• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan aspek yang menjadi prioritas utama dalam menentukan layak tidaknya suatu usaha. Jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek usaha kedepannya pun tidak jelas, maka risiko kegagalan usaha menjadi besar. Untuk itu, dalam menentukan layak tidaknya usaha penggemukan 1.040 ekor domba di MT Farm dari aspek pasar, perlu dikaji dengan baik struktur pasar yang terbentuk dan peluang pasar yang ada. Melalui strategi pemasaran yang baik pula maka peluang pasar yang tersedia dapat diraih dengan baik. Suatu usaha dikategorikan layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar dengan syarat jika tersedia pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut.

Struktur pasar yang terbentuk pada usaha penggemukan domba adalah pasar oligopoli. Hal ini terlihat hanya ada beberapa usaha penggemukan domba sebagai produsen yang menguasai pangsa pasar yang ada. Di daerah Bogor, usaha yang bergerak di bidang peternakan kambing dan domba tercatat ada sembilan peternakan besar, baik yang bersifat pembibitan, pengusahaan susu (perah) maupun penggemukan. Kesembilan peternakan besar itu adalah peternakan Barakah di Cimande, MT Farm di Ciampea, pembibitan domba Garut di Cisalopa,

pembibitan domba Garut ‖Lesang‖ di Pagelaran, pengusahaan kambing perah di

Cibuntu, penggemukan domba di Leuwiliang, pembibitan domba lokal di desa Benteng Gunung Leutik, Penggemukan domba di Cimanggu dan pengusahaan kambing perah di pesantren Darul Fallah Ciampea. Usaha peternakan kambing dan domba ini masing-masing memiliki populasi berkisar 100-1.200 ekor dengan populasi terbesar dimiliki oleh peternakan Barokah yaitu 1.200 ekor, kemudian terbesar kedua adalah Mitra Tani Farm dengan populasi 750 ekor.

Menurut Sugeng dan Sudarmono (2007), ternak domba merupakan ternak yang memiliki fungsi sosial dan keagamaan. Ketersediaan pasar untuk ternak jenis ini selalu ada, baik dalam negeri maupun luar negeri semakin terbuka lebar. Secara umum kenyataan ini didorong oleh beberapa faktor yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat akan gizi, dan penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam.

Data dari Direktorat Jenderal Peternakan (2009) menyatakan bahwa permintaan domba setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 24 persen dan permintaan tersebut masih kewalahan untuk dipenuhi oleh peternak yang ada di Jawa Barat dikarenakan kapasitas produksi yang masih rendah. Permintaan domba ternyata bukan berasal dari pasar lokal saja namun juga berasal dari pasar luar negeri, khususnya dari Timur Tengah. Bahkan baru-baru ini ada pesanan dari pebisnis asal Timur Tengah sebesar 3.000 ekor per bulan. Permintaan pasokan tersebut masih belum dapat dipenuhi karena populasi yang masih terbatas. Hal ini merupakan peluang bagi Peternakan MT Farm dalam jangka panjang. Jika dalam perjalanan usahanya MT Farm mampu bersaing dan mengembangkan skala bisnisnya, tidak mustahil MT Farm dapat mengambil peran untuk memenuhi kebutuhan daging di pasar internasional.

Sementara itu, produsen yang menawarkan ternak domba tidak sebanding dengan tingkat permintaan yang ada. Kenyataan ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat pertumbuhan populasi yang tidak sebanding dengan tingkat permintaan

akan ternak domba tersebut. Adanya permintaan daging domba yang cukup besar baik untuk kebutuhan domestik maupun luar negeri tersebut membuka peluang bagi Peternakan MT Farm sebagai salah satu usaha untuk menyediakan kebutuhan daging domba.

Tabel 7 Data Populasi dan Pemotongan Domba di Kabupaten Bogor Tahun 2010

Keterangan Tahun Perubahan (%)

2008 2010

Populasi domba 221.149 280.798 26,97

Pemasukan domba luar kabupaten 32.381 78.716 143,09

Jumlah Pemotongan 167.993 229.761 40,92

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2011)

Data tahun 2010 menunjukkan bahwa persentase peningkatan populasi domba lebih kecil dari pemotongan domba dan pemasukan domba dari luar Kabupaten Bogor. Untuk memenuhi permintaan konsumen, domba didatangkan dari luar kabupaten dan jumlahnya meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Pemotongan domba setiap tahun juga meningkat secara signifikan tanpa didukung oleh peningkatan populasi domba yang sebanding.

Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, pertama kali kita harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan dijual. Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu, misalkan berdasarkan pembagian demografis, berdasarkan kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasarkan gaya hidup (psikografis). Pembagian segmen yang akan digunakan dalam usaha penggemukan domba ini adalah berdasarkan kelas sosial ekonomi, yaitu restoran menengah atas, restoran menengah bawah, dan restoran kelas menengah.

Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target pasar yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak dituju. Hal ini dilakukan agar kegiatan promosi pemasaran yang dilakukan tepat sasaran dengan segmen pasar yang ditujunya. Target pasar dari usaha penggemukan yang akan dilakukan MT Farm saat ini sebanyak 1.040 ekor ditujukan untuk pasar yang sudah jelas, yaitu restoran menengah atas dengan jumlah permintaan 10 ekor/hari.

Selain targeting, langkah berikutnya adalah melakukanpositioningproduk. Langkah ini artinya adalah menciptakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu perusahaan bisa meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan. Dalam hal ini MT Farm memposisikan produknya sebagai produk yang berkualitas dan sehat.

Untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya, perusahaan perlu melakukan strategi dasar dalam memasarkan produknya. Strategi dasar manajemen pemasaran ini biasa disebut marketing mix atau bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini terdiri dari 4 macam yang biasa disingkat

dengan 4P, yaitu Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Strategi produk yang dijalankan oleh MT Farm yaitu dengan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ternaknya melalui penanganan di masa produksi. Berkualitas atau tidaknya ternak yang dihasilkan merupakan hasil penanganan ternak di masa pemeliharaan. Penanganan yang dilakukan berupa menjaga kebersihan ternak dan kandang, pemberian pakan secara teratur dan pemberian obat untuk menjaga kesehatan ternak.

Kualitas ternak yang baru datang (dibeli dari luar) perlu dijaga dengan diberi perlakuan khusus yaitu setelah bakalan sampai di kandang, domba langsung diberikan perlakuan awal yaitu ditenangkan selama satu hari di kandang lalu diberi pakan yang telah disediakan sebelumnya. Bakalan yang baru sampai di kandang biasanya akan sedikit mengalami stres setelah mengalami perjalanan dari tempat asalnya. Setelah didiamkan sekitar satu hari domba diberi obat cacing, dicukur dan dimandikan. Pemberian obat cacing dilakukan guna menjaga kesehatan domba agar pertumbuhannya tidak terganggu karena dari pengalaman MT Farm sebanyak 90 persen domba yang baru datang menderita cacingan, sedangkan domba dimandikan agar badannya menjadi lebih segar dan memiliki nafsu makan yang tinggi. Pakan yang diberikan berupa rumput yang diperoleh dari lahan rumput yang sengaja ditanam MT Farm. Rumput yang tersedia melimpah sehingga domba tidak pernah mengalami kekurangan pakan bahkan terkadang cenderung berlebih. Terkadang meski sisa rumput masih ada, pegawai tetap mengganti dengan rumput yang baru yang lebih segar. Ketersediaan pakan yang melimpah ini merupakan kekuatan yang cukup signfikan yang dimiliki oleh usaha ternak domba MT Farm saat ini.

Strategi produk juga dilakukan dengan pemilihan bakalan domba yang baik yang didapat dari peternak dan masyarakat di Bogor dan sekitarnya. Pemilihan bakalan ini menjadi salah satu kunci sukses untuk menghasilkan produk yang baik karena bakalan yang baik akan menghasilkan daging yang baik juga terlebih dengan pemeliharaan yang intensif.

Domba yang dijual MT Farm dalam usaha ini adalah dalam bentuk karkas. Karkas adalah bagian tubuh ternak yang disembelih selain kepala, kulit, jeroan, kaki bawah, ekor, dan bulu. Karkas yang biasanya dihasilkan oleh MT Farm adalah domba dengan berat kurang lebih 13 kg dengan harga jual Rp 72.000,00 per kilogram. Harga merupakan nilai tukar konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Distribusi yang dilakukan pada usaha ini merupakan penyaluran produk karkas domba hingga sampai pada target pasar, yaitu restoran. Pengiriman karkas domba ini dilakukan oleh MT Farm sebanyak 10 ekor per hari dengan jumlah 26 hari selama satu bulan.

Sedangkan promosi dilakukan dengan tujuan menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen. Saat ini promosi yang akan dilakukan dalam usaha penggemukan 1.040 ekor domba ini tidak terlalu ditekankan karena pasar yang sudah jelas dan pasti. Promosi akan dilakukan untuk menarik calon konsumen baru dengan media brosur dan promosi melalui mulut ke mulut.

Berdasarkan analisis aspek pasar, usaha penggemukan MT Farm layak untuk dijalankan, karena sesuai dengan kriteria kelayakan usaha yaitu usaha tersebut menghasilkan produk yang dapat diterima pasar (dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen) dengan tingkat penjualan yang menguntungkan, peluang pasar yang masih terbuka luas dan strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi telah dijalankan oleh pemilik.

Lokasi peternakan tidak jauh dari Kota Bogor sehingga akses menuju lokasi target pasar yang letaknya di Jabodetabek mudah untuk dituju. Maka dari analisis tersebut dapat dikatakan usaha penggemukan domba MT Farm layak untuk dilaksanakan karena memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan aspek pasar.

Dokumen terkait