• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKSES KEUANGAN PADA LAPANGAN USAHA PERIKANAN DAN PENGARUHNYA DALAM PEREKONOMIAN PAPUA

PROVINSI PAPUA

3.3 PERAN TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH (TPID) PROVINSI PAPUA DAERAH (TPID) PROVINSI PAPUA

4.1.2. Kinerja Korporasi

Kinerja sektor korporasi di Papua pada triwulan III 2017 memperkuat perkembangan ekonomi Papua yang kurang optimal pada triwulan III 2017. Hal tersebut tercermin dari hasil liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua. Beberapa indikator kinerja perusahaan menunjukkan kondisi penurunan.

Sumber : Liaison KPw BI Papua, diolah Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha KPw BI Papua, diolah

Grafik 4.1 Kinerja Korporasi Berdasarkan Liaison Grafik 4.2 Perkembangan Akses Kredit, Likuiditas dan Rentabilitas -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Penjualan Domestik

utilisasi Investasi Harga Jual Tenaga Kerja Upah Biaya Bahan Baku Biaya Energi QI 2016 s.d. QIII 2017 Likert Scale 1 8 .18 0 11 .76 -2.6 7 -15 .38 -9.3 8 -7.6 9 35 .85 28 .13 42 .86 46 .38 22 .73 32 .76 24 .32 37 .74 29 .69 40 .00 49 .28 32 .73 37 .93 25 .68 -20 -10 0 10 20 30 40 50 I II III IV I II III 2016 2017

Akses Kredit Likuiditas korporasi Rentabilitas korporasi % SBT

40 Penjualan Domestik dan Investasi

Penjualan domestik pada triwulan III 2017 mengalami penurunan dibanding triwulan II 2017. Tercatat likert scale pada triwulan III 2017 berada di level -0,5. Penurunan penjualan domestik terutama terjadi pada lapangan usaha Perdagangan Besar. Contact liaison menyatakan bahwa hal tersebut salah satunya disebabkan oleh realisasi belanja pemerintah yang belum optimal. Selain itu, berlalunya even perayaan Puasa dan Lebaran pada triwulan II 2017 membuat permintaan masyarakat mengalami penurunan.

Di sisi lain, kinerja komponen investasi pada triwulan III 2017 berada di level positif sebesar 0,63, lebih tinggi dari triwulan II 2017 yang mencapai 0,29. Peningkatan investasi dilakukan oleh contact liaison di bidang perhotelan. Persiapan menjelang PON 2020 menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan investasi yang terdiri atas menambah jumlah kamar, lahan parkir, dan beberapa ruangan publik lainnya. Sementara, contact liaison di lapangan usaha lainnya, seperti kehutanan, pengangkutan dan perdagangan menyatakan bahwa investasi cenderung stabil.

Biaya dan Harga Jual

Dari sisi biaya, hasil liaison menunjukkan bahwa komponen biaya bahan baku mengalami kenaikan pada triwulan III 2017. Hasil survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua memperkuat kondisi tersebut, dimana harga material khususnya batu bata dan besi beton mengalami kenaikan sebesar 1,8% dan 8,7% (mtm).

Di sisi lain, harga jual mengalami penurunan. Contact liaison menyatakan bahwa penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh penurunan permintaan seiring berlalunya even puasa dan lebaran. Selain itu, persaingan usaha yang semakin ketat juga menjadi faktor pertimbangan dalam penentuan harga jual.

Kondisi Keuangan

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menunjukkan bahwa kondisi keuangan korporasi pada triwulan III 2017 secara umum masih relatif terjaga. Aspek likuiditas dan rentabilitas pada triwulan laporan masih dalam kondisi positif, meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Sementara di sisi lain, komponen akses kredit masih mengalami

Sumber : Liaison KPw BI Papua, diolah Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha KPw BI Papua, diolah

Grafik 4.3 % Korporasi Berdasar Likuiditas per Sektor Grafik 4.4 % Korporasi Berdasar Rentabilitas per Sektor

25% 18% 21% 38% 33% 44% 75% 82% 79% 63% 67% 56% 0% 20% 40% 60% 80% 100% LGA Bangunan Perdagangan Hotel Angkutan Jasa Naik Stabil 50% 18% 14% 38% 33% 44% 50% 82% 86% 63% 67% 56% 0% 20% 40% 60% 80% 100% LGA Bangunan Perdagangan Hotel Angkutan Jasa Naik Stabil

41 penurunan meski tidak sedalam triwulan II

2017.

Dari sisi likuiditas, 73% korporasi menyatakan bahwa kondisi likuiditas perusahaan masih stabil. Sementara itu, kenaikan tingkat likuiditas terutama terjadi pada pelaku usaha di sektor Jasa, dimana 44% pelaku usaha menyatakan bahwa likuiditas perusahaan mengalami kenaikan. Jasa percetakan menjadi salah satu usaha yang mengalami kenaikan likuiditas seiring peningkatan permintaan selama berlangsungnya tahun ajaran baru pada periode laporan.

Dari sisi rentabilitas, 74% korporasi menyatakan bahwa laba yang dihasilkan melalui pemanfaatan aset/modal pada triwulan III 2017 relatif stabil. Kenaikan tingkat rentabilitas terutama terjadi pada korporasi di sektor Listrik, Gas dan Air yang dinyatakan oleh 50% responden. Kenaikan

tersebut sejalan dengan kebijakan penyesuaian tarif listrik oleh pemerintah. 4.1.3. Eksposure Perbankan dalam Korporasi

Kinerja perbankan di sektor Korporasi Papua pada triwulan III 2017 masih relatif terjaga, terutama Dana Pihak Ketiga (DPK).

Pada periode laporan, DPK korporasi secara signifikan tumbuh sebesar 144,4% (yoy) lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan II 2017 yang mencapai 130,79% (yoy). Sementara kredit masih tumbuh meski lebih lambat dari triwulan sebelumnya. Di sisi lain, kualitas kredit mengalami penurunan, tercermin dari Non Performing Loans (NPL) yang meningkat dan masih berada diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 5%. Dari sisi kredit, mayoritas kredit korporasi masih disalurkan ke lapangan usaha perdagangan, konstruksi dan pertanian,

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.7 Perkembangan DPK, Kredit dan NPL Grafik 4.8 % Proporsi Kredit per Sektor

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Korporasi per Sektor Grafik 4.6 Perkembangan NPL per Sektor

10% 11% 12% 13% 14% 15% 16% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 160%

I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017

DPK (yoy) Kredit (yoy) NPL (sb.kanan)

yoy NPL 16.12% 15.04% 14.24% 11.12% 14.98% 12.61% 12.42% 21.33% 24.39% 26.83% 19.96% 14.35% 18.70% 20.99% 26.87% 26.66% 25.87% 31.97% 32.50% 34.56% 32.49% 6.87% 5.89% 5.98% 4.68% 5.17% 5.00% 7.68% 11.95% 10.28% 8.92% 8.22% 7.91% 7.20% 6.75% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% I II III IV I II III 2016 2017

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy

yoy 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016

42 masing-masing mencapai 32,49%, 20,99%

dan 12,42% dengan tingkat pertumbuhan masing-masing mencapai 64,79%, 2,67% dan 14,44% (yoy). Angka pertumbuhan kredit ketiga sektor tersebut pada triwulan III 2017 relatif mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya.

Pada lapangan usaha konstruksi, perlambatan kredit tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu kinerja keuangan daerah yang kurang optimal dan perlambatan kinerja perekonomian akibat pelemahan lapangan usaha pertambangan. Sementara, perlambatan kredit pada lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha pertanian seiring pergeseran pelaksanaan perayaan even puasa dan lebaran serta belum berlangsungnya masa panen pada periode laporan.

Dari sisi kualitas kredit, terlihat bahwa mayoritas lapangan usaha memiliki NPL

diatas 5%. Hanya lapangan usaha pertanian yang memiliki NPL dibawah 5%, sebesar 0,22%. Secara mendalam dapat diketahui bahwa penurunan NPL lapangan usaha pertanian terjadi sejak triwulan II 2017. Berdasarkan informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penurunan NPL yang signifikan tersebut lebih disebabkan oleh koreksi pembukuan oleh pihak perbankan. Sementara NPL lapangan usaha perdagangan pada triwulan III 2017 mencapai 8,86%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai 6,51%. Sementara NPL lapangan usaha konstruksi periode yang sama relatif stabil pada kisaran 17%.

Dari sisi penggunaan, tidak terdapat perubahan struktur penyaluran kredit, dimana lebih dari 60% kredit korporasi yang disalurkan digunakan untuk modal kerja dan lebih dari 30% untuk kredit investasi. Penyaluran kredit korporasi untuk modal kerja pada triwulan III 2017 mencapai 26,01% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan II 2017 yang tumbuh sebesar 22,01% (yoy). Di sisi lain, kredit investasi mengalami perlambatan dari 111,44% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 56,72% (yoy) pada triwulan III 2017.

Sementara itu, kualitas kredit baik modal kerja maupun investasi pada triwulan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber: Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.10 Perkembangan DPK, Kredit dan NPL Grafik 4.11 % Proporsi Kredit per Sektor

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.9 Perkembangan DPK, Kredit dan NPL

74.79% 74.47% 66.44% 65.22% 61.54% 65.41% 64.27% 23.22% 22.35% 29.44% 30.43% 35.24% 34.02% 35.16% 1.99% 3.18% 4.12% 4.36% 3.22% 0.57% 0.57% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 III 2017 Modal Kerja Investasi Konsumsi

-20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 160% 0% 5% 10% 15% 20% 25% I II III IV I II III 2016 2017

g Modal Kerja (sb.kanan) g Investasi (sb.kanan) NPL Modal Kerja NPL Investasi yoy 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% -50% 0% 50% 100% 150% 200%

I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017

Giro (sb.kanan) Tabungan (sb.kanan) Deposito (sb.kanan)

g Giro g Tabungan g Deposito

43 laporan belum menunjukkan perbaikan yang

signifikan dan masih berada diatas 5%, masing-masing mencapai 14,97% dan 12,08%.

Dari sisi DPK, komposisi giro masih menjadi yang paling dominan pada triwulan III 2017 dengan persentase penempatan lebih dari 60%. Sementara penempatan dana pada komponen tabungan dan deposito di triwulan III 2017 masing-masing sebesar 22,5% dan 13,7%.

Dalam perkembangannya, giro tumbuh signifikan mencapai 187,57% (yoy) pada triwulan laporan. Demikian juga dengan deposito yang tumbuh positif sebesar 89,36% (yoy). Sementara, tabungan mengalami perlambatan dari 167,28% (yoy) pada triwulan II 2017, menjadi 95,52% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi tersebut membuat DPK korporasi secara total mengalami kenaikan sebesar 144,40% (yoy). Tingginya pertumbuhan DPK ditengah perlambatan penyaluran kredit pada triwulan III 2017 mengindikasikan ekspansi usaha korporasi masih tertahan dan cenderung menunggu perkembangan aktivitas ekonomi.

4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH

Dokumen terkait