• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.4. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Dalam studi kelayakan bisnis memiliki berbagai aspek yang harus diteliti, diukur, dan dinilai. Menurut Nurmalina et al. (2009), dalam studi kelayakan bisnis terdapat dua kelompok aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya serta aspek lingkungan. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika salah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan (Kasmir & Jakfar 2009).

3.1.4.1. Aspek Pasar

Aspek pasar adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Walaupun suatu bisnis secara teknis telah menunjukkan hasil yang layak untuk dilaksanakan, namun tidak ada atinya jika aspek pasar tidak layak seperti tidak adanya konsumen yang mau membeli produk yang dihasilkan (Ibrahim 2003). Jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek bisnis ke depan juga menjadi tidak jelas, maka kegagalan bisnis menjadi besar. Analisis aspek pasar pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk yang akan dihasilkan (Umar 2003). Menurut Nurmalina et al. (2009), aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:

1) Permintaan

Permintaan yang diamati baik secara keseluruhan maupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai serta memperkirakan proyeksi permintaan tersebut.

2) Penawaran

Penawaran dapat berasal dari dalam negeri maupun berasal dari impor. Bagaimana perkembangan di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran ini seperti jenis barang yang dapat menyaingi, kebijakan dari pemerintah, dan sebagainya.

3) Harga

Harga ditentukan berdasarkan perbandingan dengan barang-barang impor dan produksi dalam negeri lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan bagaimana polanya.

4) Perkiraan Penjualan yang Dapat Dicapai Perusahaan

Market share yang bisa dikuasai perusahaan dapat dihitung dengan cara: Jumlah penjualan perusahaan (unit)

Market share = x 100% Jumlah penjualan industri (unit)

3.1.4.2. Aspek Teknis

Studi aspek teknis mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan (Umar 2003). Menurut Nurmalina et al. (2009), aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Aspek-aspek teknis dapat dianalisis dari beberapa faktor, yaitu

1) Penentuan Lokasi Bisnis

Hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi bisnis antara lain ketersedian bahan baku, letak pasar yang dituju, ketersediaan tenaga kerja, dan iklim serta keadaan tanah (agroekosistem) dari lokasi bisnis

2) Proses Produksi

Berdasarkan proses produksi dikenal adanya tiga jenis proses, yaitu proses produksi yang terputus-putus, kontinu, dan kombinasi. Sistem yang kontinu akan lebih mampu menekan risiko kerugian akibat fluktuasi harga dan efektivitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem terputus. 3) Layout

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Pengertian layout mencakup layout site (layout lahan lokasi bisnis), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik, dan fasilitas-fasilitasnya.

4) Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

Kriteria yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria yang lain yakni:

a) Ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan.

b) Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-ciri yang mendekati dengan lokasi bisnis.

c) Kemampuan pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan pengembangannya, juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing.

d) Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan.

Mesin dan peralatan meliputi yang bergerak dan tidak bergerak, yang secara umum digolongkan dalam mesin pabrik, peralatan mekanik, peralatan elektronik, peralatan angkutan, dan peralatan lainnya. Pemilihan mesin wajib mengikuti ketentuan jenis teknologi yang telah ditetapkan dan perlu mempertimbangkan berbagai macam faktor non teknologis seperti:

1) Keadaan infrastruktur dan fasilitas pengangkutan mesin dari tempat pembongkaran pertama sampai ke lokasi bisnis.

2) Keadaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan mesin maupun peralatan yang ada di sekitar lokasi bisnis.

3) Kemungkinan memperoleh tenaga ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.

3.1.4.3. Aspek Manajemen dan Hukum

Ada dua macam studi aspek manajemen yang dilaksanakan, yaitu manajemen saat pembangunan suatu bisnis dan manajemen saat bisnis telah dioperasikan secara rutin (Umar 2003). Menurut Nurmalina et al. (2009), aspek manajemen juga mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Pada masa pembangunan, aspek manajemen mempelajari siapa yang akan menjadi pelaksana bisnis, jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang akan melakukan studi kelayakan bisnis untuk

masing-masing aspek. Manajemen dalam operasi mempelajari bentuk organisasi yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi setiap jabatan, jumlah tenaga kerja yang akan digunakan, dan menentukan anggota direksi serta tenaga ahli.

Aspek hukum berisi mengenai masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki (Kasmir & Jakfar 2009). Aspek hukum mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Selain itu, aspek hukum diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain (Nurmalina et al. 2009).

3.1.4.4. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Menurut Nurmalina et al. (2009), yang akan dinilai dalam aspek ini adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengangguran, pemerataan kesempatan kerja, dan bagaimana bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis seperti semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, telepon, dan sarana lain. Pada aspek ekonomi yang dipelajari yaitu apakah suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Secara budaya, perubahan dalam teknologi atau peralatan mekanis dalam bisnis dapat mengubah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat.

3.1.4.5. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan merupakan analisis yang dibutuhkan saat ini karena setiap bisnis yang dijalankan akan memberikan dampak terhadap lingkungan di sekitarnya (Kasmir & Jakfar 2009). Apabila bisnis tidak bersahabat dengan lingkungan akan mempengaruhi jalannya usaha tersebut dalam jangka panjang atau tidak ada bisnis yang akan bertahan lama.

3.1.4.6. Aspek Finansial

Suatu bisnis dapat dikatakan sehat jika memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. (Umar 2003). Dalam aspek finansial dilakukan penelitian untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Aspek ini juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika bisnis akan dijalankan (Kasmir & Jakfar 2009). Aspek finansial mencakup jumlah dana yang diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan bisnis, sumber dana tersebut diperoleh, dan jumlah penghasilan yang akan diperoleh selama bisnis berjalan. Selain itu, analisis finansial juga berperan dalam mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas dari suatu bisnis, sehingga dapat diketahui apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis secara finansial menggunakan perhitungan kriteria investasi yang terdiri dari empat bagian yaitu:

1) Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah selisih dari total present value manfaat dengan total present value biaya atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Suatu bisnis dikatakan layak jika jumlah NPV lebih besar dari nol (NPV>0) yang menunjukkan bahwa jumlah seluruh manfaat yang diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Apabila NPV lebih kecil dari nol (NPV<0) maka bisnis tersebut tidak layak untuk dijalankan.

2) Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0 dan dapat menunjukkan seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Sebuah bisnis dikatakan layak jika IRR lebih besar dari opportunity cost oif capital (OCC) atau discount rate (DR).

Gambar 1. Hubungan Antara NPV dan IRR

3) Net Benefit-Cost Ratio

Net benefit-cost ratio (Net B/C) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dapat dikatan layak jika Net B/C lebih besar dari satu dan tidak layak jika Net B/C kurang dari satu.

4) Payback Period

Analisis payback period dalam studi kelayakan digunakan untuk mengetahui berapa lama usaha dapat mengembalikan investasi yang ditanamkan. Bisnis yang payback period-nya singkat atau cepat pengembaliannya kemungkinan besar akan dipilih. Usaha ini dikatakan layak jika nilai PP kurang dari umur bisnis (PP < umur bisnis).