• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Pemasaran

Dalam dokumen PTPN X (Halaman 169-172)

Berdasarkan data yang diolah oleh Dewan Gula Indonesia (DGI) sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi giling sampai dengan akhir giling tahun 2013 adalah 2,55 juta ton dengan tingkat rendemen rata-rata sebesar 7,18% dan produktivitas hablur sebesar 5,44 ton/hektar. Sedangkan produksi gula tahun 2012 tercatat sebesar 2,59 juta ton dengan tingkat rendemen 8,13%. Dari angka tersebut dapat dilihat adanya penurunan jumlah produksi gula maupun tingkat rendemen tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012.

Berdasarkan perhitungan neraca GKP per tanggal 31 Desember 2013 diperoleh stok akhir GKP sebesar 1.240.157 ton di gudang Pabrik Gula. Jumlah persediaan tersebut jauh lebih besar daripada jumlah stock per akhir 2012 yang sekitar 900 ribu ton.

Pada Januari sampai dengan Maret 2013, PTPN X telah melakukan penjualan gula persediaan awal (eks panen 2012), harga yang terbentuk pada saat itu berada di kisaran Rp. 10.000,- per kg. pada bulan Mei 2013, GKP eks panen 2013 mulai dipasarkan, dan dapat dilepas dengan harga di atas Rp. 10.000/kg, namun memasuki Bulan Juni, harga mulai berada dikisaran Rp. 9.000/kg. memasuki pertengahan Oktober, harga terus turun hingga menyentuh Rp 8.600 – 8.700 /kg. Hal ini dimungkinkan karena terjadi persediaan yang menumpuk

Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Management Discussion and Analysis on Company’s Performance

on national price appreciation. Thus, every GKP inventory of PTPN X had been sold out.

National molasses production in 2013 booked an increase from production in 2012 due to weather anomaly which drove sugarcane yield to be lower that the production process tended to record increase in molasses production. Thus, national molasses production growth along with increasing domestic molasses consumption from 2012/2013. Domestic molasses demand form MSG industry reached to 39% while outstanding was contributed for other supplementary ingredients. Moreover, export realization was estimated to remain stable around 400 thousand tons/annum.

hingga menyebabkan pasar jenuh. Hingga akhir Desember harga masih belum menunjukkan adanya indikasi kenaikan harga nasional. Namun seluruh persediaan GKP milik PTPN X telah terjual seluruhnya.

Produksi tetes nasional tahun 2013 mengalami kenaikan dari produksi tahun 2012 dikarenakan anomali cuaca yang membuat rendemen tebu rendah sehingga dalam proses produksi cenderung terdapat kenaikan produksi tetes. Kenaikan produksi tetes nasional seiring dengan meningkatnya konsumsi domestik tetes tahun 2012/2013. Kebutuhan tetes dalam negeri untuk industri MSG sebesar 39% sisanya untuk bahan pembantu lain. Sedangkan untuk ekspor diperkirakan masih stabil sekitar 400 ribu ton/tahun.

Perkiraan perkembangan Produksi tetes dunia 2011/2012 – 2012/2013 (000 ton), ditampilkan dalam tabel berikut ini :

Perkiraan perkembangan Produksi tetes dunia 2011/2012 – 2012/2013 (000 ton) Global molasses production trend estimation for 2011/2012 – 2012/2013 (000 tons)

Kawasan 2012/2013(000 ton) 2011/2012(000 ton)

Pertumbuhan Growth 2013 (000 ton) (%) Region Eropa 6.744 7.255 (511) (7,04) Europe Afrika 3.966 3.868 98 2,53 Africa

Amerika Utara & Tengah 6.949 6,316 633 10,02 North & Central America

Amerika Selatan 18.759 17,688 1.071 6,05 South America

Asia 26.556 26,071 485 1,86 Asia

Oceania 1.016 1,130 (114) (10,09) Oceania

Dunia 63.990 62,328 1.662 2,67 Worldwide

Kondisi pasar tetes dalam negeri selama tahun 2013 menunjukkan trend harga yang menurun dari tahun sebelumnya. Meskipun harga tetes pada setiap periode tender di PT KPBN selalu menunjukkan kenaikan, akan tetapi harga yang terbentuk tersebut masih di bawah harga pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan produksi tetes yang tinggi di dalam negeri menyebabkan stok tetes juga melimpah sehingga mempengaruhi harga tetes dalam negeri. Untuk harga tetes PTPN X pada awal tender di bulan April 2013 terbentuk harga sebesar Rp1.053.000/ton yang merupakan harga tender terendah selama tahun 2013. Harga tertinggi terjadi pada tender terakhir bulan September 2013 sebesar Rp1.275.050/ ton. Rata-rata harga tender tetes di PT KPBN tahun 2013 adalah Rp1.146.011 lebih rendah dari harga rata-rata tender tahun 2012, yaitu sebesar Rp1.222,545/ton.

Global molasses production trend estimation for 2011/2012 – 2012/2013 (000 tons) is illustrated on following table:

Domestic molasses market in 2013 posted underperform trend from previous year. Despite progressive trend booked by molasses price in very tender period at PT KPBN, the booked price was still below the price realized at same period in previous year. Sharp increase in domestic molasses production brought abundant molasses supply that affected domestic molasses price. PTPN X molasses price at the beginning of tender period in April 2013 was booked at Rp1,053,000/tons as lowest tender prince throughout 2013. The peak price was booked at the end of September 2013 which arrived at Rp1,275,050/tons. Average molasses tender price at PT KPBN in 2013 was Rp1,146,011 lower from average tender price booked in 2012 which was Rp1,222.545/tons.

Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Management Discussion and Analysis on Company’s Performance

Tobacco Marketing and Market Share

In general, total cigarette total production was increasing though big cigar production only contributed 15% from total cigar production, while 85% was shifting to cigarillo production, small cigar only requires tobacco leave ingredient at 15% from big cigar. This led to relatively stable tobacco raw material usage if and even brought more efficient usage.

Customers demand quality trend mainly for top grade cigars and growing low-cost cigar production in Europe encouraged low grade tobacco sales realization, thus for medium grade tobaccos drove to more limited market. Thus, tobacco market is generally favorable, mostly for top grade and low grade, with more limitation on medium grade market.

Initiative to expand market share is throughout (1) market development in several countries with low WHO regulation impact, namely China. (b) optimizing low grade quality sales whose demand is growing. (c) substituting local market which is up to present still dominated by imported Virigina tobacco.

Dalam dokumen PTPN X (Halaman 169-172)