• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audience Metro T

Dalam dokumen APRILIANI LARAS SHINTA D0207036 (Halaman 84-123)

REBRANDING METRO TV DAN PENGARUH POLITIK

3. Audience Metro T

 Fariha Sulaiman ( Ibu Rumah Tangga, 63 tahun)

 Novian Anata Putra ( Peneliti, Kemeninfo Yogyakarta, 25 tahun)  Firdastin Ruthnia Y. ( Dosen, FISIP UNS, 35 tahun)

 Nanda Bagus ( Mahasiswa, 22 tahun)

commit to user A. Pentingnya Arti Sebuah Brand bagi Metro TV

Saat ini kita hidup di masa yang menganggap merek sangat penting. Merek ada di sekitar kita dan menjadi bagian hidup manusia. Begitu juga bagi perusahaan, karena brand bukan sekedar nama. Begitu juga bagi sebuah perusahaan media. Dijelaskan kan oleh Joseph Eko, selaku Senior Consultant Brand Manager DM IDHOlland “... brand itu sangat kompleks.”

Pentingya sebuah brand juga dirasakan oleh Metro TV sebagai perusahaan Media, seperti yang dijelaskan oleh Henny Puspitasari, PR & Publicity Manager Metro TV “Brand itu adalah rajanya, jadi kita harus mengabdi kepada brand itu...”

Kedua penjabaran mengenai pentingnya brand sejalan dengan pengertian brand menurut Sergio Zyman, CEO dari Coca Cola Company:

A brand is the bundle of functional and emotional benefits, attributtes, usage experiences, icons and symbols that in total comprises the meaning of a product or service.”97 (Sebuah merek adalah sekumpulan kepentingan fungsional dan emosinal, atribut, pengalaman penggunaan, ikon dan simbol dalam satu kesatuan dari sebuah produk atau jasa.)

Makna brand juga dijelaskan oleh Pattrick De Pelsmaker:

“ A brand is a name, term, sign, symbol or design, or combination of these

intended to identity goods or services of one seller or group pf sellers and to

differentiate them from these of a competitor.”(Merek adalah nama, istilah, simbol, atau design, atau kombinasi kesemuanya sebagai identitas barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dengan kompetitor.)98

97

Sergio Zyman, The End of Advertising as we Know it,(USA:John Willey & Sons, 2002) hlm.41 98

commit to user

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa brand adalah nama, istilah, simbol, atau kombinasi kesemuanya yang memiliki nilai fungsional dan emosional yang berhubungan dengan sebuah produk atau jasa, yang berfungsi sebagai sebuah identitas.

Brand sebagai sebuah “pembeda” antara sebuah produk dengan produk lainnya, haruslah dijaga keberlangsungannya, karena pasar terus berkembang dan permintaan konsumen di pasar semakin besar, seperti yang disampaikan Joseph Eko(Senior Brand Manager, dm IDHolland):

“Sebuah brand itu harus berubah, tidak bisa stuck. Di dunia branding, brand itu harus berubah mengikuti perkembangan, visi yang terus berubah, market yang terus berubah, dan juga statement ke market juga berubah.” Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan Sergio Zyman:

“ Our lives change, our needs change, and our values change as consumers, but more impoortant, our values change as people. And any time those values change, our brands have to reposition themselves in front of consumers in slightly different ways, adding relevance to what the brand means” ( Kehidupan, kebutuhan berubah, dan nilai kita sebagai konsumen. Saat nilai itu berubah, merek harus mereposisi dirinya di hadapan konsumen, menambahkan relevansi terhadap maksud dari merek)99

Sebagai sebuah media televisi, yang memposisikan dirinya sebagai stasiun televisi berita, dimana selain sebagai media televisi, Metro TV juga harus memenuhi fungsinya sebagai sebuah perusahaan yang menyediakan informasi dan hiburan. Oleh karena itu Metro TV merasakan pentingnya sebuah brand, seperti yang dinyatakan oleh Henny Puspitasari(PR & Publicity Manager Metro TV):

“Bagi Metro brand itu sangat penting, karena kalau suatu produk tidak mampu mendapatkan trust atau kepercayaan orang, atau publik, berarti dia

tidak memiliki brand yang kuat.”

99

commit to user

Melihat pentingnya sebuah brand bagi perusahaan, pada tahun 2010, Metro TV mulai memikirkan untuk melakukan sebuah pembaruan. Pembaruan tersebut dilatar belakangi oleh semakin berkembangnya industri penyiaran di Indonesia, terutama stasiun televisi seperti yang dinyatakan Suryapratomo, News Director Metro TV:

“Setelah 10 tahun hadir sebagai stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Metro TV perlu meremajakan dirinya karena tantangan yang

dihadapi telah berubah”

Dari hasil pemikiran tersebut tercetuslah sebuah keinginan yang diterjemahkan menjadi sebuah rebranding project dimana yang dimaksud dengan rebranding adalah menciptakan atribut brand yang baru dengan tujuan mereposisi brand yang telah ada, seperti makna brand dalam wikipedia :

Rebranding is the creation of a new name, term, symbol, design, or a combination of them for an established brand with the intention of developing a differentiated (new) position in the mind of stakeholders and competitors.” ( Rebranding adalag pembuatan nama, istilah, simbol, design baru atau kombinasi kesemuanya bagi sebuah merek dengan tujuan mengembangkan, sebuah pembeda, posisi (baru) di dalam benak konsumen dan kompetitor)100

Metro TV melakukan rebranding dengan berbagai latar belakang, diantaranya, adanya persaingan pada ranah televisi berita, dimana Metro TV bukan lagi menjadi satu-satunya televisi berita di Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Joseph Eko(Senior Brand Manager, dm IDHolland):

“Ketika si merah ini muncul, kita melihatnya mereka lebih vibrant, mereka lebih berani, lalu mereka mengambil celah dimana Metro TV tidak menyadari, awalnya tidak mengusik Metro TV, tetapi lama-lama mulai terusik juga.”

100

commit to user

Selain keberadaan kompetitor, alasan lain Metro TV melakukan rebranding adalah keinginan untuk menjadi lebih muda, dan dinamis. Seperti pernyataan Faradina, selaku team rebranding Metro TV dan On Air Section Head:

“ Metro TV harus tampil lebih fresh dan dinamis, dan kita juga ingin meng- grab new audience, terutama kalangan anak muda, karena kita tidak ingin anak muda merasa kalau Metro TV itu „televisi babe gue‟ .”

Pernyataan tersebut, juga didukung oleh penyataan Joseph Eko, mengenai personalitas Metro TV sebagai televisi berita:

“... Permasalahannya, dirasakan pada awalnya generasi-generasi muda tidak tertarik untuk menonton Metro TV, ternyata setelah ditelusuri, personalitas Metro TV berbeda dengan younger market yang dibidik Metro

TV.”

Keinginan Metro TV untuk berubah didasari akan kesadaran untuk berkembang Metro TV perlu berubah sesuai dengan perkembangan zaman, dimana Metro TV harus tampil lebih fresh dan dinamis, sehingga para younger market tertarik untuk menonton Metro TV, karena sebelum rebranding tampilan Metro TV terlihat formal dan agak kaku. Hal tersebut terjadi karena Metro TV merupakan stasiun telvisi yang sangat tersegmentasi, dengan target audience usia 20+, SES A,B+ membuat program dan konten Metro TV disesuaikan dengan target audience mereka, namun Metro TV kemudian menyadari pentingnya untuk memperluas segmentasi target audience mereka.

Selain kedua faktor diatas, Metro TV merasakan bahwa logo yang dimilikinya tidak orisinal dan juga kurang representatif dengan perkembangan saat ini. Seperti dinyatakan oleh Gunawan Syariffudin, Graphic Manager Metro TV:

commit to user

“...penguatan karakter, maksudnya identitas. Dari segi grafis logo Metro TV yang lama itu tidak orisinal, terlalu umum, karakternya tidak spesifik

mencerminkan personalitas Metro TV.”

Dalam rebranding yang dilakukan Metro TV, terdapat tiga tahap. Seperti yang dijelaskan oleh Joseph Eko(Senior Brand Manager, dm IDHolland):

“ Untuk melakukan rebranding yang benar, basenya adalah tiga hal, yang pertama adalah membentuk mind identity (identitas pikiran), yang kedua adalah behaviour identity (identitas perilaku), dan visual identity (identitas

visual).”

Tahapan pertama adalah mind identity “ Membentuk esensi dari brand, yaitu jiwa

dari sebuah merek, dimana menjadikan sebuah merek berbeda.”

Untuk mengetahui identitas pikiran seperti apa, dm IDHOlland selaku konsultan untuk rebranding project yang akan dilakukan Metro TV melakukan interview terhadap para TOP Manajemen:

“ Kami bertemu dengan Pak Surya Paloh, karena aspirasi mengenai merek

itu seharusnya di mulai dari atas ke bawah, visi kedepannya akan seperti

apa. Kemudian menginterview para senior management.”

Tahapan kedua, behavior identity yang mencakup orang-orang di dalam perusahaan, dimana merek yang sudah dibentuk tadi dapat diterjemahkan dan diaplikasikan oleh para karyawan. Hal tersebut diaplikasikan oleh Metro TV, sebagaimana yang dijelaskan oleh Faishal Alaydruz, VO dan Scriptwritter Promotion Departement:

“...ada trainning juga dari consultantnya supaya semua orang punya visi yang sama.”

“Supaya orang-orang yang di trainning bisa menjadi agent of change, menyuarakan perubahan, bukan cuma ganti baju, ganti warna atau tulisan saja. Tapi masing-masing individu di Metro TV menjiwai brand itu, dan kemudian bekerja dan berperilaku selayaknya jiwa-jiwa dari brand itu.”

commit to user

Dari tahapan kedua dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki pernanan besar dalam suksesnya sebuah perubahan, karena perubahan yang terjadi harus bermula dari dalam, lalu diaplikasikan pada budaya perusahaan sehingga pihak eksternal dapat merasakan perubahan yang terjadi dari perilaku para karyawan di perusahaan tersebut.

Kemudian, identitas yang ketiga adalah visual identity atau identitas visual yang biasanya kita kenal dengan design, Joseph Eko(Senior Brand Manager, dm IDHolland) menjelaskan:

“Mengapa identitas visual menjadi identitas yang terakhir? dalam branding tidak boleh hanya membuat sekedar logo, karena jika hanya logo akan

menjadi beauty contest belaka. Jadi harus didasari oleh sebuah esensi.”

Bagi sebuah perusahaan keberadaan logo memang penting, tetapi logo yang baik harus dapat mewakili apa yang ada di dalam perusahaan tersebut, nilai-nilai yang dianut, budaya perusahaan yang dimiliki dan visi misi yang ingin dijalankan, bukan hanya sekedar paduan grafis dan warna semata.

Persiapan rebranding Mero TV memakan waktu sekitar tiga sampai empat bulan, sampai diluncurkan pada 20 Mei 2010, bertepatan dengan hari kebangkitan nasional.

Rebranding Metro TV ini melibatkan dua konsultan eksternal, yaitu DM IdHolland yang bertanggung jawab terhadap perubahan brand Metro TV, yaitu logo. Konsultan yang kedua adalah Link and Beyond yang bertanggung jawab secara internal, yaitu sebagai fasilitator yang menanamkan semangat perubahan kepada para karyawan Metro TV.

commit to user

DM IdHolland adalah sebuah brand agency, dimana tugasnya adalah sebagai konsultan bagi perusahaan yang ingin melakukan perubahan. DM IdHolland merupakan branding agency terbesar di Indonesia. Awalanya bernama DM Brands kemudian merger dengan sebuah international brand agency bernama IDHolland, dan jadilah DM IDHolland sejak 2009. Saat ini Dm Idholland telah ada di 8 negara, yaitu Kairo(Mesir), Jakarta(Indonesia), Johhannesburg(Afrika Selatan), London(Inggris), Perth(Australia), San Fransisco(Amerika Serikat), Singapura, dan Tokyo(Jepang).

Link and Beyond adalah sebuah agency yang bergerak di bidang brand engament dan merubah mindset para karyawan dari sebuah perusahaan, dimana Link and Beyond menyelenggarakan pelatihan dan seminar bagi karyawan untuk merubah mindset atau memperkuat hubungan karyawan dengan nilai baru dari sebuah perusahaan.

Dalam rebranding yang dilakukan oleh Metro TV ini kedua konsultan melakukan kerjasama untuk membentuk brand baru Metro TV sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan, seperti yang dijelaskan oleh Joseph Eko(Senior Brand Manager, dm IDHolland):

“Link And Beyond kebetulan partner kami Pak Wiweko Adinugroho, beliau yang melakukan sesi trainning kepada 1200 karyawan, tetapi trainning ini gak boleh menjadi hanya sebuah trainning, untuk itu sebenernya brand itu harus dibuat dulu. Setelah brand itu dibuat setelah itu kita share-kan kepada Link and Beyond, untuk kemudian bagaimana nanti diterjemahkan

commit to user B. Wajah Baru Sebagai Pembawa Perubahan

Sebagai sebuah televisi berita yang tentu saja menjalankan fungsi komunikasi massa, seperti yang dijelaskan oleh McQuail. Fungsi komunikasi massa adalah ;

a. Menyiarkan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

Dari ketiga fungsi tersebut, Metro TV berusaha mengaplikasikannya terhadap program-program siaran Metro TV, hal tersebut tercermin dari esensi rebranding Metro TV.

Metro TV merasakan pentingnya sebuah perubahan, terutama setelah menginjak usia 10 tahun, karena rebranding merupakan sebuah gerakan positif, seperti yang dijelaskan Faradina:

“Rebranding itu suatu bentuk perusahaan ini berkembang, itu sebuah grow opportunity, kesempatan untuk tubuh. Sebuah kesempatan untuk

meningkatkan kualitas.”

Dalam siaran Persnya Metro TV menjelaskan dasar dari rebranding yang dilakukan, yaitu :

“sebagai institusi penyiaran berita yang memiliki visi mencerdaskan serta meningkatkan kualitas masyarakat, Metro TV tergerak untuk

memaksimalkan fungsi “mencerahkan” yang harus dijalankan seiring dengan fungsi “kontrol dan koreksi”. Metro TV merasa terpanggil untuk

memperluas wawasan dan meninggikan martabat bangsa melalui tayangan-

tayangan bermutu yang berorientasi pada pengetahuan.”

Metro TV sebagai media televisi berusaha untuk menjalankan fungsinya, bukan hanya sebagai sarana hiburan tapi juga menjadi sarana informasi yang

commit to user

mengandung edukasi bagi masyarakat. Bagi Metro TV perubahan yang dilakukan merupakan kesempatan untuk berkembang menjadi stasiun televisi yang meyediakan tayangan-tayangan yang bermutu.

Sebagai mana brand diartikan sebagai nama, design, simbol dan hal-hal lainnya yang mengidetifikasi keseluruhan pemasaran. Brand dibedakan menjadi dua kategori, yaitu brand name bagian dari brand yang berbentuk verbal dan brand mark bagian merek yang direpresentasikan oleh sebuah simbol.101

Wujud rebranding Metro TV dapat dilihat secara kasat mata, oleh pemirsa Metro TV melalui identitas korporatnya. Dalam dunia penyiaran, brand name berbentuk nama jaringan, stasiun atau program.102 Metro TV sebagai sebuah perusahaan, menjadikan simbolnya sebagai sebuah identitas, yang disebut sebagai identitas korporat. Jefkins menjelaskan dalam bukunya Advertising,

Corporate Identity is a strategic asset that helps to achieve the longer term communication goals. Corporate identity is a symbolic uniform that acts as a flag expressing everything about the organization. It is a visual system which uses all the points of public contact. This include the „Permanent

media‟ or building (exterior and interior), signage, vehicles, uniforms, business forms (invoices, cheques,letterhead,etc) literature (product broshures, annual reports), exhibitions,etc.103 (Indentitas korporat adalah aset strategis, yang membantu untuk mencapai tujuan jangka panjang. Seragam simbolik yang menandakan segala hal tetang organisasi. Sebuah sistem visual yang digunakan sebagai kontak publik. Hal ini termasuk „media permanen‟ atau bangunan (ekterior dan interior), penanda, kendaraan, seragam, form bisnis (invoice, cek, kop surat, dll), literatur (brsour, laporan tahunan), pameran, dsb.

101

May Lwin dan Jim Aitchison, Clueless in Marketing Communication, ( Singapore : Prentice Hall, 2003)hlm.75

102

Mc.Dowell, OpCit, hlm.23 103

PR Smith, Marketing Communication : An Integrated Approach, Second Edition, (London :Kogan Page Limited, 1998)hlm.439

commit to user

Perubahan pertama yaitu pada logo Metro TV, Henny Puspitasari(PR&Publicity Manager Metro TV) menjelaskan “ Logo Metro TV yang dulu tidak dibuat secara khusus, tapi diambil dari clip art, jadi siapapun bisa pakai.”

Gambar 3.1 Logo Metro TV lama

Logo Metro TV lama ini, dirasa kurang luwes dan dinamis. Rebranding yang ditandai dengan perubahan logo, bertujuan untuk menciptakan image muda, dinamis dan siap untuk tantangan baru. Burung elang yang dipakai mudah ditemukan dan digunakan pula oleh beberapa produk lain.

Dari esensi merek yang diinginkan dari TOP manajemen Metro TV memunculkan wujud Logo Baru Metro TV, yang muda dan dinamis adalah sebagai berikut :

commit to user

Suryopratomo(News Director Metro TV) menjelaskan perubahan pada logo Metro TV:

“ ...perubahan logo berubah terutama pada bentuk tulisan metro yang menggunakan jenis huruf berbeda dan tetap mempertahankan burung elang

sebagai lambang yang diletakkan di huruf „o‟ pada kata metro.”

Henny Puspitasari(PR&Publicity Manager Metro TV) juga menambahkan tentang logo baru Metro TV “ ...burung elangnya pun lebih dinamis, jadi seakan-akan

ingin terbang.”

Kemudian tentang perubahan lain yang dilakukan terhadap logo Metro TV dijelaskan oleh Joseph Eko(Senior Brand Manager, dm IDHolland):

“Dari font Metro TV sendiri kita membuatnya lebih approachable, klo dulu itu kan tipikal font lama kan sangat kapital, klo yang ini kita buat lebih muda lagi, dengan curvy-curvy ini kita buat approachableTernyata kita membuat kepala elang yang baru yang bisa dimiliki oleh Metro TV, kalo anda lihat tidak berubah banyak karena sebenernya untuk meng- gather pasar yang sekarang yang senior , tapi ada bulu-bulu yang menampilkan a child, dinamis, lebih spirited itu untuk market yang lebih muda tadi, jadinya

bisa balance.”

Walaupun telah mengalami perubahan wujud, logo Metro TV tidak mengalami perubahan makna, hanya saja esensi yang terkandung di dalamnya berubah mengikuti visi dan misi perubahan yang dilakukan, namun dari letak dan bentuk maknanya tetap sama.

Logo Metro TV dirancang tampil dalam citraan topografis sekaligus citraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili dengan huruf-huruf : M-E-T-R-O-T-V) dengan visual (diwakili dengan simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada tempat diposisi huruf “O”, dengan pertimbangan kesamaan

commit to user

struktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal itu mengingat, dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai Metro TV.

Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi Metro TV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangunan image yang cepat dan tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV.

Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami serta meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai Institusi. Logo Metro TV dalam rancangan rupa bentuknya berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

 Simpel, tidak rumit

 Memberi kesan global dan modern  Menarik dilihat dan mudah diingat  Dinamis dan lugas

 Berwibawa namun familiar

 Memenuhi syarat-syarat tekhnis dan eststis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis.

 Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif

Selain menampilkan unsur simbol untuk teks/huruf, Metro TV menampilkan juga simbol gambar yaitu : Bidang Elips dan Kepala Burung Elang.

commit to user 1. Bidang Elips Emas

Sebagai dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorfosis atas beberapa bentuk, yaitu :

a) Bola Dunia

Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV.

b) Telur Emas

Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk ( institusi ) yang secara struktur kokoh, akurat, dan artistik sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas.

c) Elips

Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat berkaitan dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.

d) Elang

Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan, penjelajahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun.

Arti dari transformasi pada logo baru tersebut, dijelaskan oleh Stefans Alvie, creative director DM IDHolland:

Brandmark Metro TV mengangkat ekuitas dari brandmark yang terdahulu yaitu burung elang sebagai symbol dari elevation. Elang yang dijadikan

commit to user

figure diambil dari jenis bald eagle yang termasuk elang laut, sehingga sesuai dengan Indonesia sebagai Negara maritim. Pose elang yang menengadah ke atas, keluar dari shape lingkaran menunjukan kesiapan Metro TV untuk mencerdaskan bangsa, dan memperkaya wawasan. Typography yang digunakan memiliki kesan yang kredibel, akurat, namun tetap terlihat dinamis, dan cepat. Warna biru tua merupakan symbol terpercaya, dan kuning merupakan representasi dari warna fajar

(matahari) yang menerangi dan menyongsong hari esok yang lebih baik.”

Perubahan logo ini, merupakan sebuah signal perubahan Metro TV kepada stakeholder, terutama pemirsa Metro TV. Bentuk logo baru ini dinilai sebagai perwakilan dari jiwa pemirsa Metro TV. Suryapratomo menjelaskan mengenai logo baru tersebut:

“Logo tersebut menggambarkan visi baru Metro TV dalam kurun waktu 10 - 20 tahun ke depan. Seiring jalannya waktu dan zaman, Metro TV tidak ingin hanya menyampaikan berita biasa-biasa saja, tapi ingin memiliki peran penting dengan program-program yang bernilai informasi. Dengan begitu, program Metro TV bisa memberikan dan mengangkat pengetahuan

masyarakat.”

Dalam perubahan logo Metro TV bekerjasama dengan DM IDHolland, merangkum esensi brand dari interview dengan para top management. Kemudian, dm IDHolland membuat design logo, dan guidelines untuk pengaplikasian logo pada semua identitas korporat Metro TV.

DM IDHolland membuat guidlines mengenai warna, penempatan logo dan semua hal yang berkaitan dengan pengaplikasian logo baru Metro TV, agar logo tersebut pengaplikasiannya tetap konsisten.

commit to user

Gambar 3.3 Warna Logo Metro TV

commit to user

Gambar 3.5 Kesalahan Penggunaan Logo

Sebagai media televisi, rebranding tidak hanya membawa perubahan pada logo dan tagline. Perubahan tersebut juga dirasakan pada perubahan on air look Metro TV.

Gambar 3.6 On Air Look lama

Pada on air look lama Metro TV logo berada di pojok kanan atas, untuk grafis dan running text berdasar warna gelap. Dari on air look lama ini, tampilan Metro TV terlihat lebih kaku dan formal. Kemudian setelah rebranding berubah menjadi sebagai berikut;

commit to user Gambar 3.7 On Air Look Baru

Perubahannya cukup signifikan, terlihat dari letak logo Metro TV yang

Dalam dokumen APRILIANI LARAS SHINTA D0207036 (Halaman 84-123)

Dokumen terkait