• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Ekstern

Dalam dokumen AR Mandiri Indonesia 2015 (Halaman 193-196)

Berdasarkan Piagam Internal Audit, SKAI menjalin sinergi dan menjadi mitra pendamping bagi Auditor Eksternal/unit pengawasan lainya, baik sebagai penyedia data/informasi maupun pada saat pembahasan/konfirmasi hasil pengawasan dan merupakan koordinator dalam pemantauan status tindak lanjut pengawasan oleh Auditor Eksternal/ unit pengawasan lainnya.

Penerapan Manajemen Risiko

Dalam rangka memberikan informasi penerapan manajemen risiko yang lebih transparan, Bank Mandiri Taspen Pos mengacu kepada PBI Nomor 14/14/ PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan SE Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan tahunan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia selaras dengan implementasi Pilar 3 Basel II mengenai market discipline.

Bank Mandiri Taspen Pos telah menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal

ruang lingkup tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab fungsi Audit Internal termasuk komunikasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan yang terkait. Aktivitas pengawasan dan pemeriksaan dilakukan pada aspek kepatuhan terhadap ketentuan dan SOP, evaluasi risiko dan efektivitas risk control system.

Dalam menerapkan fungsi Audit Internal, Bank Mandiri Taspen Pos menggunakan metodologi Risk Based Audit (RBA) yang difokuskan pada area yang berisiko tinggi. Penerapan metodologi ini sesuai dengan kebutuhan organisasi, ketentuan regulator dan best practices. Pada tahun 2015 ini, Divisi SKAI tengah mengevaluasi Piagam Charter dan Pedoman Audit Internal tersebut agar sejalan dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri.

Hasil RUPS Bank Mandiri Taspen Pos yang tertuang di dalam Salinan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 22 tanggal 09 April 2015, menyetujui penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto, Suherman & Surja untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha Bank dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, maupun dengan mengacu kepada best practice melalui kegiatan : 1) Penerapan stress testing guna mengetahui

dampak dari implementasi kebijakan dan strategi manajemen risiko terhadap hasil kerja dan pendapatan masing-masing Satuan Kerja Operasional.

2) Pengkajian terhadap usulan aktivitas dan produk baru yang diajukan oleh unit pengembangan termasuk sistem dan prosedur yang digunakan serta dampak eksposur risikonya.

3) Memberikan rekomendasi mengenai maksimum eksposur risiko yang wajib dipelihara.

4) Melakukan evaluasi terhadap akurasi dan validasi data yang digunakan untuk mengukur risiko.

5) Membuat laporan proil/komposisi risiko yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap triwulan.

Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit

Penerapan Manajemen Risiko di Bank Mandiri Taspen Pos didukung kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang komprehensif. Kebijakan Manajemen Risiko di Bank Mandiri Taspen Pos terdiri dari Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Secara Umum dan Pedoman Penilaian Proil Risiko serta diuraikan lebih lanjut dalam Surat Edaran dan Standard Operating Procedure (SOP).

Kecukupan Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko Bank Mandiri Taspen Pos meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian terhadap 8 (delapan) jenis risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Bank Mandiri Taspen Pos mengidentiikasi risiko dengan menganalisis sumber risiko yang terdapat pada bisnis (produk/portofolio/aktivitas) dan kemudian mengukur secara kuantitatif dan atau kualitatif sesuai metode pengukuran yang ditetapkan oleh Regulator.

Sistem pengukuran risiko juga dilengkapi dengan metode stress testing untuk risiko Likuiditas. Selanjutnya proses pemantauan risiko dilakukan oleh Risk Owner Unit dan Risk Control Unit yang disajikan dalam bentuk laporan proil risiko, laporan portofolio pinjaman. Sistem Informasi Manajemen Risiko Bank Mandiri Taspen Pos digunakan untuk mendukung pelaksanaan proses indentifikasi, pengukuran,

Taspen Pos telah membangun beberapa aplikasi manajemen risiko, antara lain Scoring System kemudian disempurnakan menjadi Loan Origination System (LOS) dan sistem iRisk.

Seluruh unit kerja di Bank Mandiri Taspen Pos telah melakukan proses identifikasi dan pengukuran risiko di unit kerjanya masing-masing dengan cukup dan menyusun langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi kemungkinan dan dampak terjadinya risiko tersebut. Identiikasi risiko mencakup proses bisnis dan strategy initiatives perusahaan. Pemantauan risiko dilakukan oleh unit Divisi Management Risiko yang secara independen melakukan pemantauan atas risiko yang melekat, serta melakukan pemantauan dan monitoring terhadap langkah-langkah mitigasi yang dijalankan oleh unit kerja. Pengelolaan risiko Bank Mandiri Taspen Pos difokuskan kepada jenis-jenis risiko yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator dan Bank Mandiri sebagai entitas utama dalam konglomerasi keuangan, meliputi: risiko operasional, risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan dan risiko strategi.

Evaluasi Atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Secara internal, evaluasi atas efektifitas sistem manajemen risiko Bank Mandiri Taspen Pos dilakukan oleh Komite Pemantau Risiko sebagai bentuk pengawasan aktif dari Dewan Komisaris. Audit internal sebagai salah satu Satuan Kerja Pengendalian Risiko juga melakukan evaluasi dan review atas efektiitas sistem manajemen risiko. Secara eksternal, evaluasi penerapan manajemen risiko dilakukan oleh auditor eksternal dan Otoritas Jasa Keuangan.

Selain itu terkait dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.03/2014 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan yang dijabarkan melalui Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri selaku Entitas Utama maka Bank Mandiri Taspen Pos telah melakukan alignment terhadap kebijakan manajemen risiko.

Kebijakan Transaksi Intragroup dan

Transaksi yang Mengandung Benturan

Kepentingan

Bank Mandiri Taspen Pos telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan dalam rangka menerapkan tata kelola perusahaan yang baik mengacu pada ketentuan Pedoman Benturan Kepentingan Bank Mandiri Taspen Pos sesuai Surat Keputusan Direksi No. 0152/KP-Dir/ SK/BSHB/VIII/2014.

Pedoman Benturan Kepentingan mengikat setiap pengurus dan pegawai Bank, dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank, Bank Mandiri Taspen Pos melakukan penertiban administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

Bank Mandiri Taspen Pos telah memastikan semua kegiatan operasional bank bebas dari intervensi pemilik/pihak terkait/pihak lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank, di tahun 2015 Bank Mandiri Taspen Pos telah dapat menyelesaikan / menghindari terjadinya benturan kepentingan.

Beberapa bentuk benturan kepentingan atau situasi yang menyebabkan terjadinya benturan kepentingan yang telah diatur dalam kebijakan Bank Mandiri Taspen Pos, antara lain :

a. Situasi yang menyebabkan Jajaran Bank Mandiri Taspen Pos menerima gratiikasi atau pemberian atau penerimaan hadiah/cendramata atau hiburan atas suatu keputusan atau jabatan yang menguntungkan pihak pemberi;

b. Situasi perangkapan jabatan di beberapa perusahaan yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga dapat menyebabkan pemanfaatan suatu jabtan untuk kepentingan jabatan lainnya; c. Hubungan ailiasi, yaitu hubungan yang dimiliki

oleh Jajaran Bank Mandiri Taspen Pos dengan pihak terkait dengan kegiatan usaha perusahaan, baik karena hubungan darah, hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya;

Penanganan situasi benturan kepentingan di Bank Mandiri Taspen Pos dilakukan dengan prinsip dasar bahwa seluruh jajaran Bank Mandiri Taspen Pos yang dirinya berpotensi dan/atau telah berada dalam situasi Benturan Kepentingan DILARANG untuk meneruskan kegiatan/melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan situasi Benturan Kepentingan tersebut. Untuk selanjutnya yang bersangkutan dapat mengundurkan diri dari tugas yang berpotensi adanya Benturan Kepentingan tersebut atau memutuskan untuk tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud, kecuali apabila dengan pertimbangan tertentu yang semata-mata untuk kepentingan Bank Mandiri Taspen Pos, maka Direksi dapat meminta yang bersangkutan untuk tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan tersebut.

Beberapa benturan kepentingan terkait dengan transaksi intragroup, antara lain terdiri dari Giro pada Bank Mandiri, Giro pada BSM, dan penempatan pada Bank Mandiri.

7

Proil Perusahaan

Mandiri International Remittance Sdn. Bhd. (“MIR”) merupakan entitas anak yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan menjadi badan hukum Malaysia sejak tanggal 17 Maret 2009 dengan registrasi No. 850077-P. MIR merupakan perusahaan penyedia jasa pengiriman uang (remittances) di bawah ketentuan Bank Negara Malaysia (“BNM”). Pendirian MIR telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (“BI”) melalui surat No. 10/548/DPB1 tanggal 14 November 2008 dan persetujuan dari

Produk Perusahaan

Produk utama yang diberikan MIR adalah pengiriman uang ke rekening Bank di seluruh Bank di Indonesia ataupun melalui pengambilan uang tunai di seluruh Cabang Bank Mandiri di Indonesia baik untuk mata uang Indonesia Rupiah maupun US Dollar. Selain itu

Alamat Perusahaan

Kantor Pusat

Wisma MEPRO Ground & Mezzanine Jalan Ipoh Chow Kit, 51200 Kuala Lumpur, Malaysia Telp : +603-4045 4988

+603-4045 8988

Susunan Dewan Komisaris

dan Direksi

Dalam dokumen AR Mandiri Indonesia 2015 (Halaman 193-196)

Dokumen terkait