• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kota Serang

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 93-97)

ANALISA DAYA SAING KEWILAYAHAN SERANG DAN CILEGON

5.2 Kota Serang

Hasil penelitian tentang faktor dan variabel yang menjadi daya saing investasi di Kota Serang disajikan dalam table berikut.

Tabel 5.2.1

Faktor Daya Saing Investasi di Kota Serang

Faktor Bobot Peringkat

Infrastruktur Fisik 0.3074 1

Ketenagakerjaan 0.2817 2

Kelembagaan 0.1757 3

Ekonomi Daerah 0.1309 4

Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.1044 5 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil diatas menunjukan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi daya saing daerah Kota Serang adalah faktor infrastruktur fisik sebesar 30,74 persen diikuti oleh faktor ketenagakerjaan sebesar 28,17 persen. Selanjutnya faktor kelembagaan berpengaruh sebesar 17,57 persen, sedangkan faktor ekonomi daerah sebesar 13,04 persen, sementara faktor yang mempunyai pengaruh paling kecil yaitu faktor keamanan, politik dan sosial budaya sebesar 10,44 persen.

Tabel 5.2.2

Variabel Faktor Infrastruktur di Kota Serang

Variabel Bobot Peringkat

Ketersediaan Infrastruktur Fisik 0.1539 1 Kualitas Infrastruktur Fisik 0.1535 2

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Ketersediaan infrastruktur fisik dengan bobot 0,1539 mempunyai tingkat kepentingan yang lebih tinggi dari kualitas infrastruktur fisik yaitu 50,05 persen. Indikator dari ketersediaan infrastruktur fisik terdiri dari ketersediaan jalan darat, ketersediaan pelabuhan laut, ketersediaan pelabuhan udara, ketersediaan sambungan telepon dan ketersediaan pasokan listrik. Diantara indikator- indikator tersebut, yang mempunyai pengaruh yang paling besar adalah ketersediaan pasokan listrik. Hal tersebut dikarenakan di Kota Serang banyak industri yang membutuhkan aliran listrik untuk melakukan produksi. Sementara itu, untuk kulaitas infrastruktur fisik yang paling menunjang adalah tingginya kualitas tegangan listrik.

Tabel 5.2.3

Variabel Faktor Ketenagakerjaan di Kota Serang Variabel Bobot Peringkat

Kualitas Tenaga Kerja 0.1331 1

Biaya Tenaga Kerja 0.0815 2

Ketersediaan Tenaga Kerja 0.0671 3 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Untuk faktor ketenagakerjaan, variable kualitas tenaga kerja dengan bobot 0,1331 mempunyai pengaruh yang paling besar, diikuti oleh variable biaya tenaga kerja dengan bobot 0,0815, dan variabel ketersediaan tenaga kerja dengan bobot 0,0671. Indikator variabel kualitas tenaga kerja yaitu pendidikan tenaga kerja dengan bobot 0,0269 dan produktivitas tenaga kerja mempunyai bobot sebesar 0,0089. Untuk biaya tenaga kerja, terdiri atas biaya tenaga kerja formal dengan bobot 0,0087 dan biaya kerja aktual bobotnya 0,0061. Variabel kertersediaan tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja pencari kerja dengan bobot 0,0317 dan tenaga kerja usia produktif dengan bobot 0,0254.

Tabel 5.2.4

Variabel Faktor Kelembagaan di Kota Serang Variabel Bobot Peringkat

Kepastian Hukum 0.0596 1

Aparatur & Pelayanan 0.0550 2

Kepemimpinan Lokal 0.0323 3

Kebijakan Daerah & Perda 0.0287 4 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Kepastian hukum dengan bobot 0,0596 mempunyai peran paling besar terhadap faktor kelembagaan, di ikuti oleh aparatur dan pelayanan dengan bobot 0,0550, kepemimpinan lokal dengan dengan bobot 0,0323 dan variable kebijakan daerah dan perda dengan bobot 0,0287. Indikator penegakan keputusan peradilan menjadi hal yang paling dominan terhadap variable kepastian hokum, di ikuti oleh konsistensi peraturan, kecepatan aparat keamanan dan pungutan liar di luar birokrasi.

Tabel 5.2.5

Variabel Faktor Ekonomi Daerah di Kota Serang Variabel Bobot Peringkat

Potensi Ekonomi 0.0820 1

Struktur Ekonomi 0.0489 2

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Potensi ekonomi dengan bobot 0,0820 mempunyai pengaruh lebih besar dibanding dengan struktur ekonomi dengan bobot 0,0489. Potensi ekonomi yang terdiri dari beberapa indikator, yaitu PDRB perkapita, Pertumbuhan Ekonomi dan indeks kemahalan konstruksi mempunyai peran sebesar 62,63 persen terhadap faktor ekonomi daerah. Dari indikator – indikator tersebut, yang terpenting adalah pertumbuhan ekonomi dengan bobot 0,0357. Disisi lain, struktur ekonomi yang terdiri dari indikator pertumbuhan

sector primer, pertumbuhan sector sekunder dan pertumbuhan sector tersier mempunyai pengaruh sebesar 37,37 persen terhadap faktor ekonomi daerah. Indikator pertumbuhan sector sekunder yang terdiri dari sektor industry dan sector konstruksi mempunyai kontribusi yang paling besar yaitu dengan bobot 0.0213.

Tabel 5.2.6

Variabel Faktor Keamanan, Politik, Sosial Budaya Variabel Bobot Peringkat

Keamanan 0.0509 1

Sosial Budaya 0.0373 2

Politik 0.0162 3

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Variabel keamanan mempunyai pengaruh paling besar terhadap faktor keamanan, politik dan sosial budaya yaitu dengan bobot 0,0509 di ikuti dengan variable social budaya dengan bobot 0,0373 dan variable politik bobotnya 0,0162. Variabel keamanan merupakan kondisi keamanan di lingkungan yang dapat mendukung iklim investasi, dimana indikatornya terdiri dari keamanan usaha, keamanan masyarakat, dan dampak unjuk rasa. Dalam hal ini, keamanan masyarakat mempunyai kontribusi paling besar dengan bobot 0,0189.

Tabel 5.2.7

Peringkat Variabel KOTA SERANG

Variabel Faktor Bobot Peringkat

Ketersediaan Infrastruktur Fisik Infrastruktur Fisik 0.1539 1 Kualitas Infrastruktur Fisik Infrastruktur Fisik 0.1535 2

Kualitas Tenaga Kerja Ketenagakerjaan 0.1331 3

Potensi Ekonomi Ekonomi Daerah 0.0820 4

Biaya Tenaga Kerja Ketenagakerjaan 0.0815 5

Ketersediaan Tenaga Kerja Ketenagakerjaan 0.0671 6

Kepastian Hukum Kelembagaan 0.0596 7

Aparatur & Pelayanan Kelembagaan 0.0550 8

Keamanan Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.0509 9

Struktur Ekonomi Ekonomi Daerah 0.0489 10

Sosial Budaya Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.0373 11

Kepemimpinan Lokal Kelembagaan 0.0323 12

Kebijakan Daerah & Perda Kelembagaan 0.0287 13 Politik Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.0162 14

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Secara keseluruhan, variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap investasi di Kota Serang adalah ketersediaan infrastruktur fisik. Indicator ketersediaan pasokan listrik menjadi hal yang dominan terhadap infrastruktur fisik. Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten tumbuh menjadi kota perdagangan dan jasa yang membutuhkan

aliran listrik yang tinggi. Di ikuti oleh variable kualitas infrastruktur fisik, dimana indicator yang paling utama adalah kualitas tegangan listrik.

Variabel selanjutnya yang menjadi daya tarik investasi di Kota Serang adalah adalah kualitas tenaga kerja. Hal tersebut relevan dengan struktur ekonomi Kota Serang yang di dominasi oleh sector perdagangan, keuangan dan jasa yang membutuhkan tingkat kualitas tenaga kerja yang tinggi. Indikator dari kualitas tenaga kerja terdiri dari produktivitas tenaga kerja dan pendidikan tenaga kerja. Sektor industry di Kota Serang lebih banyak pada industry yang padat modal seperti perbankan yang membutuhkan tenaga kerja yang memiliki produktivitas yang tinggi disamping tingkat pendidikan yang cukup.

Ranking empat dalam daya saing investasi di Kabupaten Serang adalah potensiekonomi daerah. Indikator yang paling tinggi dalam variable ini adalah PDRB perkapita, pertumbuhan ekonomi dan indeks kemahalan konstruksi. Dari ketiga indicator tersebut, pertumbuhan ekonomi merupakan indicator yang paling penting dalam daya saing investasi kota serang, dimana hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi Kota Serang tiap tahunnya yang selalu berada diatas pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten maupun Nasional.

Peringkat kelima daya saing Kabupaten Serang adalah variable biaya tenaga kerja, yang merupakan ukuran biaya yang dibayar perusahaan untuk tenaga kerja. Indikator yang dominan dalam variable ini adalah biaya tenaga kerja formal yaitu mengukur tingkat kompensasi untuk pekerja secara keseluruhan berdasarkan aturan formal sebagai biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha.

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 93-97)