• Tidak ada hasil yang ditemukan

Corporate Representative (CR)

Dalam dokumen AR Mandiri Indonesia 2015 (Halaman 196-200)

CR Utama : Pahala Nugraha Mansury

Hery Gunardi

BNM untuk melakukan kegiatan operasional melalui surat No. KL.EC.150/1/8562 tanggal 18 November 2009. Perizinan baru telah dipersetujui di bawah Akta Perniagaan Perkhidmatan Wang 2011 pada 7 Ogos 2012 surat No.JPPPW/LIC/2200/B/0106. Pembukaan kantor pertama MIR yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia dilakukan pada tanggal 29 November 2009. Adapun pelayanan MIR saat itu masih terbatas pada jasa pengiriman uang ke rekening di Bank Mandiri.

MIR juga memberikan layanan pembukaan rekening Mandiri Tabungan TKI dan menjadi contact center bagi nasabah Bank Mandiri di Malaysia.

Direksi

Direktur Utama : Rachmat Widiyanto Direktur : Abdull Aziz Bin Harun Direktur Non Eksekutif : Fitri Wahyu Adihartati

Kinerja Perusahaan

Pada tahun 2015, MIR membukukan pendapatan sebesar Rp14,8 miliar atau tumbuh 18,8% dari pendapatan tahun 2014. Pertumbuhan pendapatan tersebut mendorong laba bersih MIR mencapai Rp1,1 miliar pada akhir tahun 2015 atau tumbuh sebesar 580,2% dari tahun 2014, dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing mencapai 9,7% dan 10,8%.

Pembukaan 3 (tiga) kantor cabang baru MIR yakni di Shah Alam (Selangor), Malaka dan Senai (Johor) telah mendorong jumlah transaksi tumbuh 42,1% dari 86.198 transaksi di tahun 2014 menjadi 122.490 transaksi pada tahun 2015.

Graik Pendapatan Usaha (Rp juta)

2015

2012 2013 2014

7.691 13.953 12.458 14.795 Aset Liabilitas Ekuitas

Indikator Utama 2012 2013 2014 2015

Tabel Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar)

9.574 745 8.830 11.311 857 10.454 11.592 1.390 10.202

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan MIR dapat dilihat pada ringkasan laporan keuangan berikut:

11.405 1.130 10.275

Pendapatan Beban* Laba Bersih

*) termasuk income tax expense

Indikator Utama 2012 2013 2014 2015

Tabel Laporan Laba Rugi (Rp miliar)

7.691 10.773 (3.082) 13.953 13.912 41 12.458 12.297 162

Strategi dan Rencana Kerja

Tahun 2016

Uraian singkat fokus strategi MIR di tahun 2016 adalah:

1. Penambahan 3 cabang sehingga total menjadi 15 cabang

14.795 13.693 1.102

Tata Kelola Perusahaan

Governance Structure

Pelaksanaan GCG diperlukan bank untuk melakukan check and balance setiap aktivitas perusahaan agar selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka mendukung penerapan

GCG tersebut, MIR telah memiliki unit kepatuhan, unit management risiko dan unit internal control, sebagai berikut :

2. Pembukaan jasa pengiriman ke beberapa koridor lain selain Indonesia

3. Memperkenalkan produk inward remittanceuntuk mendapatkan dana murah

President Director

Risk Internal Kontrol & Compliance

Compliance

Risk Management Internal Control

Veriicator/ ICU Assistant

Penerapan Fungsi Kepatuhan

Sejak 2012, MIR telah melakukan pemisahan terhadap fungsi unit Internal Control dan unit kepatuhan. Unit Kepatuhan terutama berfokus pada kebijakan kepatuhan untuk memastikan MIR akan selalu mematuhi Peraturan BNM dan Kebijakan/Pedoman yang berlaku. Setelah transformasi ini, Unit Kepatuhan juga akan melakukan pengkinian sistem kepatuhan dan tools kepatuhan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adapun tugas dan tanggung jawab unit kepatuhan adalah sebagai berikut :

1. Memperbarui semua peraturan dan kebijakan manajemen;

2. Memastikan semua transaksi sesuai dengan AML Aturan / CFT dan Peraturan lainnya yang berlaku;

3. Mereview aspek kepatuhan atas keputusan Direktur Operasi

4. Memastikan bahwa operasional masing-masing cabang dan back oice mematuhi peraturan internal dan eksternal;

5. Melakukan review pada budaya kepatuhan berdasarkan pedoman, aturan baik Otoritas dan Pengelolaan Moneter;

6. Memastikan bahwa rekomendasi telah dimasukkan ke dalam tanggung jawab unit masing-masing untuk ditindaklanjuti;

7. Memastikan semua produk dan layanan yang ditawarkan di MIR mematuhi peraturan lokal;

8. Melakukan pemeriksaan kepatuhan pada cabang voucher harian menggunakan pendekatan pengambilan sampel;

9. Melakukan Analisa Perilaku Pelanggan/ Behavioor Analysis of Responden (BAR) dari mingguan / bulanan dasar laporan kepada Direktur Operasi pada setiap aktivitas yang mencurigakan;

10. Memantau status kepatuhan peraturan Direktur Operasi termasuk kegiatan yang mencurigakan di di waktu yang tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

11. Merekomendasikan aturan dan kebijakan untuk produk baru yang diluncurkan;

12. Memantau File Informasi Pelanggan (CIF) dan merekomendasikan peningkatan sistem atau teknik baru untuk meningkatkan CIF catatan database pembukuan;

13. Memantau semua dokumen pendukung yang diperlukan dalam setiap transaksi yang dilakukan oleh cabang;

14. Bekerjasama dengan Departemen Sumber Daya Manusia dan lain-lain yang sesuai untuk mengembangkan program pelatihan kepatuhan yang efektif termasuk pelatihan yang tepat pengantar bagi karyawan baru serta pelatihan yang berkelanjutan bagi seluruh karyawan serta pelatihan yang berkelanjutan bagi seluruh karyawan dan manajer.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di MIR didukung dengan infrastruktur pendukung penerapan Tata Kelola Perusahaan, seperti code of conduct, kebijakan kepatuhan, strategi anti fraud, whistle blowing system, larangan gratiikasi, kebijakan manajemen risiko, kebijakan benturan kepentingan, kebijakan remunerasi.

Dengan terbitnya Peraturan Otoritas Otoritas Jasa keuangan No.18/POJK/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan maka MIR selaku perusahaan anak dari Bank Mandiri mengkinikan Pedoman Tata Kelola yang dimilikinya sesuai ketentuan yang berlaku yang saat ini masih dalam proses inalisasi.

Penerapan Fungsi Audit Internal

Secara umum, Unit Internal Control bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas dan pelaksanaan pengendalian internal terhadap seluruh unit di Perusahaan, sebagai berikut :

1. Memastikan pengendalian voucher transaksi oleh seluruh unit di Perusahaan (Kantor Pusat dan Cabang), yang meliputi :

a. Memastikan bahwa semua transaksi yang akurat, benar dan juga handal;

b. Mereview kualitas penerapan manajemen risiko agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai

c. Montoring penyelesaian tindak lanjut hasil audit SKAIT

2. Melakukan pemeriksaan rutin ke cabang untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian intern oleh cabang dengan melakukan review pada hal-hal sebagai berikut :

a. Cash Balancing

b. Kecukupan physical control. c. Kecukupan cash limit.

d. Menilai efektivitas internal control di cabang e. Menilai dan kecukupan struktur internal

con-trol di cabang.

Penerapan Manajemen Risiko

Manajemen risiko dilaksanakan oleh unit manajemen risiko dengan tugas dan fungsi sebagai berikut: 1. Review dan menganalisis potensi risiko operasi

/ proses bisnis, sistem dan produk dan membuat rekomendasi untuk mencapai yang diinginkan tujuan Manajemen Risiko.

2. Menyusun rencana perbaikan apabila ada kesalahan dan memberikan rekomendasi

3. Mengevaluasi efektivitas pengendalian intern umum, termasuk:

a. Evaluasi tanggung jawab dan wewenang di seluruh bidang Perusahaan.

b. Evaluasi pemisahan tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku

c. Evaluasi penerapan pengendalian internal oleh cabang termasuk pemanfaatan aset dan penyimpanan dokumentasi.

d. Evaluasi pelayanan nasabah, seperti Service Level Agreement (SLA) pelayanan yang telah ditetapkan dan ketersediaan formulir dan in-formasi yang dibutuhkan nasabah serta ken-yamanan ruangan bagi nasabah.

4. Mengevaluasi penerapan IT system, seperti: a. Evaluasi dalam penggunaan perangkat

lu-nak, termasuk kontrol password dan laporan serah terima pada user ID dan password. b. Akurasi database termasuk proses

pemeli-haraan.

c. Akurasi perhitungan sistem.

d. Akurasi pengaturan parameter sistem.

pencegahan kepada unit kepatuhan dan unit internal control.

3. Mengembangkan atau mengimplementasikan model penilaian risiko atau metodologi.

4. Mengelola risiko kepada perusahaan, karyawan, pelanggan, reputasi, aset dan kepentingan stakeholders.

Dalam dokumen AR Mandiri Indonesia 2015 (Halaman 196-200)

Dokumen terkait