayah FTA dengan mempertimbangkan rekomendasi dari berbagai penelitian yang telah selesai atau sedang dilakukan. Serta memastikan adanya aliran barang bebas di APT. sesuai dengan hasil perundingan WTO yang relevan dengan negosiasi FTA/EPA.

3. Pengembangan Energi dan Lingkungan

Mempromosikan diversiviaksi energi melalui pertukaran informasi dan penelitian tentang alternatif baru dam pengembangan energi terbarukan seperti matahari, angin, pasang surut air laut, gelombang radio, panas bumi, teknologi batu bara, biofuel, biomassa, gas dan gas rawa dan lainnya dengan mempertimbangkan keadaan nasional tertentu masing-masing negara.

4. Pembangunan dan Budaya Sosial

5. Memperkuat Networking of East Asian Cultural Heritage (NEACH), East Asia Forum (EAF), Network of East Asian Think Tanks (NEAT), Network of East Asian Studies (NEAS), dan mempertimbangkan rekomendasi sebagai tambahan sumber input untuk perumusan kebijakan yang didasarkan pada penelitian dan konsultasi lintas sektoral. 6. Dukungan Institusional

Memperkuat proyek bersama untuk dapat mengembangkan rancangan yang telah dibuat melalui aktivitas-aktivitas pada sub-regional dan usaha kooperatif dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan pula.

Dalam dokumen Bisnis Internasional Sidomuncul (Halaman 53-58)

Dokumen terkait