• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Instrumen pengukuran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait

penyakit DHF yang valid dan reliabel dapat digunakan sebagai instrumen

pengukuran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait penyakit

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, pp. 168.

Azwar, 2013, Reliabilitas dan Validitas Edisi Empat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 21-22, 40-42, 152-154.

Budiman dan Riyanto, 2013, Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, pp. 1-30.

CDC, 2009, Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever Information for Health Care Practitioners, U.S. Departement of Health and Human Services Centers for Disease Control and Prevention, USA, pp. 3.

Dahlan, Sopiyudin, M., 2009, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp. 111.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Dirjen P2M dan PL Depkes RI, Jakarta

Depkes RI, 2010, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Jakarta

Effendi, S., Tukiran, 2012, Metode Penelitian Survey, Edisi Revisi 2012, Penerbit LP3ES, Jakarta, pp. 157-158.

Gregory, R. J., 2013, Tes Psikologi Sejarah, Prinsip dan Aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 95.

Ley, P., 2007, Qantitative Aspects of Psychological Assessment,

http://www.psychassessment.com.au/pdf/qapa.pdf, diakses tanggal 11 November 2014

Nasir, Muhith A., Ideputri M.E., Buku Ajar: Metodelogi Penelitian Kesehatan, Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan, Nuhamedika, Yogyakarta, pp. 249-152.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, pp. 124.

Notoatmodjo, S., 2011, Ilmu dan Seni Kesehatan Masyarakat Edisi Revisi 2011,

Patton, M. Q., 2002, Qualitative Evaluation and Research Methods, Third Edition, Thousand Oaks, CA: Sage Publications,Inc

Prasetyo, B., Jannah, L.M., 2008, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, pp. 100.

Profetto-McGrath dkk, 2010, Canadian Essentials of Nursing Research, Lippincott William and Wilkins, Philadelphia, pp. 66-67.

Soedarto, 2012, Demam Berdarah Dengue, Dengue Haemorrhagic Fever, Sagungseto, Jakarta, pp. 1-20

Soegijanto, S., 2012, Demam Berdarah Dengue Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya.

Soemirat, J.S., 2011, Kesehatan Lingkungan Edisi Revisi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, pp. 121.

Sugiyono, 2008, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung

Sugiyono,2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung, pp. 93-94.

Supraktinya, A., 2014, Pengukuran Psikologis, Penerbit USD, Yogyakarta, pp. 115-134, 213-250

Sukmadinata, N.S., 2012, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, pp. 235.

WHO, 2009, Dengue Status in South East Asia Region: An Epidemiological Prespective.Availablefrom:http://www.saero.who.int/LinkFiles/Dengue_ dengue-SEAR-2008.pdf. [Accessed 9 Oktober 2013]

Wawan dan Dewi, 2011, Teori dan Pengukuran, Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia dilengkapi dengan Contoh Kuesioner, Nuhamedika, Yogyakarta, pp. 33.

Widoyoko P.S., 2012, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 57, 86

76

78

80

Lampiran 4. Kuesioner penelitian uji validitas konten I aspek pengetahuan

No Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1 Anda mengetahui penyakit Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF)

2 Menurut saya Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) sama dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).

3 DHF merupakan penyakit berbahaya.

4 Menurut saya angka kematian akibat penyakit DHF masih tinggi di Indonesia

5 Menurut saya DHF sering terjadi di daerah tempat tinggal saya ketika musim penghujan tiba.

6 Menurut saya penyebab penyakit DHF adalah nyamuk Aedes Aegypti.

7 Menurut saya nyamuk Aedes Aegypti adalah nyamuk yang berwarna hitam berbintik-bintik putih dan tinggal pada genangan air jernih.

8 Menurut saya penyebab DHF dan BDB sama,yaitu nyamuk Aedes aegypti

9 Nyamuk berasal dari jentik-jentik yang ada di genangan air jernih.

10 Menurut saya penyebaran penyakit DHF adalah melalui gigitan nyamuk.

11 Saya mengetahui gejala DHF. Salah satu gejala DHF adalah demam.

12 Demam dengan suhu 40°C dan selama beberapa hari merupakan gejala DHF.

13 Nyeri otot dan bintik-bintik merah merupakan gejala DHF. 14 Perdarahan seperti mimisan merupakan gejala DHF. 15 Saya mengetahui cara pencegahan dan pengobatan DHF. 16 Beberapa cara mencegah DHF adalah dengan bubuk abate,

foging (pengasapan) dan 3M.

17 Kegunaan bubuk abate adalah untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.

18 Salah satu sikap pencegahan penyakit DHF adalah menjaga kebersihan lingkungan.

19 Tempat tinggal nyamuk DHF adalah pada lingkungan kotor, seperti tempat penampungan air yang kotor.

20 Kegunaan foging (pengasapan) adalah untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk di sekitar lingkungan hidup. 21 Foging (pengasapan) yang baik dilakukan seminggu sekali. 22 Foging (pengasapan) yang benar dilakukan pada bagian dalam

rumah.

24 Kegiatan 3M adalah mengubur barang bekas, menutup dan menguras tempat penampungan air.

25 Menguras tempat penampungan air paling sedikit adalah seminggu sekali.

26 Salah satu cara mengobati DHF adalah dengan memberikan obat demam.

27 Jika pengobatan sendiri tidak dapat menyembuhkan gejala DHF maka dirujuk ke rumah sakit.

28 Jika demam 40°C tidak reda selama beberapa hari, maka saya akan pergi ke dokter.

82

Lampiran 5. Kuesioner penelitian uji validitas konten I aspek sikap

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Menurut saya penyakit DHF disebabkan oleh nyamuk, nyamuk berhabitat di air jernih. 2 Saya mengetahui penyebab DHF adalah

nyamuk, maka saya lebih memilih menjauhi penderita DHF.

3 Pada musim hujan penyakit DHF merebak, maka saya lebih suka menjauhi genangan air jernih.

4 Meskipun lebih murah saya lebih suka berobat di rumah sakit dibandingkan di puskesmas. 5 Saya lebih suka memperoleh informasi

mengenai DHF dari dokter.

6 Saya lebih mantap dan mengerti bila memperoleh informasi mengenai DHF jika dari apoteker.

7 Saya lebih suka merawat diri saya sendiri jika demam dengan mengkonsumsi obat penurun demam dibandingkan ke dokter.

8 Saya lebih suka pengadaan foging (pengasapan) satu minggu sekali dibandingkan sebulan sekali. 9 Saya lebih suka tinggal di lingkungan yang

bersih dibandingkan tinggal di lingkungan yang kotor.

10 Saya lebih suka menjaga kebersihan lingkungan dibandingkan mengotori lingkungan.

11 Saya lebih suka menguras bak air mandi sebulan sekali dibandingkan menguras bak mandi seminggu sekali.

12 Menurut saya rumah yang bersih merupakan rumah yang bebas dari nyamuk Aedes Aegypti. 13 Saya lebih suka dirawat di rumah dibandingkan

di rumah sakit.

14 Saya akan membawa anak saya jika demam tinggi selama beberapa hari ke rumah sakit maupun puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

15 Saya lebih suka mencegah terjadinya DHF dibandinkan mengobati.

16 Saya suka melakukan kegiatan pencegahan DHF seperti 3M dan menaburkan bubuk abate di rumah saya.

Lampiran 6. Kuesioner penelitian uji validitas konten I aspek tindakan

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 DHF disebabkan oleh nyamuk, saya akan menjauhi penderita DHF.

2 Saya akan mengantisipasi agar di sekililing saya bersih dari genangan air.

3 Jika saya demam tinggi selama beberapa hari, maka saya akan ke doter untuk mendapatkan pengobatan.

4 Jika saya mimisan dfan demam, saya akan pergi ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

5 Saya akan meminta obat penurun demam supaya demam turun dan sembuh.

6 Saya akan memberikan bubuk abate pada bak mandi saya.

7 Saya akan melakukan tindakan 3M untuk mencegah DHF.

8 Saya akan rutin mengikuti foging (pengasapan) di lingkungan saya.

9 Saya tidak akan lengah jika demam saya tidak sembuh, dan mengalami nyeri otot disertai mimisan.

10 Saya akan meminum obat penurun demam jika demam tak sembuh.

11 DHF disebabkan oleh nyamuk, saya akan menjauhi penderita DHF.

12 Saya akan mengantisipasi agar di sekililing saya bersih dari genangan air.

13 Jika saya demam tinggi selama beberapa hari, maka saya akan ke doter untuk mendapatkan pengobatan.

14 Jika saya mimisan dfan demam, saya akan pergi ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

15 Saya akan meminta obat penurun demam supaya demam turun dan sembuh.

84

Lampiran 7. Blangko Hasil Rekomendasi expert judgement questionnaire uji validitas konten I

Lampiran 8. Kuesioner penelitian uji validitas konten II aspek pengetahuan

No Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut

yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. 2 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam-akut

yang disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang serta perdarahan kulit, hidung (mimisan).

3 Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki beberapa tingkatan

keparahan, yaitu: Derajat I, Derajat II, Derajat III dan Derajat IV.

4 Selain itu, Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya menyerang

bayi dan anak.

5 Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular. 6 Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah nyamuk

Aedes aegypti yang berwarna hitam berbintik-bintik putih dan tinggal pada genangan air jernih.

7 Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui gigitan

nyamuk Aedes Aegypti.

8 Gejala khas Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam selama 2-7 hari. Selama 3 hari demam, pada hari ke-4 suhu turun dan hari ke-5 naik lagi. Gejala ini disebut demam pelana kuda.

9 Gejala lain yang dialami penderita DBD adalah nyeri pada gigi.

10 Fase infeksi dengue terbagi menjadi tiga, yaitu fase demam,

kritis dan penyembuhan.

11 Upaya pencegahan DBD adalah dengan melakukan kegiatan 3M (, foging (pengasapan) dan menjaga kebersihan lingkungan. 12 Selain itu, upaya lain pencegahan DBD adalah dengan

mengunakan bubuk abate yang fungsinya adalah untuk memperbanyak jentik-jentik nyamuk.

13 Pada lingkungan upaya pencegahan DBD yang dilakukan adalah

menjaga kebersihan dari genangan air dan melakukan foging (pengasapan)

14 Foging (pengasapan) yang benar dilakukan pada bagian dalam

rumah.

15 Menguras tempat penampungan air paling sedikit adalah 6 bulan

sekali.

16 Pengobatan mandiri gejala DBD yaitu demam adalah dngan

memberikan obat demam, banyak minum air putih dan istirahat cukup.

17 Cara pengatasan suportif penyakit DBD yakni dengan

pemberian oralit, larutan gula garam, jus buah dan susu. 18 Ketika demam tinggi selama 3 hari berturut-turut serta

mengalami perdarahan kulit maupun hidung (mimisan), maka saya akan pergi ke dokter

86

20 Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya dapat diderita sekali

Lampiran 9. Kuesioner penelitian uji validitas konten II aspek sikap

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Menurut saya penyakit DBD disebabkan oleh nyamuk yang berhabitat di air jernih.

2 Saya mengethui penyebab DBD adalah nyamuk, maka saya lebih memilih menjauhi penderita DBD.

3 Saya akan menjaga daya tahan tubuh saya agar tetap fit sehingga tidak terjangkit penyakit DBD.

4 Saya akan mencegah diri saya agar tidak terjangkit oleh penyakit DBD dengan memperoleh informasi mengenai DBD dari berbagai media (leaflet, buku dan majalah kesehatan)

5 Saya akan menjaga kebersihan rumah saya dengan menutup genangan air di rumah, karena nyamuk Aedes aegypti berhabitat di genangan air.

6 Saya akan menggunakan bubuk abate dan menguras bak mandi karena dapat mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti .

7 Saya akan membawa anggota keluarga ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan jika mengalami demam berturut-turut serta mengalami perdarahan di kulit maupun hidung (mimisan)

8 Saya akan meminum antibiotik untuk menyembuhkan demam tinggi dan perdarahan seperti mimisan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

9 Ketika saya mengalami demam tinggi selama 3 hari berturut-turut serta mengalami perdarahan kulit dan hidung (mimisan) maka saya tidak akan memeriksakan diri ke dokter.

10 Saya tidak akan melakukan kegiatan pencegahan DBD seperti menggunakan bubuk abate di bak mandi, foging dan 3M

88

Lampiran 10. Kuesioner penelitian uji validitas konten II aspek tindakan

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya menjauhi penderita DBD.

2 Saya menutup semua genangan air (air dalam baskom) yang merupakan habitat nyamuk Aedes Aegypti.

3 Saya memeriksakan diri ketika mengalami

demam tinggi selama 3 hari berturut-turun dan terjadi perdarahan di kulit maupun hidung (mimisan).

4 Saya memeriksakan anggota keluarga saya ke

dokter apabila mengalami gejala serupa untuk mendapatkan pengobatan dini.

5 Saya meminum antibiotik untuk menurunkan

demam tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

6 Saya memberikan bubuk abate pada bak mandi,

menguras bak mandi dan melakukan tindakan 3M untuk mencegah berkembang baknya nyamuk Aedes aegypti peyebab penyakit DBD. 7 Saya menguras bak mandi setahun sekali. 8 Saya tidak ke rumah sakit untuk dirawat ketika

demam tidak sembuh dan terjadi perdarahan di hidung (mimisan).

9 Saya tidak mencari informasi mengenai penyakit

DBD agar terjangkit penyakit DBD. 10 Saya melakukan pengobatan mandiri untuk

mengurangi gejala DBD seperti meminum obat demam, banyak minum dan cukup istirahat, namun jika pengobatan mandiri tidak berhasil maka saya akan memeriksakan diri ke dokter.

Lampiran 11. Blangko Hasil Rekomendasi expert judgement questionnaire uji validitas konten II

90

Lampiran 12. Blangko Hasil Rekomendasi expert judgement questionnaire uji validitas konten II

Lampiran 13. Kusioner penelitian uji validitas konten III aspek pengetahuan

No Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut

yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. 2 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam-akut

yang disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang serta perdarahan kulit, hidung (mimisan) dan pencernaan (muntah darah).

3 Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki beberapa tingkatan

keparahan, yaitu: Derajat I, Derajat II, Derajat III dan Derajat IV.

4 Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya menyerang bayi dan

anak.

5 Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit tidak menular.

6 Nyamuk Aedes Aegypti memiliki beberapa ciri, antara lain

adalah berwarna hitam berbintik-bintik putih dan tinggal pada genangan air jernih.

7 Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui air liur

yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti. 8 Gejala khas Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam

selama 2-7 hari. Selama 3 hari demam tinggi, pada hari ke 4-5 demam turun dan hari 6-7 demam tinggi sebagai tanda penyembuhan. Gejala ini disebut demam pelana kuda.

9 Gejala lain yang dialami penderita DBD adalah nyeri gigi.

10 Fase infeksi dengue terbagi menjadi tiga, yaitu fase demam,

kritis dan penyembuhan.

11 Upaya pencegahan DBD adalah dengan melakukan kegiatan 3M (Menutup,Menguras,Menimbun), PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), foging (pengasapan) dan menjaga kebersihan lingkungan.

12 Kegunaan bubuk abate adalah untuk menjernihkan air pada bak

mandi.

13 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah salah satu metode lingkungan yang merupakan keseluruhan kegiatan masyarakat dan pemerintah untuk mencegah penyakit DBD yang disertai pemantauan hasilnya secara terus menerus.

14 Tujuan foging (pengasapan) adalah penyemprotan insektisida

guna mencegah dan membatasi penularan DBD dari penderita DBD ke orang sehat melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

15 Foging (pengasapan) yang benar dilakukan pada bagian dalam

rumah.

16 Menguras tempat penampungan air paling sedikit adalah 6 bulan

sekali.

17 Prinsip utama pengobatan DBD adalah pengatasan suportif yang

berguna untuk mencegah komplikasi, mengatasi kebocoran cairan plasma dan syok pada penderita DBD.

18 Pengobatan DBD adalah dengan menggunakan antibiotik.

92

19 Pengatasan demam yang dapat dilakukan terhadap penderita DBD adalah memberikan obat penurun demam serta kompres air.

20 Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya dapat diderita sekali

Lampiran 14. Kuesioner penelitian uji validitas konten III aspek sikap

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Pemberantasan Jentik Nyamuk penting, maka saya memilih untuk aktif dalam kegiatan tersebut.

2 Saya memilih untuk tidak mengetahui informasi mengenai DBD dari beberapa media, seperti koran, majalah dan internet.

3 Saya enggan menceritakan ke dokter bila mengalami perdarahan di kulit, hidung (mimisan) dan pencernaan (muntah darah).

4 Saya setuju dengan program pemerintahan yaitu

menggalakkkan 3M

(Menutup,Menguras,Menimbun) untuk mencegah meluasnya DBD.

5 Saya tidak setuju ketika diadakan upaya pencegahan secara berkala di tempat tinggal saya.

6 Saya hanya akan menguras bak mandi apabila sudah kotor saja.

7 Bila akan menggunakan bubuk abate di bak air maka saya akan menggunakannnya sesuai dengan takarannnya.

8 Bila berpergian ke kebun saya akan menggunakan obat oles anti nyamuk supaya terhindar dari gigitan nyamuk.

9 Saya memilih untuk tidak peduli kepada tetangga yang menderita DBD dibandingkan untuk membantu tetangga tersebut.

10 Saya berusaha memiliki kebiasaan hidup yang sehat seperti berolahraga tertatur agar menjaga daya tahan tubuh sehingga terjauh dari penyakit DBD.

11 Apabila saya mengalami gejala DBD maka saya akan periksa dan berkonsultasi dengan dokter.

12 Saya tidak boleh menyimpan pakaian di gantung, karena merupakan salah satu tempat habitat nyamuk.

13 Saya menolak kegiatan foging (pengasapan) untuk mencegah meluasnya DBD di lingkungan.

14 Saya selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tidak menjadi habitat nyamuk Aedes Aegypti.

15 Upaya penanggulangan DBD adalah usaha pemerintah dan petugas kebersihan saja.

94

Lampiran 15. Kuesioner penelitian uji validitas konten III aspek tindakan

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya tidak bergaul dengan penderita DBD. 2 Saya menutup semua genangan air yang tidak

dibutuhkan di rumah karena merupakan habitat nyamuk Aedes Aegypti.

3 Saya melakukan pengatasan demam dengan

meminum obat demam dan memakai kompres air.

4 Saya memeriksakan diri ketika mengalami

demam tinggi selama 3 hari berturut-turun dan terjadi perdarahan di kulit maupun hidung (mimisan).

5 Saya memeriksakan anggota keluarga saya ke

dokter apabila mengalami gejala serupa untuk mendapatkan pengobatan dini.

6 Saya meminum obat secara teratur setelah

mendapatkan pengobatan dan berkonsultasi dengan dokter.

7 Saya meminum antibiotik untuk menurunkan

demam tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

8 Saya menolak ke rumah sakit untuk dirawat

ketika timbul gejala bahaya seperti terjadi kejang dan perdarahan di hidung (mimisan).

9 Saya melakukan tindakan 3M untuk mencegah

berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.

10 Saya enggan menguras bak mandi.

11 Saya malas mencari informasi mengenai penyakit DBD melalui koran,majalah dan internet.

12 Saya menggunakan alat makan yang berbeda

dengan penderita DBD karena DBD menular.

13 Saya tidak menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar terjangkit DBD.

14 Saya akan melapor kepada Ketua RT ketika ada yang terjangkit DBD, agar DBD tidak meluas di lingkungan sekitar.

15 Saya tidak hanya akan melapor ke Ketua RT namun akan memelopori dan memulai kegiatan pencegahan DBD dari diri sendiri sebagai contoh kepada masyarakat sekitar.

Lampiran 16. Blangko Hasil Rekomendasi expert judgement questionnaire uji validitas konten III

96

Lampiran 17. Blangko Hasil Rekomendasi expert judgement questionnaire uji validitas konten III

Lampiran 18. Kuesioner penelitian uji validitas konten IV aspek pengetahuan

No Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut

yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. 2 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam-akut

yang disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang serta perdarahan kulit, hidung (mimisan) dan pencernaan (muntah darah).

3 Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki beberapa tingkatan

keparahan, yaitu: Derajat I, Derajat II, Derajat III dan Derajat IV.

4 Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya menyerang bayi dan

anak.

5 Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit tidak menular.

6 Nyamuk Aedes Aegypti memiliki beberapa ciri, antara lain

adalah berwarna hitam berbintik-bintik putih dan tinggal pada genangan air jernih.

7 Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui air liur

yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti. 8 Gejala khas Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam

selama 2-7 hari. Selama 3 hari demam tinggi, pada hari ke 4-5 demam turun dan hari 6-7 demam tinggi sebagai tanda penyembuhan. Gejala ini disebut demam pelana kuda.

9 Gejala lain yang dialami penderita DBD adalah nyeri gigi.

10 Fase infeksi dengue terbagi menjadi tiga, yaitu fase demam,

kritis dan penyembuhan.

11 Upaya pencegahan DBD adalah dengan melakukan kegiatan 3M (Menutup,Menguras,Menimbun), PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), foging (pengasapan) dan menjaga kebersihan lingkungan.

12 Kegunaan bubuk abate adalah untuk menjernihkan air pada bak

mandi.

13 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah salah satu metode lingkungan yang merupakan keseluruhan kegiatan masyarakat dan pemerintah untuk mencegah penyakit DBD yang disertai pemantauan hasilnya secara terus menerus.

14 Tujuan foging (pengasapan) adalah penyemprotan insektisida

guna mencegah dan membatasi penularan DBD dari penderita DBD ke orang sehat melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

15 Foging (pengasapan) yang benar dilakukan pada bagian dalam

rumah.

16 Menguras tempat penampungan air paling sedikit adalah 6 bulan

sekali.

17 Prinsip utama pengobatan DBD adalah pengatasan suportif yang

berguna untuk mencegah komplikasi, mengatasi kebocoran cairan plasma dan syok pada penderita DBD.

18 Pengobatan DBD adalah dengan menggunakan antibiotik.

98

19 Pengatasan demam yang dapat dilakukan terhadap penderita DBD adalah memberikan obat penurun demam serta kompres air.

20 Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya dapat diderita sekali

Lampiran 19. Kuesioner penelitian uji validitas konten IV aspek sikap

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Pemberantasan Jentik Nyamuk penting, maka saya memilih untuk aktif dalam kegiatan tersebut.

2 Saya mengabaikan informasi dari media (koran, majalah dan internet) terkait penyakit DBD.

3 Saya enggan ke dokter bila mengalami perdarahan di kulit, hidung (mimisan) dan pencernaan (muntah darah).

4 Saya memilih memiliki kebiasaan hidup sehat seperti berolahraga teratur agar menjaga daya tahan tubuh sehingga terjauh dari penyakit DBD.

5 Saya setuju dengan program pemerintahan yaitu

menggalakkkan 3M

(Menutup,Menguras,Menimbun) untuk mencegah meluasnya DBD.

6 Saya sebaiknya memberikan contoh yang baik kepada anak dan anggota keluarga terkait 3M (Menutup,Menguras,Mengubur) karena merupakan tanggung jawab bersama.

7 Saya enggan menguras bak mandi.

8 Saya taat pada pengobatan DBD oleh dokter sehingga dapat sembuh, dan mengikuti saran yang diberikan oleh dokter tersebut agar tidak terjangkit DBD lagi.

9 Saya memilih memberikan pertolongan pertama bagi penderita DBD, yaitu pengatasan demam dengan obat penurun demam dan kompres air.

10 Saya menolak dirawat di rumah sakit ketika timbul gejala berbahaya DBD seperti kejang dan perdarahan di hidung (mimisan).

11 Saya merasa perlu dengan adanya Jumantik di kalangan masyarakat agar dapat membimbing

Dokumen terkait