• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asian Development Bank (ADB)

Dalam dokumen Lembaga Donor LENGKAP (Halaman 46-52)

Tentang ADB Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia adalah lembaga keuangan multilateral yang didirikan pada tahun 1966 dan dimiliki oleh 67 negara anggota, 48 dari kawasan Asia Pasifik dan 19 lainnya dari kawasan lain di dunia. Indonesia adalah salah satu negara anggota yang ikut mendirikan ADB pada tahun 1996. Saham yang dimiliki oleh Indonesia sebesar 5,43% dengan jumlah suara 4.65%. Jika dilihat dari jumlah pinjaman yang disetujui hingga akhir 2007, Indonesia merupakan klien ADB terbesar dan merupakan penerima bantuan teknis kedua terbesar. ADB bertekad untuk mengurangi kemiskinan di seluruh kawasan Asia dan Pasifik dengan suatu visi mengenai negara-negara yang makmur, modern, dan terintegrasi satu dengan yang lain dan juga dengan dunia. Misi ADB adalah membantu negara berkembang yang menjadi anggotanya untuk

mengurangi kemiskinan secara substansial dan meningkatkan kualitas hidup warganya.

Kantor pusat ADB berada di Manila, Filipina. Di Indonesia, badan pemerintah yang menangani urusan ADB adalah Departemen Keuangan. Kantor Perwakilan ADB di Indonesia didirikan tahun 1987 dengan fungsi sebagai penghubung antara ADB dengan para pemangku kepentingan dari pihak pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil. Kantor perwakilan tersebut turut serta dalam dialog kebijakan dan juga bertindak sebagai pusat pengetahuan tentang isu-isu pembangunan di Indonesia.

Alamat / Contact Address ADB-Indonesia Resident Mission Gedung BRI II, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta 10210, Indonesia atau P.O. Box 99 JKPSA Jakarta Pusat, Indonesia Telp. : 021-251 2721 Fax : 021-251 2749 Email : adbirm@adb.org Website :http:// www.adb.org/irm Bidang Garapan / Program Mitra utama ADB adalah pemerintah, sektor swasta,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga pembangunan, organisasi berbasis masyarakat dan yayasan. ADB menyediakan bantuan teknis, pinjaman dan hibah, serta menanamkan modal di sektor swasta untuk membantu memobilisasi dana dari sumber-sumber lain dengan cara mengurangi risiko. Dalam melakukan kegiatannya, ADB mengikuti tiga

agenda strategis yang saling melengkapi, yaitu:

Pembangunan yang melibatkan semua pihak atau inklusif. Agenda ini memiliki dua fokus strategis yang saling menguatkan, yaitu pertumbuhan ekonomi yang kuat menciptakan dan memperluas kesempatan, dan akses yang lebih luas untuk mendapatkan kesempatan ini menjamin bahwa semua lapisan masyarakat memperoleh manfaat dari pertumbuhan. ADB menanamkan modal dalam bidang infrastruktur sebagai landasan bagi pertumbuhan perdagangan dan ekonomi sehingga masyarakat miskin dapat memperoleh akses terhadap layanan pokok. ADB juga menggalakan pelatihan pengembangan keterampilan dan pendidikan. ADB juga menyediakan layanan umum yang mendasar, seperti air dan sanitasi, yang terutama bermanfaat bagi orang miskin dan perempuan. Pertumbuhan inklusif seperti ini diharapkan dapat mengurangi ketimpangan yang ekstrim dan memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Pertumbuhan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Orang miskin dapat menjadi pihak yang paling menderita dari pendekatan yang hanya mementingkan pertumbuhan dan mengabaikan dampak lingkungan hidup. ADB mendukung transisi kawasan ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan karbon yang rendah dan ramah lingkungan. Hal ini dilakukan dengan memberikan bantuan kepada proyek dan program lingkungan hidup, termasuk prakarsa untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan mebnatu negara-negara untuk mengatasi perubahan iklim.

Mendukung kerjasama dan integrasi regional. ADB mengembangkan infrastruktur lintas negara untuk meningkatkan perdagangan dan hubungan fisik antar bangsa. ADB juga membantu para pemerintah menangani ancaman bersama terhadap lingkungan hidup, kesehatan dan bencana alam. ADB mendukung sejumlah usaha kerjasama regional. Di kawasan Pasifik, ADB mendukung prakarsa regional untuk meningkatkan keamanan penerbangan, menyediakan bantuan teknis keuangan, dan mencegah penyebaran penyakit HIV/AIDS. Dialog kebijakan secara regional dan aksi kolektif untuk menanamkan sistem keuangan yang baik dan manajemen makro ekonomi secara bijaksana juga merupakan prioritas dalam agenda ADB.

Program dan strategi ADB untuk Indonesia 2006-2009 berfokus pada percepatan pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik dan sosial, dan melalui penggunaan sumber daya publik, eksternal dan bidang swasta secara efektif. Reformasi kebijakan, kelembagaan dan peraturan akan menjadi hal yang vital untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan dan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat serta investor. Pemberian pinjaman dan dukungan teknis melalui strategi tersebut harus memenuhi semua kebutuhan pembiayaan dan investasi yang ditetapkan pemerintah. ADB akan berfokus pada penguatan kemitraan publik-swasta dan akan menyesuaikan dukungannya

dengan program dan proyek pemerintah untuk mengurangi biaya dalam perancangan dan pemberian bantuan.

Akses Pendanaan Instrumen ADB untuk membantu negara-negara anggotanya adalah dialog kebijakan, pinjaman, penyertaan modal, jaminan, hibah dan bantuan teknis. Bantuan teknis merupakan layanan vital yang digunakan untuk membantu negara-negara dalam mengidentifikasi dan merancang proyek, meningkatkan kelembagaan, memformulasikan strategi pembangunan, atau mendorong kerjasama regional. Bantuan teknis dapat dibiayai dalam bentuk hibah, atau pinjaman namun jarang, melalui anggaran pusat ADB atau sejumlah dana khusus yang disediakan oleh anggota lembaga donor ADB.

Dalam empat tahun terakhir, jumlah pinjaman ADB rata-rata adalah $7 miliar per tahun, dengan bantuan teknis rata-rata $218 juta dan dana hibah proyek $616 juta. ADB juga mengatur sejumlah trust fund dan menyalurkan pembiayaan hibah yang disediakan oleh lembaga donor bilateral. Walaupun sebagian besar pemberian bantuan dilakukan untuk sektor publik dan pemerintah, namun ADB juga menyediakan bantuan langsung bagi pengusaha swasta di negara berkembang melalui penyertaan investasi, jaminan dan pinjaman.

Pihak yang berminat dapat menghubungi langsung alamat di atas untuk melihat kemungkinannya dan persyaratan yang lebih detil.

Dalam dokumen Lembaga Donor LENGKAP (Halaman 46-52)