• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Usaha Perusahaan

Dalam dokumen PTPN X (Halaman 166-169)

Dalam rangka perencanaan pembangunan pabrik gula terpadu di Madura, PTPN X telah melakukan studi yang dilaksanakan oleh konsultan STM Project (India), yang terdiri dari pabrik gula berkapasitas 5.000 TCD (expandable menjadi 7.500 TCD), cogeneration dengan kapasitas maksimum 30 MW, dan distillery berkapasitas 60 KLPD.

Untuk memenuhi kebutuhan operasional pabrik selama 160 hari giling/tahun, maka bahan baku yang dibutuhkan adalah sebanyak 800.000 Ton/tahun. Suplai bahan baku direncanakan dari petani. Dan dengan estimasi produktivitas lahan antara 60 – 70 TCH, maka diperlukan lahan tanaman tebu seluas 10.000 – 12.000 Ha. Guna merealisasikan hal ini PTPN X telah menggandeng P3GI untuk melakukan kajian mengenai pengembangan perkebunan Tebu Rakyat (TR) di Madura.

Sebelum melangkah lebih lanjut, PTPN X merasa perlu mengkaji kemampuan perusahaan dalam mendanai proyek ini atau aspek finansial lainnya dengan menggandeng konsultan keuangan Mandiri Sekuritas.

Co-Generation

Program Pengembangan Energi Listrik (Co-Generation) menjadi target PTPN X karena melihat kebutuhannya yang sangat besar di masa yang akan datang sekaligus membantu Pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan. Hal ini potensial dikembangkan mengingat pabrik gula sebagai penghasil gula juga dapat berpeluang menghasilkan energi listrik dalam bentuk

Co-Generation.

Kajian dan koordinasi dengan PLN dan kementerian terkait telah dilakukan. PTPN X juga telah menunjuk konsultan yang bertaraf Internasional guna menyusun Road Map penempatan

Sugar Mill Cluster

On the management cluster concept, sugar mills inside ring 1 area was carried more integrated and centralized. Besides, continuous effort in increasing efficiency and optimizing all of existing potential through business diversification and product development is performed. Production cost efficiency effort, including bringing more efficient HR expense is part of clustering steps initiative. That will drive synergy.

As a foundation in establishing cluster is the sugar cane potential and optimum consumption synergy in every region. In 2013, Sugar Mill Cluster Implementation Team was established and several reviews had been conducted and expected to be implemented on milling year 2014 mainly for Delta area.

Klaster Pabrik Gula

Dalam konsep Klaster pengelolaan beberapa pabrik gula di dalam 1 kawasan dilakukan secara lebih terpadu dan tersentralisasi. Disamping itu dilakukan upaya terus menerus guna meningkatkan efisiensi, serta memaksimalkan seluruh potensi yang ada melalui diversifikasi usaha maupun pengembangan produk. Upaya menekan biaya produksi, termasuk di dalamnya menekan biaya tenaga SDM, adalah termasuk bagian dari langkah klasterisasi. Sehingga akan terjadi sinergi.

Sebagai dasar berpijak dalam pembentukan klaster adalah potensi tebu serta sinergi pemanfaatan secara maksimal di masing-masing kawasan. Pada tahun 2013, telah dibentuk Tim Penerapan Klaster Pabrik Gula, dan telah melakukan kajian- kajian sehingga diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun giling 2014, khususnya untuk Kawasan Delta.

Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Management Discussion and Analysis on Company’s Performance

Revitalization program

PTPN X Sugar Mill revitalization program is directed towards capacity optimization which includes:

1. Sugar Mill efficiency through bagasse saving and operational efficiency on milling process.

2. Yield increase which is carried by optimally managing the plants both early, middle or end varieties.

3. Reducing shutdown hour by improving sugar plant continuity indicator from the plantation to mill, which refers to proportional management for raw material supply and reliable mill preparation by refining SOP & SMMP.

4. Mill in-house keeping which is carried by creating clean and neat mill circumstances. Besides affecting working spirit, also will indicate work employees discipline which will minimize waste as IPAL liability.

Revitalization program initiatives which have been carried, among others:

1. Preparing review as feasibility study which includes: (a) Raw material/area potential, (b) Sugarcane competitive advantage from non-sugarcane, (c) machineries capacity development, (d) spatial and layout improvement, and (e) mill equipment maintenance standard improvement.

2. Working program which prioritizes consultant study result will be further stated on business plan for each revitalized sugar mill, which consists of clear, systematic and applicative working strategy and plan. PTPN X implementation in assisting government program through sugar self-fulfilling acceleration program, among others:

a. Formulating on farm target including: (a) area target covering 74,666 ha, (b) Sugarcane/Ha in 2014 = 90.3 tons, (c) sugarcane production in 2014 = 6.74 million tons, (d) yields in 2014 = 8.56%, and (e) crystalline production in 2014 = 0.57 million ton.

Program Revitalisasi

Program revitalisasi pabrik gula PTPN X diarahkan pada optimalisasi kapasitas yang meliputi :

1. Efisensi PG dilakukan melalui efisiensi penggunaan bahan bakar (bagasse saving) dan efisiensi operasional yaitu efisensi dalam proses gilingan.

2. Peningkatan rendemen dilakukan melalui mengatur tanaman sebaik-baiknya baik varietas awal varietas tengah maupun varietas akhir.

3. Pengurangan jam berhenti dilakukan dengan memperbaiki indikator kelancaran tebu dari lapangan masuk ke pabrik, yaitu pengaturan secara proporsional untuk kelancaran suplai bahan baku serta persiapan pabrik yang handal dengan penyempurnaan SOP & SMMP.

4. Inhouse keeping pabrik dilakukan melalui penciptaan kondisi lingkungan pabrik yang bersih dan rapi. Selain mempengaruhi semangat kerja, juga menunjukkan kedisiplinan pekerja yang akan meminimalkan limbah yang menjadi beban IPAL.

Langkah-langkah program revitalisasi yang dilakukan, antara lain :

1. Membuat kajian dalam bentuk studi kelayakan yang meliputi: (a) Potensi bahan baku/luas areal, (b) Daya saing tebu terhadap non tebu, (c) Pengembangan kapasitas mesin, (d) Penyempurnaan tata letak & tata ruang, dan (e) Penyempurnaan standar-standar pemeliharaan peralatan pabrik.

2. Program kerja yang mengutamakan hasil kajian konsultan selanjutnya akan dituangkan dalam business plan masing- masing pabrik gula yang direvitalisasi, yang didalamnya terdapat rincian strategi dan program kerja yang jelas, sistematis dan aplikatif. Implementasi PTPN X dalam membantu program pemerintah melalui program percepatan swasembada gula yaitu :

a. Membuat sasaran on farm yang meliputi: (a) Pencapaian luas areal tahun 2014 seluas 74.666 ha, (b) Tebu/Ha tahun 2014 = 90,3 ton, (c) Produksi tebu tahun 2014 = 6,74 juta ton, (d) Rendemen tahun 2014 = 8,56%, dan (e) Produksi hablur tahun 2014 = 0,57 juta ton.

b. Core sampler installation in Ngadiredjo Sugar Mill. c. Off-farm target by implementing: (a) PTPN X sugar

mills capacity increase in 2014 to 41,000 TCD.

d. Off-farm target realization throughout: (a) preparing mill machineries revitalization road map by hiring consultant from India, targeting that all of sugar mills to be optimally operated and specific SOP/SMP formulation in each sugar mills, and (b) recruiting reliable employees to operate revitalized mills machineries through potential employees acceleration who served in higher level.

Marketing

Referring to the data analyzed from Indonesia Sugar Board as of December 31st, 2013, milling realization to milling end

season 2013 arrived at 2.55 million tons with average yield rate at 7.18% and crystalline productivity at 5.44 tons/hectare. On the other hand, sugar production in 2012 was realized at 2.59 million tons with yield rate at 8.13%. From the achievement, decline in total sugar production or yield rate in 2013 was inferred if compared with realization in 2012.

Based on GKP balance sheet calculation as of December 31st,

2013, GKP final stock was obtained amounting to 1,240,157 tons in Sugar Mill warehouse. Total inventory was higher from total stock as end of 2012 which was 900 thousand tons.

In January to March 2013 period, PTPN X executed initial inventory sugar selling (ex-harvested 2012), booked price for the period was around Rp10,000 per kg. In May 2013, GKP ex-harvested 2013 was started to be marketed, and can be disposed with price exceeding Rp10,000/kg but entering June, the price dropped to Rp9,000/kg level. Entering mid-October, the price was decreasing to Rp8,600 – 8,700/kg level. This was driven by bulk inventory that encouraged market maturity. As end of December, the price was not indicating any correction b. Pemasangan Core sampler di Pabrik Gula Ngadiredjo.

c. Sasaran off farm dengan melaksanakan: (a) peningkatan kapasitas giling pabrik-pabrik gula PTPN X tahun 2014 sebesar 41.000 TCD.

d. Langkah-langkah pencapaian off farm dengan: (a) Menyusun road map revitalisasi mesin pabrik dengan menggunakan konsultan ahli dari India, dengan sasaran seluruh pabrik gula bisa beroperasi secara optimal dan penyusunan SOP/SMP spesifik di masing- masing pabrik gula; dan (b) Menyiapkan tenaga yang handal untuk mengoperasikan peralatan pabrik yang sudah di revitalisasi melalui akselerasi karyawan yang potensial menduduki jabatan yang lebih tinggi.

Dalam dokumen PTPN X (Halaman 166-169)