• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Ekonomi Bisnis Kabupaten Serang

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 45-52)

B. Transportasi Pedesaan

3.1.2 Aspek Ekonomi Bisnis Kabupaten Serang

Secara umum, kinerja perekonomian Kabupaten Serang dalam lima tahun terakhir tumbuh secara signifikan. Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi dengan kinerja pertumbuhannya makin meningkat positif. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada tahun 2012 diperkirakan angkanya mencapai 5,7 %, cukup signifikan dibandingkan dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) tahun 2007 yang mencapai 4,71 %. Meski pada tahun 2008 (LPE 3,95 %) hingga tahun 2009 (LPE 3,18 %) mengalami kemerosotan akibat krisis ekonomi, namun pada tahun 2010 (LPE 4,15 %) dan 2011 (LPE 5,67 %)kembali meningkat melampau capaian di tahun 2010. Trend yang makin positif tersebut menunjukan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang makin menguat.

Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan satu indikator ekonomi untuk mengukur kemajuan pembangunan di suatu wilayah. Sebagai nilai dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi, PDRB bermanfaat untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan pola/struktur perekonomian pada satu tahun atau periode di suatu daerah atau wilayah tertentu. Berikut diuraikan nilai PDRB Kabupaten Serang pada tahun 2010 – 2013.

Struktur perekonomian didominasi oleh kelompok sektor sekunder (sektor industri pengolahan menjadi penggerak utama perekonomian makro), dimana sektor ini memiliki keunggulan dengan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Serang, serta mampu menyerap jumlah tenaga kerja lokal yang banyak namun dengan standar kualitas SDM tertentu.

Tabel 3.1.

PDRB ADHB Kabupaten Serang 2010-2013 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.884.691,24 2.151.083,15 2.428.858,36 2.840.083,03 Pertambangan dan Penggalian 10.449,85 11.609,01 13.898,70 19.494,30 Industri Pengolahan 7.402.611,39 8.532.777,30 9.324.334,80 10.564.639,60 Listrik, Gas & Air Bersih 552.638,58 657.074,93 829.888,40 1.003.600,48 Bangunan Konstruksi 331.662,34 416.382,96 488.545,52 548.428,42 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 968.294,22 1.129.013,06 1.206.399,55 1.382.674,65 Pengangkutan dan

Komunikasi 481.265,82 525.759,96 587.651,14 662.902,36 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 323.681,62 360.990,90 411.790,21 472.122,40 Jasa-Jasa 391.542,57 452.995,42 536.379,75 617.421,60

Jumlah 12.346.837,63 14.240.686,69 15.827.746,42 18.111.366,83 Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka 2011-2014

Namun demikian, sektor industri pengolahan di Kabupaten Serang ini menunjukkan beberapa kelemahan seperti tidak memiliki banyak subsektor, tidak memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap industri hulu dan hilirnya, tidak mampu menampung tenaga kerja (SDM) dengan kualitas rendah, memiliki ketergantungan terhadap mekanisme pasar yang sangat spesifik mengingat barang yang diproduksi bukan kebutuhan primer, membutuhkan sarana dan prasarana yang padat modal.

Hal ini ditambah pula kenyataan bahwa di Kabupaten Serang tidak ada komoditas pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan yang memenuhi kriteria unggul, sebab terkendala oleh kelayakan skala dan teknis pola pengelolaan (intensif), sehingga komoditas yang potensial dilakukan hanyalah komoditas yang sudah dikelola sejak lama dan komoditas yang bersifat temporary.

Berikut ini beberapa aspek yang menjadikan dasar prospek perekonomian di daerah:

 Kinerja perekonomian mengalami peningkatan yang disertai peningkatan laju pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya;

 Struktur perekonomian didominasi oleh kelompok sektor sekunder (terutama sektor industri pengolahan) dan kelompok sektor Primer (Pertanian);

 Tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai dampak perkembangan dan pembangunan ekonomi mengalami peningkatan. Kondisi ini ditandai oleh:

(1) Meningkatnya tingkat pendapatan, daya beli, dan indeks pembangunan manusia; (2) Menurunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka.

Zona Industri

Pengembangan kegiatan industri merupakan salah satu fungsi utama yang akan dikembangkan di Kabupaten Serang. Pusat pengembangan kegiatan industri di wilayah Kabupaten Serang adalah di Kawasan Bojonegara dan di Serang Timur khususnya di kawasan Cikande. Informasi dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Serang menunjukkan, bahwa sampai tahun 2007 tercatat ada 15.372 unit usaha industri terdiri atas industri besar dan sedang, industri kecil (formal) dan industri kerajinan rumah tangga (non formal).

Kondisi eksisting menunjukkan bahwa sebagai penunjang utama kegiatan perekonomian Kabupaten Serang, kegiatan industri telah menunjukkan kecenderungan perkembangan yang cukup besar dengan berkembangnya kegiatan-kegiatan industri di lokasi yang terbagi dalam Zona Industri Serang Timur dan Zona KEK Bojonegara.

Zona KEK Bojonegara meliputi area yang luasnya sekitar 6.399,5 ha. Zona ini menampung 147 perusahaan yang bergerak di bidang industri mesin logam dasar, industri kimia, industri maritim dan pelabuhan.

Zona Industri Serang Timur meliputi area yang luasnya sekitar 14.872 Ha. Di sini ditampung 283 perusahaan industri yang bergerak di bidang industri elektronika, sepatu, garment, mainan dll. Sampai saat ini, kontribusi sektor industri pada perekonomian Kabupaten Serang masih dominan. Dominasi lapangan usaha sektor industri pada struktur ekonomi makro Kabupaten Serang terletak pada perusahaan-perusahaan industri besar dan menengah serta industri kecil informal dan skala rumah tangga. Beberapa sentra komoditi unggulan industri Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

 Kecamatan Baros, Desa Curug Agung : Sepatu

 Kecamatan Pamarayan, Desa Mander : Kerajinan Anyaman Bambu  Kecamatan Petir, Kadu Geuneup : Industri tas dan Pandai Besi  Kecamatan Ciruas, Desa Kepandean : Industri Kecil dan Pandai Besi  Kecamatan Ciomas : Industri Kecil dan Pandai Besi

Lokasi Kabupaten Serang yang relatif jauh dari pelabuhan (Tanjung Priok) mengakibatkan walaupun minat investasi industri cukup besar, tetapi secara lokasi kurang mampu bersaing dengan kawasan industri lainnya seperti yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang dan Bekasi. Kondisi ini memberikan pemikiran bahwa pengembangan pelabuhan di Bojonegara menjadi sangat penting karena keberadaanya akan menaikkan daya saing kawasan industri di Kabupaten Serang.

Alokasi rencana pemanfaatan lahan untuk kebutuhan pengembangan industri dalam RTRW Kabupaten Serang ini dilakukan dengan memberikan kemungkinan pengembangan di bagian-bagian lahan yang secara teknis memungkinkan dan memiliki integrasi yang baik dengan perkembangan industri yang telah ada. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan alokasi lahan untuk kebutuhan ini adalah sebesar 14.872 Ha. Lahan pengembangan ini lebih dikonsentrasikan untuk menghidupkan kawasan industri di Serang Timur khususnya di Cikande dan sekitarnya. Lokasi di kawasan ini lebih memungkinkan pengembangan dibandingkan dengan kawasan Bojonegara yang ketersediaan lahannya relatif lebih terbatas.

Permasalahan penting yang harus diperhatikan adalah, bahwa banyak lahan pengembangan ini yang merupakan lahan sawah. Pertimbangan yang diberikan dalam mengalokasikan lahan pengembangan ini adalah bahwa untuk batas-batas tertentu, nilai ekonomi lahan menunjukkan potensi yang lebih tinggi jika dimanfaatkan sebagai pengembangan industri, sehingga kontribusinya dalam meningkatkan perekonomian Kabupaten bisa lebih ditingkatkan. Selain itu, dalam hal penciptaan lapangan kerja, kegiatan industri lebih memungkinkan memberikan lapangan kerja yang relatif lebih luas. Walaupun demikian pengembangan ini tetap mempertimbangkan proporsi lahan yang ada sehingga produksi pertanian Kabupaten dapat tetap dipertahankan. Dengan pertimbangan ini maka alokasi pengembangan lahan industri dikonsentrasikan di kawasan yang sudah atau akan memiliki prasarana pengembangan yang mendukung kegiatan industri. Pengembangan ini meliputi area di wilayah Kecamatan Binong, Kibin, Cikande, Kragilan, sebagian Pamarayan dan sebagian Jawilan. Sementara itu pengembangan industri di Kawasan Bojonegara diarahkan di wilayah Kecamatan Pulo Ampel, Bojonegara dan Kramatwatu. Walaupun demikian beberapa industri yang berkembang di sekitar kawasan Anyer masih dapat dialokasikan seperti pengembangan kegiatan industri di Desa Kosambironyok Kecamatan Anyer.

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Serang

Rencana struktur ruang dimaksudkan sebagai upaya untuk membentuk kerangka dasar pola pemanfaatan ruang agar tujuan pengembangan wilayah secara keseluruhan dapat dicapai melalui :

1. Optimasi pengembangan kegiatan. 2. Optimasi Pemanfaatan ruang.

3. Optimasi pelayanan terhadap masyarakat.

Rencana struktur ruang dituangkan dalam bentuk 3 (tiga) aspek perencanaan, yaitu : 1. Rencana pembentukan wilayah pengembangan.

2. Rencana pembentukan sistem hirarki perwilayahan. 3. Rencana jaringan infrastruktur utama.

Rencana Pembentukan Wilayah Pengembangan

Rencana pembentukan wilayah pengembangan dimaksudkan untuk dapat mendistribusikan pengembangan kegiatan-kegiatan berdasarkan potensi-potensi yang ada dengan memperhitungkan pula jangkauan pengaruhnya pada kawasan sekitarnya. Melalui pembentukan Wilayah Pengembangan ini diharapkan potensi-potensi yang ada di Wilayah Kabupaten Serang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan wilayah Kabupaten Serang secara keseluruhan.

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Serang sangat dipengaruhi oleh pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang ada. Wilayah yang relatif luas dengan potensi serta karakteristik kawasan yang berbeda - beda mendorong diperlukannya pembagian wilayah perencanaan dalam satuan kawasan yang lebih kecil, sehingga arahan pengembangan kawasan dapat diberikan dengan optimal sesuai potensinya masing-masing, dan dengan pengembangan sistem keterkaitan antar pusat kegiatan tersebut dapat dicapai tujuan dan sasaran pengembangan kabupaten secara keseluruhan.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek :

 Sebaran penduduk.

 Karakteristik dan kondisi fisik wilayah.  Sebaran potensi ekonomi.

 Permasalahan kawasan.

 Kesatuan wilayah dalam pengaruh potensi ekonomi yang sama serta permasalahan kawasan yang relatif sama.

 Kebijakan pembangunan makro yang ada.

Selanjutnya, dalam penyusunan RTRW Kabupaten Serang ini ditetapkan bahwa Wilayah Kabupaten Serang dibagi dalam 5 (lima) Wilayah Pengembangan (WP) yang dalam hal ini disebut dengan Sentra Kawasan Pengembangan (SKP). Kelima SKP tersebut didefinisikan sebagai pusat wilayah pengembangan yang diharapkan akan menjadi pendorong bagi terwujudnya pengembangan wilayah secara keseluruhan. Kelima Sentra Kawasan Pengembangan (SKP) tersebut, yaitu :

1. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Timur; 2. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Utara; 3. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Selatan; 4. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Barat; 5. Sentra Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bojonegara

Penjelasan mengenai kelima Sentra Kawasan Pengembangan di Kabupaten Serang tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Timur

 Sentra kawasan pengembangan Serang Timur meliputi Kecamatan; Cikande, Kragilan, Kibin, Kopo, Jawilan, Binuang, Bandung dan Pamarayan dengan pusat pengembangan di Kecamatan Cikande.

 Arahan Pengembangan Sentra kawasan pengembangan Serang Timur sebagai:  Pengembangan Industri, Agro Industri dan Industri Kecil/Kerajinan Rakyat.  Pengembangan Pertanian Lahan Kering.

 Pengembangan Industri Peternakan.  Perdagangan dan Jasa.

 Pengembangan Permukiman.

2. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Utara

 Sentra kawasan pengembangan Serang Utara meliputi Kecamatan; Pontang, Tirtayasa, Tanara, Ciruas dan Carenang. Pusat Pengembangan adalah Kecamatan Pontang.

 Arahan Pengembangan Sentra kawasan pengembangan Serang Utara sebagai berikut:

 Pengembangan Pelabuhan, Pertanian dan Perikanan  Pengembangan Pertanian Lahan Basah

 Pengembangan dan pengelolaan pulau-pulau di perairan Teluk Banten  Pengembangan Pusdiklat

 Pengembangan Pariwisata

 Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Pantai  Pengembangan Perikanan dan Ternak Unggas  Pengembangan Agro-Industri dan Industri Perikanan  Pengembangan Pemukiman

3. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Selatan

 Sentra kawasan pengembangan Serang Selatan meliputi Kecamatan; Baros, Padarincang, Ciomas, Pabuaran, Cikeusal, Petir dan Tunjung Teja dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Baros.

 Arahan Pengembangan Sentra kawasan pengembangan Serang Selatan, sebagai:

 Pengembangan Pusat Pemerintahan Kabupaten dan Jasa  Pengembangan Pemukiman

 Pengembangan Pertanian Lahan Kering dan Pertanian Lahan Basah, Pengembangan Ternak Besar, Ternak Kecil, dan Unggas

 Pengembangan Konservasi Lahan untuk melindungi catchment area Rawa Dano

 Pengembangan Kawasan Hutan Lindung dan Cagar Alam  Pengembangan Pariwisata

 Pengembangan industri pengelolaan air bersih

 Pengembangan Perikanan Air Tawar, Padi, dan Sayuran. 4. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Barat

 Sentra kawasan pengembangan Serang Barat meliputi Kecamatan; Anyar, Mancak, Cinangka, Waringin Kurung dan Gunungsari. Pusat pengembangan yang direncanakan adalah di Anyar.

 Pengembangan Pariwisata

 Pengembangan Jasa dan Perdagangan yang mendukung sektor pariwisata  Pengembangan Pemukiman

 Kawasan konservasi DAS Cidano , Pertanian dan Perikanan

 Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air laut dan tawar/air bersih. 5. Sentra Kawasan Ekonomi Kusus (KEK) Bojonegara

 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) meliputi Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu. Pusat pengembangan yang direncanakan adalah di Kecamatan Bojonegara.

 Arahan Pengembangan Wilayah Khusus sebagai :  Pengembangan Pusat pelabuhan samudera  Pengembangan industri

 Pengembangan Jasa dan Perdagangan  Pengembangan Permukiman

 Pengembangan Pertanian Lahan Kering dan Kehutanan

Proses penetapan perwilayahan pengembangan ini pada prinsipnya adalah suatu upaya untuk menempatkan pengembangan suatu kegiatan di lokasi yang tepat berdasarkan potensi dan kecenderungan perkembangan yang ada. Dengan pendekatan ini maka diharapkan perkembangan wilayah yang akan terjadi di masa datang akan memberikan dampak positif baik pada pemanfaatan ruang, perekonomian kawasan dan juga daya dukung lingkungan yang ada.

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 45-52)