• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Jaringan Transportasi Darat

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 61-67)

A. Sistem Prasarana Utama

1. Sistem Jaringan Transportasi Darat

Sistem jaringan transportasi darat merupakan sistem yang memperlihatkan keterkaitan kebutuhan dan pelayanan transportasi antar kawasan dan antar wilayah. Sistem jaringan transportasi darat meliputi sistem jaringan jalan, sistem jaringan kereta api, serta sistem jaringan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan. Rencana sistem

jaringan transportasi darat Kota Cilegon merupakan sistem yang memperlihatkan keterkaitan kebutuhan dan pelayanan transportasi antar kawasan dan antar wilayah dalam ruang wilayah Kota Cilegon. Pengembangan ini dimaksudkan untuk menciptakan keterkaitan antar pusat pelayanan serta mewujudkan keselarasan dan keterpaduan antara pusat pelayanan kegiatan dengan sektor ekonomi masyarakat.

a. Sistem Jaringan Jalan

Pembahasan sistem jaringan jalan terdiri dari jaringan jalan primer, jaringan jalan sekunder, jaringan jalan lingkungan, lokasi terminal, serta pengembangan prasarana dan sarana angkutan umum. Arahan system jaringan jalan mengikuti arahan yang secara umum berlaku dengan ketentuan berdasarkan:

1. Arahan lokasi ruang kegiatan yang harus dihubungkan berupa:

a. Arahan sistem pusat pertumbuhan dan pelayanan regional, kota maupun lokal (pusat pengembangan wilayah, pusat pengembangan kota, pusat pengembangan lingkungan dan kawasan, ibukota kota, ibukota kecamatan dan ibukota kelurahan).

b. Arahan lokasi ruang kegiatan fungsi regional, kota dan lingkungan (kegiatan primer industri, perhubungan, perdagangan, pemerintahan; kegiatan sekunder perkantoran, perdagangan, pemerintahan dan perumahan).

2. Kondisi, kecenderungan dan prakiraan perpindahan orang dan barang menurut asal dan tujuan dalam sistem primer regional maupun sekunder kota.

3. Arahan sistem kota primer dan sistem kawasan sekunder yaitu:

a. Sistem primer: Kota orde ke I (Kota Jakarta), orde ke II (Kota Serang), orde ke III (Kota Cilegon), dan Kota Orde ke IV (ibukota Kecamatan dan Persil).

b. Sistem sekunder: Kawasan primer (kawasan industri, pelabuhan dan pergudangan), Kawasan sekunder I, Kawasan sekunder II (kawasan perdagangan dan jasa, pemerintahan dan bangunan umum, serta pusat kota), Kawasan sekunder III (Kawasan Pusat BWK, Pusat kecamatan, dan perumahan). Berdasarkan landasan tersebut maka sistem jaringan jalan di Kota Cilegon terdiri dari:

Jaringan Jalan Bebas Hambatan

Jalan Bebas Hambatan yang meliputi: Jaringan Jalan Jakarta – Merak dan Cilegon – Bojonegara.

Jaringan Jalan Primer

Jalan primer adalah jalan yang melayani pergerakan lalu lintas wilayah, yang meliputi:

a. Arteri primer yang merupakan ruas jalan bebas hambatan Jakarta - Merak

b. Kolektor primer yang merupakan ruas jalan pengumpul Cilegon (Simpang Tiga) – Anyer.

c. Lokal primer yang merupakan jalan penghubung ke orde IV atau ibukota kecamatan yang terdiri dari:

• Ruas Jalan Kota Cilegon-Mancak (Krenceng-Batukuda)

• Ruas Jalan Kota Cilegon-Mancak (Kandangsapi- Bagendung- Mancak/ Cipeucang)

• Ruas Jalan Kota Cilegon-Bojonegara (Simp.Matahari-Pecak)

Jaringan Jalan Sekunder

Jalan sekunder adalah jalan yang melayani pergerakan kota. Sistem jaringan jalan sekunder dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan penyebaran beban arus lalu lintas berdasarkan pertimbangan kejelasan wewenang penanganan dan status pembinaan jaringan jalan, minimasi terjadinya persilangan dengan jaringan rel kereta api, keterpaduan dengan jalan-jalan lingkungan (komplek perumahan dan perniagaan) serta peningkatan kemudahan pencapaian (aksesibilitas) dari daerah- daerah yang secara fisik geografis agak terisolir. Jaringan jalan sekunder Kota Cilegon terdiri dari:

a. Arteri Sekunder yang merupakan ruas Jalan Lingkar Luar Selatan dan Lingkar Luar Utara;

b. Kolektor Sekunder yang merupakan ruas Jalan Lingkar Dalam Selatan dan Lingkar Dalam Utara; dan

c. Lokal Sekunder yang merupakan jalan kota dan jalan lingkungan di Kota Cilegon.

Jaringan Jalan Lingkungan

Jaringan jalan lingkungan merupakan jalan penghubung antar lingkungan/ permukiman. Untuk rencana pengembangan sistem jaringan jalan di Kota Cilegon meliputi:

a. Pemeliharaan rutin pada ruas jalan dengan tingkat kerusakan 6 - 10 %.

b. Pemeliharaan berkala jalan pada ruas jalan dengan tingkat kerusakan 10-16 %. c. Rehabilitasi jalan pada ruas jalan yang mengalami kerusakan ringan.

d. Penataan serta peningkatan struktur dan kapasitas jalan pada ruas Jl. Kapt. Piere Tendean (ruas Ex. Matahari – Pecek), Jl. Ir. Sutami (ruas Krenceng – Langgerang), ruas Kandang Sapi – Bagendung, Jl. KH. Ahmad Dahlan (ruas Jl.Jombang Masjid – Curug Katimaha), ruas Curug Katimaha – Bagendung, Jl.Imam Bonjol (ruas Cibeber – Krotek), ruas Krotek – Kandang Sapi, Jl. Sunan Bonang (ruas Kebanjiran – Lingkar Selatan), Jl. Industri (ruas ADB – Jl. KH. Yasin Beji), Jl. KH. TB. Ismail (ruas Pasar Kelapa – Pakuncen), Jl. D.I. Panjaitan (ruas Ex. Matahari – Ciberko), ruas Rama Baru – Daliran, Jl. Maulana Yusuf (ruas Simpang Tiga – Tegal Cabe), ruas Pecek – Purwakarta, ruas Purwakarta – Kubang Lampit, ruas Kubang Lampit – Pasar Bunder, ruas Pasar Bunder – Dukuh Malang, ruas Cikebel Bawah – Ciora Jaya, ruas Kuista– Gerem Kulon, Jl. Sultan Kranggot, dan ruas Kadipaten – Seruni.

e. Pengembangan sistem jaringan sekunder di ruas Pakuncen – JLS, ruas Sumampir Timur - Martapura, dan ruas Bonakarta – Kependilan.

f. Mengembangkan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon melalui ruas Kedungingas

– Pecek, ruas Dukuh malang – Cikebel Bawah, ruas Ciora Jaya – Kuista, ruas Gerem Kulon – Sumur Wuluh, dan ruas Sumur Wuluh – Cikuasa, serta membuka akses jalan-jalan baru sesuai dengan perkembangan wilayah dan tingkat kepentingannya.

g. Mengembangkan simpul persimpangan di Jalan Lingkar Selatan dan pada beberapa ruas jalan sekunder yaitu di Jl. Antasari, Jl. Temu Putih, Jl. R.A. Kartini, Jl. Pasar Baru Cilegon, Jl. Kubang Bale, Jl. Kenanga, Jl. RPH dan Jl. Kranggot, serta simpul persimpangan yang diperlukan.

h. Meminimalisir persilangan dengan jaringan rel kereta api dalam merencanakan dan membangun jaringan jalan baru. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir konflik lalu lintas pada saat kereta lewat, dengan salah satu caranya yaitu pembuatan fly over di atas jaringan jalan kereta tersebut.

i. Menghilangkan secara bertahap kegiatan parkir di badan jalan khususnya pada kawasan-kawasan yang rawan kemacetan. Setiap kegiatan yang berada di

sepanjang jaringan jalan diwajibkan untuk menyediakan lahan parkir sehingga tidak ada lagi kegiatan parkir di badan jalan.

j. Penataan hirarki jalan untuk mendukung pengaturan perizinan guna lahan.

k. Memelihara fungsi jaringan jalan primer dengan membatasi jalan akses lokal dan pengendalian pemanfaatan ruang di sepanjang jaringan jalan.

l. Melengkapi fasilitas lalu lintas jalan pada ruas jalan arteri primer dalam rangka meningkatkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban berlalu lintas.

m. Penetapan kajian Analisa Dampak Lalu Lintas akibat kegiatan pembangunan/pengembangan yang menimbulkan bangkitan pergerakan. n. Penetapan kelas jalan.

Untuk lebih jelasnya, rencana struktur jaringan jalan Kota Cilegon dapat dilihat pada gambar dibawah ini;

Gambar 3.2.

b. Lokasi Terminal

Lokasi terminal dan rencana pengembangannya di Kota Cilegon, meliputi: 1. Terminal Terpadu Merak yang merupakan terminal tipe A akan dikembangkan

dengan mengintegrasikan kegiatan ke dalam satu kawasan yang memadukan tiga moda (jalan raya, angkutan penyeberangan, dan kereta api).

2. Sub terminal di BWK V dengan tipe B akan dikembangkan untuk melayani pergerakan regional.

3. Terminal kecil di Pasar Kranggot dan Pasar Baru Merak akan dikembangkan untuk melayani pergerakan lokal.

4. Terminal kecil di Pasar Kelapa Kavling (Kecamatan Cilegon) yang selama ini sudah tidak berfungsi akan difungsikan kembali untuk melayani pergerakan lokal.

c. Pengembangan Prasarana dan Sarana Angkutan Umum

Pengembangan prasarana dan sarana angkutan umum beserta rencana penyediaan dan pemanfaatannya meliputi:

1. Pengadaan sarana angkutan perkotaan (bus) untuk pengembangan angkutan umum massal berbasis jalan;

2. Pengembangan teknologi transportasi ramah lingkungan dan penggunaan energi alternatif;

3. Penerapan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan kolektor primer; 4. Pengembangan Area Traffick Control System (ATCS) dan teknologi informasi untuk

kepentingan lalu lintas pada ruas jalan kolektor primer;

5. Pengembangan fasilitas pemadu moda transportasi pengembangan trayek yang melayani BWK 2 bagian Utara; penambahan trayek angkutan umum dengan rute (1) Ciora Jaya – Pasar Baru; (2) Cikebel – Pasar Baru; dan (3) Cibeber – Cilegon;

6. Pengaturan lintasan dan jadwal angkutan barang dan angkutan berat, serta menghindari angkutan barang masuk ke kawasan pusat kota;

7. Penataan rute angkutan umum dalam rangka meningkatkan distribusi pelayanan serta efisiensi penggunaan jalan;

8. Penyediaan tempat pemberhentian untuk angkutan umum bus maupun non-bus yang memadai; dan

9. Pelayanan angkutan kota di Kota Cilegon dibuat beberapa rute perjalanan yang dibedakan dengan warna.

2. Sistem Jaringan Kereta Api

Selain jaringan jalan, sistem jaringan kereta api di wilayah Kota Cilegon juga merupakan moda transportasi yang memiliki peran cukup penting, terutama dalam hal pendistribusian barang. Hal ini mengingat moda transportasi ini lebih berperan sebagai sistem perangkutan regional serta lebih dominan digunakan untuk angkutan barang berupa produk industri dan batu bara dari dan keluar wilayah Kota Cilegon.

Sistem jaringan kereta api yang terdapat di Kota Cilegon meliputi: a. Jaringan jalur kereta api Merak – Rangkas Bitung - Jakarta

Jaringan kereta api di Kota Cilegon merupakan titik awal di ujung barat dalam sistem transportasi kereta api lintas Pulau Jawa. Moda transportasi ini menghubungkan Kota Cilegon dengan kota-kota sekitar, yakni Serang, Rangkas Bitung, Tangerang dan Jakarta.

b. Fasilitas pemberhentian (stasiun) kereta api sebanyak 4 (empat) buah, yang terdapat di Merak, Cigading, Krenceng dan Cilegon. Namun dari ke-4 (empat) stasiun tersebut hanya 3 (tiga) yang masih beroperasi yakni Stasiun Merak, Stasiun Krenceng dan Stasiun Cilegon. Pada tahun 2004 jumlah penumpang yang memanfaatkan moda transportasi ini di Stasiun Merak tercatat sebanyak 44.209 penumpang, sedangkan di Stasiun Cilegon sebanyak 36.295 penumpang.

Rencana pengembangan sistem jaringan kereta api meliputi:

a. Mengembangkan sistem jaringan jalur kereta api lintas utara – selatan dengan prioritas tinggi yang menghubungkan Merak – Rangkas Bitung – Jakarta.

b. Merencanakan pengembangan jaringan jalur kereta api ganda (double track) untuk mendukung kegiatan distribusi barang dari dan ke dalam kawasan perindustrian serta kawasan pelabuhan dan pergudangan, juga untuk mendukung kegiatan angkutan penyeberangan Merak – Bakauheni dan sebaliknya.

c. Menertibkan kegiatan yang mengganggu lalu lintas kereta api sepanjang jalur kereta api dengan berkoordinasi pada pihak pengelola kereta api.

d. Meningkatkan keamanan perlintasan kereta api dengan lalu lintas moda transportasi lain melalui pengadaan pintu perlintasan dan/atau perbaikan serta pemeliharaan pintu perlintasan jalan kereta api.

e. Mengamankan kawasan sempadan rel kereta api.

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 61-67)