• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Massa

Dalam dokumen APRILIANI LARAS SHINTA D0207036 (Halaman 46-58)

E. Tinjauan Pustaka 1 Televis

6. Komunikasi Massa

Dennis McQuail mendefinisikan “media massa merupakan sumber kekuatan kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber-sumber daya lainnya”.58

Dari beberapa ahli komunikasi diantarannya Everett M. Rogers dalam OnongUchjana menjelaskan arti dari komunikasi massa, yaitu penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditunujukkan pada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si komunikator.59

57

Ibid, hlm. 176 58

McQuall, Dennis, Teori Komunikasi Massa (Suatu Pengantar),( Erlangga, Jakarta : 1994), hal.3 59

Prof. Drs.Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya,2004), hlm. 50

commit to user

Pengertian media massa secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu :

a. Media massa cetak, meliputi : surat kabar, majalah, dan bulletin

b. Media massa elektronik, mencakup media “audio” (suara) seperti : radio dan media “audio visual” (suara dan gambar) yaitu televisi dan film.

Karakteristik Komunikasi massa dapat dibatasi pada lima jenis media massa yang dikenal sebagai “the big five of mass media” yakni koran, majalah, radio, televisi, dan film.60

Untuk keberhasilan komunikasi massa, kita harus mengetahui ciri-ciri komunikasi massa yang meliputi sifat-sifat unsur yang dicakup, dimulai dari komunikan61;

1) Sifat Komunikan

Komunikasi massa ditunjukkan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen, dan anonim. Ciri khas dari komunikan komunikasi massa ini, bahwa jumlah yang besar itu hanya dalam periode yang singkat.Yang kedua, sifatnya heterogen, artinya bukan hanya berbeda tempat, tapi juga berbeda latar belakang, dengan kata lain komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh minat yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama. Kemudian anonim, artinya komunikatro tidak mengenal komunikannya.

60

Onong Uchjana Effendy, Dinamikan Komunikasi, OpCit., hal.75

61

commit to user 2) Sifat Media Massa

Sifat media massa adalah serempak cepat. Serempak artinya pada saat yang sama media massa dapat membuat khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang disampaikan seorang komunikator. Dan memungkinkan pesan yang disampaikan kepada begitu banyak orang dilakukan dalam waktu yang sangat cepat.

3) Sifat Pesan

Sifat pesan dalam media massa adalah umum dan sejenak. Umum artinya media massa sebagai sarana untuk meyampaikan pesan kepada khalayak, bukan kepada sekelompok orang tertentu. Sejenak adalah hanya untuk sajian seketika.

4) Sifat Komunikator

Media masaa merupakan organisasi yang rumit. Pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak merupakan hasil kerja kolektif. Karena itu setidaknya komunikasi massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdaoat di dalam organisasi media massa.

5) Sifat Efek

Efek komunikasi yang timbul pada komunikan bergantung kepada tujuan komunikasi yang dilakukan komunikator.

Sebagai sebuah televisi berita yang tentu saja menjalankan fungsi komunikasi massa, seperti yang dijelaskan oleh McQuail. Fungsi komunikasi massa adalah ;

commit to user b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

Laswell juga mengemukakan fungsi komunikasi massa62, sebagai berikut : a. Surveillance of The Environment

Media masaa berfungsi sebagai pengamat lingkungan, pengawas dan pengontrol aktivitas masyrakat, baik yang dilakukan oleh pemerintah, angkatan bersenjata maupun rakyat sipil.

b. Corelation of the parts of society

Media massa sebagai penyatu persepsi, sikap, dan perilaku bagian-bagian masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.

c. Transmission of the social heritage from one generation to the next

Media massa sebagai penerus budaya dan nilai sosial dari satu genereasi ke generasi berikutnya.

Dari fungsi-fungsi komunikasi massa tersebut, Mc Quail dalam bukunya merumuskan tujuan komunikasi massa63, sebagai berikut:

1. Informasi

- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.

- Menunjukkan hubungan kekuasaan

- Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

62

Drs. Hamid Arifin,Msi, Hand Out Mata Kuliah Komunikasi Massa, 2008 63

commit to user 2. Korelasi

- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi

- Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan - Melakukan sosialisasi

- Mengkoordinasi beberapa kegiatan - Membentuk kesepakatan

- Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif 3. Kesinambungan

- Mengekpresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus ( subculture ) serta perkembangan budaya baru. - Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

- Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi. - Meredakan ketegangan sosial

5. Mobilisasi

- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.

Media masaa yang bertujuan menyampaikan pesan kepada masyarakat, tidak begitu saja bebas dari pengaruh lingkungan dan individu di baliknya, Pamela

commit to user

J. Shoemaker dan Stephen D.Reese mengidentifikasikan bahwa isi media dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut64:

Level Ideologi

Level Extramedia

Level Organisasi

Level Media Routine Level Individu

Gambar 1.6 Faktor Internal yang mempengaruhi isi media65

1. Individual level

Faktor yang berkaitan dengan karakter individual para pekerja media, seperti: aspek psikologis, pendidikan, pengetahuan, agama, pemahaman atas konsep- konsep kebebasan, obyektifitas, keberimbangan dan sebagainya.

64

Shoemaker,OpCit, hlm. 254 65

commit to user 2. Media Routine Level

Faktor yang berkaitan dengan rutinitas pekerjaaan di institusi media, seperti: batas deadline, kedisiplinan dalam menerapkan standart peliputan, sistem kontrol atas semua produk isi media oleh redaktur.

3. Organisasi

Faktor yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang bersifat organisasional, seperti: loyalitas, tertib administrasi,spirit korp.

4. Extramedia level

Faktor yang berkaitan dengan kekuatan diluar institusi media itu sendiri, seperti: sumber informasi, pengiklan, khalayak, kontrol pemerintah, dan tekhnologi.

5. Ideological level

Faktor yang berkaitan dengan seperangkat referensi yang terintegrasi yang digunakan pekerja media untuk melihat dunia dan menjadi dasar dari setiap tindakannya, seperti: agama, political view.

a. Media Sebagai Institusi Sosial

Komunikasi massa dapat dipandang sebagai fenomena masyarakat dan juga sebagai budaya. Institusi media merupakan bagian dari sturktur masyarakat dan infrastruktur teknologi yang dimiliki merupakan bagian dari dasar ekonomi dan kekuatan., sedangkan ide, gambaran, dan informasi yang disebarluaskan oleh media merupakan aspek penting dalam kebudayaan kita. Rosengreen dalam

commit to user

McQuail memberikan tabulasi silang dua proposisi berlawanan: „social stucture influences culture‟; dan kebalikannya „culture influences social stucture.‟66

Social Stucture Influencies Culture Yes No Yes Cultural Influences Social Culture No

Gambar 1.7 Empat tipe hubungan antara kebudayaan (isi media) dan masyarakat67

Jika mempertimbangkan media sebagai aspek masyarakat (basis atau sturktur), pilihan materialism diberikan. Diasumsikan siapapun yang memiliki atau mengkontrol media dapat memilih atau menetapkan batasan terhadap apa yang mereka lakukan.

Jika kita mempertimbangkan media terutama isi mereka (sehingga lebih seperti budaya), maka yang diindikasikan adalah pilihan idealisme. Media diasumsikan memiliki pengaruh signifikan yang cukup potensial, namun hal tersebut merupakan gagasan tertentu dan nilai-nilai disampaikan oleh media

66

Denis McQuail, McQuail‟s Mass Communication, (London: Sage Publication.Ltd, 2010)hlm.81 67

Ibid

Interdependence idealism ( two-way influence) (strong media influence)

Materialism Autonomy (media are dependent) (no casual connection)

commit to user

dalam konten mereka yang dipandang sebagai penyebab utama dalam perubahan sosial, terlepas dari siapa pemilik media dan siapa yang mengontrol.

Media sebagai industri kebudayaan menanggapi permintaan masyarakat akan infomasi dan hiburan, serta di saat yang bersamaan merangsang inovasi dan kontribusi untuk merubah iklim budaya sosial, dimana membentuk permintaan baru terhad komunikasi.

Meskipun terjadi perubahan dalam teknologi, media massa tetap bertahan dengan bidang kerja dari institusi media.68 Hal tersebut mengacu pada seperangkat organisasi dan aktivitas media, beserta peraturan operasional baik formal, maupun informal dan juga undang-undang dan peraturan yang diciptakan masyarakat.

Terdapat beberapa konsep mengenai media massa sebagai institusi sosial69, yaitu: Aktivitas utama media massa adalah memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan serta kebudayaan, media mendapatkan fungsi dan tanggung jawabnya di ruang publik di bawah pengawasan institusi, pengawasan dilakukan dengan peraturan internal dan dibatasi oleh peraturan yang dibuat oleh masyarakat, batasan keanggotaan tidak jelas, dan media secara prinsip bebas dan independen dari kekuasaan ekonomi dan politik.

Media massa dianggap tidak saja memiliki efek sasaran terhadap masyarakat, namun juga menyajikan sebuah tujuan sosial. Artinya efek yang telah diamati sebelumnya memiliki nilai positif dan sesuai dengan harapan.

William Hocking, dalam McQuail menyatakan “inseparable from the right of the press to be free, has been the right of the people to have a free

68

Ibid,hlm. 59

69

commit to user

press.”(terpisah dari hak pers untuk bebas, masyarakat mempunyai hak untuk

mempunyai pers yang bebas.)70

Kesimpulan yang dapat diambil, dari situasi yang menekan mediauntuk menyampaikan manfaat dimana terdapat „kepentingan publik‟ pada bagaimana media membawa diri. Sebagaimana diaplikasikan kepada media massa, artinya media membawa beberapa hal penting, bahkan sangat penting kepada masyarakat, dan hal tersebut merupakan kepentinganm umum yang harus dilakukan dan dilakukan dengan baik. Hal tersebut juga mengimplikasikan kita harus memiliki sistem media yang dioperasikan berdasarkan basis yang sama yaitu prinsip-prinsip yang mengatur seluruh masyarakat, terutama yang berhubungan dengan keadilan, hukum, demokrasi, dan mencapai nilai sosial dan kebudayaan yang diingkan.

Berkaitan dengan kepentingan publik, Mc Quails merumuskan beberapa kriteria kepentingan publik bagi media.71

Struktur Konten

 Kebebasan Publikasi  Pluralitas Kepemilikan  Jangkauan Luas

 Keanekaragaman Saluran dan bentuk

 Keanekaragaman informasi, opini dan budaya

 Mendukung Undang-undang dan peraturan umum

 Infomasi dan budaya kualitas tinggi

 Mendukung sistem politik

70

Ibid,hlm. 171 71

commit to user

demokratis (Ruang Publik)  Menghormati kewajiban

internasional dan HAM

 Menghindari kejahatan pada masyarakat atau individu

Di Indonesia sendiri, media massa terutama di bidang penyiaran di atur oleh Undang- Undang No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran dan Standar Penyiaran yang dikeluarkan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Dalam Undang- Undang No.32 Tahun 2002, isi siaran diatur dalam Pasal 36, dengan bunyi sebagai berikut :

(1) Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.

(2) Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib memuat sekurang- kurangnya 60% (enam puluh per seratus) mata acara yang berasal dari dalam negeri.

(3) Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu

commit to user

yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.

(4) Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan tertentu.

(5) Isi siaran dilarang :

a. bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;

b. menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-gunaan narkotika dan obat terlarang; atau

c. mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.

(6) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.

Selain itu dalam media harus menjaga kenetralan dan keberimbangannya seperti yang diatur pada Standar Program Penyiaran, bagian ketiga, Pasal 42, yaitu:

1. Pada saat menyajikan isu-isu kontroversial yang menyangkut kepentingan publik, lembaga penyiaran harus menyajikan berita, fakta, dan opini secara netral dan berimbang.

2. Dalam program acara yang mendiskusikan isu kontroversial atau isu yang melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berbeda pendapat, moderator, pemandu acara, dan atau pewawancara:

a. harus memberikan kesempatan kepada semua partisipan dan narasumber untuk dapat secara baik dan proporsional mengekspresikan pandangannya;

commit to user

b. tidak boleh memiliki kepentingan pribadi atau keterkaitan dengan salah satu pihak/pandangan.

Tentang kebebasan media dari pengaruh lain diatur pada Standar Program Penyiaran bagian Keempat, Pasal 43 tentang Kemandirian, yaitu:

Pimpinan redaksi harus memiliki independensi untuk menyajikan berita dengan obyektif, tanpa memperoleh tekanan dari pihak pimpinan, pemodal, atau pemilik lembaga penyiaran.

Hubungannya dengan politik, dalam Standar Program Penyiaran juga diatur keterlibatan media dalam pemilu, seperti yang dicantumkan pada BAB XVI tentang Siaran Pemilihan Umum dan Kepala Daerah Pasal 60 Ayat 4 yang berbunyi : Lembaga penyiaran dilarang bersikap partisan terhadap salah satu peserta pemilu dan pemilihan Kepada Daerah.

Dalam dokumen APRILIANI LARAS SHINTA D0207036 (Halaman 46-58)

Dokumen terkait