BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aspek Pengetahuan
Aitem pernyataan pengetahuan yang diujikan dalam uji validitas
konten adalah sebanyak 28 aitem pernyataan. Pokok bahasan yang terdapat
pada aspek pengetahuan ini adalah pengertian DHF dan demam, gejala DHF,
tahap infeksi, penyebaran DHF, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan
siklus penyakit. Uji validitas konten yang dilakukan secara keseluruhan adalah
perbaikan pada struktur kalimat serta penggunaan kata yang baik dan benar.
valid dan pada uji kesembilan aitem pernyataan pengetahuan dapat dilanjutkan
pada uji instrumen selanjutnya. Aitem pernyataan pengetahuan yang valid
secara konten adalah sebanyak 20 aitem pernyataan pengetahuan.
Uji validitas konten yang pertama, diajukan 28 aitem pernyataan
pengetahuan. Menurut Apoteker aitem yang perlu direvisi adalah aitem
pernyataan 1-5,9,15,26-28. Aitem-aitem pernyataan tersebut tidak cocok
dengan teori terkait penyakit DHF, konten tiap pernyataan sama, serta revisi
terkait penyusunan struktur kalimat yang panjang maka aitem-aitem tersebut
direvisi. Aitem pernyataan 1-5 perlu penyesuaian terkait pengertian penyakit
DHF. Pernyataan aitem 1 adalah: "Anda mengetahui penyakit DHF",
pernyataan aitem 2 adalah: "Menurut saya DHF sama dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD)", pernyataan aitem 3 adalah: "DHF merupakan
penyakit berbahaya, pernyataan aitem 4 adalah: "Menurut saya angka kematian
akibat penyakit DHF masih tinggi di Indonesia", pernyataan aitem 5 adalah:
"Menurut saya DHF sering terjadi di daerah tempat tinggal saya ketika musim
penghujan tiba". Kelima aitem pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang
tidak menunjukkan pengertian penyakit DHF, maka dari itu pernyataan direvisi
dan diringkas menjadi satu gagasan agar lebih spesifik dengan pengertian
penyakit DHF. Pernyataan aitem terkait pengertian DHF yang telah direvisi
pada aitem pernyataan 1 adalah: "Nyamuk yang menyebabkan DHF adalah
nyamuk betina", aitem pernyataan 2 adalah: "Penyebaran DHF melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti", dan pada aitem pernyataan 3 adalah: "Gejala khas
46
DHF perlu disesuaikan dengan teori yang ada, yaitu pengobatan yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh masyarakat adalah dengan obat penurun panas
bukan dengan antibiotika. Beberapa contoh revisi pernyataan tersebut yang
kemudian dilanjutkan pada uji validitas konten kedua dengan aitem pernyataan
sebanyak 20 aitem pernyataan. Kuesioner untuk uji pertama ditampilkan pada
Lampiran 4.
Uji validitas konten kedua, dilakukan penambahan seorang Ahli, yaitu
Dokter I, seorang Dokter Spesialis Anak yang biasa menangani kasus DHF.
Pada uji kedua ini, delapan aitem pernyataan direvisi kembali. Aitem
pernyataan 4 direvisi terkait penggunaan kalimat yang tidak tepat, yaitu kata
"selain itu". Aitem pernyataan 4 setelah direvisi adalah: "DBD hanya
menyerang orang dewasa saja". Aitem pernyataan 12 dan 15 diubah kontennya,
karena konten terlalu mudah untuk dijawab oleh responden. Aitem pernyataan
12 adalah "Selain itu, upaya lain pencegahan DBD adalah dengan
menggunakan bubuk abate yang fungsinya adalah untuk memperbanyak
jentik-jentik nyamuk" dan aitem pernyataan 15 adalah "Menguras tempat
penampugan air paling sedikit adalah 6 bulan sekali". Aitem pernyataan 17
dan 18 termasuk dalam aspek sikap, maka kontennya diubah dan dicari teori
yang sesuai agar dapat menggantikan konten tersebut. Aitem pernyataan 17
adalah "Cara pengatasan suportif penyakit DBD yakni dengan pemberian
oralit, larutan gula garam, jus buah dan susu" dan direvisi menjadi "Prinsip
pengobatan DHF adalah untuk mencegah komplikasi, mengatasi kebocoran
"Ketika demam tinggi selam tiga hari berturut-turut serta mengalami
perdarahan kulit maupun hidung (mimisan), maka saya akan pergi ke dokter",
setelah direvisi menjadi "Pengobatan DBD adalah dengan menggunakan
antibiotika". Kunci jawaban pada kuesioner ini tidak seimbang sehingga perlu
disusun kembali menjadi seimbang antara pernyataan favorable dan
unfavorable. Dokter I, memberikan rekomendasi pada aitem pernyataan 2, 9
dan 17 agar lebih sesuai dengan gejala penyakit DHF. Aitem pernyataan 2
bahwa gejala demam DBD adalah demam akut yang seharusnya adalah demam
pelana kuda. Aitem pernyataan 9 adalah bahwa gejala nyeri gigi tidak spesifik
sehingga diubah menjadi sakit gigi agar lebih spesifik bahwa sakit gigi bukan
merupakan gejala DHF. Aitem pernyataan 17 adalah yang semula adalah
pengatasan suportif diubah menjadi pengobatan DHF, karena pengobatan
adalah hal penting bagi masyarakat. Dua puluh aitem pernyataan diajukan
kembali pada uji validitas konten ketiga. Secara lengkap kuesioner untuk uji
kedua dilampirkan pada Lampiran 8.
Uji validitas konten ketiga, Apoteker memberikan rekomendasi revisi
pada keseluruhan kalimat aitem pernyataan, terkait struktur kalimat yang baik
dan benar. Dilakukan penambahan Ahli, yaitu Dokter II, karena Dokter II
memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan Dokter I.
Dokter II memberikan rekomendasi pada aitem pernyataan 8,9,13,16,17 dan
19. Pada aitem pernyataan 8 dan 9, terkait gejala DHF perlu dispesifikkan.
Salah satu revisi aitem agar gejala lebih spesifik adalah pada pernyataan 8 dari
48
ke 4-5 demam turun dan hari ke 6-7 demam tinggi sebagai tanda
penyembuhan" menjadi "Demam pelana kuda adalah demam tinggi selama 3
hari, turun pada hari ke 4-5 dan tinggi kembali pada hari ke 6-7" Pada aitem
pernyataan 13 terkait pencegahan DHF, yaitu foging dan tujuan foging. Aitem
pernyataan setelah direvisi adalah "Tujuan foging (pengasapan) adalah
penyeprotan insektisida guna mencegah dan membatasi penularan DBD
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti". Aitem pernyataan 16,17 dan 19 terkait
terapi suportif DHF, ditambahkan pengobatan yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat. Dua puluh aitem pernyataan dilanjutkan ke uji
validitas konten keempat. Kuesioner secara lengkap dilampirkan pada
Lampiran 13.
Pada uji validitas keempat dan kelima, Apoteker memberikan
rekomendasi untuk merevisi keseluruhan kalimat terkait ada beberapa kalimat
pernyataan terlalu panjang dan terdapat beberapa pernyataan yang pendek,
maka dari itu dilakukan revisi keseluruhan kalimat pernyataan, agar terdiri
kalimat pernyataan dengan satu gagasan. Dokter II menyatakan pada uji
validitas keempat bahwa pernyataan pada aspek pengetahuan sudah layak
secara konten. Kuesioner secara lengkap dilampirkan pada Lampiran 18-26.
Pada uji validitas keenam, ketujuh dan kedelapan tidak ada
rekomendasi yang diberikan oleh Apoteker, aspek pengetahuan telah layak
secara konten. Apoteker hanya memberikan rekomendasi pada kedua aspek
lainnya, yaitu aspek sikap dan tindakan. Selama proses uji validitas keenam,
pengetahuan. Aspek pengetahuan pada uji yang kesembilan dinyatakan dapat
dilanjutkan ke uji instrumen selanjutnya bersamaan dengan kedua aspek
lainnya yang telah layak secara konten. Kuesioner akhir uji validitas konten
50
Gambar 5. Alur Pengujian Validitas Konten Aspek Pengetahuan
Uji Validitas Konten
Uji VK I: Apoteker: Revisi Aitem
1-5,9,15,26-28
20 aitem diujikan kembali Uji VK II:
Penambahan seorang Ahli Dokter I Revisi Aitem 2,9 dan 17 Perbaikan struktur kalimat pernyataan dan dihasilkan 20 aitem pernyataan yang siap diujikan kembali
Dokter I yang ditambahkan oleh Dokter
II yang memiliki pengalaman lebih banyak
dalam menangani kasus DHF agar dihasilkan isi
yang komperhensif
Uji VK III: Penambahan seorang Ahli
Dokter II Revisi Aitem 8,9,13,16,17,19 Penambahan Pokok Bahasan DHF pada Kuesioner Perbaikan pada struktur
kalimat pernyataan 20 aitem diujikan kembali
Uji VK IV dan V: Dokter II: Layak Secara Konten,
dihasilkan kuesioner dengan pokok bahasan
yang sesuai terkait penyakit DHF dan dapat
dilanjutkan ke uji selanjutnya
Uji VK II: Apoteker: Revisi Aitem 4,12,15,17,18
20 aitem diujikan kembali
Uji VK III, IV dan V: Apoteker: Revisi Keseluruhan Aitem
terkait kalimat yang terlalu panjang, diringkas,
dan dihasilkan aitem pernyataan yang ringkas
dengan satu gagasan
Uji VK VI, VII dan VIII: Apoteker: Tidak ada Rekomendasi,
telah dihasilkan aitem pernyataan pengetahuan yang sesuai, yaitu dengan struktur kalimat yang baik dan dengan satu gagasan
pada tiap pernyataan.
Uji VK IX: Apoteker: 20 Aitem dinyatakan Layak secara Konten, dan
dihasilkan 20 aitem pernyataan yang sesuai
terkait pengetahuan penyakit DHF dan dilanjutkan pada uji reliabilitas instrumen