• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kota Cilegon

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 97-102)

ANALISA DAYA SAING KEWILAYAHAN SERANG DAN CILEGON

5.3 Kota Cilegon

Hasil penelitian tentang faktor dan variabel yang menjadi daya saing investasi di Kota Cilegon disajikan dalam table berikut.

Tabel 5.3.1

Faktor Daya Saing Investasi di Kota Cilegon Faktor Bobot Peringkat

Ekonomi Daerah 0.2766 1

Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.1874 2

Infrastruktur Fisik 0.1874 3

Ketenagakerjaan 0.1761 4

Kelembagaan 0.1726 5

Hasil diatas menunjukan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi daya saing daerah Kota Cilegon adalah faktor ekonomi daerah sebesar 27,66 persen diikuti oleh faktor keamanan, politik dan sosial budaya serta faktor infrastruktur fisik sebesar 18,74 persen. Selanjutnya faktor ketenagakerjaan berpengaruh sebesar 17,61 persen, sedangkan faktor yang mempunyai pengaruh paling kecil yaitu faktor kelembagaan sebesar 17,26 persen.

Tabel 5.3.2

Variabel Faktor Ekonomi Daerah di Kota Cilegon Variabel Bobot Peringkat

Potensi Ekonomi 0.1695 1

Struktur Ekonomi 0.1071 2

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Potensi ekonomi dengan bobot 0,1695 mempunyai pengaruh lebih besar dibanding dengan struktur ekonomi dengan bobot 0,1071. Potensi ekonomi yang terdiri dari beberapa indikator, yaitu PDRB perkapita, Pertumbuhan Ekonomi dan indeks kemahalan konstruksi mempunyai peran sebesar 61,27 persen terhadap faktor ekonomi daerah. Dari indikator – indikator tersebut, yang terpenting adalah pertumbuhan ekonomi dengan bobot 0,0670. Disisi lain, struktur ekonomi yang terdiri dari indikator pertumbuhan sector primer, pertumbuhan sector sekunder dan pertumbuhan sector tersier mempunyai pengaruh sebesar 38,73 persen terhadap faktor ekonomi daerah. Indikator pertumbuhan sector sekunder yang terdiri dari sektor industry dan konstruksi mempunyai kontribusi yang paling besar yaitu dengan bobot 0.0424.

Tabel 5.3.3

Variabel Faktor Keamanan, Politik, Sosial Budaya Variabel Bobot Peringkat

Keamanan 0.0918 1

Sosial Budaya 0.0570 2

Politik 0.0386 3

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Variabel keamanan mempunyai pengaruh paling besar terhadap faktor keamanan, politik dan sosial budaya yaitu dengan bobot 0,0918 di ikuti dengan variable social budaya dengan bobot 0,0570 dan variable politik bobotnya 0,0386. Variabel keamanan merupakan kondisi keamanan di lingkungan yang dapat mendukung iklim investasi, dimana indikatornya terdiri dari keamanan usaha, keamanan masyarakat, dan dampak unjuk rasa. Dalam hal ini, keamanan masyarakat mempunyai kontribusi paling besar dengan bobot 0,0361.

Tabel 5.3.4

Variabel Faktor Infrastruktur di Kota Cilegon

Variabel Bobot Peringkat

Ketersediaan Infrastruktur Fisik 0.1028 1

Kualitas Infrastruktur Fisik 0.0846 2 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Ketersediaan infrastruktur fisik dengan bobot 0,1024 mempunyai tingkat kepentingan yang lebih tinggi dari kualitas infrastruktur fisik yaitu 54,85 persen. Indikator dari ketersediaan infrastruktur fisik terdiri dari ketersediaan jalan darat, ketersediaan pelabuhan laut, ketersediaan pelabuhan udara, ketersediaan sambungan telepon dan ketersediaan pasokan listrik. Diantara indikator- indikator tersebut, yang mempunyai pengaruh yang paling besar adalah ketersediaan jalan darat. Hal tersebut dikarenakan di Kota Cilegon banyak industri yang membutuhkan jalan darat untuk melakukan distribusi hasil produksi. Sementara itu, untuk kualitas infrastruktur fisik yang paling menunjang adalah kualitas jalan darat.

Tabel 5.3.5

Variabel Faktor Ketenagakerjaan di Kota Cilegon Variabel Bobot Peringkat

Kualitas Tenaga Kerja 0.0956 1

Biaya Tenaga Kerja 0.0427 2

Ketersediaan Tenaga Kerja 0.0377 3 Sumber: Hasil Pengolahan Data

Untuk faktor ketenagakerjaan, variable kualitas tenaga kerja dengan bobot 0,0956 mempunyai pengaruh yang paling besar, diikuti oleh variable biaya tenaga kerja dengan bobot 0,0427, dan variabel ketersediaan tenaga kerja dengan bobot 0,0377. Indikator variabel kualitas tenaga kerja yaitu produktivitas tenaga kerja mempunyai bobot sebesar 0,0535 dan pendidikan tenaga kerja dengan bobot 0,0422. Untuk biaya tenaga kerja, terdiri atas biaya tenaga kerja formal dengan bobot 0,0219 dan biaya kerja aktual bobotnya 0,0208. Variabel kertersediaan tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja pencari kerja dengan bobot 0,0271 dan tenaga kerja usia produktif dengan bobot 0,0107.

Tabel 5.3.6

Variabel Faktor Kelembagaan di Kota Cilegon Variabel Bobot Peringkat

Aparatur & Pelayanan 0.0478 1

Kepastian Hukum 0.0455 2

Kepemimpinan Lokal 0.0438 3

Kebijakan Daerah & Perda 0.0356 4 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Aparatur dan pelayanan dengan bobot 0,0478 mempunyai peran paling besar terhadap faktor kelembagaan, di ikuti oleh variable kepastian hukum dengan bobot 0,0455, kepemimpinan lokal dengan dengan bobot 0,0438 dan variable kebijakan daerah dan perda dengan bobot 0,0356. Indikator penylahgunaan wewenang oleh aparat mempunyai kontribusi yang paling besar terhadap variable aparatur dan pelayanan dengan bobot sebesar 0,0181.

Tabel 5.3.7

Peringkat Variabel KOTA CILEGON

Variabel Faktor Bobot Peringkat

Potensi Ekonomi Ekonomi Daerah 0.1695 1

Struktur Ekonomi Ekonomi Daerah 0.1071 2

Ketersediaan Infrastruktur Fisik Infrastruktur Fisik 0.1028 3

Kualitas Tenaga Kerja Ketenagakerjaan 0.0956 4

Keamanan Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.0918 5 Kualitas Infrastruktur Fisik Infrastruktur Fisik 0.0846 6 Sosial Budaya Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.0570 7

Aparatur & Pelayanan Kelembagaan 0.0478 8

Kepastian Hukum Kelembagaan 0.0455 9

Kepemimpinan Lokal Kelembagaan 0.0438 10

Biaya Tenaga Kerja Ketenagakerjaan 0.0427 11

Politik Keamanan, Politik, Sosial Budaya 0.0386 12 Ketersediaan Tenaga Kerja Ketenagakerjaan 0.0377 13 Kebijakan Daerah & Perda Kelembagaan 0.0356 14

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Secara keseluruhan, variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap investasi di Kota Cilegon adalah potensi ekonomi. Potensi ekonomi yang bagus menjadi daya tarik tersediri bagi para investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut dikarenakan harapan dari para investor bahwa usahanya akan meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menandakan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi yang tinggi pula di daerah cilegon.

Variabel selanjutnya yang menjadi daya tarik investasi di Kota Cilegon adalah adalah struktur ekonomi. Kota cilegon merupakan kota industry dimana terlihat dari banyaknya perusahaan – perusahaan besar baik domestik maupun asing yang beroperasi di kota cilegon. Sehingga berimplikasi pada besarnya peran sector industry bagi pembentukan pendapatan regional Kota Cilegon, dimana sector sekunder menjadi penopang terbesar pagi PDRB Kota Cilegon.

Ranking ketiga dalam daya saing investasi di Kota Cilegon adalah ketersediaan infrastruktur fisik. Indikator yang paling tinggi dalam variable ini adalah ketersediaan jalan darat untuk mendistribusikan atau mengangkut hasil produksi baik ke distributor atau ke pelabuhan. Di Kota Cilegon terdapat jalan darat sepanjang 384,06 Km yang seluruhnya sudah diaspal, kemudian sebanyak 70,37 persen dalm kondisi baik. Hal tersebut mencerminkan bahwa keberadaan jalan darat masih sangat dibutuhkan oleh industry.

Variabel kualitas tenaga kerja menjadi faktor terpenting keempat dalam daya saing Investasi Kota Cilegon. Indikator yang paling dominan adalah produktivitas tenaga kerja Mengukur tingkat produktivitas tenaga kerja di daerah sebagai daya dukung kegiatan ekonomi yang produktif. Sedangkan untuk pendidikan tenaga kerja, karena banyaknya industry yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil menuntut tingkat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Peringkat kelima daya saing Kota Cilegon adalah variable keamanan, yang merupakan ukuran seberapa besar investasi di Kota Cilegon akan aman dari tindak kejahatan. Indikator yang dominan dalam variable ini adalah keamanan masyarakat yaitu Mengukur rasa aman dan pengaruh tingkat kriminalitas terhadap terhadap aktivitas usaha mereka. Selain itu juga tingkat keamanan usaha mengukur Mengukur tingkat kriminalitas yang dialami masyarakat di lingkungan sekitar kegiatan usaha, yang secara tidak langsung mempengaruhi kenyamanan dalam melakukan kegiatan usaha.

6.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Serang dan Cilegon

Dalam dokumen PENYUSUNAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAI (Halaman 97-102)