• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA TANGGA

PENINGKATAN AKSES KEUANGAN PADA LAPANGAN USAHA PERIKANAN DAN PENGARUHNYA DALAM PEREKONOMIAN PAPUA

PROVINSI PAPUA

4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA TANGGA

4.2.1. Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerentanan sektor Rumah Tangga, yaitu pendapatan, tingkat konsumsi dan persepsi terhadap harga. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) pada triwulan III 2017 yang dilakukan oleh KPwBI Provinsi Papua, dapat diketahui bahwa tingkat keyakinan masyarakat terhadap kondisi perekonomian cenderung mengalami penurunan. Tercatat bahwa indeks keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini (IKE) mencapai level 120,44, lebih rendah dibanding triwulan II 2017 yang mencapai 130,44.

Dibandingkan dengan triwulan II 2017, optimisme masyarakat di ketiga komponen pembentuk IKE pada periode laporan mengalami penurunan, terutama indeks konsumsi barang tahan lama dan indeks ketersediaan lapangan kerja. Tercatat kedua indeks tersebut berada di level 102,7 dan 116. Sementara, optimisme masyarakat terhadap penghasilan saat ini masih berada di level yang tinggi, mencapai 142,7, meskipun relatif lebih rendah dari triwulan II 2017. Berlalunya even puasa dan lebaran yang berlangsung pada triwulan sebelumnya

Sumber : Survei Konsumen, diolah Sumber: Survei Konsumen, diolah

Grafik 4.12 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 4.13 Perkembangan Indikator SK Lainnya

100 105 110 115 120 125 130 135 140 145

I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017

INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN ( IKK ) INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI ( IKE ) INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN ( IEK )

70 80 90 100 110 120 130 140 150 160

I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Ekspektasi Ekonomi Kondisi Ekonomi Saat Ini

P esim is Optim is Indeks

Indeks Penghasilan Konsumen Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Penghasilan Konsumen (Ekspektasi) Indeks Kegiatan Usaha

44 secara umum menjadi salah satu faktor

penurunan optimisme masyarakat. Sementara itu, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi ke depan (IEK) masih terjaga, dimana angka indeks pada triwulan III 2017 mencapai 138,67 lebih tinggi dibanding triwulan II 2017 yang mencapai 136,44.

Dari ketiga komponen pembentuk IEK, masyarakat sangat optimis bahwa ketersediaan lapangan kerja ke depan akan relatif lebih baik yang juga didukung oleh kondisi dunia usaha yang semakin membaik. Namun di sisi lain, tingkat pendapatan ke depan dipersepsikan menurun. Perayaan natal dan tahun baru menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, dimana kinerja perekonomian cenderung meningkat, namun juga diiringi dengan potensi tekanan kenaikan inflasi.

Dari sisi pengeluaran, tidak terdapat perubahan struktur alokasi pengeluaran pada triwulan III 2017. Komponen konsumsi masih mendominasi dengan pangsa berkisar 60%. Sementara, alokasi pengeluaran untuk tabungan dan pembayaran cicilan masing-masing, mencapai kisaran 28% dan 14%. Berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan dapat diketahui bahwa seluruh tingkatan

pengeluaran memiliki persentase alokasi konsumsi yang relatif merata pada kisaran diatas 58% dari total pengeluaran. Demikian juga dengan alokasi tabungan yang merata pada kisaran 25% hingga 32% dari total pengeluaran. Sementara, alokasi pembayaran cicilan berkisar 10% hingga 15% dari total pengeluaran. Hanya masyarakat dengan tingkat pengeluaran hingga Rp4 juta hingga Rp5 juta yang memiliki persentase cicilan terbesar mencapai 32% dari total pengeluaran. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat relatif terjaga dan mampu untuk memenuhi berbagai kewajibannya.

Sumber kerentanan pada sektor Rumah Tangga juga berpotensi berasal dari tekanan harga. Namun demikian, rendahnya realisasi inflasi hingga triwulan III 2017 membuat persepsi masyarakat terhadap inflasi dalam jangka pendek relatif stabil.

4.2.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga Pada triwulan III 2017, pengelolaan keuangan rumah tangga relatif stabil jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Persentase alokasi tabungan di atas 10% dari pengeluaran masih dominan dan berada pada kisaran 26% hingga 31%. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat masih menjaga prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan.

Dilihat dari perilaku berutang, terdapat kenaikan nilai utang masyarakat, dimana jumlah masyarakat yang memiliki debt to service ratio (DSR) >10% mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya. Di sisi lain, persentase masyarakat dengan DSR <10% mengalami penurunan, meskipun jumlahnya masih masih mendominasi.

Sumber : Survei Konsumen, diolah

Grafik 4.14 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2017

Makanan Non makanan Peralatan rumah tangga Energi Perumahan Jasa Perubahan harga 3 bln ke depan

45 Kondisi tersebut perlu diwaspadai karena

berpotensi menyebabkan kenaikan NPL.

4.2.3. Eksposure Perbankan dalam Rumah Tangga

Perkembangan indikator perbankan di sektor rumah tangga pada triwulan III 2017 menunjukkan peningkatan. DPK tumbuh signifikan sebesar 5,67% (yoy) lebih tinggi dari triwulan II 2017 yang tumbuh sebesar 0,15% (yoy). Demikian juga dengan kredit yang tumbuh 3,64% (yoy) pada triwulan laporan, lebih tinggi dari triwulan II 2016

yang mencapai 2,07% (yoy). Sementara, NPL cenderung meningkat dan mencapai 2,89% pada triwulan III 2017. Meskipun demikian, tingkat NPL tersebut masih berada di bawah batas ketentuan Bank Indonesia (5%). Secara lebih mendalam terlihat bahwa pangsa kredit KPR dan kredit lainnya pada triwulan III 2017 masih dominan, masing-masing mencapai 21,01% dan 28,22%. Sementara untuk pangsa kredit kendaraan bermotor (KKB) relatif kecil, hanya mencapai 1,76%. Pertumbuhan kredit KPR pada triwulan laporan mencapai 26,38% (yoy), relatif stabil dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,70% (yoy). Pertumbuhan penyaluran kredit KPR terutama terjadi untuk KPR dengan tipe 70 yang mencapai 44,90% (yoy) pada triwulan laporan.

Kualitas penyaluran KPR secara umum terjaga dengan baik, tercermin dari tingkat NPL yang stabil pada kisaran level 3,3%. Kondisi yang sama juga terlihat pada KKB, dimana NPL stabil pada kisaran 1,3%. Sementara itu, NPL kredit mutiguna cenderung membaik, seiring pengurangan penyaluran kredit. Di sisi lain, kredit lainnya mengalami kenaikan signifikan sebesar 4,27%, hampir mencapai batas ketentuan Bank Indonesia (5%). Ke depan, kenaikan

Tabel 4.1 Alokasi Utang dan Tabungan Masyarakat

sumber : Survei Konsumen, diolah

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.15 Pertumbuhan DPK, Kredit dan NPL Rumah Tangga

Grafik 4.16 % Kredit Rumah Tangga

0 -1 0 % 1 0 % -2 0 % 2 0 % -3 0 % > 3 0 % 0 -1 0 % 1 0 % -2 0 % 2 0 % -3 0 % > 3 0 % Rp1 - 2 jt 28.2% 5.1% 4.4% 2.7% 5.3% 7.6% 12.4% 15.1% Rp2,1 - 3 jt 27.8% 3.1% 4.2% 3.3% 5.6% 8.0% 10.9% 14.0% Rp3,1 - 4 jt 7.8% 2.0% 1.6% 1.6% 1.6% 3.3% 5.1% 2.9% Rp4,1 - 5 jt 1.6% 0.4% 0.9% 1.1% 1.3% 1.1% 0.7% 0.9% Rp5,1-6 jt 1.8% 0.0% 0.4% 0.4% 0.2% 0.9% 0.9% 0.7% Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% Rp7,1-8 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.4% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% >Rp8 jt 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.0% Total 67.3% 10.9% 12.0% 9.8% 14.4% 21.6% 30.4% 33.6% Rp1 - 2 jt 38.9% 2.9% 6.7% 2.7% 5.3% 15.6% 15.1% 15.1% Rp2,1 - 3 jt 22.4% 4.2% 4.4% 2.2% 6.2% 8.0% 8.0% 11.1% Rp3,1 - 4 jt 8.2% 1.1% 1.8% 1.3% 2.0% 1.8% 3.6% 5.1% Rp4,1 - 5 jt 2.2% 0.0% 0.0% 0.4% 0.0% 0.9% 0.9% 0.9% Rp5,1-6 jt 0.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.4% Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Rp7,1-8 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% >Rp8 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 72.2% 8.2% 12.9% 6.7% 13.6% 26.2% 27.6% 32.7% Rp1 - 2 jt 31.8% 4.4% 5.8% 4.0% 4.2% 12.4% 12.7% 16.7% Rp2,1 - 3 jt 18.2% 7.3% 8.2% 4.7% 7.1% 12.9% 10.9% 7.6% Rp3,1 - 4 jt 8.9% 2.2% 2.2% 1.3% 2.4% 6.0% 4.7% 1.6% Rp4,1 - 5 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.2% Rp5,1-6 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Rp7,1-8 jt 0.0% 0.2% 0.0% 0.0% 0.2% 0.0% 0.0% 0.0% >Rp8 jt 0.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.2% 0.0% Total 59.1% 14.2% 16.4% 10.2% 14.2% 31.3% 28.4% 26.0% III 2017 II 2017 Periode Pengeluaran/bln

Debt Service Ratio (DSR)

I 2017 Tabungan 0% 1% 2% 3% 4% 5% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18%

I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017 DPK Kredit NPL (sb.kanan) yoy NPL 18.06% 18.82% 19.22% 19.24% 20.33% 20.28% 21.01% 65.14% 64.83% 63.98% 41.18% 14.94% 14.44% 14.84% 37.79% 34.93% 33.69% 28.22% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

46 NPL pada kredit lainnya perlu diwaspadai

mengingat 75% dari kredit ini disalurkan untuk kredit nonlapangan usaha yang kurang diketahui secara jelas penggunaannya.

Di sisi penghimpunan dana, DPK rumah tangga di Papua pada triwulan III 2017 secara umum mengalami kenaikan. Berdasarkan komponennya, tabungan yang merupakan komponen dengan pangsa dominan dalam DPK rumah tangga pada triwulan III 2017 tumbuh sebesar 4,49% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan II 2017 yang mencapai 2,92% (yoy). Kinerja deposito pada periode laporan juga mengalami kenaikan sebesar 1,51% (yoy) setelah kontraksi sebesar 2,90% (yoy) pada triwulan II 2017. Pertumbuhan signifikan terjadi pada komponen giro yang mencapai 22,38% (yoy) jauh lebih tinggi dari triwulan II 2017 yang mengalami kontraksi -9,62% (yoy). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan keuangan masyarakat relatif baik dengan melakukan peningkatan penempatan dana ke dalam instrumen perbankan yang lebih aman seiring berlalunya perayaan lebaran.

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.17 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Grafik 4.18 Pertumbuhan NPL Rumah Tangga

-2% -1% -1% 0% 1% 1% 2% 2%

I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017 KPR KKB RT. Multiguna Lainnya yoy -1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%

I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017

47

PENYELENGGARAAN SISTEM

PEMBAYARAN DAN

Dokumen terkait