BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Sistem Akuntansi Manajemen pada PTP. Pabrik Gula Camming Bone
Pengendalian Biaya tenaga kerja pada PTP. Pabrik Gula Camming Bone dilakukan dalam 3 komponen pengendalian Sistem akuntansi manajemen yaitu Tujuan Kualitas, Umpan Balik Kualitas, dan Kualitas Insentif. Berikut ini akan diuraikan mengenai penerapan sistem akuntansi manajemen pada PTP. Pabrik Gula Camming Bone. Ketiga komponen sistem akuntansi manajemen yang diterapkan sebagai berikut:
1. Tujuan Kualitas Tenaga Kerja Pada Perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Audit Internal Bapak RK bahwa
Perusahaan menyediakan suatu dokumen berisi informasi jumlah tenaga kerja baik tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja tidak tetap pada PTP. Pabrik Gula Camming, untuk diketahui oleh setiap stakeholder, baik pihak ekternal maupun pihak internal perusahaan.Hal ini dilakukan agar semua karyawan dari level atas sampai bawah dapat mengetahui posisi dan jumlah tenaga kerja sesuai wilayah kerja, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, jumlah tenaga kerja yang tersedia, tingkat keahlian hingga besaran upah yang diterima dalam satu periode masa kerja. Selain itu PTP. Pabrik Gula Camming juga menyediakan satu bagian khusus yang bertugas melakukan pengkajian secara terus menerus atas kuantitas tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja hal ini merupakan bentuk dari memastikan setiap pekerjaan dapat di lakukan secara efekitif dan efisien.(Wawancara, 25/8/2019).
2. Umpan Balik Kualitas Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Audit Internal Bapak RK bahwa:
Perusahaan telah menerapkan jenis manajemen terbuka dalam proses pemberian feedback atas kuantitas tenaga kerja dalam kaintannya dengan kinerja setiap tenga kerja, yaitu tenaga kerja dapat langsung mengetahui kesalahan dan segera
memper- baikinya sehingga proses produksi dalam
dalam tahap ini kerjasama sama antar tenaga kerja sangat dibutuhkan agar setiap proses produksi yang terjadi dapat selalu dikontol dan diperbaiki, ikatan antara tenaga kerja dan manajer. Dalam tahap ini setiap kegiatan produksi di PTP. Pabrik Gula Camming yang dilakukan akan selalu terawasi, mulai dari kegiatan produksi dari bagian gudang sampai pendistribu-siannya. Perusahaan juga selalu mengutamakan keselamatan tenaga kerja seperti pemberian BPJS, dan fasilitas kesehatan lain supaya dalam pengerjaan yang ada tidak terjadi kesalahan ataupun keterlambatan produksi agar supaya pengerjaannya sesuai dengan ketepatan waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. (wawancara, 25/8/2019).
3. Kualitas Insentif Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Audit Internal Bapak RK bahwa:
Perusahaan telah menerapkan kualitas Insentif yaitu adanya ukuran kinerja keuangan dalam pemberian insentifagar dapat meningkatkan motivasi bekerja oleh setiap tenaga kerja, alasannya karena dengan adanya kebijakan tersebut akan meningkatkan omset produksi sampai pada omset penjualan sesuai dengan target yang telah ditentukan, adanya ukuran
kinerja non-keuangan dalam pemberian insentif yaitu:
pemberlakuan jam keterlambatan kerja, adanya catatan kehadiran dan adanya feedback dari customer. Dalam bagian ini PTP. Pabrik Gula Camming selalu mengecek hasil kerja dan kualitas jam kerja tenaga kerja yang ada, dalam hal ini perusahaan selalu melakukan pengecekan pada setiap harinya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dengan hasil kerja dari setiap tenaga kerja pada hari itu juga. Dan dalam penerapan jam kerja di PTP. Pabrik Gula Camming melakukan sangsi jika terjadi keterlambatan kerja perusahaan melalukan pemotongan upah lembur, hal ini dilakukan perusahaan agar selalu mengutamakan kedisiplikan kerja kepada setaip tenaga kerja supaya kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. (Wawancara, 25/8/2019).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Audit Internal Bapak RK sebagaimana yang telah dikemukaan, maka dapat diketahui bahwa PTP. Pabrik Gula Camming melakukan tiga tahap pegendalian kualitas Tenaga Kerja yaitu:
a. Pengendalian tenaga kerja pada bagian Bahan Baku, Perusahaan selalu menjaga agar stok persedian bahan baku tidak berkurang, dimana perusahaan selalu melakukan pengawasan tenaga kerja yang bertugas dalam menyediakan bahan baku dua bulan sebelumnya agar kegiatan produksi tidak terhenti, Juga menjaga agar persediaan bahan baku tidak terlalu besar atau berlebihan. Selain itu agar menjaga pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karna akan berakibat biaya pemesanan terlalu besar.
b. Pengendalian tenaga kerja pada bagian Proses Produksi, Tujuan proses produksi perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, terlebih kebutuhan gula, dan menjaga kesinambungan perusahaan sebagai satu-satunya perusahaan Gula di Sulawesi Bone, dan menyerap tenaga kerja.
c. Pegendalian Tenaga kerja pada Produk Jadi, Perusahaan selalu melakukan pengecekan terhadap tenaga kerja yang ditugaskan di bagian produk yang sudah siap di pasarkan dan bila produk yang didapat mengalami kerusakan atau kecatatan maka perusahaan melakukan tindakan perbaikan terhadap produk rusak yang masih bisa diperbaiki.
Berdasarkan uraian diatas menyatakan bahwa Sistem Akuntansi manajemen dan sistem pengendalian atas tenaga kerja pada PTP. Pabrik gula Camming Kabupaten Bone dikatakan berjalan dengan baik. Hal tesebut sesuai dengan temuan Prawiranegara (2017) bahwa Sistem Akuntansi manajemen dan sistem pengendalian dikatakan berjalan baik apabila
perusahaan telah melaksanakan seluruh tahapan Sistem akuntansi manajemendan pegendalian kualitas Tenaga Kerja.
2. Biaya Tenaga Kerja pada PTP. Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone
PTP. Pabrik Gula Camming membagi biaya tenaga kerja dalam dua jenis tenaga kerja yaitu biaya tenaga kerja tetap dan biaya tenaga kerja tidak tetap. Biaya tenaga kerja tetap terbagi dalam lima jenis golongan I sampai dengan golongan V. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak tetap terbagi dalam biaya tenaga kerja honorer, biaya tenaga kerja KKWT, biaya tenaga kerja harian Lepas, Harian Kontrak dan biaya tanaga kerja Musiman. Berikut ini disajikan ringkasan Biaya tenaga Kerja PTP. Pabrik Gula Camming.
Tabel 4.1. Biaya Tenaga Kerja PTP. Pabrik Gula Camming (dalam Ratusan Juta Rupiah)
Keterangan
Anggaran Realisasi
2016 2017 2016 2017
Tenaga Kerja Tetap
1 Golongan I 1,7 1,9 1,1 1,5 2 Golongan II 2,3 2,5 1,7 2,1 3 Golongan III 3,1 3,3 2,4 2,98 4 Golongan IV 2,1 2,3 1,5 2,1 5 Golongan V 4,2 4,5 3,7 4,3 Total 13.4 31.6 10.4 12.98
Tenaga Kerja Tidak Tetap
1 Honorer 0,7 0,9 0,5 0,7 2 KKWT 0,6 0,7 0,4 0,5 3 Harian-Lepas 0,3 0,4 0,16 0,21 4 Harian-Kontrak 1,6 1,8 1,3 1,5 5 Musiman 1,7 1,9 1,6 1,76 Total 4.9 5.7 3.96 4.67
Sumber: Olahan Data Penelitian (2019)
Berdasarakan tabel 4.1 diketahui bahwa anggaran untuk tenaga kerja tetap yang di estimasikan untuk lima gologan periode 2016 yaitu 13,4 ratus juta rupiah dengan realisasi anggaran sebesar 10,4 ratus juta rupiah. Atau dengan persentase 77,6%. Sedangkan pada periode 2017 yaitu 14,5 ratus juta rupiah dengan realisasi anggaran sebesar 12,98 juta rupiah. Atau dengan persentase 85,5%. Sementara itu, diketahui bahwa anggaran untuk
tenaga kerja tidak tetap yang di estimasikan untuk lima jenis tenaga kerja tidak tetap periode 2016 yaitu 4,9 ratus juta rupiah dengan realisasi anggaran sebesar 3,96 puluh juta rupiah. Atau dengan persentase 80,8%. Sedangkan pada periode 2017 yaitu 5,7 ratus juta rupiah dengan realisasi anggaran sebesar 4,67 juta rupiah. Atau dengan persentase 81,9%.
Terjadi peningkatan pada estimasi anggaran tahun 2016 ke tahun 2017.Sementara untuk realisasi anggaran tenaga kerja dikatakan belum efisien hal tersebut dikarenakan realisasai biaya tenaga kerja cukup rendah dibandingkan dengan anggaran yang direncanakan. Rendahnya realiasi biaya tersebut jika dikaitkan dengan penyerapan biaya yang dominan pada tenaga kerja tidak tetap akan bermakna terjadi fluktuasi pada laba perusahaan.
3. Jumlah Tenaga Kerjapada PTP. Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone
PTP. Pabrik Gula Camming mempekerjakan 1117 tenaga kerja.Dengan uraian Tujuh Posisi yaitu Tenaga kerja Pada TUK, bagian Tanaman/Risbag, bagian tebang dan angkut, bagian Instalasi, bagian pengolahan, bagian Peltek 506 dan Peltek 507. Berikut ini disajikan ringkasan Jumlah tenaga Kerja yang bekerja pada PTP. Pabrik Gula Camming pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Kerja PTP. Pabrik Gula Camming (Tahun 2016 sampai 2017)
N
o Uraian
Tenaga
Kerja tetap Tenaga Kerja Tidak Tetap
JML Gol III-IV Gol V Hon KKWT H.Lepas H. kontrak Musiman 1 TUK/umum 1 1 43 1 2 5 38 9 100 2 Tanaman/Risbag 1 8 99 9 1 5 65 15 203 3 Tebang dan Angkut - 2 9 - - - 4 22 37 4 Instalasi - 3 64 - 3 - 25 107 202 5 Pengolahan - 2 24 - - - 4 135 165 6 Peltek 506 - 1 33 - 4 - 5 237 280 7 Peltek 507 - - 36 - 3 7 84 - 130
Jumlah 2 17 308 10 13 17 225 525 1117
Berdasarakan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah tenaga kerja baik tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja tidak tetap tetap dalam periode 2016 sampai 2017 yaitu berjumlah 1117 tenga kerja. Dengan pembagian 327 tenaga kerja tetap dan 790 tenaga kerja tidak tetap. Dimana, 100 orang tenaga kerja diposisikan pada bagian TUK, 203 orang tenaga kerja diposisikan pada bagian Tanaman/Risbag, 37 orang tenaga kerja diposisikan pada bagian tebang dan angkut, 202 orang tenaga kerja diposisikan pada bagia Instalasi, 165 orang tenaga kerja dibagian Pengolahan, 280 orang tenaga kerja diposisikan pada bagian Peltek 506, dan 130 orang tenaga kerja dibagian Peltek 507.
Jumlah tenaga kerja pada PTP. Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone didominasi oleh tenaga kerja tidak tetap sebanyak 790 orang atau 70,7% dari total tenaga kerja, dibandingkan tenaga kerja tetap yang hanya berjumlah 327 atau 29,2% dari total tenaga kerja yang dimiliki.
4. Audit Tenaga Kerja pada PTP. Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Audit Internal Bapak RK yang menyatakan bahwa informasi berkaitan dengan Prosedur audit biaya tenaga kerja pada Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone yaitu meliput: Prosedur audit pendahuluan biaya tenaga kerja; Review dan pengujian terhadap pengendalian internal berkaitan dengan biaya tenaga kerja; tindak lanjut audit biaya tenaga kerja; Audit Lanjutan berupa pendalaman temuan berkaitan dengan audit biaya tenaga kerja; hingga pelaporan temuan dan tindak lanjut audit biaya tenaga kerja. Adapun prosedur audit biaya tenaga kerja pada Pabrik Gula Camming Bone diuraikan sebagai berikut:
a. Audit Pendahuluan biaya tenaga kerja PTP. Pabrik Gula Camming Bone
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada kepada audit internal PTP. Pabrik Gula Camming Bone, Bapak RK mengemukakan bahwa yang dilakukan dalam audit pendahuluan yaitu..
Auditor melakukanpemeriksaan pendahuluan pada pabrik gula Camming Bone atas setiap item yang mengandung unsur biaya tenaga kerja, dalam lingkup tertingi yaitu dewan komisaris,direktur yang bertugas mempimpin perusahaan. Manajer yang berperan penting dalam kegiatan produksi adalah Manajer Plant. Manajer Plant melakukan perencanaan kegiatan, perencanaan tenaga kerja, hingga perencanaan biaya sampai pada besaran jumlah biaya tengara kerja yang diteri buru selalu lingkup biaya tenaga kerja terendah. Bentuk pengendalian Pabrik Gula Bone adalah melakukan pemeriksaan (audit) untuk membantu proses evaluasi kegiatan operasional perusahaan. (Wawancara, 25/8/2019).
Berdasarkan pernyataan yang dikemukaan diatas dapat diketahui bahwa audit pendahuluan atas biaya tenaga kerja pada Pabrik gula Camming Kabupaten Bone dilakukan cukup ketat dalam rangka memastikan setiap item biaya tenaga kerja dialokasikan sesuai pos-pos biaya tenaga kerja yang telah ditetapkan. Audi pendahuluan juga memastikan penetapan standar materialitas dalam evaluasi efisiensi dan efektivitas biaya tenaga kerja pada Pabrik gula Camming Kabupaten Bone.
b. Review dan pengujian terhadap pengendalian internal atas biaya tenaga kerja
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak RK selaku Kepala audit Internal PTP. Pabrik Gula Camming Bone, diketahui bahwa auditor dalam tahap review dan pengujian terhadap pengendalian internal atas biaya tenaga kerja Pabrik Gula Camming Bone yaitu memastikan biaya tenaga kerja dapat dikelola secara efisiensi, efektivitas dan ekonomisi.
Sertainstrument pengendalian internal berkerja optimal mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Selanjutnya pada tahap ini auditor menelusuri setiap pos yang berhubungan dengan penentuan biaya tenaga kerja pada Pabrik Gula Camming, dalam proses review tersebut auditor menemukan bahwa proses estimasi biaya tenaga kerja sesuai kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Salah satu temuan dalam review yaitu berkaitan dengan estimasi biaya tenaga kerja pada saat pesanan produk meningkat, langkah yang dilakukan yaitu perusahaan akan melakukan perekrutan dengan sistem kontrak, sehingga apabila pesanan produk sudah terpenuhi, tenaga kerja tersebut tidak dipakai perusahaan kembali. Dengan kata lain estimasi biaya tenaga kerja disesuikan dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja dan jumlah produksi gula yang direncanakan.Sementara itu, berdasarkan hasil pengujian pengendalian internal ditemukan bahwa setiap bagian yang ditugaskan sebagai pengontrol berkerja dengan baik. Sebagaimana dikutip dalam hasil wawancara dengan Bapak RK sebagai berikut:
Auditor memastikan biaya tenaga kerja dapat dikelola secara efisiensi, efektivitas dan ekonomisi.Sertainstrument pengendalian internal berkerja optimal mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dan auditor juga menelusuri setiap pos yang berhubungan dengan penentuan biaya tenaga kerja pada Pabrik Gula Camming, dalam proses review tersebut auditor menemukan bahwa proses estimasi biaya tenaga kerja sesuai kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Seperti misalnya berkaitan dengan estimasi biaya tenaga kerja pada saat pesanan produk meningkat, langkah yang dilakukan yaitu perusahaan akan melakukan perekrutan dengan sistem kontrak, sehingga apabila pesanan produk sudah terpenuhi, tenaga kerja tersebut tidak dipakai perusahaan kembali. (Wawancara, 25/8/2019). Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa auditor dalam tahap review dan pengujian terhadap pengendalian internal atas biaya tenaga kerja PTP. Pabrik Gula Camming Bone yaitu memastikan biaya
tenaga kerja dapat dikelola secara efisiensi, efektivitas dan ekonomisi. Sertainstrument pengendalian internal berkerja optimal mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
c. Audit Lanjutan
Berdasarkan tahap audit lanjutan, menurut hasil wawancara bersama Bapak RK selaku kepala auditor internal PTP. Pabrik Gula Camming Bone, menjelaskan bahwa pada audit lanjutan, Auditor melakukan pengujian mendalam atas hasil temuan yang merupakan pendalaman pemeriksaan atas dua tahapan sebelumnya. Pada audit lanjutan kriteria yang digunakan auditor yaitu membandingkan valume produksi dengan jumlah tenaga dan jam kerja yang disediakan,selanjutnya membandingkanhasil kerja dari tenaga kerja aktual denganbiaya dan waktu yang disediakan tenaga kerja yang dianggarkan. Semakin besar hasil maka dapat dikatakan produktivitas tenaga kerja tercapai, sebaliknya semakin kecil hasil kerja maka produktifitas tidak tercapai. Audit lanjutan atas biaya tenaga kerja PTP. Pabrik Gula Camming Bone digambarkan dalam flowchart sebagai berikut.
Gambar 4.2. Flowchart Audit Lanjutan
biaya tenaga kerja PTP. Pabrik Gula Camming Kabuapten Bone
Berdasarkan alur yang telah digambarkan diatas, Menurut Bapak RK penggunaan biaya tenaga kerja dikategori efisien jika selisih antara persentase realisasi produktivitas dan persentase target produktivitas tenaga kerja bernilai positif (+), sebaliknya selisih yang bernilai negatif (-) dianggap belum efisien. Adapun perhitungan audit lanjutan atas biaya tenaga kerja pada PTP. Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone sebagaiaman dikemukakan oleh kepala auditor internaldengan rumus yaitu:
Volume (unit) produksi yang dihasilkan
PTK = X 100
Total 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡𝑙𝑎𝑏𝑜𝑢𝑟 x jumlah jam kerja
Formula perhitungan produktifitas tenaga kerja diperoleh dari pembagian antara volume (unit) produksi yang dihasilkan PTP. Pabrik Gula Camming dengan total tenaga kerja langsung dikali jumlah jam kerja.
Sebagaimana hasil perhitungan produktifitas tenaga kerja digambarkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3 Produktifitas tenaga kerja PTP. Pabrik Gula Camming (dalam persentase)
Tahun Target Realiasis Selisih Ket
2015 763,23 504,34 -258.89 Belum Efisien
2016 827,41 539,48 -287.93 Belum Efisien
2017 895,36 566,97 -328.39 Belum Efisien
2018 952,52 634,35 -318.17 Belum Efisien
Sumber: Olahan Hasil Wawancara (2019)
Berdasarkan perhitungan diatas terlihat bahwa Penggunaan biaya tenaga kerja belum efisien, hal tersebut tercermin pada selisih antara persentase realisasi produktivitas dan persentase target produktivitas biaya tenaga kerja bernilai negatif (-) sehingga dianggap belum efisien.
Belum Efisiennya Produktifitas Tenaga Kerja dapat dimaknai sebagai jumlah produksi yang dihasilkan oleh pabrik Camming tidak sebanding dengan tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang digunakan. Dengan kata lain jumlah tenaga kerja dan jam kerja yang disediakan mampu menghasilkan lebih banyak jumlah produksi Pabrik Camming, akan tetapi perusahaan dalam aktivitas produksi belum mampu mengoptimalkan produktivitas kerja yang dimiliki jumlah kerja.
d. Pelaporan audit biaya tenaga kerja 1. Temuan Audit
Temuan audit yang dikemukan oleh Auditor internal sebagaimana yang diterangkan oleh Bapak RK yaitu berkaitan dengan audit tenaga kerja berisi hasil temuan auditor atas efisiensi biaya tenaga kerja pabrik Gula Camming kabupaten Bone. Hasil pelaporan audit menunjukan bahwa Analisis Perencanaan dan Pengendalian biaya Tenaga kerja yang
dilakukan oleh pabrik Gula Camming Kabupaten Bone terlihat belum efisien. Proses pengunaan biaya tenaga kerja dapat dikatakan belum sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja perusahaan.
2. Rekomendasi
Rekomendasi audit yang dikemukan oleh Auditor internal berkaitan dengan audit tenaga kerja yaitu masukan kepada pihak manajemen agar memperhatikan produktivitas pemakaian biaya tenaga kerja, dimana sebaiknya disesuaikan dengan jumlah kebutuhan dan jumlah tenaga kerja diharapkan dipilih tenaga kerja yang berkualitas, cetatan, kreatif, serta mampu bekerja optimal dibidangnya, sehingga dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.
e. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan oleh kepala auditor internal PTP. Pabrik Gula Camming Bone, bahwa :
Temuan dan rekomendasi berkaitan dengan produktivitas biaya tenaga kerja di Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone yaitu manajemen telah mengoptimalkan penggunaan biaya tenaga kerja
untuk memenuhi target produktivitas sesuai dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki perusahaan sehingga output yang dihasilkan maksimum. Hasil temuan juga menemukan bahwa, manajemen Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone harus mereview kembali jumlah biaya tenaga kerja dan melakukan penambahan terhadap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan, sementara itu manajemen harus melakukan pembenahan berkaitan dengan kemampuan jumlah tenaga kerja untuk meningkatkan kapasitas sesuai target produksi. (wawancara, 25/8/2019).