• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

8) Biaya karung pupuk kandang

Karung dibutuhkan sebagai tempat untuk menyimpan pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ternak domba yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk untuk rumput yang ditanam. Karung yang dibutuhkan adalah 200 karung dengan harga Rp 650,00 sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 130.000,00.

Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha yang dihasilkan setiap tahunnya selama umur usaha. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang akan berpengaruh juga terhadap cashflow. Adanya laporan laba rugi akan memudahkan untuk menentukan besarnya aliran kas tahunan yang diperoleh usaha.

Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk melihat pendapatan bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Usaha penggemukan domba MT Farm tidak melakukan pinjaman ke lembaga keuangan. Sedangkan hitungan pajak pendapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25 persen.

Rincian perhitungan penyusutan investasi usaha penggemukan 1.040 ekor domba yang dilakukan secara sendiri dapat dilihat pada Tabel 12. Pada penyusunan laporan Laba Rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang

diperoleh dari perhitungan nilai investasi. Rumus yang digunakan pada perhitungan biaya penyusutan adalah dengan menggunakan metode perhitungan garis lurus yaitu:

Penyusutan per Tahun = Nilai Beli – Nilai Sisa Umur Pakai

Tabel 12. Biaya penyusutan investasi pada usaha penggemukan 1.040 ekor domba (penggemukan sendiri)

No Uraian Nilai Beli

(Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Sisa (Rp) Penyusutan/tahun (Rp) 1 Tanah 112.600.000 112.600.000 2 Kandang 126.000.000 10 12.600.000 3 Bangunan kantor 7.500.000 10 750.000

4 Mebel dan furniture 3.450.000 5 690.000

5 Mobil mini bus 114.220.000 10 11.422.000

6 Mobil pick up 101.550.000 10 10.155.000 7 Jet pump 7.500.000 3 5.000.000 2.500.000 8 Handphone flexi 400.000 1 400.000 9 Pemasangan listrik 1.250.000 10 125.000 10 Timbangan 750.000 1 750.000 11 Cangkul 175.000 0,5 350.000 12 Arit 60.000 0,25 240.000 13 Garpu 150.000 1 150.000 14 Gunting kuku 500.000 2 250.000 15 Gunting cukur 125.000 0,5 250.000 16 Perizinan usaha 1.000.000 10 100.000

17 Bibit stek rumput 1.040.000 1.040.000

Total 478.400.000 118.640.000 39.063.333

Perhitungan laba rugi usaha dimulai dengan mengurangi jumlah seluruh penerimaan dengan total biaya tetap dan biaya variabel setiap tahunnya. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau laba kotor yang kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak (EBT).

Sebagai langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba rugi bersih usaha. Perhitungan laba rugi usaha penggemukan domba MT Farm yang dilakukan secara sendiri dapat dilihat pada Lampiran 3.

Manfaat Bersih (Net Benefit)

Manfaat bersih (net benefit) yang diperoleh pada usaha penggemukan domba yang dilakukan MT Farm secara sendiri diperoleh dari total inflow dikurangi dengan total outflow. Pada tahun pertama jumlah manfaat bersih yang diperoleh bernilai negatif yaitu (921.926.667) rupiah. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk investasi cukup besar sehingga pendapatan (inflow) yang diperoleh tidak mampu mencukupi total pengeluaran (outflow). Sedangkan pada tahun kedua dan berikutnya jumlah manfaat bersih yang diperoleh bernilai positif. Perhitungan manfaat bersih (net benefit) secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4.

Analisis Finansial

Analisis kelayakan finansial usaha penggemukan 1.040 ekor domba yang dilakukan MT Farm secara sendiri berdasarkan empat kriteria investasi yang digunakan yaitu NPV, Net B/C, IRR dan PP dapat dilihat pada Tabel 13, dan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4.

Tabel 13 Hasil Analisis Finansial Usaha Penggemukan 1.040 ekor domba di MT Farm (Penggemukan Sendiri)

No Kriteria Investasi Satuan Hasil

1 NPV Rupiah 1.182.644.588,34

2 Net B/C - 2,2286

3 IRR Persen 26,08

4 Payback Periode Tahun 4,04

Berdasarkan hasil analisis finansial pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa usaha penggemukan 1.040 ekor domba di MT Farm yang dilakukan secara sendiri mampu memperoleh manfaat bersih tambahan selama sepuluh tahun yang lebih besar daripada nol dengan tingkat diskonto sebesar 6,5 persen. Nilai NPV yang diperoleh berdasarkan indikator kriteria kelayakan yang digunakan menunjukkan bahwa usaha penggemukan domba yang dijalankan oleh MT Farm secara sendiri ini layak. Nilai tersebut diperoleh dengan cara men-discounding-kan net benefit bruto yang diperoleh setiap tahunnya selama sepuluh tahun dan kemudian dijumlahkan, sehingga diperoleh manfaat bersih yang diterima peternakan MT Farm selama umur usaha sebesar Rp 1.182.644.588,34.

Present value benefit (PV+) yang diperoleh peternakan MT Farm adalah sebesar Rp 2.145.197.327,30 dengan present value cost (PV-) sebesar Rp 962.552.738,97. Perbandingan antara PV+ dengan PV- didapatkan nilai Net B/C sebesar 2,2286 yang menunjukkan bahwa usaha penggemukan domba yang dijalankan oleh peternakan MT Farm mampu memberikan keuntungan bersih mencapai enam kali lipat lebih dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian diperoleh nilai Net B/C tersebut > 1 yang menyatakan bahwa usaha penggemukan 1.040 ekor domba di MT Farm yang dilakukan secara sendiri dinilai layak untuk dijalankan.

Indikator kriteria investasi yang digunakan lainnya adalah IRR. Nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari suku bunga yang digunakan. Ini menyatakan bahwa usaha yang dijalankan peternakan MT Farm tersebut mampu menghasil return sebesar 26,08 persen sehingga dinilai layak untuk dijalankan. Payback period juga digunakan sebagai indikator kriteria investasi pada penelitian ini yang disebut juga dengan masa pengembalian investasi (PP). Berdasarkan analisis finansial yang dilakukan bahwa peternakan MT Farm mampu mengembalikan semua biaya-biaya investasi yang digunakan kurang dari umur ekonomis proyek yaitu 4,04 tahun atau empat tahun 15 hari, dengan demikian usaha penggemukan 1.040 ekor domba di MT Farm yang dilakukan secara sendiri dinilai layak untuk dijalankan.

Switching Value Analisys

Melalui switching value analisys didapatkan bahwa kenaikan harga input usaha penggemukan 1.040 ekor domba di peternakan MT Farm yang dilakukan secara sendiri dapat ditolerir sampai 6,33 persen dengan nilai NPV = 0, Net B/C yang diperoleh adalah satu (Net B/C = 1) dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang digunakan yaitu 6,5 persen. Kondisi NPV = 0 merupakan suatu kondisi saat perusahaan tidak mengalami rugi ataupun untung. Batas maksimum kenaikan harga bakalan yang membuat usaha penggemukan domba peternakan MT Farm menjadi tidak layak adalah 6,33 persen. Jika kenaikan harga bakalan berada dibawah 6,33 persen, maka usaha penggemukan domba yang akan dijalankan secara sendiri oleh peternakan MT Farm masih bisa menghasilkan keuntungan dan perusahaan masih dapat dinyatakan layak untuk tetap berlanjut dan jika harga input tersebut naik sebesar 0.01 persen, maka usaha penggemukan 1.040 ekor domba di MT Farm menjadi tidak layak. Cashflow switching value analisys kenaikan harga input usaha penggemukan 1.040 ekor domba di peternakan MT Farm yang dilakukan secara sendiri dapat dilihat pada Tabel Lampiran 5.

Berdasarkan hasil switching value analisys pula didapatkan bahwa penurunan kuantitas output dari usaha penggemukan 1.040 ekor domba yang akan dijalankan secara sendiri di peternakan MT Farm dapat ditolerir sampai angka 5,825 persen. Penurunan kuantitas output disini adalah penurunan persentase karkas dari bobot domba hidup. Dalam keadaan yang baik, persentase karkas dari domba hidup yang diharapkan adalah 40%. Batas penurunan kuantitas output ini diperoleh dengan mengacu pada nilai NPV yang sama dengan nol. Sehingga didapatkan nilai Net B/C sama dengan satu dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang digunakan yaitu 6,5 persen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa batas maksimal penurunan kuantitas output yang membuat usaha penggemukan 1.040 ekor domba yang dilakukan secara sendiri oleh MT Farm menjadi tidak layak adalah sebesar 5,825 persen. Jika penurunan kuantitas karkas berada dibawah angka tersebut perusahaan masih dinyatakan layak dan masih memberikan keuntungan terhadap perusahaan dan jika penurunan kuantitas tersebut lebih besar dari 5,825 persen maka usaha penggemukan 1.040 ekor domba yang akan dijalankan secara sendiri di peternakan MT Farm menjadi tidak layak. Atau dapat dikatakan pula batas maksimum persentase karkas agar usaha penggemukan tetap layak adalah sebesar 37,67% dari bobot domba hidup. Jika persentase karkas dari bobot domba hidup kurang 37,67% maka usaha penggemukan ini dapat dikatakan tidak layak untuk dijalankan. Cashflow switching value analisys penurunan kuantitas output usaha penggemukan 1.040 ekor domba yang akan dijalankan secara sendiri di peternakan MT Farm dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6.

Analisis Kelayakan Finansial Penggemukan 1.040 ekor Domba (Skenario II Penggemukan Bermitra)

Analisis kelayakan finansial menggunakan dasar perhitungan harga yang berlaku sekarang dan dilakukan per tahun. Analisis kelayakan finansial penggemukan 1.040 ekor domba yang akan dilakukan MT Farm pada skenario II adalah akan melakukan usaha penggemukan domba secara bermitra. Mitra yang akan bekerja sama dengan MT Farm adalah masyarakat yang berada di daerah

sekitar tempat usaha (petani) dengan jumlah kurang lebih 40 orang petani. Analisis yang dilakukan juga menghitung nilai terhadap Switching value terhadap penurunan persentase karkas daging domba dan kenaikan harga bakalan. Adapun perhitungan switching value dilakukan untuk mencari batas maksimal suatu perubahan, dimana batas usaha tersebut masih dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Usaha pengggemukan domba MT Farm ini merupakan usaha dengan umur usaha 10 tahun. Penentuan umur usaha ini dilihat dari umur ekonomis investasi utama yang merupakan aset penting dan berpengaruh terhadap usaha yaitu umur ekonomis bangunan kandang. Bangunan kandang diperkirakan akan banyak melakukan perbaikan setelah umur 10 tahun. Atas dasar tersebut umur usaha disesuaikan dengan umur ekonomis kandang.

1. Arus Penerimaan (Inflow)

Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah usaha. Arus manfaat dari usaha penggemukan 1.040 ekor domba di MT Farm adalah penerimaan dari hasil penjualan karkas domba, penjualan kepala, kaki dan jeroan domba, dan nilai sisa dari investasi. Besarnya penerimaan penggemukan domba yang dilakukan secara bermitra (skenario II) pada dasarnya adalah sama dengan penerimaan penggemukan domba yang dilakukan sendiri (skenario I). Hal ini karena target pasar yang dituju sama, yaitu restoran dengan produk yang diminta berupa karkas domba dengan bobot 13 kg sebanyak 10 ekor/hari. Berikut ini rincian penerimaan dari usaha penggemukan 1.040 ekor domba yang dilakukan secara bermitra oleh MT Farm.

Penerimaan Penjualan Karkas Domba

Usaha penggemukan 1.040 ekor domba (domba betina jenis ekor gemuk/gibas) yang dilakukan di MT Farm memperoleh penerimaan utama dari hasil penjualan karkas domba yang telah digemukkan selama tiga bulan. Penggemukan yang akan dilakukan bertujuan untuk memenuhi permintaan karkas domba sebanyak 10 ekor/hari sehingga dalam satu bulan (26 hari) permintaan yang harus dipenuhi adalah 260 ekor/ bulan. Karkas domba akan dikirim ke restoran dengan jumlah yang tetap, yakni 10 ekor/hari dengan kontinu. Syarat bobot karkas yang diinginkan restoran adalah sekitar 10-16 kg/ekor (dalam hal ini diambil rata-rata bobot karkas 13 kg/ekor). Persentase daging karkas adalah 40% dari bobot domba hidup. Penerimaan penjualan dihitung berdasarkan jumlah karkas dikalikan dengan harga jual karkas per kilogram bobot karkas.

Karkas domba yang dihasilkan akan dijual kepada konsumen MT Farm, yaitu restoran/rumah makan. Jumlah permintaan karkas adalah 10 ekor/hari atau 260 ekor karkas/bulan. Harga jual karkas adalah Rp 72.000,00/kg dengan besarnya persentase karkas 40% dari bobot hidup domba. Bakalan yang digunakan MT Farm untuk digemukan adalah bakalan dengan bobot 28,27 kg dengan pertambahan bobot hidup 1,41 kg/bulan. Sehingga setelah digemukan selama tiga bulan, bobot hidup menjadi 32,5 kg dan bobot karkas seberat 13 kg. Penerimaan penjualan karkas domba dalam satu bulan Rp 243.360.000,00.

Pada tahun pertama, penerimaan penjualan karkas adalah selama sembilan bulan. Hal ini karena panen pertama kali dilakukan pada bulan keempat

penggemukan. Sehingga dalam satu tahun terjadi sembilan kali panen. Penggemukan bakalan dilakukan pertama kali pada bulan pertama penggemukan. Karena pada tahun pertama panen baru terjadi di bulan keempat, maka besarnya penerimaan penjualan karkas tahun pertama adalah Rp 2.190.240.000,00. Sedangkan untuk tahun kedua sampai tahun kesepuluh, setiap bulannya terjadi panen. Sehingga besarnya penerimaan penjualan karkas setiap tahunnya Rp 2.920.320.000,00. Skema pengadaan bakalan dan panen pada penggemukan bermitra dapat dilihat pada Tabel 16.

Penerimaan Penjualan Kepala, Kaki, dan Jeroan Domba

Penerimaan penjualan kepala, kaki dan jeroan domba merupakan penerimaan sampingan yang dapat memberikan keuntungan pada usaha penggemukan domba MT Farm. Harga jual kepala, kaki dan jeroan domba ini adalah Rp 45.000,00 per paket.

Pada tahun pertama jumlah penjualan kepala, kaki dan jeroan domba lebih sedikit daripada tahun yang lain atau tahun kedua hingga kesepuluh. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdapat delapan kali panen. Dalam satu bulan penerimaan penjualan kepala, kaki, dan jeroan domba adalah. Sehingga besarnya penjualan kepala, kaki, dan jeroan di tahun pertama adalah 9 bulan dikalikan Rp 11.700.000,00 menjadi Rp 105.300.000,00. Sedangkan besarnya penjualan kepala, kaki, dan jeroan di tahun kedua sampai sepuluh adalah sama, yaitu Rp 140.400.000,00.

Penerimaan Penjualan Kulit Domba

Penerimaan penjualan kulit domba merupakan penerimaan sampingan yang dapat memberikan keuntungan pada usaha penggemukan domba MT Farm. Harga jual kulit domba ini adalah Rp 60.000,00 per lembar.

Pada tahun pertama penerimaan penjualan kulit domba lebih sedikit daripada tahun yang lain atau tahun kedua hingga kesepuluh. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdapat sembilan kali panen. Dalam satu bulan penerimaan penjualan kulit domba adalah Rp 15.600.000,00. Sehingga besarnya penjualan kulit domba pada tahun pertama adalah selama sembilan bulan, yaitu Rp 140.400.000,00. Sedangkan besarnya penjualan kulit domba pada tahun kedua sampai sepuluh adalah sama, yaitu Rp 187.200.000,00.

Nilai Sisa

Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal investasi yang tidak terpakai habis umur ekonomisnya hingga akhir umur usaha. Pada usaha penggemukan domba MT Farm, nilai sisa diperoleh dari investasi yang belum habis pada tahun kesepuluh. Investasi yang memberikan nilai sisa pada usaha penggemukan domba MT Farm adalah tanah dan jet pump. Pada penelitian ini diperoleh nilai sisa investasi pada akhir tahun ke sepuluh adalah Rp 28.180.000,00. Tidak semua investasi memiliki nilai sisa diakhir tahun umur usaha, hal tersebut dikarenakan umur ekonomis barang-barang investasi relatif lebih pendek ataupun sudah habis umur ekonomisnya tepat pada tahun terakhir. Perhitungan nilai sisa dapat dilihat pada Lampiran 6.

2. Arus Pengeluaran (Outflow)

Arus pengeluaran (outflow) adalah aliran cashflow yang menunjukkan pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha baik pada saat awal pendirian maupun saat tahun berjalan. Arus pengeluaran tersebut adalah biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi pada usaha penggemukan domba MT Farm adalah biaya yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha ataupun pada saat tahun berjalan usaha untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Sedangkan biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses penggemukan berlangsung yang terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Berikut adalah rincian biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis.

Biaya Investasi

Biaya investasi dikeluarkan pada saat awal usaha yaitu pada tahun pertama. Biaya ini merupakan biaya dalam pengadaan barang-barang investasi. Apabila terdapat aset yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur usaha, maka dilakukan reinvestasi. Biaya investasi pada Mitra Tani Farm dapat dilihat pada Tabel 14. Besaran biaya investasi awal yang dikeluarkan oleh Mitra Tani Farm yaitu sebesar Rp 269.155.400,00. Barang-barang investasi yang mempunyai nilai paling besar yaitu kandang, tanah, dan mobil. Besarnya nilai investasi awal ini dipengaruhi oleh skala peternakan yang mencapai 1.040 ekor sehingga dibutuhkan biaya investasi awal yang besar juga.

Tabel 14. Biaya investasi penggemukan 1.040 ekor domba secara bermitra

No Jenis Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Total Harga (Rp)

1 Tanah m2 530,25 50.000 26.513.000

Lahan kandang transit bakalan m2 20 50.000

Lahan halaman m2 36 50.000

Lahan untuk kantor m2 12 50.000

Lahan kandang transit potongan m2 20 50.000

Lahan rumput m2 442,25 50.000

2 Kandang transit bakalan Unit 1 5.000.000 5.000.000

3 Kandang transit potongan Unit 1 5.000.000 5.000.000

4 Bangunan kantor Unit 1 7.500.000 7.500.000

5 Mebel dan furniture Unit 1 3.450.000 3.450.000

6 Mobil mini bus Unit 1 114.220.000 114.220.000

7 Mobil pick up Unit 1 101.550.000 101.550.000

8 Jet Pump Unit 1 2.500.000 2.500.000

9 Handphone flexi Unit 1 400.000 400.000 10 Pemasangan listrik Unit 1 1.250.000 1.250.000

11 Timbangan Unit 1 750.000 750.000

12 Perizinan usaha Unit 1 1.000.000 1.000.000

13 Bibit Stek Rumput Gajah stek 224 100 22.400

Berikut ini adalah rincian biaya investasi yang dikeluarkan.

1. Tanah

Tanah merupakan hal yang paling utama dibutuhkan dalam investasi usaha penggemukan domba. Kebutuhan tanah untuk penggemukkan domba sebanyak 1.040 ekor dalam satu kali periode penggemukkan terdiri dari lahan kandang transit bakalan, lahan halaman, lahan untuk kantor, lahan kandang transit potongan dan lahan rumput. Total luas tanah yang dibutuhkan adalah 530,25 m2 dengan harga Rp 50.000,00 per m2. Penentuan harga ini adalah harga pada saat pertama kali MT Farm mendirikan usaha. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk tanah adalah Rp 26.513.000,00. Tanah tidak memiliki umur ekonomis usaha, karena nilai tanah semakin hari semakin mahal. Namun dalam penelitian ini diasumsikan nilai tanah sama pada saat pembelian, sehingga pada akhir umur ekonomis usaha tanah masih memiliki nilai sisa yaitu Rp 26.513.000,00.

Lahan kandang transit bakalan

Lahan kandang transit bakalan yang digunakan untuk penggemukkan domba secara bermitra adalah seluas 20 m2. Kandang ini digunakan untuk tempat bakalan disimpan sebelum disalurkan kepada mitra MT Farm. Kapasitas lahan ini dapat digunakan untuk membuat kandang kapasitas 40 ekor.

Lahan untuk kantor

Kantor digunakan untuk mengurus administasi dan pengelolaan usaha penggemukkan domba. Luas kantor yang digunakan adalah 12 m2 dengan panjang 4 m dan lebar 3 m.

Lahan kandang transit potongan

Lahan kandang transit potongan yang digunakan untuk penggemukkan domba secara bermitra adalah 20 m2. Kandang ini digunakan untuk tempat penyimpanan domba hasil penggemukan petani sebelum dipotong. Kapasitas lahan ini dapat digunakan untuk membuat kandang kapasitas 40 ekor.

Lahan rumput

Lahan rumput digunakan untuk memenuhi pakan ternak domba selama berada di kandang transit MT Farm, baik kandang transit bakalan maupun kandang transit potongan. Jenis rumput yang digunakan adalah rumput gajah. Kebutuhan pakan rumput sebanyak 5 kg/ ekor/hari. Penanaman stek rumput dilakukan di bulan pertama dan kedua pendirian usaha. Pada bulan ketiga dan selanjutnya tidak harus dilakukan penanaman stek rumput kembali karena rumput akan terus tumbuh dan bisa di panen untuk keperluan pakan ternak domba. Namun, lahan rumput yang perlu disiapkan adalah dua kali dari luas lahan rumput yang diperlukan dalam satu bulan. Hal ini dikarenakan ada waktu yang dibutuhkan dari stek rumput di tanam sampai rumput siap dipanen dan agar setiap bulan rumput dapat kontinu dipanen. Satuan kebutuhan rumput adalah umbi, dimana 1 umbi setara dengan 30 kg pakan rumput.

Kebutuhan pakan domba selama berada di kandang transit bakalan adalah 1.300 kg/bulan atau 43,33 umbi/bulan (dapat dilihat pada Tabel 19). Sehingga lahan yang perlu disiapkan adalah lahan untuk 86,66 umbi/2 bulan. Sedangkan kebutuhan pakan domba selama berada di kandang transit potongan adalah 2.050

kg/bulan atau 68,33 umbi/bulan. Sehingga lahan yang perlu disiapkan adalah 136,66 umbi/ 2 bulan. Dengan demikian total umbi yang dibutuhkan adalah 244 umbi. Untuk dapat menghasilkan umbi tersebut lahan yang dibutuhkan adalah 442,26 m2. Penentuan luas lahan rumput ini dapat ditentukan dengan rumus umbi. Rumus ini diperoleh dengan memperhitungkan jarak tanam antar rumput 30 cm x 80 cm. U = 1 3 10 1 6 10 ) 1 6 10 ( 2 p p l

Keterangan U = umbi yang dibutuhkan

p = panjang lahan rumput l = lebar lahan rumput

Dokumen terkait