• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Whistleblowing

Dalam dokumen AR Mandiri Indonesia 2015 (Halaman 176-182)

Perusahaan menyadari pentingnya Kebijakan W h i s t l e b l o w i n g u n t u k m e n i n g k a t k a n d a n mempertahankan kesesuaian perilaku karyawan, dimana ini merupakan bagian dari pengendalian internal khususnya dalam mengurangi risiko ketidakpatuhan terhadap peraturan Perusahaan dan penyalahgunaan wewenang. Perusahaan memiliki Kebijakan Whistleblowing sebagai sarana untuk mendorong karyawan agar melaporkan pelanggaran dan/atau kecurangan yang terjadi dalam lingkungan internal Perusahaan.

Penerapan Fungsi Kepatuhan

Sebagai wujud untuk senantiasa memelihara kepatuhan, maka Mandiri AXA General Insurance Services telah membentuk Departemen Compliance sejak tahun 2011. Dengan perkembangan regulasi yang berlaku, maka Mandiri AXA General Insurance Services telah mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian dimana anggota Direksi yang membawahi fungsi kepatuhan yaitu Departemen Compliance, semula adalah Direktur Keuangan menjadi di bawah Direktur Utama.

Penerapan Fungsi Audit Internal

Internal Audit Mandiri AXA General Insurance S e r v i c e s m e m b a n t u p e r u s a h a a n m e n c a p a i tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevalusi efektivitas manajemen risiko, pengendalian risiko dan proses tata kelola perusahaan.

Dalam pelaksanaan tugas, internal audit AXA Mandiri telah memiliki Internal Audit Charter yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan diratiikasi oleh Direksi yang menjadi dasar dan panduan pelaksanaan kegiatan Audit Internal. Dalam melaksanakan tugas,

Jenis pengaduan yang dapat disampaikan melalui jalur Whistleblowing antara lain terkait dengan 1) pelanggaran peraturan internal yaitu mengabaikan kebijakan atau prosedur perusahaan baik disengaja atau lalai, fraud (penipuan), membahayakan kesehatan atau keamanan, perilaku yang tidak etis dan sebagainya. Seluruh laporan yang masuk ke dalam sarana whistleblower akan ditindaklanjuti dan Perusahaan akan merahasiakan identitas pelapor serta memberikan perlindungan bagi pelapor.

Tugas utama Departemen Compliance adalah memastikan bahwa operasional Mandiri AXA General Insurance Services diselenggarakan sesuai dengan perundang-undangan, persyaratan resmi, pedoman lembaga otoritas dan praktik usaha yang baik, serta ketentuan prinsip kehati-hatian. Melalui kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Mandiri AXA General Insurance Services akan dapat meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik di seluruh aspek operasionalnya.

Internal Audit mengembangkan rencana audit berbasis risiko, dengan memperhitungkan risiko atau kontrol yang telah diidentifikasi oleh Manajemen, auditor eksternal, regulator atau komite lainnya yang relevan. Selain itu Internal Audit juga proaktif melakukan monitoring terhadap status penyelesaian audit dan melaporkan atas penyelesaian audit yang dilaporkan kepada Manajemen serta melakukan program quality assurance untuk menjamin efektivitas audit internal.

Penerapan Manajemen Risiko

Penerapan dan pengembangan Manajemen Risiko terus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan yang berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. Mandiri AXA General Insurance Services tengah mengembangkan dan mengimplementasikan konsep dan prinsip sistem manajemen risiko yang sesuai dengan kondisi perusahaan sebagai lembaga Jasa Keuangan yang bergerak di bidang asuransi umum. Dengan pengembangan sistem manajemen risiko, diharapkan Mandiri AXA General Insurance Services dapat memanfaatkan permodalan yang tersedia secara lebih efektif dan tepat sasaran. Penerapan manajemen risiko yang efektif melibatkan berbagai fungsi dalam organisasi Perusahaan seperti Dewan Komisaris, Direksi, Komite di bawah Dewan Komisaris seperti Komite Pemantau Risiko, Komite Audit dan Kepatuhan serta Komite Nominasi dan Remunasi, serta Komite di bawah Direksi seperti Komite Investasi. Penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan dimonitor secara independen dan berkesinambungan.

Satuan Kerja Manajemen Risiko Perusahaan di lakukan oleh Unit Legal and Risk Management Department dan terpisah dengan unit kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian intern dan satuan kerja operasional (risk-taking unit) pada Perusahaan. Struktur organisasi Satuan Kerja Manajemen Risiko Perusahaan bertanggung jawab kepada Direktur yang melaksanakan fungsi manajemen risiko dalam hal ini adalah Direktur Keuangan.

Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit

risiko

Mandiri AXA General Insurance Services telah memiliki kebijakan dan prosedur tertulis yang memenuhi

prinsip transparansi dan pelayanan nasabah serta telah menetapkan risk appetite yang disusun sesuai dengan misi, strategi bisnis, kecukupan permodalan dan kemampuan sumber daya manusia.

Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko

Mandiri AXA General Insurance Services melakukan proses identifikasi dan pengukuran risiko terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh setiap unit kerja mencakup seluruh aktivitas bisnis Perusahaan. Dalam rangka memitigasi risiko, risk owner melakukan action plan yang dimonitor dan dilaporkan setiap 3 bulan sekali. Adapun Satuan Kerja Audit Internal melakukan audit secara berkala dengan cakupan yang memadai, mendokumentasikan temuan audit dan tanggapan manajemen atas hasil audit, serta melakukan review terhadap tindak lanjut temuan audit.

Jenis Risiko dan Pengelolaannya

Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, Perusahaan harus melakukan proses manajemen risiko yang mencakup identification, measurement, monitoring dan controlling atas 10 (sepuluh) jenis risiko, yakni : Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Strategis, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Kepatuhan, Risiko Intragroup dan Risiko Asuransi. Perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan risiko untuk 10 (sepuluh) jenis risiko sebagaimana ketentuan Penerapan Manajemen Risiko terintegrasi sebagai Perusahaan

Selain pengelolaan terhadap 10 (sepuluh) jenis risiko yang diatur dalam POJK No. 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. Mandiri AXA General Insurance Services juga diwajibkan untuk melakukan pengelolaan terhadap 7 (tujuh) jenis Risiko yang diatur

dalam POJK No. 10/ POJK.05/2014 tentang Penilaian Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 3/ SEOJK.05/2015 tentang Penilaian Tingkat Risiko Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan fungsi Identifikasi dan Penilaian Tingkat Risiko yakni penilaian terhadap 7 risiko sebagai berikut:

1. Risiko strategi; 2. Risiko operasional; 3. Risiko aset dan liabilitas; 4. Risiko kepengurusan; 5. Risiko tata kelola;

6. Risiko dukungan dana; dan 7. Risiko asuransi.

Key Risk Report

Key Risk Report merupakan salah satu laporan yang dilaporkan kepada Komite Pemantau Risiko setiap periode 3 bulan (triwulan). Risiko yang dinilai untuk mencerminkan tingkat signiikansi yang membantu Manajemen untuk fokus pada bidang – bidang yang memerlukan perhatian prioritas dan mungkin memerlukan tindakan mitigasi dan/atau perbaikan kontrol untuk mencapai tingkat yang di proyeksikan.

5

Proil Perusahaan

PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) merupakan perusahaan patungan antara Bank Mandiri (51%) dan AXA (49%) yang beroperasi sejak Desember 2003. Saat ini AXA Mandiri secara representatif berada di lebih dari 1.200 cabang Bank Mandiri dan 200 cabang Bank Syariah Mandiri yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia, serta didukung oleh 2000 Financial Advisor dan 144 Sales Manager. Selain itu, AXA Mandiri juga memiliki 502 Telephone Sales Oficer

untuk menawarkan produk-produk perlindungan melalui telemarketing.

Contact Center Service Excellence Award-(Customer

Service Email Centers)

Contact Center Service Excellence Award-(Call

Center)

Infobank Sharia Finance Award 2015 (Predikat Sangat Bagus atas kinerja

keuangan selama tahun 2014) Service Quality Award 2015

The Best Insurance Company 2015(Asuransi Jiwa Aset

Diatas Rp15 triliun) versi majalah Investor

Infobank Insurance Award 2015(Golden Trophy untuk kinerja keuangan sangat bagus selama 5 tahun berturut-turut Infobank Digital Brand of The

Year 2015

The Best Life Insurance 2015 (Ekuitas Rp1,5 triliun keatas) versi majalah Media

Asuransi

Excellent Service Experience Award (ESEA) 2015

Infobank Insurance Award 2015(Predikat Sangat

Bagus atas kinerja keuangan selama tahun

2014)

Produk Perusahaan

AXA Mandiri menawarkan layanan perencanaan keuangan melalui berbagai produk asuransi yang memberikan nilai tambah kepada nasabah Bank Mandiri dan perusahaan-perusahaan anak Bank Mandiri. Untuk bisnis individu (ritel), AXA Mandiri menawarkan produk kombinasi asuransi dan investasi (unit link) yang memiliki pilihan fitur yang leksibel dengan tingkat keuntungan optimal untuk memenuhi beragam kebutuhan seperti tabungan hari tua, dana pendidikan atau tujuan keuangan lainnya di masa datang. Di samping produk unit link tersebut, AXA Mandiri juga menawarkan produk asuransi tradisional seperti Mandiri Jiwa Sejahtera, Mandiri

Alamat Perusahaan

Kantor Pusat

AXA Tower Lt. 9

Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18, Kuningan City, Jakarta 12940 Telp : (62-21) 3005 8888 Fax : (62-21) 3005 8500 Website : www.axa-mandiri.co.id

Susunan Dewan Komisaris

dan Direksi

Komisaris

Komisaris Independen : Wihana Kirana Jaya Komisaris Independen : Darwin Zahedy Saleh

Komisaris : Randy Lianggara

Komisaris : Myland

Kinerja Perusahaan

Selama tahun 2015, AXA Mandiri telah berhasil membukukan pendapatan premi sebesar Rp7,9 triliun atau turun sebesar 5,3% dibandingkan pencapaian tahun 2014. Dari sisi laba bersih, per 31 Desember 2015 tercatat sebesar Rp1,3 triliun. Sementara itu, aset AXA Mandiri per 31 Desember 2015 tercatat sebesar Rp23,0 triliun dengan rasio kecukupan modal / RBC (risk based capital) sebesar 416,8%.

Graik Total Premium Income (Rp miliar)

5.685 6.258

8.304

7.865

Jaminan Kesehatan, Mandiri Secure Plan, Mandiri Kesehatan Global dan Mandiri Kesehatan Prima yang memberikan proteksi untuk pertanggungan jiwa dan kesehatan. Produk-produk tersebut juga didukung oleh serangkaian asuransi perlindungan tambahan (riders) yang dapat dipilih untuk melengkapi pelindungan jiwa dan kesehatan. Selain itu AXA Mandiri juga menyediakan perlindungan asuransi bagi nasabah pemegang kartu kredit, nasabah tabungan, nasabah consumer loan serta nasabah kredit mikro Bank Mandiri dan perusahaan-perusahaan anak Bank Mandiri.

Direksi

Direktur Utama : Jean Philippe

Vandenschrick

Direktur : Kartono

Direktur : Franz Lathuillerie

Direktur : Henky Oktavianus

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan AXA Mandiri dapat dilihat pada ringkasan laporan keuangan berikut:

Aset Liabilitas Ekuitas Pendapatan Beban Laba Bersih *) disajikan kembali

Indikator Utama

Indikator Utama

2012*

2012*

2013

2013

2014

2014*

2015

Tabel Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar)

Tabel Laporan Laba Rugi (Rp miliar) 15.296 13.593 1.697 6.384 5.027 1.024 16.831 14.899 1.921 5.775 4.360 1.024 23.385 21.212 2.161 11.759 10.161 1.264

Strategi dan Rencana Kerja Tahun 2016

Persiapan menghadapi kondisi pasar di tahun 2016 menjadi fokus strategi pada akhir tahun buku. Beberapa strategi fokus tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan portfolio produk Health and Protection;

2. Mengeksplorasi teknologi digital sebagai sarana pelayanan dan pemasaran produk;

3. Mengoptimalkan keberadaan sales force di cabang-cabang Bank Mandiri maupun Perusahaan Anak Bank Mandiri;

4. Meningkatkan produktivitas sales force yang telah ada; 5. Memastikan penjualan sesuai dengan kebutuhan nasabah;

6. Menjamin ketersediaan database yang dihubungi oleh tenaga penjual channel Telemarketing.

2015

23.033 20.834 2.182 6.265 4.641 1.267

Tata Kelola Perusahaan

Governance Structure

AXA Mandiri meyakini bahwa penerapan GCG yang telah dilakukan dan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun telah mampu menciptkan value driver yang optimal bagi perusahaan dan mendorong percepatan pertumbuhan bisnis Perusahaan. Dalam kerangka tata kelola perusahaan di AXA Mandiri memiliki struktur governance yang terdiri dari organ Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Komite di bawah Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, dan Direksi.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) selaku pemegang kekuasan tertinggi dalam struktur kepengurusan memiliki wewenang yang tidak dimiliki Dewan Komisaris atau Direksi. Wewenang meliputi pengambilan keputusan tentang pengubahan Anggaran Dasar Perusahaan, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, kepailitan, dan pembubaran Perusahaan. Pada dasarnya wewenang tersebut diatur dan dibatasi oleh Undang-Undang Perusahaan Terbatas dan Anggaran Dasar Perusahaan.

Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perusahaan yang dilakukan Direksi serta memberikan nasehat kepada Direksi termasuk rencana pengembangan perusahaan, rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan, pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar dan

keputusan RUPS serta peraturan perundangundangan dengan memperhatikan kepentingan perusahaan. AXA Mandiri telah membentuk 3 (tiga) komite di bawah Dewan Komisaris yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

Direksi merupakan organ perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan perusahaan, sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, serta mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Anggota Direksi diangkat melalui RUPS untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali.

DPS melakukan tugas dan tanggung jawab dengan memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Perusahaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah agar sesuai dengan prinsip syariah yang berlaku.

Untuk melakukan pemantauan terhadap implementasi GCG di AXA Mandiri, secara berkala dilakukan Assessment GCG untuk mengukur tingkat kepatuhan AXA Mandiri dalam penerapannya. AXA Mandiri telah melakukan penilaian (Self Assessment) atas implementasi Good Corporate Governace (GCG) dan telah disampaikan kepada regulator.

Dalam dokumen AR Mandiri Indonesia 2015 (Halaman 176-182)

Dokumen terkait