• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total aset Perseroan tumbuh 40,89% dari Rp2,69 triliun pada tahun

Dalam dokumen PTPN X (Halaman 40-45)

menjadi Rp3,79 triliun pada tahun 2013

Company’s asset grew 40.89% from

Rp2.69 trillion at the end of 2012 to

Rp3.79 trillion in 2013

Pemegang Saham yang Kami Hormati,

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dapat melalui tahun 2013 dengan capaian kinerja yang cukup baik. Berikut kami sampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terhadap operasional Perseroan yang dilakukan oleh Direksi.

Penilaian atas Kinerja Direksi

Perekonomian dunia tahun 2013 masih belum menunjukkan perubahan yang berarti sejak dilanda badai krisis tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi global kembali melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai motor perekonomian dunia secara perlahan mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, perekonomian negara-negara berkembang justru mendapat tekanan.

Belum stabilnya perekonomian dunia pada akhirnya juga berdampak pada kondisi ekonomi di Indonesia. Tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 hanya sebesar 5,7%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6%. Di samping kondisi ekonomi yang belum stabil, tahun 2013 juga diwarnai dengan curah hujan yang tinggi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan tahun 2013 menjadi tahun yang cukup sulit bagi industri pergulaan nasional. Musim penghujan yang berlangsung lama membuat kinerja budidaya tebu tidak bisa mencapai level optimal. Secara otomatis, hujan membuat rendemen turun karena proses pembentukan gula di batang tebu menjadi terhambat. Akibatnya, banyak terjadi pemanenan dini sehingga kriteria tebu yang baik (manis, bersih, segar) sulit dipenuhi. Dampak lanjutan dari anomali iklim ini adalah tidak optimalnya produksi ampas tebu sebagai bahan bakar boiler. Kondisi ini bermuara pada naiknya beban operasional seluruh Pabrik Gula (PG) karena harus menambah bahan bakar untuk menggerakkan mesin.

Namun, dengan sejumlah strategi, inovasi dan kerja keras, kami melihat Direksi dapat memitigasi dampak negatif anomali iklim. Hal ini terbukti dengan tidak adanya penurunan berarti dari sisi produksi. Tahun lalu, dari sebelas PG di Jawa Timur,

Dear Respected Shareholders,

Praise and gratitude to God the Almighty that his bless and praise enabled PT Perkebunan Nusantara X (Persero) to pass 2013 with acceptable performance achievement. Herewith we disclose report of Board of Commissioners duty and responsibility implementation towards the Company’s operational carried by the Board of Directors.

Appraisal for the Board of Directors Performance In 2013, global economy still not indicated that major crisis turmoil since 2008 would come to end. Global economic growth was decelerating compared with previous year. Thus, United States and European countries as world economic engine were started to ignite economic recovery. On the other hand, developing countries economy persistently experienced several pressures.

Global economy instability was finally brought an impact towards Indonesian economic condition. In 2013, Indonesian economic growth booked a decrease from previous year. Indonesian economic growth in 2013 was only realized at 5.7%, lower from economic growth in 2012 which arrived at 6%.

Besides unstable economic condition, 2013 was also marked with high rain intensity in Indonesia. This led 2013 as challenging year for national sugar industry. Long rain season encouraged sugarcane cultivation performance failed to achieve optimum realization. Automatically, the rain led to yield decrease due to sugar formation process inside the sugarcane trunk was constrained. As the impact, there were high number of early harvest that good sugarcane criteria (sweet, clean, fresh) was hard to be fulfilled. As sequence impact of the climate anomaly was less-optimization of sugarcane dregs production as boiler fuel. The condition led to increasing operating expense of entire sugar mill (SM) due the purchase of fuel to operate the machineries.

Thus, within several strategies, innovations and hard works, we perceive the Board of Directors was succeed in mitigating climate anomaly negative impact. This is proven from no significant decrease from production level. In previous year,

PTPN X memroduksi gula sekitar 494.000 ton, dan tahun ini sebesar 485.239 ton. Penurunan yang terjadi hanya berkisar 2%. Dengan angka produksi tersebut, Perseroan berhasil mempertahankan posisi sebagai produsen gula terbesar se- Indonesia.

Dari sisi produktivitas, PTPN X juga masih tercatat sebagai pemimpin di industri pergulaan nasional. Dengan jumlah tebu digiling 6.737.552 ton, produktivitas lahan sebesar 86,53 ton tebu per hektar dan produktivitas hablur 6,23 ton per hektar, PTPN X adalah yang terbaik di antara BUMN pergulaan lainnya. Namun dari segi keuangan, tahun ini Perseroan mengalami penurunan. Laba bersih komprehensif Perseroan turun 65,92% menjadi Rp129,33 miliar dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp379,45 miliar. Sementara total aset Perseroan tumbuh 40,89% dari 2,69 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp3,79 triliun pada tahun 2013.

Sejalan dengan pencanangan target swasembada pangan dari Pemerintah, Dewan Komisaris memberi arahan agar Perseroan terus menerapkan strategi Efisiensi, Diversifikasi dan Optimalisasi (EDO) untuk menggenjot produksi gula di tahun-tahun mendatang. Namun demikian, Dewan Komisaris mengingatkan Direksi agar tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mempertimbangkan seluruh risiko yang mungkin muncul.

Di tengah tantangan stabilitas ekonomi dan anomali iklim tersebut, Dewan Komisaris menilai bahwa upaya Direksi dalam memenuhi target RKAP 2013 telah dilakukan dengan baik. Atas kinerja yang sangat baik itu, Dewan Komisaris memberikan apresiasi yang besar terhadap kinerja Direksi dalam mengelola Perusahaan. Dewan Komisaris juga mengapresiasi jalinan hubungan kerja yang sangat baik antara Direksi dengan Dewan Komisaris.

Pandangan atas Prospek Usaha

Sektor pertanian masih menunjukkan potensi yang sangat besar di Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat, mendorong kebutuhan pangan nasional termasuk di dalamnya kebutuhan gula yang berasal dari tebu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, Indonesia yang berpenduduk 250 juta jiwa rata-rata

from 11 sugar mills in East Java, PTPN X produced 494,000 tons sugar and by this year reached to 485,239 tons. The decrease was only by 2%. Holding the production realization, the Company succeeded in maintaining position as largest sugar producer in Indonesia.

From productivity aspect, PTPN X is also listed as leader in national sugar industry. With total milled sugarcane to 6,737,553 tons, area productivity reached to 86.53 tons per hectare and crystalline productivity to 6.23 tons per hectare, PTPN X is the best among other sugar State Enterprise. Thus, from financial aspect, the Company booked slight decrease by this year. Comprehensive income of the Company dropped by 65.92% to Rp129.33 billion from 2012 which was RP379.45 billion. While, total Company’s asset grew 40.89% from Rp2.69 trillion at the end of 2012 to Rp3.79 billion in 2013.

In line with food self-fulfilling target implementation from the Government, the Board of Commissioners provided recommendation that the Company to continuously applies Efficiency, Diversification and Optimization (EDO) strategy to accelerate sugar production in years to come. Meanwhile, the Board of Commissioners also prompts that the Board of Directors to always uphold prudent principle and considering every risk which may be occurred.

In the midst of economic stability and climate anomaly, the Board of Commissioners appraises that every initiative delivered by the Board of Directors in fulfilling Budget Plan 2013 target has been appropriately carried. Regarding the delighting achievement, the Board of Commissioners delivers high appreciation to the Board of Directors in managing the Company. The Board of Commissioners also appreciates harmonious partnership between the Board of Directors and Board of Commissioners.

Business Prospect Outlook

Agriculture sector still initiate huge potential in Indonesia. Progressive population growth encouraged growing national food demand including sugar demand from sugarcane product. Based on Central Statistical Agency (BPS) data, in 2013, Indonesia with 250 million population averagely consumed 12 kg sugar per capita per year, that annual sugar

Laporan Komisaris

kebutuhan konsumsi gula  per tahun sebanyak 3 juta ton. Belum lagi dari sektor industri, limbah pabrik gula dapat diolah menjadi pupuk kompos dan bioetanol.

Saat ini, PTPN X sebagai BUMN perkebunan gula terkemuka di Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam dunia industri gula nasional, di mana produksi gula PTPN X menyumbang sekitar 19,03% total produksi secara nasional dan menyumbangkan 17,84% dalam kontribusi tetes nasional 2013.

Di samping itu, unit usaha Perseroan di bidang tembakau dan bobbin juga terus ditingkatkan seraya tetap melakukan perluasan bisnis melalui sejumlah entitas anak yang dimiliki, diantaranya PT Dasaplast Nusantara yang memroduksi karung plastik; PT Mitratani Dua Tujuh yang memroduksi

frozen vegetable (edamame dan okra); PT Nusantara Medika Utama yang mengelola 3 (tiga) Rumah Sakit (RS Gatoel- Mojokerto, RS HVA Toeloengredjo-Pare Kediri, dan Rumah Sakit Perkebunan-Jember), kemudian PT Energi Agro Nusantara yang mengolah molasses (tetes tebu) sebagai bahan baku menjadi ethanol fuel grade dengan tingkat kemurnian 99,5 prosen. Dengan kontribusi optimal dari seluruh unit usaha dan entitas anak yang dimiliki, PTPN X optimis peluang Perseroan untuk terus berkembang juga semakin lebar.

Dewan Komisaris mendukung upaya yang dilakukan Direksi dalam melakukan pengembangan pasar selama tetap mengedepankan aspek kehati-hatian dan sesuai dengan praktik tata kelola yang baik. Perseroan juga harus selalu mempertimbangkan faktor risiko yang mungkin timbul dari upaya pengembangan usaha tersebut.

Praktik Tata Kelola Perusahaan

PTPN X menyadari bahwa di tengah era transparansi seperti saat ini, penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan bagian yang sangat penting dalam operasional Perseroan. GCG juga menjadi elemen penting dalam mengoptimalkan nilai Perseroan agar memiliki daya saing yang kuat secara nasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan.

was also bolstered from industrial sector that the sugar mill waste can be manufactured as compos fertilizer and bioethanol.

Currently, PTPN X as reputable sugar plantation State Enterprise in Indonesia holds major role in national sugar industry, where PTPN X sugar production contributed 19.03% total national production and 17.84% contribution on national molasses production for 2013.

Moreover, business unit of the Company on tobacco and bobbin business are also developed while also performs business expansion through several subsidiaries namely PT Dasaplast Nusantara which manufactures plastic woven bag; PT Mitratani Dua Tujuh which manufactures frozen vegetable (edamame and okra); PT Nusantara Medika Utama which manages 3 (three) hospitals (Gatoel-Mojokerto Hospital, HVA Toeloengredjo Hospital-Pare Kediri, and Perkebunan Hospital-Jember), and PT Energi Agro Nusantara which manufactures molasses as raw material for fuel grade ethanol with purity level of 99.5 percent. For the optimum contribution of all business unit and subsidiaries, PTPN X is confident that the Company holds wider opportunity to grow further.

The Board of Commissioners supports effort carried by the Board of Directors in executing market expansion as long still upholding prudent principle and complying with good corporate governance practice. The Company shall also concern the risk factor which may occur from the business expansion initiative.

Corporate Governance Practice

PTPN X realizes amidst current transparency era, Good Corporate Governance (GCG) implementation is essential part for the Company’s operational. GCG also becomes important element in optimizing the corporate value that will have strong competitive advantages in national level to maintain its existence and sustainable growth to achieve the Company’s vision and mission.

Segenap manajemen Perseroan memegang komitmen penuh untuk menerapkan GCG secara konsisten dan maksimal. Salah satu topik utama dalam tata kelola Perseroan adalah menyangkut penegakan prinsip akuntabilitas, tanggung jawab mandat dan implementasi pedoman serta mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dalam rangka melindungi kepentingan Perseroan dan pemegang saham. Dari waktu ke waktu, Perseroan terus meningkatkan dan menyempurnakan berbagai perangkat yang terkait dengan penerapan prinsip GCG dalam operasional Perseroan sehari-hari.

Dewan Komisaris juga menilai bahwa pemegang saham telah memberikan dukungan yang optimal sehingga Dewan Komisaris dapat menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya dengan baik.

Perubahan Komposisi Komisaris

Susunan Dewan Komisaris PTPN X terhitung mulai tanggal 21 November 2013 mengalami perubahan Berdasarkan SK Menteri BUMN NO. SK-390/MBU/2013, dan sejak tanggal 21 November 2013, Prof. DR. Ir. H. Tjeppy D Soedjana, MSc telah menyelesaikan masa baktinya dan digantikan oleh Drs. Djoko Moeljono sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan.

Komisaris Utama Prof. DR. Ir. Rudi Wibowo, MS President Commissioner

Komisaris Drs Djoko Moeljono Commissioner

Komisaris Irjen Pol (Purn) Drs. Indarto, SH Commissioner

Komisaris Brigjen TNI (Purn) Heru Sudibyo Commissioner

Komisaris Mayjen TNI (Purn) Susanto Darus Commissioner

Every management of the Company is firmly committed to consistently and optimally implement GCG. One of primary topic on corporate governance discussion is related with enforcement of accountability principles, mandate responsibility and manual implementation to ensure positive attitude to preserve the Company and shareholders’ interest. Within times, the Company continuously improves and refines several infrastructures related with GCG principle implementation on Company’s daily operational.

The Board of Commissioners also views that the shareholders has given optimum support that the Board of Commissioners carries its supervisory duty and function appropriately.

Changes in Board of Commissioners Composition Composition of PTPN X Board of Commissioners statrting from November 21st, 2013 was amended based on Minister

of State Enterprise Decree NO. SK-390/MBU/2013 that since November 21st, 2013, Prof. DR. Ir. H. Tjeppy D Soedjana, MSc

has completed his tenure and replaced by Drs. Djoko Moeljono as Board of Commissioners member in the Company.

Laporan Komisaris

Apresiasi

Sebagai penutup, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan kerjasama yang baik dari jajaran Direksi, Karyawan serta Pemangku Kepentingan sehingga Perseroan dapat mengatasi tantangan yang cukup berat pada tahun 2013.

Tentunya harapan kami pada tahun-tahun mendatang, pola kerjasama yag berjalan selama ini perlu terus dipelihara dan ditingkatkan. Kami percaya dengan pengalaman PTPN X disertai komitmen tinggi seluruh insan Perseroan, PTPN X akan tumbuh ke masa depan yang lebih cemerlang menuju perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan lingkungan.

Appreciation

As our closing statement, we’d like to express higest appreciation and gratitude for delighting support and partnership from the Board of Directors, Employees and Stakeholders that the Company was able to overcome major challenge in 2013.

We’d surely prompt that in years ahead, existing partnership scheme will be continuously maintained and enhanced. We are beleive under firm commitment of every Company’s people, PTPN X will grow towards brighter future becoming leading agroindustry company with environment-friendly perspective.

Atas Nama Dewan Komisaris

On Behalf of Board of Commissioners,

Dalam dokumen PTPN X (Halaman 40-45)