• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu unit usaha peternakan domba dan kambing Mitra Tani Farm yang terletak di Jalan Manunggal 51 no 39 RT 04/05 Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Mitra Tani Farm merupakan peternakan domba dengan populasi terbesar kedua di Kabupaten Bogor. Kegiatan penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari 2013 hingga Juli 2013.

Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi di lokasi penelitian dan wawancara langsung mengenai seluruh aspek kelayakan, baik aspek non finansial maupun aspek finansial. Data primer mengenai aspek non finansial mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial. Sedangkan data primer mengenai aspek finansial mencakup nilai penjualan, biaya investasi, dan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi. Adapun responden yang diwawancarai mencakup pihak manajemen usaha dan warga sekitar berdirinya usaha. Data sekunder yang digunakan berasal dari Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Direktorat Jenderal Peternakan, studi literatur berbagai buku, data dari world wide web dan hasil penelitian terdahulu.

Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran usaha dari aspek aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis aspek finanasial kelayakan usaha penggemukkan domba Mitra Tani Farm. Pengolahan data secara kuantitatif diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007, dengan menggunakan perhitungan kriteria-kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost (Net B/C), dan Payback Period (PP). Selain itu, dilakukan pula analisis switching value (nilai pengganti) untuk melihat kepekaan usaha penggemukkan domba Mitra Tani Farm dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan. Analisis switching value (nilai pengganti) dilakukan dengan skenario terjadi penurunan jumlah produksi dan peningkatan biaya variabel.

Aspek Non Finansial 1). Aspek Pasar

Analisa aspek pasar dilakukan dengan cara deskriptif. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi pasar dan bauran pemasaran yang digunakan perusahaan (Husnan dan Muhammad 2000). Aspek pasar dikatakan

layak jika ada potensi pasar domba yang tercermin dari jumlah permintaan yang lebih tinggi daripada jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan dan perusahaan memiliki strategi pemasaran yang jelas dan efektif untuk mendukung pencapaian penjualan yang lebih tinggi.

2). Aspek Teknis

Analisis aspek teknis dilakukan secara deskriptif pada kegiatan teknis dalam usaha penggemukan domba. Pada analisis ini dilihat lokasi proyek, skala operasi dan luas proyek, Layout atau tata letak, serta pemilihan jenis teknologi dan peralatan. Subagyo (2007) mengatakan indikator suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan dari aspek teknis produksi adalah jika secara teknis usaha tersebut dapat dilakukan dan sustainable. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus memiliki lokasi usaha yang mampu menunjang pelaksanaan usaha, kapasitas produksi sudah melebihi produksi minimum yang harus dicapai, proses produksi sudah sesuai dengan standar prosedur operasional, layout usaha mempermudah proses produksi, serta menggunakan jenis teknologi dan peralatan teknis sesuai dengan prosedur.

3). Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen dilakukan dengan melihat bentuk usaha, jenis- jenis pekerjaan, persyaratan dalam menjalankan pekerjaan, struktur organisasi yang diterapkan dalam perusahaan, dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan (Husnan dan Muhammad 2000). Suatu usaha dikatakan layak jika perusahaan menggunakan sistem manajemen sesuai dengan kebutuhan dan memiliki pembagian serta deskripsi tugas yang jelas, sehingga mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Pada aspek manajemen kriteria kelayakan usaha penggemukan domba yang dianalisis adalah kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan usaha, struktur organisasi yang baik dan sesuai dengan jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan serta tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan usaha.

4). Aspek Sosial dan Lingkungan

Analisis aspek sosial dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui pengaruh keberadaan usaha terhadap kehidupan sosial masyarakat sekitar usaha. Menurut Gittinger (1988), suatu usaha dikatakan layak dari aspek sosial jika memiliki dampak positif terhadap penghasilan negara, berpengaruh terhadap devisa negara, dan pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan. Sementara itu analisis mengenai dampak lingkungan harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri (Umar 2007).

5). Aspek Hukum

Aspek hukum yang akan dianalisis pada usaha ini adalah melihat kelengkapan dan keabsahan dokumen yang berkaitan dengan usaha penggemukan domba mulai dari bentuk badan usaha sampai dengan ijin-ijin yang dimiliki. Hal ini dikarenakan aspek hukum dari sebuah kegiatan usaha diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama (networking) dengan pihak lain. Kondisi tersebut sesuai dengan paparan menurut Subagyo (2007) bahwa suatu usaha dikatakan layak secara aspek

hukum jika usaha tersebut legal jika suatu perusahaan memiliki surat izin mendirikan usaha.

Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dilakukan secara kuantitatif berdasarkan prinsip nilai waktu sekarang lebih besar daripada nilai uang pada masa yang akan datang. Pada usaha penggemukan domba maka dilakukan analisis perbandingan antara biaya dan manfaat kriteria kelayakan yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Analisis aspek finansial dengan menggunakan bantuan alat hitung kalkulator dan komputer dengan program Microsoft Excel 2007.

Namun sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa seluruh biaya dan manfaat harus dinilai-kinikan (diskonto). Hal ini terkait dengan adanya preferensi uang terhadap waktu dimana sejumlah uang yang ada saat ini akan lebih disukai dari pada sejumlah uang yang sama di masa yang akan datang sehingga untuk dapat dibandingkan maka perlu mengkonversi nilai uang dengan dengan menggunakan discount factor (DF) yang besarnya mengikuti rumus : DF =

Keterangan :

i : Discount rate (DR) sebesar 6,5%

t : tahun saat biaya dikeluarkan atau manfaat diperoleh

Nilai discount rate (DR) perlu diketahui sebelum menghitung DF. Biasanya nilai DR ini didasarkan pada tingkat bunga deposito atau bunga pinjaman. Penggunaan DF erat kaitannya dengan preferensi uang atas waktu, nilai uang saat ini lebih disukai dari pada nilai uang dengan jumlah yang sama pada masa yang akan datang sehingga agar seluruh manfaat dan biaya dapat dibandingkan maka digunakanlah DF. Beberapa kriteria investasi yang dapat digunakan antara lain :

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah selisih nilai sekarang manfaat dengan total nilai sekarang biaya atau jumlah nilai sekarang dari dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Secara matematis rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan : Bt = manfaat yang diperoleh pada tahun t Ct = biaya yang dikeluarkan pada tahun t n = Jumlah tahun(umur proyek)

t = Tahun kegiatan bisnis

I = tingkat bunga (Discount Rate)

Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV yaitu :

NPV > 0, berarti secara finansial proyek layak dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.

NPV < 0, berarti secara finansial proyek tidak layak dilaksanakan karena manfaat ysng diperlukan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan.

NPV = n t t t t i C B 1 / 0 (1 )

NPV = 0, berarti bisnis tersebut mampu mengembalikan sebesar modal yang dikeluarkan. Dengan kata lain bisnis tersebut tidak untung dan tidak rugi.

2. Net Benefit Cost (Net B/C)

Net Benefit Cost (Net B/C) merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Rumus yang digunakan dalam perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Bt = manfaat pada tahun t

Ct = biaya yang dikeluarkan pada tahun t n = jumlah tahun (umur proyek)

t = tahun

i = tingkat bunga (discount rate)

Penilaian kelayakan finansial berdasarkan Net B/C yaitu:

Net B/C ≥ 1, maka proyek tersebut layak atau menguntungkan

Net B/C < 1, maka proyek tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan Net B/C = 1, maka bisnis tidak untung dan tidak rugi

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga (discount rate) yang membuat nilai NPV proyek sama dengan nol. Nilai IRR diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

i = Discount rate dengan NPV positif i' = Discount rate dengan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif

NPV' = NPV yang bernilai negatif

Pengolahan data dilakukan pada program Microsoft Excel, perhitungan IRR dilakukan melalui program tersebut dan tidak menggunakan rumus ekstrapolasi di atas.

4. Payback Period (PP)

Payback Period merupakan metode yang mengukur periode jangka waktu atau jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal (investasi). Umumnya digunakan sebagai pedoman untuk menentukan suatu proyek dengan tingkat pengembalian yang paling cepat. Rumus yang digunakan dalam perhitungan payback periode adalah sebagai berikut:

Net B/C = n t t t t n t t t t i C B i C B 1 / 0 1 / 0 ) 1 ( ) 1 ( Dimana ) 0 ( ) 0 ( t t t t C B C B IRR = (' ) ' i i NPV NPV NPV i Payback period = b A I

Keterangan :

I : Besarnya investasi yang diperlukan

Ab : Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya

Metode ini memiliki kelemahan, yaitu diabaikannya nilai waktu uang (Time Value of Money). Untuk mengatasi kelemahan tersebut, digunakan discounted payback period. Sebelum dikumulatifkan, nilai net benefit setiap tahun didiskonto terlebih dahulu sehingga diperoleh present value dari net benefit setiap tahun (Husnan dan Muhammad, 2000). Jika masa pengembalian investasi (payback periode) lebih kecil dari umur proyek yang ditentukan, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Pada dasarnya, semakin cepat payback period menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh investor (pengusaha).

Analisis Switching Value

Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur ―perubahan

maximum‖ dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output,

penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar usaha masih tetap layak.

Dalam penelitian usaha penggemukan domba ini, switching value dilakukan untuk menguji kepekaan setiap perubahan kenaikan harga input dan penurunan otput yaitu penjualan. Harga input adalah harga bakalan ternak domba. Sedangkan output yang dimaksud yaitu penurunan persentase karkas Penentuan switching value pada variabel bakalan merupakan variabel input tersebut, berdasarkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk variabel tersebut sangat besar dan pada suatu waktu dapat berubah, begitu pula halnya dengan variabel output. Oleh karena itu perlu dilakukan switching value untuk menguji usaha tersebut pada perubahan- perubahan agar diketahui batas kekuatan usaha tersebut pada perubahan yang terjadi.

Asumsi Dasar Penggemukan 1.040 ekor Domba

1. Penggemukkan domba dilakukan tujuan untuk memenuhi permintaan karkas 10 ekor/ hari = 260 ekor/bulan (1 bulan = 26 hari kerja), sehingga total populasi adalah 1.040 ekor dalam satu periode penggemukan. 2. Modal yang digunakan adalah modal sendiri.

3. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam pengembangan bisnis adalah tingkat bunga deposito Bank Rakyat Indonesia sebesar 6,5% per tahun. 4. Umur ekonomis usaha ditetapkan sepuluh tahun. Umur ini ditetapkan

berdasarkan umur ekonomis dari asset terbesar yang ada pada usaha yaitu kandang domba.

5. Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga konstan yang berlaku pada saat penelitian dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik.

6. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yaitu: Penyusutan = Nilai beli – nilai sisa

Umur ekonomis

7. Pajak pendapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008, pasal 17 ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yaitu :

Pasal 17 ayat 1b. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 persen.

Pasal 17 ayat 2a. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

8. Periode penggemukkan selama tiga bulan dengan jenis domba ekor gemuk/gibas (betina)

9. Pertambahan bobot hidup ternak yang digemukan adalah 1,41 kg per bulan 10. Bobot bakalan yang digunakan adalah domba dengan bobot 28,27 kg dengan

harga beli bakalan Rp 30.000,00/kg.

11. Bobot domba hidup yang siap dipotong adalah 32,5 kg/ekor dengan harga jual karkas Rp 72.000,00/kg

12. Persentase bobot karkas adalah 40% dari bobot domba hidup yang siap dipotong

13. Penerimaan terdiri dari penerimaan penjualan karkas domba dan penerimaan tambahan berupa penerimaan penjualan kepala, kaki, dan jeroan domba seta penerimaan kulit domba. Besarnya penerimaan penjualan karkas domba ditentukan berdasarkan bobot karkas dikalikan harga jual karkas per kilogram. Bobot karkas domba adalah 13 kg per ekor dengan harga jual Rp 72.000,00 per kg. Sedangkan penerimaan penjualan tambahan berupa kepala, kaki, dan jeroan ditentukan berdasarkan jumlah domba yang dopotong dikalikan harga jual Rp 45.000,00 per paket. Penerimaan kulit domba pun berdasarkan jumlah domba yang dipotong dikalikan harga jual sebesar Rp 60.000,00 per lembar.

14. Setiap periode semua karkas habis terjual

15. Pakan yang digunakan adalah pakan rumput jenis rumput gajah. Kebutuhan pakan adalah 5 kg/ekor/hari. Pakan rumput dipenuhi dengan menanam stek rumput sendiri pada lahan milik MT Farm, kecuali pada bulan pertama dan kedua karena rumput belum siap dipanen.

16. Pada penggemukan bermitra pakan digunakan saat domba berada di kandang transit bakalan dan kandang transit potongan saja.

17. Pada penggemukan bermitra bakalan diperoleh dari supplier yang biasa bekerjasama dengan MT Farm. Bakalan yang dikirim supplier kepada MT Farm kemudian disalurkan kepada mitra MT Farm, dalam hal ini para petani. Namun sebelum disalurkan kepada para petani, bakalan domba disimpan di kandang transit milik MT Farm. Setelah bakalan berada di kandang transit, barulah satu hari kemudian bakalan disalurkan kepada para petani yang bermitra dengan MT Farm. Bakalan yang telah disalurkan kepada petani akan digemukkan oleh petani tersebut selama 3 bulan dalam satu periode. Domba yang telah digemukkan kemudian diserahkan kepada MT Farm yang nantinya akan disimpan di kandang transit potongan sebelum domba dipotong dan dikirim ke restoran. Petani memperoleh pendapatan dari pertambahan bobot hidup domba yang telah digemukkan (Rp 20.000,00/kg). Sedangkan MT Farm akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan karkas domba ke restoran. Kelebihan dari kerjasama dengan petani ini adalah MT Farm tidak perlu melakukan penggemukan sendiri, cukup menyedikan bakalan yang nantinya akan digemukkan petani sebagai mitra MT Farm.

Dokumen terkait