• Tidak ada hasil yang ditemukan

APRILIANI LARAS SHINTA D0207036

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APRILIANI LARAS SHINTA D0207036"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

!"

! " # $!

# % $ $

#

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

&' ( )

* $

& * $ $ $ $ $

$ )

+ , * " - .

&/ 0 1 !! $ (2 / -0 )

3

(5)

commit to user

v

%&'& ( )%& & * + & , * )-&*+ ) '&.

% #&( & & )&

&-&+ &)%& ' / ,

0 *(& *& .&

(6)

commit to user

vi

! ! ! ' 5

$ "6 ! ! $ !

2 * . & ( 3&

&* ' .& &( *(4 * & (4 %(& . ' & $$5 ,

! $! $ ! $ $ "6

$! ! ! , ! $ $ ! $ 2 !

7 $ ! $ $ $ ! ,

$ $ $ "

! .

, 8, ( 2 9 % $ % $ 0

,

, , ( 2 , ,2 4 % $ $ 9 % $

% $ 0 ,

:, 8, 1, , 2 , 2 ,*2 , $ $ !

;, % 1 , $ < $ ! ,

=, % 2 > % 2 % $ $ $

?, $ 2 , % $ ☺

@, 6 0 * , 2 $ ! $ 1;6

,

A, $ 1 2 4 5 2 6 2 5 2 9 2

2 B 7 2 9 2 6 B 2 * 2 # 2 5 ,

$ ( ( 7 " , 4 B

(7)

commit to user

vii

8 7 7 D! 7 ,

, $ ! 2 ,,,

, 2 % 2 * 2 5$ 2 2 % 2 $ 2 $ 2 2 6 2 2 1 2 2

9 $ , E1 7 2 9 * 0 , $ ,

, $ " $ $ 6 @- 3 %,- $

$

:, B ( 2 9 ! 6 , $ F $

-,

;, B 9 ! 6 2 9 $ B 9 2 1 7 9* $ ! $

,

=, $ $ " $ 2 " 2 "

! "! , $ ,

$ ' $ $! "6

! $ , * ! $ 7 ! $ ,

#

(8)
(9)
(10)
(11)

commit to user

xi

# $ :, = 6# ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, # $ :, ? % > ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, # $ :, @ 6 B ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, # $ :, A $! / ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, # $ :, C G ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, # $ :, G 3 $ 6 $,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, # $ :, 8 $ G ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, # $ :, G 6 $,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

: : ; = : : : :

#

(12)

commit to user

(13)

commit to user

xiii

G* % *6 % . , $ % 0 ( % 8 $

, ! / ( 7 % 8 $

G* % *6 %% .

(14)
(15)

commit to user

xv

-( & &(& *& $ 0

0 # 7 20& * .3 8 * &* '

& . &( *(4 9* ( %(& . ' $$5

8 ( 0 % , 0

( 8 8 $ 7 7 ! 7 % ,

! $ ! 8 ( $! $ ! !

7 8 ! 7 ( 0 $ 7 7

! 8 7 7 0 7 7 7 7 7 $2 ! 7 2 7 $ 7

0 7 7 8,

3 2 2 7 ( 0 FB

B -, 7 7 2 8 $ IB $ 2 B % 8 $ I

I ( 5 0 ,I ( ! 8 7 2

" 2 7 7 0 2 ! $ 7 ! 7 ,1 ( 0 2

( $ 7 8 $ ! $ 2 $ > 0 7

3 < >B3 8 $ ( ( 8 ,

*8 ( 7 2 ! ,

-D! 7 8 7 7 ,

J 0 !! 7 ( 7 7 $ ,

7 ? 7 ! 7 8 C ! ! 2 !

7 ? 0 ( 2 7 J " ! 0 ( !

0 ( 2 ( 7 $ ( ! ! 2 2 7

$ , 7 ( 7 J 8 ,

8 7 ! "

2 $ 7 8 ( 0 ( 7 7 $ $ 7 $!

8 2 ( D 7 8 6 $ ( $

(16)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi sering kali dideskripsikan sebagai “jendela dunia,” metafora

tersebut dimaksudkan pada jangkauan siaran berita televisi yang dapat

menjangkau peristiwa di semua belahan dunia.1

Metro TV memposisikan diri sebagai televisi berita pertama di Indonesia

yang mengudara selama 24 jam sejak tahun 2000. Stasiun televisi ini tumbuh

untuk mencerdaskan bangsa dan mengawal proses demokrasi di Indonesia.

Program-program Metro TV lebih mengedepankan tayangan-tayangan yang

membuat masyarakat mampu menilai situasi dan kondisi bangsa sehingga publik

akan lebih memiliki wawasan dan keberanian untuk mengontrol dan menyuarakan

kesenjangan dan kekurangan-kekurangan pada pelaku sistem birokrasi, politik,

ekonomi dan bahkan budaya masyarakat itu sendiri.

Kemudian pada 14 Februari 2008 TV One hadir sebagai televisi berita

dengan tampilan yang lebih fresh dan lebih menarik. Kehadiran TV One mulai

mengusik Metro TV sebagai televisi berita pertama dan satu-satunya. Keduanya

mulai bersaing dalam hal konten pemberitaan maupun format program secara

keseluruhan.

Seperti yang dinyatakan oleh Kevin Lane Keller dalam bukunya Brand

Management: “Building and properly managing brand equity has become a

1

(17)

commit to user

priority for companies of all sizes, in all types of industries, in all types of

markets.”2

(Keller menyatakan sangat penting bagi setiap perusahaan dari

berbagai bidang untuk membangunn dan memjaga ekuitas merek merek.)

Dengan munculnya produk atau layanan sejenis, kebutuhan untuk menjadi

brand yang berbeda juga meningkat. Terutama dengan meningkatnya kompetisi di

pasaran meningkatkan kecepatan dalam mengukur kinerja merek.3 Sebuah brand

media yang sukses harus melakukan sebuah perubahan sesuai dengan perubahan

zaman tanpa kehilangan loyal audien mereka. Audien menghargai adanya sebuah

inovasi dan perubahan.4

Untuk menjawab perubahan zaman dan persaingan antar stasiun televisi,

Metro TV pada 20 Mei 2010 bertepatan dengan hari kebangkitan nasional,

meluncurkan identitas korporat baru dan tagline baru, yang diwujudkan dalam

sebuah grand launching bertajuk „Bangkit Bangsaku.‟ Rebranding project ini dibantu dua konsultan yang menspesialisasikan diri dalam corporate branding, DM IDHolland dan Link and Beyond akhirnya berhasil menciptakan sebuah logo

baru dan slogan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh Metro TV.

Rebranding tersebut mencakup identitas korporat Metro TV dan visi misi

yang tertuang dalam sebuah tagline baru “Knowledge to Elevate.” Sedangkan

untuk perubahan pada tampilan On Air, dilakukan sendiri oleh internal Metro TV

atau in-house production. Yang mengikuti perubahan identitas korporat.

2

George E. Blech & Michael E. Blech, Advertising and promotion, an integrated marketing communication perspective, sixth edition, ( USA:The Mc-GrawHill Companies, 2003)hlm.14

3

Walter Mc Dowell and Allan Batten, Branding TV: Principles and Practice (UK: Focal Press, 2005) , hlm 3

4

(18)

commit to user

Dalam beberapa tahun terakhir, industri televisi telah menyatakan bahwa

branding sebagai sarana untuk bertahan hidup dan berkembang dalam pasar media yang terus berubah.5 Selain melakukan pengembangan dalam program,

setiap stasiun televisi berusaha menjaga keberlangsungan brand yang dimiliki agar sejalan dengan visi misi yang diusung oleh perusahaan.

Logo baru dan tagline baru Metro TV berperan sebagai simbol perubahan

baik secara internal dan eksternal. Tujuannya agar mudah diingat dan dekat

dengan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Larry Percy: The more memorable

and relevant the brand name and symbol are the faster and less costly it will be to create awareness of a brand. Position it in costumers‟ minds, and develop image

for it.6 (Semakin berkesan dan relevan sebuah merek dan simbol semakin cepat dan murah untuk menciptakan kesadaran merek. Posisikan dan kembangkan citra

dalam benak konsumen.)

Rebranding Metro TV merupakan bentuk peningkatan kualitas dengan

berbagai inovasi yang dilakukan baik dalam konteks program tayangan maupun

budaya korporat. Perubahann identitas korporat tersebut, merupakan interpretasi

akan image Metro TV yang ingin meningkatkan kehidupan bangsa melalui tayangannya yang bermutu, dan dapat mencerdaskan, sesuai dengan visi

meningkatkan martabat bangsa Indonesia.7

Bersamaan dengan proses rebranding yang dilakukan oleh Metro TV,

muncul sebuah fenomena politik dimana Surya Paloh yang juga pemiliki Metro

5

Ibid, hlm x 6

Larry Percy,Strategic Integrated Marketing Communication:Theory and Practice ( Canada: Elseveir,2008) hlm. 78

7

(19)

commit to user

TV menyatakan pemebentukan Organisasi Masyarakat (Ormas) Nasional

Demokrat (Nasdem). Nasional Demokrat merupakan ormas yang dibentuk oleh

Surya Paloh bersama dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X, dengan visi misi

yang diterjemkan dalam gerakan bernama „Restorasi Indonesia.‟

Nasdem sebagai sebuah ormas baru, tentu saja membutuhkan sebuah

media untuk memperkenalkan keberadaannya kepada masyrakat. Nasdem

menggunakan Metro TV sebagai alat untuk menyampaikan visi misinya kepada

masyarakat, melalui iklan dan banyaknya pemberitaan mengenai kegiatan yang

dilakukan oleh Nasdem.

Sebagaimana tujuan dari rebranding adalah untuk memperbaiki citra dan

memajukan perusahaan, Chernathony menjelaskan tentang keberhasilan sebuah

brand di masyarakat:

After launching the new brand, or enacting changes to an existing brand, its acceptability will become apparent over time as customers and other stakeholders respond to it. At the most fundamental level, tracking the

brand‟s sales and profitability will provide some insight regarding the

suitability of the brand. (Setelah meluncurkan merek baru atau perubahan merek, penerimaan pelanggan dan stakeholder membutuhkan waktu untuk menanggapinya. Pada dasarnya pelacakan penjualan merek dan keuntungan akan menyediakan sejumlah pandangan berkaitan dengan merek.) 8

Keberhasilan rebranding dilihat dari respon para konsumen dan

stakeholder, indikatror yang nyata adalah meningkatnya penjualan. Namun,

berbeda halnya dengan stasiun TV, bagi stasiun televisi penjualan berarti naiknya

rating dan banyaknya pengiklan sehingga meningkatkan share, dalam Branding TV dijelaskan oleh McDowell a program‟s ratings success may be more the result

8

(20)

commit to user

of clever program scheduling or transitory promotion hype rather than genuine audience preference for the program.(Kesukesan rating sebuah program, merupakan hasil penempatan program yang cerdas atau promosi dari acara

tersebut.)9

Artinya rating dan share bagi stasiun televisi sangatlah penting, karena

dapat meningkatkan penjualan. Sedangkan rating dan share yang tinggi akan

diperoleh dari program yang bermutu serta tepatnya waktu siar dan juga promosi

yang dilakukan.

Rating dan share dinilai dari pemilihan program dan konten dari stasiun

televisi tersebut oleh masyarakat atau dalam hal ini penonton. Perbedaan antara

rating dan share adalah rating menghitung jumlah penonton TV pada sebuah

acara, sedangkan share menghitung presentasi penonton diantara stasiun televisi

lain.10

Shoemaker dalam bukunya Mediating the Message manyatakan tentang isi

media: Media content is the basic of media impact.11 (Isi media adalah dasar pengaruh media.)

Bagi Metro TV yang merupakan media televisi, isi media yang dimaksud

adalah program dan tayangan. Sebagai televisi berita yang memiliki visi misi

untuk mencerdaskan bangsa, Metro TV harus memperhatikan program dan konten

berita yang akan disiarkan. Bagi sebuah stasiun televisi, keberadaan rating dan

share menjadi sebuah acuan terhadap keberhasilan konten mereka sebagai

(21)

commit to user

tontonan masyarakat.12 Rating dan share dihitung oleh sebuah lembaga rating, AC

Nielsen, dengan acuan pada audience measurement. Artinya program-program yang disukai oleh penonton.

Pada kenyataannya pasca rebranding, Metro TV malah mengalami

penurunan rating dan share. Padahal, Metro TV telah melakukan banyak

perubahan dan juga telah mengusung semangat „Knowledge to Elevate.‟ Dimana

seharusnya Metro TV menjadi televisi berita yang informatfi dan edukatif, namun

konten berita yang dimiliki Metro TV pun dinilai oposisi terhadap pemerintah.

Dalam sebuah portal berita online, terdapat sebuah opini, yang

mengatakan: “Tidak heran jika Metro TV lebih sering mengedepankan kritikan

terhadap pemerintah dan disaat yang sama iklan Nasional Demokrat lebih sering

ditayangkan. Termasuk pidato-pidato Surya paloh yang ditayangkan lebih lama

dari pidato Presiden atau politisi-politisi penting lainnya.”13

Metro TV yang pada saat sebelum rebranding merupakan satu-satunya

televisi berita, memiliki rating dan share yang cukup stabil, walaupun tidak bisa

disamakan dengan stasiun televisi pada umumnya. Tetapi, pasca rebranding rating

dan share Metro TV kian menurun. Terdapat anggapan bahwa, rebranding Metro

TV yang dimaksudkan untuk perubahan ke arah positif, karena dibarengi dengan

fenomena NasDem, sebuah organisasi masyarakat milik Surya Paloh yang juga

pemilik Metro TV menjadikan konten Metro TV syarat dengan kepentingan

NasDem yang disinyalir akan menjadi partai menjelang Pemilu 2014.

12

Kapita Selekta Komunikasi : Dr. Iswandi Syahputra, M.Si, kapitaselekta.blogspot.com/26/09/2011, 0;47.

13

(22)

commit to user B. Rumusan Masalah

Pada tanggal 20 Mei 2010, Metro TV melakukan grand launching

perubahan identitas korporat berupa logo serta sebuah slogan baru “Knowledge to

Elevate” yang mencerminkan visi baru Metro TV sebagai televisi berita yang

memberikan informasi yang mencerdaskan bangsa. Dibantu oleh dua agensi di

bidang branding, DM IDHolland dan Link & Beyond, Metro TV berhasil

menampilkan tampilan on air baru.

Sementara proses rebranding berjalan, munculah fenomena Nasional

Demokrat (NasDem), yaitu lahirnya Organisasi masyarakat (Ormas) milik Surya

Paloh, yang juga pemilik Metro TV. Kemunculan Nasdem mempengaruhi konten

Metro TV, ditandai dengan program NasDem yang mendominasi konten Metro

TV.

Setelah satu tahun melewati tahap rebranding, Metro TV pun mengalami

penurunan rating dan share. Dalam daftar rating televisi Indonesia, Metro TV

menempati posisi buncit, di bawah TV One yang merupakan saingan dari Metro

TV.

Sesuai dengan pemaparan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut : Faktor apakah yang menajdikan rating dan share Metro TV turun

setelah adanya rebranding?

C. Tujuan Penelitian

Dari Rumusan masalah yang telah ada, terdapat beberapa tujuan dari

(23)

commit to user

1. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi turunnya rating dan share

Metro TV.

D. Manfaat Penlitian

a. Secara teoritis

Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau wawasan dalam

bidang kajian strategi pemasaran komunikasi, serta media massa dan pengaruh

media dalam politik.

b. Secara Praktis

Dapat menambah pengetahuan peneliti di bidang media massa dan hubungannya

dengan politik. Selain itu bagi perusahaan yang menjadi obyek, dapat

memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan evaluasi dari program rebranding

khususnya dan bahan pertimbangan dalam memajukan bisnis perusahaan pada

umunya.

E. Tinjauan Pustaka

1. Televisi

a. Sejarah Televisi

Televisi ditemukan pada tahun 1884 oleh seorang insyinyur Jerman Paul

Nipkow yang merancang sebuah cakram pemindai yang menciptakan

gambar-gambar televisi pemerintahan. Penemuan tersebut digunakan dari tahun 1923-

1925 dalam percobaan sistem televisi, kemudian tahun 1926 seorang ilmuwan

(24)

commit to user

metode tersebut. Vladimir Zworkin (1889-1982) seorang insinyur Rusia pada

tahun 1931, berhasil membuat pemindai elektronik yang menjadi purwa rupa bagi

kamera TV modern.

BBC Inggris memulai siaran berkala pertamanya pada tahun 1963. Pada

awal tahun1940-an perkembangan stasiun TV di Amerika sudah pesat, sekitar 23

stasiun televisi telah beroperasi. Namun, baru pada awal 1950-an teknologi cukup

maju sehingga setiap rumah tangga di Amerika Utara mampu memiliki pesawat

televisi. Setelah itu TV mulai menjalin ikatan emosional dengan masyarakat. Para

tokoh-tokoh televisi terkenal mulai menjadi contoh bagi gaya hidup dan semakin

hari setiap orang mulai merencanakan hidup mereka berdasarkan televisi.

Dalam bukunya Danesi mengungkapkan “Dunia, tampaknya, telah

menjadi satu layar televisi yang besar”14

. Hal demikian terjadi karena selama

tahun 1950-an dan 1960-an teknologi televisi berkembang sangat pesat, bukan

hanya sekedar narasi fakta dan fiksi melainkan telah menjadi “teks sosial” bagi

sekelompok masyarakat yang semakin besar. Televisi menjadi tempat masyakat

menangkap sebagian besar informasi, stimulasi intelektual, dan hiburan mereka.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya televisi dimana-mana.

b. Perekembangan Televisi di Indonesia

Televisi pertama di Indonesia adalah TVRI (Televisi Republik Indonesia),

didirikan bertepatan dengan dilangsungkannya Asian Games pada tahun 1962.

Selama dua belas hari penuh, TVRI mengudara menyiarkan kegiatan olahraga di

14

(25)

commit to user

bawah naungan Yayasan Gelora Bung Karno sebagai seksi dari Biro Radio dan

Televisi Organizing Committee Asian Games IV.

Tujuan dari TVRI adalah untuk menjadi alat hubungan masyarakat (Mass

Communication Media) dalam melaksanakan pembangunan mental atau spiritual

dan fisik bangsa dan negara Indonesia.15

Selama 27 tahun, penduduk Indonesia hanya dapat menikmati satu stasiun

televisi saja. Namun pada tahun 1989, pemerintah akhirnya mengizinkan televisi

swasta untuk berdiri.

RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) adalah televisi swasta pertama di

Indonesia, walaupun dengan akses terbatas, hanya dapat disaksikan bagi mereka

yang memiliki parabola. Pada 21 Maret 1992, RCTI dapat disaksikan secara

umum.16

Stasiun televisi swasta kedua adalah SCTV (Surabaya Central Televisi), yang

didirikan pada 24 Agustus 1990, namun siaran SCTV hanya berkisar di Surabaya

dan sekitarnya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo dan Lamongan). Pada

tahun 1991, meluaskan jangkauannya sampai Bali dan berganti kepanjangan

menjadi Surya Citra Televisi. 17

Kemudian, disusul oleh Indoesiar, ANTV, dan TPI. Pada tahun 1998

sejalan dengan gerakan reformasi yang membuka era keterbukaan dan memicu

berkembangnya media televisi. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan zaman

yang menjadikan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin bertambah. Pada

15

Onong Uchana Effendy, Televisi Siaran : Teori dan Praktek, OpCit, hlm. 55

16

Ibid, hlm. 72 17

(26)

commit to user

tahun 2000 mucul hampir bersamaan beberapa stasiun televisi swasta baru (Metro

TV, TV 7(sekarang Trans 7), Lativi (sekarang TV One), Global TV dan Trans

TV.18

Gambar 1.1 Grafik perkembangan stasiun televisi di Indonesia19

c. Televisi Berita

Kemunculan televisi berita ditandai dengan perkembangan media

penyiaran yang bermula pada dekade pertama pada abad kesatu. Terdapat tiga

tahapan dalam perkembangan media penyiaran. Pertama, telegraf nirkabel dan

radio. Kedua, televisi. Ketiga adalah televisi berita. 20

Peristiwa pertama yang difilmkan untuk sebuah televisi berita adalah

merapatnya kapal Queen Marry di South Hampton. Peristiwa tersebut disiarkan

oleh BBC pada Agustus 1936. Gambar tersebut ditransmisikan empat jam

kemudian dari kantor baru BBC di Alexander Palace. Kemudian diikuti oleh

18

Morrisan,MA, Manajemen Media Penyiaran (Jakarta:Kencana,2008) Hlm. 10

19

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_di_Indonesia, 20/1/2011/17.31 20

(27)

commit to user

sebuah agensi Jerman, Reich Rundfunkgesellschaft, yang memfilmkan rally

Nuremberg, disiarkan di malam yang sama. Sejak saat itu perlombaan dengan

waktu dimulai.

Pada gelombang ketiga perkembangan media penyiaran, dimana pemirsa

mulai dapat memilih jenis berita. Keaktualan menjadi prioritas. Saat ini terdapat

stasiun televisi berita yang tersambung dengan internet, dimana setiap orang dapat

berdikusi tentang berita yang ada, ditambah dengan penayangan digital, atau

pelayanan interakatif.

Dua puluh empat jam pemberitaan, dahulu dimonopoli oleh CNN, namun

sekarang ratusan televisi berita telah lahir.21 Kemampuan stasiun televisi berita

dalam mempengaruhi opini publik belum disadari hingga pertengahan tahun

60-an, setelah para broadcaster menunjukkan teknologi komunikasi yang baru, dimana materi berita dan gambar bisa ditayangkan tanpa memperhatikan batas

negara dalam hitungan menit.

d. Manajemen Televisi

Mengelola sebuah stasiun televisi tidaklah mudah, sebagaimana

ditegaskan oleh Peter Pringle: Few management position offers challengs equal to

those of managing a commercial radio or television station.(Tidak banyak posisi manajemen yang memberikan tantangan yang setara dengan mengelola suatu

stasiun radio dan televisi).22

21

Yorke,OpCit,hlm. 2 22

(28)

commit to user

Keberhasilan dari sebuah stasiun televisi bergantung pada kualitas

orang-orang yang bekerja dalam tiga bidang, yaitu teknik, program dan pemasaran.

Namun, kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan

pemimpin media mengelola sumber daya yang ada.

Bentuk struktur dari sebuah perusahaan televisi bervariasi, tergantung

terhadap besar stasiun televisi tersebut. Tidak ada aturan yang spesifik mengenai

bagaimana mengorganisasikan sebuah stasiun televisi, namunterdapat beberapa

hal umum yang dimiliki oleh semua stasiun televisi.

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Penyiaran Besar23

Pada posisi puncak terdapat GM (General Manager) atau Stasiun Manager,

tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap jalannya operasi sebuah stasiun

televisi.

Dalam sebuah stasiun televisi umumnya terdapat lima divisi yang

masing-masing dikepalai oleh kepala divisi, divisi tersebut adalah24:

23

Morissan, OpCit,hlm.148

24

Joseph R. Dominick, et.al., Broadcastig/ cable and beyond : An Introduction to Electronic Media ( USA: McGrawhill, 1996) hlm. 185

STASIUN MANAGER

TEKNIK PROGRAM PEMBERITAAN PRODUKSI PEMASARAN ADMINISTRASI

(29)

commit to user Sales (Pemasaran)

Sales merupakan bagaian penting dari sebuah stasiun televisi. Dikepalai

oleh GM sales, tugasnya untuk mengawasi segala pekerjaan yang berhubungan

dengan penjualan. Orang-orang yang bekerja di bawahnya disebut account

executive atau sales representative.

Sales juga membawahi traffic dan continuity. Tugas dari traffic adalah

mengatur iklan komersial dan mengecek apakah iklan tersebut sudah layak

tayang. Traffic bertanggungjawab terhadap logging program dan

menginformasikan kepada bagian master control saat setiap tayangan harus

ditayangkan.

Continuity bertanggung jawab terhadap kesesuaian jadwal tayang dan

bertugas untuk memastikan bahwa semua program tayang tepat waktu.

Engineering(Teknik)

Departemen teknik bertanggung jawab terhadap perawatan terhadap

peralatan termasuk transmitter.

Business

Dikepalai oleh business manager. Tugasnya adalah mengatur keuangan

stasiun televisi.

Programming(Program)

Bertanggung jawab terhadap semua program baru yang akan ditayangkan.

Terdapat tiga subdivisi pada divisi programming, yang dikepalai oleh manager

(30)

commit to user

mengawasi pembuatan dan penempatan program, film, dan image stasiun,

kemudian merencanakan dan menjalankan design untuk mendapatkan publikasi,

dan yang ketiga adalah bertanggung jawab terhadap pembelian iklan pada media

lain. Promotin director bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berhubungan

dengan mengiklankan stasiun televisi.

News (Pemberitaan)

Dikepalai oleh seorang news director, departemen pemberitaan bebas dari pengaruh divisi lain. Sebuah departemen pemberitaan haruslah independent.

Berita memiliki tempat khusus bagi penyiaran, sebuah stasiun televisi yang

,memiliki divisi pemberitaan akan lebih penting untuk ditonton. Terkadang untuk

menilai apakah sebuah stasiun televisi itu baik, dapat dinilai dari divisi

pemberitaan.

e. Rating dan Share

Perkembangan sebuah stasiun televisi tidak lepas dari para pemirsanya.

Untuk mengetahui seberepa banyak pemirsa yang menonton sebuah program yang

ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi, dihitung menggunakan sebuah metode

bernama Audience Measurement.

Di Indonesia Audience Measurement dihitung oleh sebuah lembaga bernama AC Nielsen. Hasil dari Audience Measurement tersebut dikenal dengan rating dan share. Belch menjelaskan rating :

” The percentage of TV households in an area that are tuned to a specific program during a specific time period. The program rating is calculated by dividing the number of households tuned to a particular show by the total

(31)

commit to user

area dan waktu tertentu. Rating program dihitung berdasarkan membagi antara pemirsa yang menonton sebuah program dengan jumlah pemirsa di sebuah wilayah tertentu.)25

Rating merupakan jumlah penonton yang menonton sebuah program yang

ditayangakan oleh sebuah stasiun televisi. Penghitungan rating dirumuskan sebgai

berikut :

Rating = Jumlah penonton Jumlah Pengguna TV

Rating program merupakan hal penting bagi setiap stasiun televisi, karena

merupakan dasar bagi calon pengiklan menempatkan iklannya.

Salah satu hal penting lainnya dalam audience measurement adalah share. Dalam Advertising and Promotion Belch menjelaskan tentang share:

“The percentage of households using TV in a specified time period that are tuned to a specific program. it is based only on those households that have

their sets turned on.”(Presentasi jumlah pemirsa dalam waktu tertentu yang

menonton sebuah program tertentu. Hanya dengan menghitung para pengguna televisi yang menghidupkan TV mereka.)26

Share adalah membagi jumlah pengguna televisi yang menonton seuatu

program dengan jumlah pemilik televisi yang menghidupkan televisi mereka.

Rumus menghitung share adalah :

Share = Pengguna TV yang menonton sebuah program Pengguna TV yang menghidupkan TV

Share merupakan bagian penting bagi sebuah stasiun televisi karena share

merupakan indikator keberhasilan sebuah program, dengan melihat seberapa

banyak penonton yang menonton pada saat program tersebut disiarkan.

25

Belch, OpCit, hlm.372 26

(32)

commit to user

Rating dan Share terdapat Nielsen television Index, yang merupakan

sumber informasi pemirsa televisi yang didapatkan dari Nielsen Media Research.

Alat yang digunakan untuk mengukur pengguna televisi, dan program yang

ditonton adalah people meter, yang diletakkan di beberapa rumah yang menjadi sample yang dijadikan sebagai perwakilan dari seluruh populasi di Indonesia.

Setiap people meter didukung oleh sebuah panel terpisah yang merekam apa yang

mereka tonton dalam bentuk diary. Audimeter hanya dapat mengukur channel

mana yang sedang ditonton, panel diary digunakan untuk mencatat data

demografi.

2. Brand

Brand atau dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan merek adalah nama,

terminologi, tanda, simbol, atau design atau kombinasi kesemuanya untuk

membedakan suatu produk atau jasa dengan kompetitornya27

Sergio Zyman, seorang CEO Coca Cola Company mendefiniskan brand

sebagai

A brand is the bundle of functional and emotional benefits, attributtes, usage experinces, icons and symbols that in total comprises the meaning of a product or service.”(Sebuah merek adalah sekumpulan keuntungan fungsional dan emosinal, atribut, pengalaman penggunaan, ikon dan simbol dalam satu kesatuan dari sebuah produk atau jasa.) 28

Brand juga dapat diartikan sebagai nama, design, simbol dan hal-hal

lainnya yang mengidetifikasi keseluruhan pemasaran. Brand dibedakan menjadi

27

Patrick DePelsmaker, dkk, Marketing Communications (UK :Prentice Hall, 2001)hlm.35

28

(33)

commit to user

dua kategori, yaitu brand name bagian dari brand yang berbentuk verbal dan brand mark bagian merek yang direpresentasikan oleh sebuah simbol29

Sedangkan branding didefinisikan sebagai sebuah proses penamaan sebuah

produk atau jasa untuk membedakan dari kompetitor sejenis. Eleman dalam

branding disebut dengan brand identities, yaitu bagian-bagian yang khas untuk mengidentifikasikan dan membedakan merek tersebut. Elemen merek yang utama

adalah nama merek (brand name), logo, simbol, karakter, slogan, jingle dan

kemasan.30

Dalam dunia penyiaran, brand name berbentuk nama jaringan, stasiun atau

program. 31 Namun, tujuan dari branding sebenarnya bukan hanya memberikan

nama pada produk atau jasa, tetapi untuk menciptakan sebuah nama merek yang

unik, mudah diingat, dan memiliki nilai dalam ingatan konsumen.

Membangun merek bagi sebuah media sering diartikan sebagai

memenangkan hati dan benak para pemirsa dan pengiklan yang telah memiliki

ikatan dengan kompetitor.32

29

May Lwin dan Jim Aitchison, Clueless in Marketing Communication, ( Singapore : Prentice Hall, 2003)hlm.75

30

Keller,OpCit, hlm.135

31

Mc.Dowell, OpCit, hlm.23 32

(34)

commit to user a. Brand Equity

Gambar 1.3 Kerangka Ekuitas Merek Berbasis Konsumen33

Brand equity merupakan aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan untuk

membangun sebuah merek yang kuat di pasaran. Aaker dalam bukunya Building a

Strong Brand menjelaskan tentang makna brand equity atau ekuitas merek:

“Brand equity is a set of assets (and liabilities) linked to a brand‟s name and symbol that adds to (or subtracts from) the value provided by a product or service to a firm and/or that firm‟s customers. The major asset categories are: brand name awareness, brand loyalty, perceived quality, brand

associations.”(Ekuitas Merek adalah sekumpulan aset yang berhubungan

dengan nama merek dan simbol yang menambahkan atau mengalikan nilai yang dimiliki sebuah produk atau jasa sebuah perusahan kepadan konsumennya. Aset tersebut adalah brand awareness, brand loyalty, perceived quality dan brand association.)34

33

(35)

commit to user

Dari pengertian yang dijelaskan oleh Aaker dapat disimpulkan terdapat

beberapa aspek dari ekuitas merek, pertama ekuitas merek adalah sekumpulan ase.

Kedua, setiap aset dalam ekuitas merek menciptakan nilai dengan variasi dengan

cara yang berebeda. Ketiga, ekuitas merek membangun nilai bagi konsumen dan

juga perusahaan. Dan terakhir, aset yang mendasari ekuitas merek haru

berhubungan dengan nama dan simbol dari merek.

Bagi sebuah perusahaan media televisi, McDowell mendefinisikan: “We can define television brand equity as the differential effect a brand name has on

the audience response to a program (network or feature).”(Kita dapat

mendefinisikan ekuitas merek televisi sebagai efek pembeda sebuah nama merek

kepada respon pemirsa terhadap sebuah program.)35

Brand equity bagi stasiun televisi merupakan respon pemirsa terhadap

program yang mereka miliki berdasarkan identitas yang mereka miliki, dalam hal

ini diwakili oleh nama stasiun televisi.

b. Corporate Identity ( Identitas Korporat )

Dalam penelitian ini brand yang dimaksud adalah corporate identity (identitas korporate) yang dimiliki oleh Metro TV. Corporate identity didefinisikan sebagai

Corporate Identity is a strategic asset that helps to achieve the longer term communication goals. Corporate identity is a symbolic uniform that acts as a flag expressing everything about the organization. It is a visual system which uses all the points of public contact. This include the „Permanent

media‟ or building (exterior and interior), signage, vehicles, uniforms,

35

(36)

commit to user

business forms (invoices, cheques,letterhead,etc) literature (product broshures, annual reports), exhibitions,etc.36

Identitas korporat merupakan aset strategis yang membantu untuk mencapai

tujuan jangka panjang dari strategi komunikasi yang dimiliki sebuah perusahaan.

Sedangkan Jefkins mendefinisikan identitas korporat (Corporate Identity)

sebagai suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal

dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya.37 Identitas tersebut diciptakan

dan dirancang secara khusus dan unik berkenaan dengan perusahaan. Elemen

utama dalam design identitas perusahaan meliputi warna/bentuk bangunan atau

pabrik, tipe logo, atribut, sampai dengan seragam dan pakaian resmi perusahaan.

Identitas perusahaan/lembaga,sesungguhnya merupakan salah satu bentuk

tertua dari komunikasi yang didasarkan pada suatu rancangan tertentu (designed

communication) dan senantiasa terarah pada tujuan-tujuan praktis. Ide dasarnya selalu untuk menciptakan identifikasi, melalui keseragaman (uniformity). Dalam

kenyataannya, „seragam‟ selalu dipergunakan sebagai fungsi dan ekspresi

identifikasi sebagai petunjuk sederhana kepada diri sendiri sebagai sesuatu yang

unk, berbeda dari yang lain. 38

36

PR Smith, Marketing Communication : An Integrated Approach, Second Edition, (London :Kogan Page Limited, 1998)hlm.439

37

Frank Jefkins alih bahasa Dr. Aris Munandar, Periklanan : Edisi Ketiga, ( Jakarta : Erlangga, 1996)hlm.296

38

(37)

commit to user c. Rebranding

Rebranding dapat didefinisikan sebagai :

Rebranding is the creation of a new name, term, symbol, design, or a combination of them for an established brand with the intention of developing a differentiated (new) position in the mind of stakeholders and competitors.” ( Rebranding adalag pembuatan nama, istilah, simbol, design baru atau kombinasi kesemuanya bagi sebuah merek dengan tujuan mengembangkan, sebuah pembeda, posisi (baru) di dalam benak konsumen dan kompetitor)39

Dalam rebranding terdapat beberapa aspek yaitu pada merek, mencakup

pembaruan, penyegaran, make over, penemuan kembali, penamaan kembali dan repositioning.40 Dengan corporate branding, masalah dalam sebuah perusahaan melibatkan beberapa perubahan, namun penekanannya pada semua unit dalam

perusahaan mematuhi dan konsisten untuk kebijakan dan prosedur (seperti kop

surat atau kartu nama, atau penggunaan warna). Namun dengan perusahaan

melakukan rebranding semua elemen dalam perusahaan harus berubah dari suatu

pola pikir ke pola pikir yang baru, begitu juga dengan budaya perusahaan.

Kebijakan kerangka rebranding perusahaan meliputi hal-hal sebagai berikut 41:

 Eksplisit fokus pada bagaimana dan sejauh mana merek perusahaan harus

diubah,

 Penekanan pada revisi merek, baik manfaat dan biaya,

 Kepekaan yang lebih besar terhadap resistensi internal potensial untuk

merubah merek dan dengan demikian kebutuhan untuk program manajemen

perubahan terstuktur dengan baik,

39

http://en.wikipedia.org/wiki/Rebranding, 09/12/2011. 18:15

40

Bill Merrilees and Dale Miller,Principle Of Corporate Rebranding, Australia Department of Marketing, (Gold Coast: Griffith University,2007) retrieve on 01/06/2011 18.30

(38)

commit to user

 Menyoroti kebutuhan untuk mengingatkan para stakeholder terhadap

perubahan merek.

Keberhasilan sebuah rebranding, bergantung pada banyak hal baik internal

maupun eksternal, keberhasilan tersebut terutama datang dari manjemen yang

baik. Terdapat beberapa pelajaran yang dapat diambil :

 Merancang visi merek yang cocok untuk mengubah citra perusahaan harus

menyeimbangkan kebutuhan akan pemenuhan ideologi inti dari perusahaan,

namun juga tetap memenuhi kemajuan merek, sehingga tetap relevan dengan

kondisi yang dihadapi saat ini.

 Sebuah rebranding yang berhasil memerlukan beberapa inti dari konsep

merek untuk membangun sebuah jembatan dari merek yang ada dengan

merek perusahaan yang baru.

 Rebranding yang sukses dapat memenuhi kebutuhan pasar baru, dan juga

segmentasi yang sudah ada.

 Sebuah perusahaan menerapkan level yang cukup tinggi bagi brand

orientation melalui komunikasi. Pelatihan dan pemasaran internal lebih

mungkin untuk rebranding perusahaan yang efektif.

 Sebuah perusahaan yang sukses memiliki integrasi dan koordinasi terhadap

segala aspek bauran pemasaran, dengan setiap elemen merek sejalan dengan

merek perusahaan. Konsep implementasi strategi rebranding perusahaan lebih

(39)

commit to user

 Promosi sangat diperlukan untuk membuat stakeholder menyadari

perubahaan merek. Dengan kemungkinan tambahan jika media massa tidak

termasuk dalam bauran promosi.

3. Stakeholder

Sebuah perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan publiknya, yaitu

pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan tersebut, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan dan berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup perusahaan disebut stakeholder.42 Freeman juga

mendeskripsikan stakeholder sebagai:

“any group or individual who can affect or is affected by the achievement

of the organization‟s objectives”(seorang atau sekelompok orang yang

mempengaruhi keberhasilan dari tujuan perusahaan)43

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa stakeholder memgang

peranan penting bagi keberhasilan sebuah perusahaan, oleh karena itu perusahaan

harus menjaga hubungan baik dengan para stakeholdernya.

May Lwin dan Jim Aitchison membagi stakeholder menjadi beberapa

kelompok44, yaitu :

1. Para pekerja

Beberapa pakar komunikasi percaya bahwa hubungan dengan para pekerja

adalah prioritas utama perusahaan. Sangat penting bagi para karyawan,

42

Rhenald Khasali,Manajemen Public Relations:Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,(Jakarta:Grafiti,2000)hlm.16

43

Tomas M Hult G & Jeannette A. Mena, Et.Al, Stakeholder Marketing : A Definition and

Conceptual Framework, (USA:Academy of Marketing Science,2011)

44

(40)

commit to user

termasuk di dalamnya keluarga dan teman-teman karyawan merasa nyaman

dengan perusahaan.

2. Distributor, pengecer,dealer dan pialang

Orang-orang yang berpengaruh kepada penjualan produk perusahaan harus

diberi informasi yang lengkap. Apabila mereka sukses menjalankan tugasnya,

maka perusahaan juga akan sukses.

3. Pemegang Saham

Pemegang saham dan pemegang kekuasaan keuangan harus diberi pengertian

yang cukup mengenai perusahaan terutama kebijaksanaan dan

kegiatan-kegiatan perusahaan.

4. Pembuat peraturan

Para legislatif dan pejabat pemerintahan perlu diyakini bahwa perusahaan

adalah warga negara yang baik sehingga pantas didukung keberadaannya.

5. Komunitas

Masyarakat sekitar adalah tetangga yang “hidup” bersebelahan dengan

perusahaan. Perusahaan perlu bersikap baik kepada mereka. Perusahaan harus

meyakinkan komunitas bahwa keberadaan mereka membawa keuntungan

kepada semua pihak.

6. Pelanggan yang sudah ada

Menurut pakar pemasaran mempertahankan pelanggan yang sudah ada lebih

penting dibandingkan mencari pelanggan baru. Perusahaan harus meyakinkan

(41)

commit to user 7. Pelanggan Baru yang Potensial

Jika perusahaan yakin telah dapat memuaskan pelanggan lama, waktunya

untuk menyusun strategi untuk menarik pelanggan baru, untuk pertumbuhan

bisnis yang baik.

Dengan melakukan pembagian terhadap stakeholdernya, sebuah perusahaan

dapat merumuskan strategi yang tepat untuk memenuhi kepentingan perusahaan.

Jefkins menjelaskan alasan pentingnya mengelompokkan stakeholdernya bagi

perusahaan45, yaitu:

a. Mengidentifikasikan kelompok publik yang paling tepat untuk dijadikan

sasaran komuikasi perusahaan.

b. Menciptakan skala prioritas kelompok publik. Ini berhubungan dengan

keterbatasan yang dimiliki perusahaan, baik dalam sumber daya manusia,

pendanaan dan waktu.

c. Menentukan strategi komunikasi yang seusai dengan kelompok publik sasaran

d. Mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah diterima

publik yang menjadi sasaran.

Keberadaan stakeholder bagi perusahaan dapat dibagi menjadi tiga atribut

hubungan, yaitu : power (kekuasaan), Legitimacy (legitimasi), dan urgency

(keterdesakkan).46 Kekuasaan didefinisikan sebagai bagaimana seseorang dapat

menggunakan pengaruhnya bagi perusahaan. Legitamsi, generalisasi dari persepsi

dan asumsi perilaku yang dilakukan sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.

45

Frank Jefkins, Public Relations,( Jakarta: PT. Erlangga, 2004) hlm.75 46

(42)

commit to user

Sedangkan, urgensi berkaitan dengan penggunaan media untuk hal-hal yang harus

diperhatikan segera.

Berdasarkan atribut tersebut stakeholder dibagi menajdi Primer dan

sekunder.47 Stakeholder primer adalah kelompok orang dimana keberhasilan dan

keberadaan perushaan bergantung kepadanya. Kelompok tersebut adalah

pelanggan, karyawan, supplier, dan pemegang saham, kemudian pemerintah dan

komunitas yang menyediakan infrastruktur, regulasi, dan pembayaran pajak.

Stakeholder sekunder merupakan kompetitor, media massa, media sosial,

dan kelompok kepentingan khusus. Kelompok ini tidak menaruh perhatian dan

tidak memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan perusahaan.

5. Proses Komunikasi

Yang paling mendasar untuk mengerti komunikasi pemasaran adalah mengerti

proses komunikasi pemasaran tersebut. Scrahm dalam Pickton48 dalam proses

komunikasi pemasaran melibatkan emapt komponen kunci, yaitu :

 The Sender : Pengirim pesan atau sumber pesan.

 The Message : informasi atau impresi yang ingin disampaikan oleh

sender

 The media : “kendaraan” atau “saluran” untuk menyampaikan pesan

 The Receiver : Penerima pesan

47 Ibid

48

(43)

commit to user

Dalam komunikasi kita mengenal definisi komunikasi yang diutarakan

oleh Harold Laswell, yaitu komunikasi adalah Who Says What, In Which Channel,

To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa, Dengan Saluran Apa, Kepada Siapa, Dengan Pengaruh Bagaimana.49

Who? Says What? By Which Means? To Whom? With What Effect?

Gambar 1.5 Proses komunikasi 50

Berdasarkan Definisi dari Laswell tersebut kita dapat menyimpulkan

terdapat beberapa unsur pokok komunikasi, yaitu : (1) sumber (Source) atau

disebut juga pengirim (sender),penyandi (encoder), komunikator (communicator),

pembicara (speaker). (2) Pesan, yaitu yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerimanya. (3) Saluran atau media, yaitu alat yang digunakan oleh sumber

untuk menyampaikan pesan terhadap penerima.(4) penerima (receiver), tujuan

(destination), komunikate (commicatee), penyandi-balik (decoder), atau khalyak

(audience). (5) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima

pesan tersebut.

Komunikasi sendiri dapat dilakukan secara primer dan sekunder51; primer

berarti dilakukan langsung tanpa perantara, sedangkan sekunder dilakukan dengan

perantara tertentu dan media. Pada komunikasi sekunder, antara komunikator dan

49

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu pengantar. ( Bandung : CV.Rosda Karya, 2005)

50

Pickton, OpCit, hlm. 15

51

Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya,2002) hlm.11

(44)

commit to user

komunikan dipisahkan oleh tembol jarak, ruang dan waktu. Ini menyebabkan

kedua belah pihak tidak bisa berhubungan secara langsung, namun harus melalui

perantara

Komunikasi sekunder atau biasa disebut komunikasi bermedia, bukan

komunikasi yang tidak memiliki feedback. Memang feedback ini tidak didapatkan

secara langsung seperti komunikasi primer pada umumnya. Feedback pada komunikasi bermedia memerlukan tenggang waktu, yakni waktu yang diperlukan

komunikator menerima respon dari komunikasn. Onong Uchyana menyebut

feedback dalam komunikasi bermedia sebagi delayed feedback (umpan balik yang tertunda).

a. Komunikasi sebagai Persepsi

Kita akan memiliki kesan yang berlainan dengan orang lain mengenai

lingkungan sekitar, karena apa yang kita lihat dipengaruhi oleh citra retina mata

kita dan pengaruh dari pikiran kita. Saat ini mengkonstuksikan apa yang kita lihat

menegani dunia ini disebut persepsi. Dalam bukunya, Ilmu komunikasi : Suatu

pengantar, Deddy Mulyana mendefinisikan persepsi sebagai “proses internal yang

memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan

dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.52

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah

inti persepsi, yang identik dengan decoding dalam proses komunikasi. Mengutip definisi persepsi dari John R. Wenburg dan William W. Wilmot dalam buku Ilmu

52

(45)

commit to user

Komunikasi : Sebuah Pengantar “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”53 Sedangkan menurut Joseph. A DeVito “ persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang

mempengaruhi indra kita”54

Dari definisi-definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa persepsi

melibatkan pengindraan(sensasi), atensi dan interpretasi. Semua indra mempunyai

andil yang besar dalam proses interpretasi. Indra sebagai reseptor mengirim

sinyal-sinyal ke otak, yang kemudian diartikan diotak menjadi hal-hal yang

dikenali, misalnya bahwa permen itu rasanya manis.

Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan

Paul E. Nealson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas yaitu:

seleksi, organisasi, dan atensi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup

sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat

didefinisikan sebagai “ meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan

lainnya sehingga menjadi keseluruhan yang bermakna”55

Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang

kita peroleh melalui salah satu atau lebih indra kita. Noorwood Russell Hanson,

seorang filosof pengetahuan, mendukung karakteristik pengamatan manusia. Ia

percaya bahwa kita tidak pernah dapat sekedar mengamati dan bahwa pengamatan

(46)

commit to user

Sebenarnya persepsi manusia terbagi atas dua, yaitu persepsi terhadap

objek(lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia atau kita sebut dengan

persepsi sosial.

Dalam mepersepsikan lingkungan kesalahan seringkali terjadi. Terkadang

indra kita menipu kita, yang kita kenal dengan “ilusi”. Latar belakang

pengalaman, budaya, dan suasana psikologis yang berbeda juga mempengaruhi

persepsi kita terhadap suatu objek.

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan

kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Deddy Mulyana

mengutip pendapat dari R.D Laing “manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya, dan apa yang orang lain pikirkan mengenai orang lain itu dan seterusnya”57

6. Komunikasi Massa

Dennis McQuail mendefinisikan “media massa merupakan sumber

kekuatan kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat

didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber-sumber daya lainnya”.58

Dari beberapa ahli komunikasi diantarannya Everett M. Rogers dalam

OnongUchjana menjelaskan arti dari komunikasi massa, yaitu penyebaran pesan

dengan menggunakan media yang ditunujukkan pada massa yang abstrak, yakni

sejumlah orang yang tidak tampak oleh si komunikator.59

57

Ibid, hlm. 176 58

McQuall, Dennis, Teori Komunikasi Massa (Suatu Pengantar),( Erlangga, Jakarta : 1994), hal.3 59

(47)

commit to user

Pengertian media massa secara garis besar dapat dibagi kedalam dua

kelompok, yaitu :

a. Media massa cetak, meliputi : surat kabar, majalah, dan bulletin

b. Media massa elektronik, mencakup media “audio” (suara) seperti : radio dan

media “audio visual” (suara dan gambar) yaitu televisi dan film.

Karakteristik Komunikasi massa dapat dibatasi pada lima jenis media

massa yang dikenal sebagai “the big five of mass media” yakni koran, majalah,

radio, televisi, dan film.60

Untuk keberhasilan komunikasi massa, kita harus mengetahui ciri-ciri

komunikasi massa yang meliputi sifat-sifat unsur yang dicakup, dimulai dari

komunikan61;

1) Sifat Komunikan

Komunikasi massa ditunjukkan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar,

heterogen, dan anonim. Ciri khas dari komunikan komunikasi massa ini, bahwa

jumlah yang besar itu hanya dalam periode yang singkat.Yang kedua, sifatnya

heterogen, artinya bukan hanya berbeda tempat, tapi juga berbeda latar

belakang, dengan kata lain komunikan dalam komunikasi massa adalah

sejumlah orang yang disatukan oleh minat yang sama dan terbuka bagi

pengaktifan tujuan yang sama. Kemudian anonim, artinya komunikatro tidak

mengenal komunikannya.

60

Onong Uchjana Effendy, Dinamikan Komunikasi, OpCit., hal.75

61

(48)

commit to user 2) Sifat Media Massa

Sifat media massa adalah serempak cepat. Serempak artinya pada saat yang

sama media massa dapat membuat khalayak secara serempak menaruh

perhatian kepada pesan yang disampaikan seorang komunikator. Dan

memungkinkan pesan yang disampaikan kepada begitu banyak orang

dilakukan dalam waktu yang sangat cepat.

3) Sifat Pesan

Sifat pesan dalam media massa adalah umum dan sejenak. Umum artinya

media massa sebagai sarana untuk meyampaikan pesan kepada khalayak,

bukan kepada sekelompok orang tertentu. Sejenak adalah hanya untuk sajian

seketika.

4) Sifat Komunikator

Media masaa merupakan organisasi yang rumit. Pesan-pesan yang disampaikan

kepada khalayak merupakan hasil kerja kolektif. Karena itu setidaknya

komunikasi massa ditentukan oleh berbagai faktor yang terdaoat di dalam

organisasi media massa.

5) Sifat Efek

Efek komunikasi yang timbul pada komunikan bergantung kepada tujuan

komunikasi yang dilakukan komunikator.

Sebagai sebuah televisi berita yang tentu saja menjalankan fungsi

komunikasi massa, seperti yang dijelaskan oleh McQuail. Fungsi komunikasi

massa adalah ;

(49)

commit to user b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

Laswell juga mengemukakan fungsi komunikasi massa62, sebagai berikut :

a. Surveillance of The Environment

Media masaa berfungsi sebagai pengamat lingkungan, pengawas dan

pengontrol aktivitas masyrakat, baik yang dilakukan oleh pemerintah, angkatan

bersenjata maupun rakyat sipil.

b. Corelation of the parts of society

Media massa sebagai penyatu persepsi, sikap, dan perilaku bagian-bagian

masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.

c. Transmission of the social heritage from one generation to the next

Media massa sebagai penerus budaya dan nilai sosial dari satu genereasi ke

generasi berikutnya.

Dari fungsi-fungsi komunikasi massa tersebut, Mc Quail dalam bukunya

merumuskan tujuan komunikasi massa63, sebagai berikut:

1. Informasi

- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam

masyarakat dan dunia.

- Menunjukkan hubungan kekuasaan

- Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

62

Drs. Hamid Arifin,Msi, Hand Out Mata Kuliah Komunikasi Massa, 2008 63

(50)

commit to user 2. Korelasi

- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan

informasi

- Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan

- Melakukan sosialisasi

- Mengkoordinasi beberapa kegiatan

- Membentuk kesepakatan

- Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif

3. Kesinambungan

- Mengekpresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan

kebudayaan khusus ( subculture ) serta perkembangan budaya baru.

- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

- Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.

- Meredakan ketegangan sosial

5. Mobilisasi

- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,

perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga

dalam bidang agama.

Media masaa yang bertujuan menyampaikan pesan kepada masyarakat,

(51)

commit to user

J. Shoemaker dan Stephen D.Reese mengidentifikasikan bahwa isi media

dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut64:

Level Ideologi

Level Extramedia

Level Organisasi

Level Media Routine

Level Individu

Gambar 1.6 Faktor Internal yang mempengaruhi isi media65

1. Individual level

Faktor yang berkaitan dengan karakter individual para pekerja media, seperti:

aspek psikologis, pendidikan, pengetahuan, agama, pemahaman atas

konsep-konsep kebebasan, obyektifitas, keberimbangan dan sebagainya.

64

Shoemaker,OpCit, hlm. 254 65

(52)

commit to user 2. Media Routine Level

Faktor yang berkaitan dengan rutinitas pekerjaaan di institusi media, seperti:

batas deadline, kedisiplinan dalam menerapkan standart peliputan, sistem

kontrol atas semua produk isi media oleh redaktur.

3. Organisasi

Faktor yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang bersifat

organisasional, seperti: loyalitas, tertib administrasi,spirit korp.

4. Extramedia level

Faktor yang berkaitan dengan kekuatan diluar institusi media itu sendiri,

seperti: sumber informasi, pengiklan, khalayak, kontrol pemerintah, dan

tekhnologi.

5. Ideological level

Faktor yang berkaitan dengan seperangkat referensi yang terintegrasi yang

digunakan pekerja media untuk melihat dunia dan menjadi dasar dari setiap

tindakannya, seperti: agama, political view.

a. Media Sebagai Institusi Sosial

Komunikasi massa dapat dipandang sebagai fenomena masyarakat dan

juga sebagai budaya. Institusi media merupakan bagian dari sturktur masyarakat

dan infrastruktur teknologi yang dimiliki merupakan bagian dari dasar ekonomi

dan kekuatan., sedangkan ide, gambaran, dan informasi yang disebarluaskan oleh

(53)

commit to user

McQuail memberikan tabulasi silang dua proposisi berlawanan: „social stucture influences culture‟; dan kebalikannya „culture influences social stucture.‟66

Social Stucture

Gambar 1.7 Empat tipe hubungan antara kebudayaan (isi media) dan masyarakat67

Jika mempertimbangkan media sebagai aspek masyarakat (basis atau

sturktur), pilihan materialism diberikan. Diasumsikan siapapun yang memiliki

atau mengkontrol media dapat memilih atau menetapkan batasan terhadap apa

yang mereka lakukan.

Jika kita mempertimbangkan media terutama isi mereka (sehingga lebih

seperti budaya), maka yang diindikasikan adalah pilihan idealisme. Media

diasumsikan memiliki pengaruh signifikan yang cukup potensial, namun hal

tersebut merupakan gagasan tertentu dan nilai-nilai disampaikan oleh media

66

(54)

commit to user

dalam konten mereka yang dipandang sebagai penyebab utama dalam perubahan

sosial, terlepas dari siapa pemilik media dan siapa yang mengontrol.

Media sebagai industri kebudayaan menanggapi permintaan masyarakat akan

infomasi dan hiburan, serta di saat yang bersamaan merangsang inovasi dan

kontribusi untuk merubah iklim budaya sosial, dimana membentuk permintaan

baru terhad komunikasi.

Meskipun terjadi perubahan dalam teknologi, media massa tetap bertahan

dengan bidang kerja dari institusi media.68 Hal tersebut mengacu pada seperangkat

organisasi dan aktivitas media, beserta peraturan operasional baik formal, maupun

informal dan juga undang-undang dan peraturan yang diciptakan masyarakat.

Terdapat beberapa konsep mengenai media massa sebagai institusi sosial69,

yaitu: Aktivitas utama media massa adalah memproduksi dan mendistribusikan

pengetahuan serta kebudayaan, media mendapatkan fungsi dan tanggung

jawabnya di ruang publik di bawah pengawasan institusi, pengawasan dilakukan

dengan peraturan internal dan dibatasi oleh peraturan yang dibuat oleh

masyarakat, batasan keanggotaan tidak jelas, dan media secara prinsip bebas dan

independen dari kekuasaan ekonomi dan politik.

Media massa dianggap tidak saja memiliki efek sasaran terhadap masyarakat,

namun juga menyajikan sebuah tujuan sosial. Artinya efek yang telah diamati

sebelumnya memiliki nilai positif dan sesuai dengan harapan.

William Hocking, dalam McQuail menyatakan “inseparable from the right of

the press to be free, has been the right of the people to have a free

68

Ibid,hlm. 59

69

(55)

commit to user

press.”(terpisah dari hak pers untuk bebas, masyarakat mempunyai hak untuk

mempunyai pers yang bebas.)70

Kesimpulan yang dapat diambil, dari situasi yang menekan mediauntuk

menyampaikan manfaat dimana terdapat „kepentingan publik‟ pada bagaimana

media membawa diri. Sebagaimana diaplikasikan kepada media massa, artinya

media membawa beberapa hal penting, bahkan sangat penting kepada masyarakat,

dan hal tersebut merupakan kepentinganm umum yang harus dilakukan dan

dilakukan dengan baik. Hal tersebut juga mengimplikasikan kita harus memiliki

sistem media yang dioperasikan berdasarkan basis yang sama yaitu prinsip-prinsip

yang mengatur seluruh masyarakat, terutama yang berhubungan dengan keadilan,

hukum, demokrasi, dan mencapai nilai sosial dan kebudayaan yang diingkan.

Berkaitan dengan kepentingan publik, Mc Quails merumuskan beberapa

kriteria kepentingan publik bagi media.71

Struktur Konten

 Kebebasan Publikasi

 Pluralitas Kepemilikan

 Jangkauan Luas

 Keanekaragaman Saluran dan

bentuk

 Mendukung sistem politik

70

Ibid,hlm. 171 71

(56)

commit to user

demokratis (Ruang Publik)

 Menghormati kewajiban

internasional dan HAM

 Menghindari kejahatan pada

masyarakat atau individu

Di Indonesia sendiri, media massa terutama di bidang penyiaran di atur oleh

Undang- Undang No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran dan Standar Penyiaran

yang dikeluarkan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Dalam Undang-

Undang No.32 Tahun 2002, isi siaran diatur dalam Pasal 36, dengan bunyi

sebagai berikut :

(1) Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat

untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa,

menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan

budaya Indonesia.

(2) Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh Lembaga

Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib memuat

sekurang-kurangnya 60% (enam puluh per seratus) mata acara yang berasal dari dalam

negeri.

(3) Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak

khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada

(57)

commit to user

yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau

menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.

(4) Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan

kepentingan golongan tertentu.

(5) Isi siaran dilarang :

a. bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;

b. menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-gunaan narkotika

dan obat terlarang; atau

c. mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.

(6) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau

mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak

hubungan internasional.

Selain itu dalam media harus menjaga kenetralan dan keberimbangannya

seperti yang diatur pada Standar Program Penyiaran, bagian ketiga, Pasal 42,

yaitu:

1. Pada saat menyajikan isu-isu kontroversial yang menyangkut kepentingan

publik, lembaga penyiaran harus menyajikan berita, fakta, dan opini secara

netral dan berimbang.

2. Dalam program acara yang mendiskusikan isu kontroversial atau isu yang

melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berbeda pendapat, moderator,

pemandu acara, dan atau pewawancara:

a. harus memberikan kesempatan kepada semua partisipan dan narasumber

(58)

commit to user

b. tidak boleh memiliki kepentingan pribadi atau keterkaitan dengan salah satu

pihak/pandangan.

Tentang kebebasan media dari pengaruh lain diatur pada Standar Program

Penyiaran bagian Keempat, Pasal 43 tentang Kemandirian, yaitu:

Pimpinan redaksi harus memiliki independensi untuk menyajikan berita dengan

obyektif, tanpa memperoleh tekanan dari pihak pimpinan, pemodal, atau pemilik

lembaga penyiaran.

Hubungannya dengan politik, dalam Standar Program Penyiaran juga

diatur keterlibatan media dalam pemilu, seperti yang dicantumkan pada BAB XVI

tentang Siaran Pemilihan Umum dan Kepala Daerah Pasal 60 Ayat 4 yang

berbunyi : Lembaga penyiaran dilarang bersikap partisan terhadap salah satu

peserta pemilu dan pemilihan Kepada Daerah.

F. Kerangka Pemikiran

Metro TV merupakan televisi berita pertama di Indonesia. Memasuki

tahun yang ke-10, sebagai wujud dari visi dan misi yang diemban Metro TV dan

juga sebagai jawaban atas tantangan kemajuan zaman yang mulai kompetitif,

Metro TV melakukan rebranding. Rebranding Metro TV ditandai dengan

perubahan logo dan tagline yang semula „Be Smart Be informed‟ menjadi

„Knowledge to Elevate.‟ Kemudian perubahan tersebut diterjemahkan ke dalam

konten Metro TV.

Bersamaan dengan proses rebranding yang dilakukan oleh Metro TV,

(59)

commit to user

juga merupakan pemilik Metro TV. Sebagai sebuah organisasi baru, Nasdem

membutuhkan sebuah alat untuk menyampaikan pesan mengenai keberadaannya

kepada masyarakat, dan Nasdem menggunakan Metro TV sebagai alat tersebut.

Dengan semangat rebranding yang masih terus berjalan, rating dan share

Metro TV malah mengalami penurunan.

Hal tersebut dijelaskan dalam bagan berikut ini :

Gambar 1.7 Kerangka Pemikiran

Rebranding Metro TV Nasional Demokrat

Logo Tagline

Konten/Program

Memperkenalkan pada masyarakat

Turunnya Rating dan Share Metro TV

(60)

commit to user G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah

deskriptif kualitatif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini adalah karena

pendekatan Kualitatif bertujuan72 untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Dalam hal ini peneliti

meneliti turunnya rating dan share Metro TV pasca rebranding serta, hubungannya

dengan keberadaan Nasional Demokrat. Deskriptif untuk menjelaskan riset ini

membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau objek tertentu73, dan juga data yang dikumpulkan terutama

berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar

angka atau frekuensi.74

Sedangkan strategi yang digunakan adalah studi kasus, seperti dalam

bukunya Prof. Dr. K. Yin mengatakan bahwa studi kasus merupakan startegi yang

lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau

“why”.75

Studi kasus merupakan metode riset yang menggunakan berbagai sumber

data (sebanyak mungkin data) yang digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan

72

Rachmat Kriyantono,S,Sos.,M.Si,Teknik Praktis Riset Komunikasi ( Jakarta : Kencana,2006)hlm.56

73

Ibid, hlm.67 74H.B Sutopo, “

Metodologi Penelitian Kualitatif (Surakarta : Sebelas Maret University Press,) hlm. 35

75

Gambar

gambar televisi pemerintahan.  Penemuan tersebut digunakan dari tahun 1923-
Gambar 1.1 Grafik perkembangan stasiun televisi di Indonesia19
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Penyiaran Besar23
Gambar 1.3 Kerangka Ekuitas Merek Berbasis Konsumen33
+7

Referensi

Dokumen terkait

Stasiun Metro TV yang dikenal sebagai televisi berita pun memberikan porsi terhadap program-program acara tentang hiburan, dan gaya hidup (life style). Ia bahkan memiliki

Judul Skripsi : Objektivitas Berita Dalam Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi Net Tv)..

Sementara itu, bila etika keutamaan dikaitkan dengan topik diskusi ini, maka individu-individu yang bekerja di stasiun televisi TV One, ANTV dan Metro TV tidak

Layaknya sebuah perusahaan, Metro TV tentunya memiliki visi dan misi yaitu: Visi Menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menjadi nomor satu dalamprogram

Trans TV sebagai stasiun televisi nasional yang mempunyai slogan “ milik kita bersama “ program Insert yang menyajikan berita Infotainment dengan cara

Sebagai stasiun televisi yang telah berusia 18 tahun ini, Metro TV sempat mengganti logonya pada tahun 2010, ketika memasuki tahun ke- 10 dalam dunia penyiaran (Metro TV,

Pemprov DKI Jakarta berkerjasama dengan stasiun televisi TV One dan Metro TV dalam melakukan program sosialisasi transportasi busway, pemilihan media ini sebagai strategi

Terkait dengan hal tersebut, Metro TV sesuai dengan positioningnya harus terus berupaya mengungguli program berita dari sepuluh stasiun TV nasional lainnya terkait dengan