BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Aspek Tindakan
Uji validitas pertama pada aspek tindakan yaitu diajukan aitem
pernyataan sebanyak sepuluh aitem pernyataan. Pada uji pertama ini, diberikan
rekomendasi oleh Apoteker, yaitu untuk merevisi keseluruhan kalimat aitem
pernyataan tindakan. Menurut Budiman dan Riyanto (2013) dalam menulis
suatu pernyataan hindari penggunaan kalimat yang rumit. Kalimat pernyataan
harus dengan bahasa yang sederhana. Maka dari itu, seluruh kalimat dalam
aspek sikap direvisi dan sepuluh aitem pernyataan tindakan siap diuji ke uji
validitas konten kedua.
Uji kedua, dilakukan penambahan satu ahli, yaitu seorang Dokter
Spesialis Anak, karena banyak memiliki banyak pengalaman dalam menangani
kasus DHF. Aitem pernyataan 1,8 dan 9 tidak jelas. Beberapa pernyataannya
adalah aitem pernyataan 1, yaitu: "Saya menjauhi penderita DBD", aitem
pernyataan 8, yaitu: "Saya tidak ke rumah sakit untuk dirawat ketika demam
saya tidak sembuh dan mengalami perdarahan seperti mimisan", aitem
pernyataan 9 yaitu: "Saya tidak mencari informasi mengenai penyakit DBD
agar terjangkit penyakit DBD". Aitem-aitem pernyataan tersebut tidak jelas,
dan menurut Budiman dan Riyanto (2013) dalam menulis suatu pernyataan
jangan menulis pernyataan yang mudah untuk tidak disetujui oleh semua
orang, seperti pada aitem pernyataan 9. Maka dari itu, aitem-aitem direvisi
kembali dan diajukan untuk uji validitas konten. Apoteker juga menyarankan
58
jumlah aitem pernyataan masih kurang. Sedangkan Dokter I tidak memberikan
rekomendasi, dan sepuluh pernyataan siap diujikan kembali.
Uji validitas ketiga, dilakukan penambahan lima aitem dan revisi pada
keseluruhan aitem pernyataan terkait kalimat pernyataan aitem aspek tindakan.
Dokter II memberikan rekomendasi penambahan pokok bahasan aspek
tindakan terkait keinginan untuk mengetahui informasi dan bagaimana
keinginan dalam mencegah penyakit DHF dan Dokter II juga memberikan
rekomendasi pada beberapa aitem pernyataan, yaitu 1,2,6,14 dan 15 terkait
aitem pernyataan yang kurang jelas agar dihasilkan isi kuesioner aspek tidakan
yang komperhensif. Aitem pernyataan 1 yaitu "Saya menjauhi penderita DBD
dengan tidak bersentuhan karena merupakan penyakit menular" direvisi
menjadi "Saya tidak bergaul dengan penderita DBD". Pada aitem pernyataan 2
yaitu: "Saya menutup semua genangan air (air dalam baskom) yang merupakan
habitat nyamuk Aedes aegypti" terkait habitat nyamuk DHF perlu lebih
dispesifikkan, agar responden tidak bingung menjadi "Saya menutup semua
genangan air yang tidak dibutuhkan di rumah karena merupakan habitat
nyamuk Aedes aegypti". Aitem pernyataan 6 terkait pengobatan DHF harus
sesuai dengan kenyataan, seperti terkait dengan gejala DHF agar lebih rill.
Aitem pernyataan 6 awalnya adalah "Saya meminum obat secara teratur setelah
mendapatkan pengobatan dan berkonsultasi dengan dokter" direvisi menjadi
"Saya menolak ke rumah sakit untuk dirawat ketika timbul gejala bahaya
seperti terjadi kejang dan perdarahan di hidung (mimisan)". Aitem pernyataan
mempelopori kegiatan pencegahan DHF, dengan pernyataan awal adalah "Saya
akan melapor kepada Ketua RT ketika ada yang terjangkit DDB, agar DBD
tidak meluas di lingkungan sekitar" direvisi menjadi "Saya akan melaksanakan
kegiatan pencegahan DBD dari diri sendiri sebagai contoh kepada masyarakat
sekitar". Aitem-aitem tersebut kemudian direvisi dan diajukan kembali untuk
uji validitas konten selanjutnya.
Uji keempat, terdapat beberapa aitem pernyataan yang memiliki
memiliki gagasan atau ide lebih dari satu gagasan, maka kalimat tersebut
diperbaiki agar memiliki satu gagasan saja. Menurut Budiman dan Riyanto
(2013) dalam menulis suatu pernyataan harus dengan satu gagasan atau ide.
Salah satu aitem pernyataan yang memiliki gagasan lebih dari satu adalah pada
aitem pernyataan 2, yaitu "Saya memeriksakan diri ketika mengalami demam
tinggi selama tiga hari berturut-turut dan terjadi perdarahan di kulit, hidung
(mimisan) dan pencernaan (muntah darah) direvisi menjadi "Saya
memeriksakan diri ketika mengalami demam tinggi selama tiga hari
berturut-turut". Pada aitem pernyataan 8 memiliki kalimat yang rumit, yaitu "Bila
berpergian ke kebun saya akan menggunakan obat oles anti nyamuk supaya
terhindar dari gigitan nyamuk" direvisi menjadi "Pada waktu pergi ke kebun
saya akan menggunakan obat oles anti nyamuk" perbaikan ini dimaksudkan
agar pernyataan lebih efektif dan efisien (Budiman dan Riyanto, 2013). Dokter
II menyatakan bahwa aspek tindakan sudah layak secara konten. Aitem-aitem
yang mendapatkan rekomendasi kemudian direvisi dan lima belas aitem
60
Uji validitas kelima, beberapa aitem pernyataan harus direvisi. Aitem
pernyataan 1 kurang relevan dan diganti kontennya. Aiem pernyataan 1 adalah:
"Saya tidak bergaul dengan penderita DBD" direvisi menjadi "saya tidak mau
membesuk penderita DBD karena takut tertular" yang lebih sesuai dengan
kenyataan dalam kehidupan. Aitem pernyataan 6 dan 8 salah, karena terlalu
mudah untuk dijawab oleh responden. Aitem pernyataan 6 yang merupakan
pencegahan terhadap gejala DHF adalah "Saya menolak ke rumah sakit untuk
dirawat ketika timbul gejala bahaya seperti terjadi kejang dan perdarahan di
hidung" direvisi menjadi "Saya meminum ekstrak jambu biji sebagai upaya
pengobatan DBD secara mandiri" yang merupakan kegiatan pengobatan yang
lebih rill salam kehidupan sehari-hari. Aitem pernyataan 8 adalah "Saya
berolahraga teratur agar menjaga daya tahan tubuh sehingga tidak tertular
DBD" direvisi menjadi kegiatan pencegahan DHF yang lebih rill yaitu "Saya
rutin menyemprot rumah tiap sehari sekali dengan insektisida (Baygon®)
untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk". Aitem pernyataan 13 tidak
relevan, pada awalnya adalah "Saya menggunakan alat makan yang berbeda
dengan penderita DBD karena takut relevan" direvisi menjadi "Saya menimbun
kaleng dan benda bekas di halaman rumah yang dapat menjadi dapat sarang
nyamuk" yang merupakan salah satu kegiatan dalam mencegah DHF. Aitem
kemudian diperbaiki dan lima belas aitem siap diujikan kembali.
Uji keenam, Apoteker memberikan rekomendasi pada beberapa aitem
pernyataan. Aitem pernyataan 1 merupakan sikap, maka perlu diganti
adalah "Saya tidak mau membesuk penderita DBD karena takut tertular"
direvisi menjadi "Saya mengabaikan jadwal kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN)" yang merupakan aspek tindakan. Aitem pernyataan 5 salah
pada kata "Antibiotik" harusnya yang benar adalah "Antibiotika". Aitem
pernyataan 6 merupakan pengobatan mandiri yang perlu diringkas. Aitem
pernyataan 6 yang awalnya adalah "Saya minum ekstrak jambu biji sebagai
pengobatan mandiri daripada berobat ke dokter saat menderita DBD" direvisi
menjadi "Saya meminum ekstrak jambu biji sebagai upaya pengobatan DBD
secara mandiri". Aitem pernyataan 8 yang awalnya menggunakan kata "Tidak"
yang seharusnya tidak boleh digunakan dan tidak boleh menyebut merk
"Baygon®" direvisi menjadi "Saya rutin menggunakan obat nyamuk semprot
untuk mencegah perkembangbiakan Aedes aegypti".
Uji ketujuh, Apoteker memberikan rekomendasi perbaikan pada aitem
pernyataan 5 dan 13 kalimat masih perlu diperbaiki. Aitem pernyataan 5
awalnya "Saya meminum antibiotika tanpa konsultasi dengan dokter terlebih
dahulu" direvisi menjadi "Saya membeli antibiotika untuk menurunkan demam
tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu". Sedangkan pada aitem
pernyataan 13 yang awalnya adalah "Saya menggunakan obat bergantian
dengan penderita DBD lainnya" direvisi menjadi "Saya mengkonsumsi obat
penderita DBD lain walaupun bagian obat saya sudah disediakan oleh
perawat". Kedua aitem tersebut diperbaiki dan diujikan kembali.
Uji kedelapan, pada aitem pernyataan 13 apoteker memberikan
62
"Saya mengkonsumsi obat DBD sisa orang lain daripada harus ke dokter
dahulu" yang mudah dimengerti oleh responden saat menjawab pernyataan
tersebut.
Uji validitas konten kesembilan, aspek tindakan akhirnya dinyatakan
layak secara konten dan dapat dilanjutkan pada uji instrumen selanjutnya.
Pengujian aspek tindakan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 6.
Rangkuman rekomendasi uji validitas konten aspek tindakan dapat dilihat pada
Gambar 7. Alur Pengujian Validitas Konten Aspek Tindakan
Uji Validitas Konten
Uji VK I: Apoteker:
Revisi Keseluruhan Aitem terkait struktur kalimat 15 aitem diujikan kembali Uji VK II:
Penambahan Seorang Ahli Dokter I: Tidak ada Rekomendasi
10 aitem diuji kembali
Dokter I ditambahkan oleh Dokter II yang memiliki pengalaman
lebih banyak dalam menangani kasus DHF agar dihasilkan isi yang
komperhensif
Uji VK II: Apoteker:
Revisi aitem 1,8,9 terkait kalimat Penambahan 5 aitem 10 aitem diujikan kembali Uji VK III:
Penambahan Seorang Ahli Dokter II: Revisi Aitem 1,2,6,14,15 terkait kalimat yang tidak
spesifik Penambahan Pokok Bahasan Tindakan terkait
DHF
15 aitem diujikan kembali
Uji VK III: Apoteker:
Revisi Keseluruhan Aitem terkait struktur kalimat 15 aitem diujikan kembali
Uji VK IV: Apoteker:
Revisi Keseluruhan Aitem terkait struktur kalimat 15 aitem diujikan kembali Uji VK IV:
Dokter II: Layak Secara Konten,
dihasilkan 15 aitem pernyataan yang pokok bahasannya sesuai dengan
aspek tindakan terkait DHF, dan dapat dilanjutkan ke uji selanjutnya Uji VK V: Apoteker: Revisi Aitem 1,6,8,10,13 15 aitem diujikan kembali
Uji VK VI: Apoteker: Revisi Aitem 1,5,6,8,13 15 aitem diujikan kembali
Uji VK VII: Apoteker: Revisi Aitem 5 dan 13 15 aitem diujikan kembali
Uji VK VIII: Apoteker:
Revisi Aitem 13, contoh yang lebih rill 15 aitem diujikan kembali Uji VK IX:
Apoteker:
Layak secara Konten, telah dihasilkan 15 aitem pernyataan yang sesuai aspek tindakan terkait DHF
64
Pada akhir uji validitas konten ini dihasilkan kuesioner pengukuran
pengetahuan, sikap dan tindakan terkait DHF dengan aitem sebanyak 55 aitem
pernyataan yang terdiri dari 20 aitem pernyataan pengetahuan, 15 aitem
pernyataan sikap dan 15 aitem pernyataan tindakan. Aspek-aspek ini yang sudah
layak secara konten, kemudian siap dilanjutkan pada uji pemahaman bahasa pada
lay people. Lay people adalah sekelompok orang yang tidak termasuk dalam
responden penelitian, hal ini dilakukan guna menyimpulkan bagaimana
pemahamaman masyarakat terkait bahasa dan isi kuesioner.
Uji pemahaman bahasa pada aitem pernyataan aspek pengetahuan,
terdapat beberapa aitem yang tidak dipahami adalah pada aitem pernyataan 3,4,9
dan 17 terkait dengan terminologi medis. Uji pemahaman bahasa pada aitem
pernyataan aspek sikap yang tidak dipahami pada aitem pernyataan 3 dan 15. Uji
pemahaman bahasa pada aitem pernyataan aspek tindakan adalah semua
pernyataan aspek tindakan mudah dipahami dan tidak ada perbaikan terhadap
pernyataan aspek tindakan. Beberapa aitem pada aspek pengetahuan dan sikap
yang tidak dimengerti kemudian diperbaiki, apabila aitem tersebut tidak
diperbaiki dapat mempengaruhi hasil uji selanjutnya, responden akan bingung
sehingga dalam menjawab menjadi tidak konsisten. Maka dari itu, aitem pada
pengetahuan dan sikap yang tidak dipahami diperbaiki dari segi struktur kalimat
agar nantinya pada uji reliabilitas, diharapkan masyarakat dapat memahami aitem
pernyataan tersebut. Sehingga kuesioner yang dihasilkan dapat reliabel. Uji