BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
E. Audit Produksi
1. Pengertian Audit Produksi dan Temuan Audit Produksi
Menurut Bastian (2007) dalam Suryani, dkk (2015:3), audit produksi adalah audit yang dilakukan untuk melihat dan menilai apakah proses produksi dan operasi perusahaan telah berjalan sesuai dengankebijakan dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan, serta membantu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang masih terjadi yang dapat menghambat tujuan perusahaan sehingga dapat dicari solusi perbaikannya. Tahap-tahap pengauditan produksipun sama dengan audit operasional, yaitu audit pendahuluan, review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen, audit lanjutan, pelaporan dan tindak lanjut.
Bentuk temuan merupakan kertas kerja auditor yang paling kritis karena temuan merupakan hasil dari suatu audit. Bentuk temuan mengkonsolidasikan semua informasi penting yang berkaitan dengan suatu masalah audit tertentu, seperti pengendalian yang tidak berfungsi, salah saji potensial dalam laporan
keuangan, atau adanya ketidakefisienan yang menonjol (Bastian, 2007, dalam Suryani, dkk, 2015:3).
Berikut ini adalah unsur-unsur temuan menurut Bastian (2007) dalam Suryani, dkk (2015:3), antara lain:
a. Kondisi
Kondisi menunjukkan suatu kesimpulan, masalah, atau, kesempatan yang dicatat selama review audit.Kondisi ini mengarahkan secara langsung tujuan yang dikendalikan (control objective) atau beberapa standar kerja lainnya.
b. Kriteria
Kriteria menguraikan standar yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan evaluasi.Kriteria menggambarkan kondisi yang ideal.Kriteria dapat menunjuk suatu kebijakan, prosedur, atau peraturan-peraturan yang spesifik.Kriteria juga dapat berupa logika umum(common sense) atau praktik-praktik bisnis dan aktivitas yang dilakukan secara hatihati (prudent).
c. Sebab
Sebab menjelaskan mengapa masalah-masalah yang diidentifikasi dapat terjadi.Sebab merupakan atribut paling kritis dari pembentukan temuan.Tanpa penentuan mengapa kondisi tersebut terjadi, situasinya tidak dapat diperbaiki secara semestinya.
d. Akibat
Akibat menggambarkan resiko-resiko tertentu yang muncul sebagai hasil dari kondisi atau masalah.Pernyataan akibat juga sering membicarakan
potensi kerugian, ketidaktaatan,atau ketidakpuasan pelanggan yang diakibatkan oleh masalah tersebut.
e. Rekomendasi
Rekomendasi menyarankan cara memperbaiki suatu kondisi
permasalahan. Rekomendasi yang efektif berkaitan secara langsung dengan menghilangkan sebab.Rekomendasi yang hanya menyarankan untuk segera memperbaiki masalah tidaklah cukup bagi pengelola karena pernyataan rekomendasi juga harus menjelaskan bagaimana perbaikan itu dapat tercapai.
2. Efisiensi
Bayangkara (2015:13) menjelaskan bahwa efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan. Efisien menggambarkan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) sebagai perwujudan kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber daya yang mereka miliki, guna menghasilkan keluaran yang diharapkan.
Menurut Anthony (2005) dalam Oktaviani, dkk (2016:79), menyatakan bahwa efisiensi adalah perbandingan antara output (jumlah keluaran yang dihasilkan) dengan input (jumlah sumber daya yang digunakan). Efisiensi bagian produksi berhubungan dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal pada saat melakukan kegiatan operasi.
Penggunaan biaya tenaga kerja dapat dikatakan efisien jika selisih antara persentase realisasi produktivitas dan persentase target produktivitas tenaga kerja bernilai positif (+), sebaliknya selisih yang bernilai negatif (-)
dianggap belum efisien.Adapun perhitungan audit lanjutan atas biaya tenaga kerja pada Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone dengan rumus yaitu:
Volume (unit) produksi yang dihasilkan
PTK = X 100
Total 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡𝑙𝑎𝑏𝑜𝑢𝑟 x jumlah jam kerja
3. Audit Biaya Tenaga Kerja
Audit biaya tenaga kerja merupakan bagian dan auditproduksi.Audit biaya tenaga kerja adalah suatu bentuk pemeriksaan sistematis oleh auditor internal sebagai bentuk pengawasan atas biaya-biaya tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi guna memastikan pengunaan biaya tenaga kerja telah efisien dan efektif.
Mulyadi (2016), mengemukakan bahwa tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam suatu perusahaan.Sehingga Jasa yang diberikan oleh tenaga kerja dipahami berupa imbalan oleh perusahaan melalui gaji atau upah baik setiap bulan, minggu, maupun hari. Gaji dipahami sebagai pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan biasanya dibayarkan pada akhir bulan, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan
jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) (Mulyadi,
2016:373).Dengan demikian pembayaran atas jasa tenaga kerja dapat selanjurnya dipahami sebagai biaya tenaga kerja yaitu berupa gaji dan upah. Atau dengan kata lain prosedur audit biaya tenaga kerja lebih difokuskan pada prosedur audit atas penggajian dan pengupahan.
4. Prosedur Audit Biaya Tenaga Kerja
Prosedur audit biaya tenaga kerja merupakan bagian dari predur audit operasional umunnya dengan pengecualian prosedur tersebut hanya
melingkupi biaya tenaga kerja. Adaupun Bayangkara (2015:178) menyatakan prosedur atau tahap audit oprasional dapat dipahami meliputi:
a. Audit pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditee.Pertemuan ini bertujuan untuk menginformasi
scope audit, objek yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi
perusahaan dan prosedur yang ditetapkan pada proses oprasional. Setelah melakukan tahapan ini, auditor dapat memperkirakan (menduga) kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi operasi pada perusahaan auditee.
Hasil pengamatan pada tahapan audit ini dirumuskan kedalam bentuk tujuan sementara (tentative audit objective) yang akan dibahas lebih lanjut pada proses audit berikutnya.
b. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
Auditor pada tahap ini melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama fungsi oprasi serta variabel-variabel yang memengaruhinya. Variabel ini meliputi berbagai kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas, prakterk yang sehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.
Di samping itu, pada tahapan ini auditor juga mengidentifikasi dan mengklasifikasi penyimpangan dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan operasi.
Dengan menghubungkan permasalahan dalam bentuk tujuan audit sementara dengan temuan diatas auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective) yang akan didalami pada audit selanjutnya.
c. Audit Lanjutan
Pada tahapan ini auditor melakukan audit mendalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan operasi, konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor. Disamping itu, analisa terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utilisasi kapabilitas tersebut didalam perusahaan.
d. Pelaporan Audit
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkas dalam kertas kerja (KKA) merupakan dasar dalam membuat kesimpulan dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut:
1) Informasi latar belakang (Gambaran umum fungsi operasi); 2) Kesimpulan audit dan ringkasan temuan audit;
4) Ruang lingkup audit.
e. Tindak Lanjut Audit Tenaga Kerja
Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatif perbaikan yang ditawarkan untuk berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi pada perusahaan.Kemudian perusahan dapat menindaklanjuti (perbaikan) guna bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.