• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS AUDIT BIAYA TENAGA KERJA PADA PTP. NUSANTARA XIV (PERSERO) PABRIK GULA CAMMING KABUPATEN BONE SKRIPSI OLEH HARTATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS AUDIT BIAYA TENAGA KERJA PADA PTP. NUSANTARA XIV (PERSERO) PABRIK GULA CAMMING KABUPATEN BONE SKRIPSI OLEH HARTATI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS AUDIT BIAYA TENAGA KERJA PADA PTP.

NUSANTARA XIV (PERSERO) PABRIK

GULA CAMMING KABUPATEN BONE

SKRIPSI

OLEH

HARTATI

105 730 522 515

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ii

NUSANTARA XIV (PERSERO) PABRIK GULA CAMMING

KABUPATEN BONE

SKRIPSI

HARTATI

NIM 105730522515

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Penelitian pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

(3)

iii

Kepada ALLAH SUBHANA WATA’ALA

Yang telah memberikan jalan, kemudahan dan kekuatan dalam hidupku ORANG TUAKU TERCINTA SERTA KELUARGA TERSAYANG Untuk Mama dan Papa yang selalu sabar, terima kasih atas segala cinta, kasih

sayang yang amat sangat tulus untukku. Doa yang selalu mama dan papa panjatkan untuk kebaikan dan kebahagianku.

Untuk Adik Tersayangku, adik penyemangatku, pendorong agar kakak menjadi lebih dewasa lagi, tempat curhatku, tempat untuk tertawa riang gembira. Adik

pembawa keceriaan dalam hidupku.

Beserta Almamater

Universitas Muhammadiyah Makassar

MOTTO

“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena Allah SWT”

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, Jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, Tapiliatlah sekitaran dan dengan penuh kesadaran

“saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menag!”

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri...”

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puja dan puji senantiasa teriring dalam setiap helanafas atas Kehadirat dan lindungan-Nya, Allah SWT.Shalawat dan salam tercurah atas nama Muhammad SAW, suritaula dan manusia sepanjang masa beserta keluarganya yang suci dan para sahabat setia. Alhamdulillah, berkat Rahmat dan Kasih Nya sehingga penulis dapat menyelesaikans kripsi ini dengan judul “Analisis audit

Biaya Tenaga Kerja Pada PTP. Nusantara XIV (Prrsero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone”.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kelemahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Namun dengan banyaknya pihak yang memberikan bantuan serta dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Abdrahman Rahim, Se.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Edi Jusriadi, SE., MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Dr. Isamai lBadollahi, SE.,M,Si,Ak,CA,CSP, selaku Pembimbing II yang telah berkena membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Baco dan Ibunda Hj.sakka yang selama ini memberikan dukungan, kasih sayang, dan doa selama menempuh Studi di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

10. Kepada saudaraku Zulkifli dan keluarga tercinta, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

11. Kakanda Agus, yang telah memberikan motivasi selama proses penulisan Skripsi.

(9)

ix

selama ini telah membantu dan mendorong agar penelitian ini segera terselesaikan.

13. Keluarga besar yang selalu member dukungan, semangat dan doa.

14. Keluarga AK 15 B yang selalu belajar bersama dan melukis kenangan yang luar biasa yang takterlupakan selama berapa tahun terakhir.

15. Seluruh Staf Kantor Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone yang telah membantu dan mengarahkan penulisan dalam melakukan penelitian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan referensi bagi penulis guna perbaikan di masa yang akan datang.

Pada akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis

mempersembahkan skripsi ini dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin!!!

Billahifii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 22 Januari 2020

(10)

x

Hartati, Tahun 2019.Analisis Audit Biaya Tenaga Kerja Pada PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone, Skripsi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar. Di bombing oleh pembimbing I Edi Jusriadi dan pembimbing II Ismail Badollahi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris penerapan prosedur audit biaya tenaga kerja yang dilakukan pada PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone. Data yang diolah adalah hasil wawancara dan Dokumentasi pada PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone. Metode analisisnya yaitu deskriptif kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis penerapan prosedur audit biaya tenaga kerja, sudah sesuai dengan teori yang ada.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prosedur audit biaya tenaga kerja yang dilakukan pada PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone berjalan sangat baik. Sementara Prosedur audit biaya tenaga kerja pada PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming sesuai dengan prosedur-prosedur audit biaya tenaga kerja pada umumnya yaitu dimulai dari audit pendahuluan, review dan pengendalian internal, setelah itu audit lanjutan dan diakhiri dengan Pelaporan audit dan tindak lanjut.

.

(11)

xi

Hartati, 2019. Audit Analysis of Labor Costs at PTP. Nusantara XIV (Persero) Camming Sugar Factory of Bone District, Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business Muhammadiyah University Makassar.Guided by supervisor I Edi Jusriadi and supervisor II Ismail Badollahi.

This study aims to determine empirically the application of labor cost audit procedures conducted at PTP. Nusantara XIV (Persero) Camming Sugar Factory

of Bone District. The data processed is the result of interviews and

documentation at PTP (Persero) Camming Sugar Factory of Bone District. The method of analysis is descriptive qualitative. The analysis technique used in this study is to analyze the application of labor cost audit procedures, in accordance with existing theories.

The results of this study indicate that the audit procedure for labor costs carried out at PTP. Nusantara XIV (Persero) Camming Sugar Factory in Bone District went very well. While the labor cost audit procedure at PT Perkebunan Nusantara (Persero) Camming Sugar Factory in accordance with the labor cost audit procedures in general, which starts from the preliminary audit, internal review and control, after that the follow-up audit and ends with the audit report and follow-up.

.

(12)

xii

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penetian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Biaya ... 5

B. Konsep Biaya ... 8

C. Prosedur Penggajian dan Pengupahan ... 17

D. Konsep Audit ... 20

E. Audit Produksi ... 30

F. Penelitian Terdahulu ... 36

G. Kerangka Pikir ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

C. Sumber Data ... 44

D. Metode Pengumpulan Data ... 45

E. Metode Analisis Data ... 45

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pabrik Gula Camming ... 46

B. Hasil Penelitian ... 51

(13)

xiii

A. Simpulan ... 69 B. Penutup ... 69 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

No. Teks Halaman

1. Penelitian Terdahulu ... 39

2. Biaya Tenaga Kerja PTP. Pabrik Gula Camming (Dalam Ratusan

Jumlah rupiah) ... 54

3. JumlahTenaga Kerja PTP. Pabrik Gula Camming (Tahun 2016

Sampai Tahun 2017 ... 56

(15)

xv

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir ... 43 2. Struktur Organisasi ... 47

3. Flowchart Audit Lanjutan Biaya Tenaga kerja PTP. Pabrik Gula

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan pada prinsipnya membutuhkan informasi akuntansi dalam menjalankan usaha.Informasi akuntansi dibutuhkan untuk menilaikewajaran pertanggungjawaban keuangan tersebut merupakan bagian penting dari efisiensii dan efektivitas operasi perusahaan.Informasi akuntansi sangat dibutuhkan

manajemen perusahaan.Untuk menilai kewajaran aktivitas operasi

perusahaan.Manajemen dibantu Auditor internal selaku bagian yang bertugas melakukan pengawasan internal atas setiap aktivitas perusahaan.

Aktivitas operasi dalam setiapakan cenderung bertindak rasional dalam arti bahwa aktivitas produksi yang dilakukan selalu terestimasi secara rasional. Dengan kata lain perusahaan akan memberlakukan pembiayaan yang efisien. Sebagai salah satu syarat efiensi biaya produksi setiap perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan fungsi auditor internal dalam melakukan audit atas biaya tenaga kerja.

Audit biaya tenaga kerja dapat dipahami sebagai suatu bentuk pemeriksaan sistematis oleh auditor internal sebagai bentuk pengawasan atas biaya-biaya tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi guna memastikan pengunaan biaya tenaga kerja telah efisien dan efektif. Dengan berpegang pada prinsip audit biaya yaitu prinsip efisiensimakadiperlukan suatu bentuk prosedur audit biaya tenaga kerja sebagaimana yang disebutkan dalam Standar Akuntan Keuangan yang berlaku.Menurut Bayangkara (2015:178) menyatakan prosedur atau tahap audit biaya tenaga kerja dapat dipahami meliputi: Audit pendahuluan biaya tenaga kerja, Reviewdan pengujian terhadap

(17)

pengendalian manajemen atas biaya tenaga kerja, Audit lanjutan (terinci) atas biaya tenaga kerja, Pelaporan biaya tenaga kerja, dan Tindak Lanjut berisi rekomendasi berkaitan dengan biaya tenaga kerja.

Perusahaan PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone adalah perusahaan dengan aktivitas utamanya melakukan proses produksi Gula. Dalam aktivitas tersebut biaya tenaga kerja adalah bagian terpenting yang perlu di awasi secara maksimal. Informasi akuntansi biaya tenaga kerja dalam proses produksi gula akan sangat membantu evaluasi produksi oleh manajemen. Apabila terjadi kesalahan dalam proses pengawasan biaya tenaga kerja dengan menimbulkan inefisiensi biaya tenaga kerja maka akan berdampak pada penghasilan perusahaan,sebaliknya apabila terjadii kesalahan dalam proses pengawasan biaya tenaga kerja dengan menimbulkan over-efisiensi biaya tenaga kerja maka akan berdampak pada penghasilan tenaga kerja (daya beli tenaga kerja).

Beberapa fenomena yang menjadi bukti bahwa perusahaan perlu mengevaluasi prosedur audit biaya tenaga kerja yaitu pertama, ditemukannya inefisiensi biaya tenaga kerja dalam proses produksisehingga laba perusahaan cenderung menurun dengan produksi yang tinggi.Kedua, ditemukan adanya kecenduranganefisiensi biaya yang berlebihan sehingga merugikan tenaga kerja dalam hal kemampuan daya beli tenaga kerja akibat biaya tenaga kerja yang cenderung rendah.Ketiga, Terindikasi prosedur audit biaya operasial yang diterapakan pada perusahaan belum bekerja dengan baik.

Fenomena tersebut didukung oleh temuan penelitian terdahalu yang diperoleh peneliti berdasarkan pendalaman riset (review literature) Adapun penelitian terdahulu dilakukan oleh Sahara Risky Intan (2015) dengan judul

(18)

penelitian analisis audit operasional untuk menilai efisiensi dan efektivitas produksi (studi pada bagian produksi PT Netania Kasih Kurnia, Pasuruan Jawa Timur). Hasil Penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 penggunaan bahan baku, tenaga kerja masih belum efisien. Kapasitas menganggur dari mesin produksi dari tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan sehingga menyebabkan penurunan efisiensi. Efektivitas penggunaan bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas mesin cenderung masih dibawah 100%. Selain itu temuan Oktaviana dkk (2016) dengan judul penelitian analisis audit operasional bagian produksi PG Wonolangan. Dengan hasil temuan yaitu PG. Wonolangan telah melakukan audit operasional sesuai dengan tahapannya meskipun masih ditemukannya inefisien bagian produksi pada tahun 2013-2014, inefektif pada tahun 2013-2014, dan inekonomis pada tahun 2013.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang telah dikemukakan diatas yaitu pertama, domain kajian penelitian ini pada audit biaya tenaga kerja, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan domain produksi, Kedua, Objek penelitian Pabrik Gula di Kabupaten Bone dengan waktu pengamatan 2016 dan 2017.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitiberkeinginan untuk melakukan penelitian analisis deskriptif dalam menilai prosedur audit biaya tenaga

kerjadengan mengajukan judul “Analisis Audit Biaya Tenaga Kerja Pada

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimana prosedur audit biaya tenaga kerja yang dilakukan pada PTP.Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupatern Bone?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris penerapan prosedur audit biaya tenaga kerja yang dilakukan pada PTP.Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

1. Manafaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman ilmu akuntansii khususnya mata kuliah Auditing, melalui pengembangan ilmu Akuntansii biaya dan Auditing pada kajian Audit biaya tenaga kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak PerusahaanPTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula, sebagai bahan informasi dan evaluasi manajerberkaitan dengan Prosedur Audit biaya tenaga kerja.

b. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut oleh penelitii berikutnya.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya. Ciri utama yang membedakan antara akuntansi biaya dengan akuntansi lainnya adalah kajian datanya.Akuntansi biaya mengkaji data-data biaya untuk digolongkan, dicatat, dianalisis, dan dilaporkan dalam laporan biaya produksi (Sari, 2018:15).

Akuntansi secara garis beras digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi sendiri yang terpisah dari 2 tipe akuntansi tersebut diatas, namun merupakan bagian dari keduanya.Menurut Mulyadi (2015:2-5) menjelaskan bahwa akuntansi dibagi menjadi dua tipe pokok yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.Akuntansi keuangan menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi pihak luar, sedangkan akuntansi manajemen untuk memenuhi kebutuhan manajer.

Akuntansi secara khusus berkaitan dengan biaya produksi, perhitungan harga pokok produk, pengendalian biaya dan bagaimana manfaat data biaya dalam mengambil keputusan.Untuk menentukan harga pokok secara teliti maka biaya perlu diklarifikasi sehingga biaya dapat dipisahkan antara mana biaya produk dan pula biaya yang bukan biaya produksi. Akuntansi biaya berfungsi sebagai perencanaan mengenai biayayang akan dikeluarkan perusahaan dalam hubungannya dengan perencanaan dan pengendalian laba,

(21)

penentuan harga pokok produk, serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

1. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang

dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata

uang.Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai. Menurut Supriyono (2014:12) akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat menajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistimatis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Menurut Mulyadi (2015:7) Akuntasi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pengkajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-caratertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud akuntansi biaya adalah:

1) Suatu proses pencatatan-pencatatan biaya dalam sebuah perusahaan hingga sampai dengan tahappelaporan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2) Suatu alat manajemen untuk menyusun rencana dan pengendalian atas biaya dari aktivitas suatu perusahaan dan dapat membantu dalam membuat keputusan-keputusan.

(22)

2. Fungsi Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan suatu alat yang dapat memberikan bantuan kepada manajemen dalam memimpin dan menjalankan operasi perusahaan khusus nya dalam mengambil keputusan, Mulyadi (2015;11) berpendapat bahwa akuntansi biaya berfungsi untuk mengukut pengorbanan nilai masukan tersebut guna menghasilkan informasi bagi manajemen yang salah satu manfaatnya adalah untuk mengukur apakah kegiatan usahanya menghasilkan laba atau sisa hasil tersebut. Akuntansi biaya juga menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakaioleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber daya ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluarkan.

Dilihat dari segi fungsi, akuntansi biaya merupakan alat bantu bagi manajemen didalam fungsi perencanaan dan pengendalian. Perencanaan ini maksudnya kegiatan kegiatan sedemikian rupa sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan rencana.Perencanaan dan pengendalian berhubungan dengan akuntansi biaya.Dalam perencanaan, akuntansi biaya membantu manajemen dalam pembuatan anggaran, sedangkan dalam pengendalian akuntansi biaya membantu manajemen dalam pengambilan keputusan khususnya menyangkut dimasa yang akandating.

3. Tujuan Akuntansi Biaya

Tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan pengendalian

biaya.Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti.Pengambilan keputusan manajemen. Terdapat tiga tujuan pokok akuntansi, menurut Mulyadi (2015:7) sebagai berikut:

(23)

2) Pengendalian biaya; dan 3) pengambilan keputusan khusus.

B. Konsep Biaya

1. Pengertian Biaya

Biaya memiliki pengertian yang beragam karena telah mengalami proses perkembangan dari dahulu hingga saat ini. Istilah biaya (cost) sering di salah artikan dengan istilah beban (expense). Istilah biaya ini berbeda dengan beban. Biaya (cost) adalah pengorbanan ekonomi yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa, sedangkan beban (expense) adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam suatu periode tertentu, tetapi sudah tidak memberikan manfaat ekonomi untuk kegiatan ekonomi periode selanjutnya.

Pengertian biaya menurut Mulyadi (2015:11) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur daalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Soemarso (2005) dalam Handayani (2014:23), mengartikan cost sebagai beban yang terjadi karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya. Dengan kata lain beban harus dihubungkan dengan usaha memperoleh pendapatan. Warren, et all (2005:621) berpendapat bahwa biaya (cost) adalah pembayaran tunai atau komitmen untuk membayar tunai di masa datang yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau juga pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk tujuan tertentu.

(24)

Pengertian biaya “Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang

dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang depan bagi organisasi” (Hansen dan Mowen, 2017:47).

Menurut Masyhudi (2008) dalam Bahaswan (2016:6), biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk objek atau tujuan tertentu. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan dapat atau tidaknya biaya tersebut diidentifikasi terhadap objek biaya.Objek yang dimaksud disini adalah produk, jasa, fasilitas dan lain-lain.Bustami dan Nurlela (2006) dalam Bahaswan (2016:6), menyatakab bahwa pengertian biaya dalam akuntansi mengandung dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian beban (expense). Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukan dalam neraca.

Sedangkan beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang dikelompokan sebagai harga. Beban ini dimasukan ke dalam laba rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan.

Committee on Cost Consepts and Standarts of the American Accounting Association, memberikan batasan bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan atau harus

(25)

dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam Tentative set of board Accounting Prinsiple for Business Enperprises, biaya dinyatakan sebagai harga penukaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat (Kartadinata, 2000, dalam Bahaswan, 2016:7).

Untuk menghasilkan suatu produk (output) tertentu diperlukan sejumlah input. Biaya adalah nilai dari sejumlah input (faktor produksi) yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk (output). Output atau produk dapat berupa jasa pelayanan maupun barang.Di sektor kesehatan misalnya Rumah Sakit dan Puskesmas, produk yang dihasilkan berupa jasa pelayanan kesehatan. Untuk menghasilkan pelayanan pengobatan di Rumah Sakit, diperlukan sejumlah input (faktor produksi) yang antara lain berupa obat, alat kedokteran, tenaga dokter, perawat, gedung dan sebagainya. Dengan demikian biaya pelayanan kesehatan di Rumah sakit dapat dihitung dari nilai (jumlah unit X harga) obat, alat kedokteran, tenaga dokter, perawat, listrik, gedung dan sebagainya yang digunakan untuk menghasilkan pelayanan kesehatan (Gani, 1993, dalam Bahaswan, 2016:7).

2. Klasifikasi Biaya

Dalam akuntansi biaya, penggolongan biaya dilakukan untuk membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuannya.Umumnya penggolongan biaya ditentukan berdasarkan tujuan atau yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya

dikenal dengan konsep “different cost for different purposes.”

Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula. Berkaitan dengan hal tersebut di

(26)

atas, Supriyono (1999) dalam Bahaswan (2016:8),menggolongkan biaya sebagai berikut:

a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan, biaya dapat dikelompokkan menjadi:

1) Fungsi produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap dijual.

2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kejadian penjualan produk selesai yang siap untuk dijual dengan cara memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dan hasil penjualan.

3) Administrasi dan umum adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

4) Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. b. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya

akan dibebankan untuk dapat menggolongkan pengeluaran

(expenditures) akan berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya. Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengeluaran Modal (Capita Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode

(27)

akuntansi atau pengeluaran yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi kedalam harga perolehan aktual dan diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.

2) Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures) yaitu

pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai aktiva.

c. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan volume, terutama untuk tujuan perencanaan dan

pengendalian biaya serta pengambilan keputusan. Dapat

dikelompokkan menjadi:

1) Biaya Tetap Biaya tetap memilki karakteristik sebagai berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

b) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. 2) Biaya Variabel Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya

(28)

variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.

b) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan.

3) Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.

b) Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin, rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2017:52) dan Trisnanto (2009) biaya dapat dibedakan menjadi:

a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah. Lebih formalnya, biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentan yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas bertambah.

b. Biaya Variabel (variabel cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara proporsional terhadap perubahan

(29)

keluaran. Jadi, biaya variabel naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun.

c. Biaya Campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel.

Menurut Mulyadi (2015:12), mengemukakan tentang penggolongan biaya sebagai berikut:

a. Menurut objek pengeluaran

Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana yaitu berupa penjelasan singkat objek suatu pengeluaran, misalnya objek pengeluaran, misalnya objek pengeluaran adalah bahan bakar maka pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut sebagai biaya bahan bakar.

b. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan (perusahaan industri). Fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitu:

1) Biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead produksi.

2) Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, dan biaya contoh (sample).

3) Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk contohnya adalah gaji bagian akuntansi, personalia dan lain-lain.

(30)

c. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Penggolongan biaya atas dasar ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1) Biaya langsung /direct cost adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah sesuatu yang dibiayai, jika tidak ada yang dibiayai berarti biaya langsung tidak akan pernah terjadi. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. 2) Biaya tidak langsung/ indirect cost adalah biaya yang terjadi tidak

hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Contohnya biaya overhead pabrik.

d. Menurut perilaku dalam kaitannya dengan volume kegiatan

Biaya berdasarkan tingkah lakunya terhadap volume kegiatan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:

1) Biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi adannya perubahan volume kegiatan dalam batas-batas tertentu.

2) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3) Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

e. Menurut jangka waktunya

Berdasarkan manfaatnya biaya terbagi menjadi dua yaitu:

1) Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memberi manfaat pada masa yang akan datang.

(31)

Pada saat terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi dan diperlakukan sebagai biaya.

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya-biaya yang bermanfaat di dalam proses akuntansi pada saat biaya-biaya tersebut terjadi.

Menurut Jusup, (2005) dalam Tahir (2014:29), biaya dikelompokkan menjadi tiga golongan besar yaitu:

a. Bahan langsung

Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan dan menjadi bagian dari produk jadi.

b. Tenaga kerja langsung

Tenaga Kerja Langsung yaitu tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses mengubah bahan menjadi produk jadi.

c. Overhead pabrik

Overhead pabrik yaitu biaya-biaya produksi lain, selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Menurut Dunia dan Wasilah, 2018:246) Biaya overhead pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok utama yaitu:

1) Bahan tidak langsung dan perlengkapan. 2) Tenaga kerja tidak langsung.

3) Biaya tidak langsung lainnya

3. Objek biaya

Carter dan Usry (2014:30) mengemukakan bahwa objek biaya adalah suatu item aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Selain itu Carter dan Usry (2014:42) menyebutkan terdapat empat jenis objek biaya yaitu:

(32)

a. Produk atau kelompok produk yang saling berhubungan. b. Jasa.

c. Department (department tehnik, department sumber daya manusia). d. Proyek, seperti proyek penelitian, promosi pemasaran atau usaha jasa

komunikasi.

4. Pembebanan Biaya

Menurut Mulyadi (2015:13) Pembebanan biaya dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu:

a. Penelusuran langsung (direct tracing)

Penelusuran langsung yaitu suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisk dengan suatu object melalui pengamatan fisik.

b. Penelusuran penggerak (driver tracing)

Penelusuran Penggerak yaitu penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke objek biaya.Penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan sebab akibat dengan objekbiaya.

c. Alokasi (allocation)

Alokasi yaitu metode pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya. Menurut Hansen dan Mowen, (2017:50).tidak terdapat hubungan sebab akibat antara pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan.Pembebaban biaya tidak langsung ke objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan secara keseluruhan.

(33)

C. Prosedur Penggajian dan Pengupahan

Selain memastikan Prosedur audit biaya tenaga kerja, penelitian difokuskan memastikan mekanisme penggajian dan pengupahan yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara (Persero) Pabrik Gula. Adapun menurut Mulyadi (2016:385) prosedur yang terdapat pada sistem penggajian dan pengupahan adalah:

1. Prosedur pencatatan waktu hadir

Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar gaji pada waktu masuk kantor administrasi. Pencatat waktu hadir ini diselenggarakan untuk menentukan karyawan apakah memperoleh gaji penuh atau harus dikenakan potongan akibat keterlambatannya.

2. Prosedur pembuatan daftar gaji

Pada prosedur ini, fungsi pembuatan daftar gaji membuat daftar gaji karyawan.Data yang dipakai sebagai pembuatan daftar gaji adalah

suratkeputusan pengangkatan karyawan, pemberhentian karyawan,

penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya dan daftar hadir. 3. Prosedur distribusi biaya gaji

Biaya didistribusikan kepada karyawan tetap yang berhak menerimanya. 4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Pada prosedur ini, bagian utangmembuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dengan cara membuat bukti kas keluar.

(34)

5. Prosedur pembayaran gaji

Fungsi keuangan menguangkan cek ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji kemudian membayarkannya ke karyawan tetap yang berhak. Selain itu, jaringan-jaringan prosedur sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan menurut Mulyadi (2016:283) antara lain:

1. Prosedur pencatatan waktu hadir

Dalam prosedur ini, pencatat waktu hadir diselenggarakan oleh fungsi pencatatan waktu dengan menggunakan daftar gaji biasa, yang karyawan harus menandatanganinya setiap hadir dan pulang dari perusahaan. Daftar gaji juga digunakan untuk menentukan apakah karyawan bekerja diperusahaan dalam jam biasa atau jam lembur.

2. Prosedur pencatatan waktu jam kerja

Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produksi atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut.

3. Produksi pembuatan daftar gaji

Fungsi daftar gaji membuat daftar upah karyawan.Daftar yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar upah adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar upah sebelumnya dan daftar jam kerja. 4. Prosedur distribusi biaya upah

Pada prosedur ini, distribusi biaya upah di distribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja langsung.

(35)

5. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Bagian utang membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran upah dengan cara membuat bukti kas keluar.

6. Prosedur pembayaran upah

Prosedur pembayaran gaji melibatkan fungsi akuntansi dan

keuangan.Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji.Fungsi keuangan menggunakan cek ke bank dan memasukkan uang ke amplop dan membayarkannya kepada karyawan yang berhak.

D. Konsep Audit

1. Pengertian Audit

Audit adalah suatu proses mengumpulan dan mengevaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi yang didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen (Arenset. al., 2015:2).

Menurut Boynton dan Johnson (2006) dalam Alfiah (2018:10) menyebutkan bahwa,a systematic process of objectively obtaining and

evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to acertain the degree of corespondence between those assertions and established criteria and communicating the result to interested users. Suatu

proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan

(36)

tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Boynton (2006) dalam Alfiah (2018:10)terdapat beberapa ciri penting yang terdapat dalam definisi tersebut dan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Suatu proses yang sistematis, logis, terstruktur, dan terorganisir dalam rangkaian langkah atau menjalani suatu prosedur. Pedoman profesional yang digunakan dalam proses audit berupa StandarProfesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, berarti memeriksa dasar asersi dan mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut secara objektif dan tidak berprasangka kepada atau terhadap perorangan atau entitas yang membuat asersi tersebut.

c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh peorangan atau entitas. Asersi merupakan subjek pokok auditing dan meliputi informasi yang dimuat dalam laporan keuangan, laporan operasi intern, dan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT).

d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan di mana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ekspresi kesesuaian ini dapat berbentuk kuantitatif, seperti jumlah kekurangan dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran atau keabsahan laporan keuangan.

(37)

e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan. Kriteria dapat berupa peraturan-peraturan spesifik yang dibuat oleh badan legislatif, anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan oleh manajemen. f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telahditetapkan. Penyampaian hasil ini dapat meningkatkan atau menurunkan derajat kepercayaan pemakai informasi atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit.

g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan atau mengandalkan temuan-temuan auditor. Pada lingkungan bisnis, mereka adalah pemegang saham, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas.

Menurut Agoes (2012) dalam Alfiah (2018:11) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis yang dilakukan oleh pihak independen, terhadap laporan keuangan, catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukung yang telah disusun oleh manajemen, dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Pengertian audit menurut Messier, Clover dan Prawitt (2014:12) adalah proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk menetukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

(38)

Kegiatan pemeriksaan akuntansi (audit) merupakan suatu proses sistematis yang terorganisir dan berupa rangkaian langkah atau prosedur logis untuk dapat mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit. Pengumpulan bukti audit tersebut dilakukan secara objektif dan dengan sikap yang profesional dan independen, lalu auditor tersebut harus dapat menilai kesesuaian antara laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang diaudit dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan temuan dan bukti audit yang berhasil dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor. Setelah auditor tersebut memberi penilaian atas kesesuaian laporan keuangan audit dengan standar keuangan yang berlaku, maka kemudian auditor akan menyampaikan hasil laporan auditnya kepada pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan seperti kreditor, investor, maupun para pemegang saham.

Dari definisi beberapa ilmuan tersebut dapat diketahui adanya beberapa karakteristik yang umumnya terdapat dalam definisi auditing, antara lain:

a. Suatu proses

Audit merupakan suatu proses, yaitu berupa rangkaian langkah atau prosedur yang logis, terencana, terorganisir dan bertujuan. 2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti Proses tersebut bertujuan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha dan mengevaluasi bukti tersebut.

(39)

b. Pernyataan kegiatan dan kejadian

Yang dimaksud pernyataan kegiatan dan kejadian adalah hasil proses

yang terdiri dari proses pengidentifikasian, pengukuran dan

penyampaian informasi.

c. Menetapkan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasih pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan tingkat kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. d. Kriteria yang ditetapkan

Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan, anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen. e. Penyampaian hasil

Penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit yang harus memuat informasi mengenai kesesuaian informasi yang diperiksa dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Tujuan Audit

Tujuan auditing munurut Standart Profesional Akuntan Publik (IAPI, 2011:110), dinyatakan bahwa tujuan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses yang sistematik untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai tindakan dan

(40)

kejadian ekonomi yang bertujuan memberikan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria - kriteria yang telah ditetapkan.

Tujuan audit dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah memberikan suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.Tujuan khusus adalah tujuan yang berasal dari asersi - asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Dengan demikian perusahaan memerlukan kegiatan audit untuk mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut telah melaksanakan prinsip akuntansi berlaku umum.

Tujuan pemeriksaan akuntansi sebagaimana yang dijelaskan oleh Bayangkara (2015:7) adalah untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (manajemen) telah disusun melalui proses akuntansi yang berlaku umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada periode tersebut. Dari hasil audit ini kemudian akuntan (auditor) memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas laporan tersebut, untuk dapat digunakan oleh sebagian besar pemakai laporan keuangan.

Jadi, tugas utama auditor adalah untuk dapat membuat penilaian mengenai laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (manajemen) apakah sudah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan juga untuk memberi penilaian bahwa laporan keuangan tersebut telah bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan (error) maupun

(41)

kecurangan (fraud), sehingga dapat digunakan oleh pemakai laporan keuangan.

3. Jenis – Jenis Audit

Menurut Arens, et. Al. (2015:16) Jenis-jenis audit dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Sebagai contoh, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang baru dipasang.Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan efektifitas operasi sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih sulit dari pada audit ketaatan dan audit keuangan. Selain itu, penetapan kriteria untuk mengevaluasi informasi dalan audit operasional juga bersifat sangat subjektif

b. Audit Ketaatan (Complience Audit)

Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagia besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu.

(42)

c. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.Biasanya, kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk organisasi tersebut.dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang vital atau salah saji lainnya.

Sedangkan menurut Mulyadi (2014:30-32) auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.

b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang

(43)

membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

c. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

Selain itu, jenis – jenis audit dapat ditinjau dari luas pemeriksaan dan jenis pemeriksaan. Berikut uraiannya.

a. Berdasarkan Luas Pemeriksaan

Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas (Alfiah, 2018:11):

1) Pemeriksaan Umum (General Audit)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen dengan tujuan agar dapat memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) atau Standar Audit (SA) atau Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil dan memerhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu.

2) Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Suatu pemeriksaan terbatas atau sesuai permintaan auditee yang dilakukan oleh auditor independen, namun pada pada akhir

(44)

pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.Pendapat yang diberikan oleh auditor independen terbatas pada masalah tertentu yang diperiksa, oleh karena itu prosedur audit yang dilakukan juga terbatas.

b. Berdasarkan Jenis Pemeriksaan

Sedangkan apabila ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas (Alfiah, 2018:12):

1) Manajemen Audit

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah

ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah

kegiatanoperasi tersebut sudah ditentukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

2) Pemeriksaan Ketaatan

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peaturan-peraturan dan kebijakankebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak internal perusahaan seperti manajemen dan dewan komisaris, maupun pihak eksternal seperti Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak (DJP), dan lain-lain. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh auditor independen maupun bagian auditor internal perusahaan.

(45)

3) Pemeriksaan Intern (internal audit)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

4) Computer Audit

Pemeriksaan oleh auditor independen terhadap perusahaan yang menggunakan Electronic Data Processing (EDP) System dalam proses data akuntansinya.

E. Audit Produksi

1. Pengertian Audit Produksi dan Temuan Audit Produksi

Menurut Bastian (2007) dalam Suryani, dkk (2015:3), audit produksi adalah audit yang dilakukan untuk melihat dan menilai apakah proses produksi dan operasi perusahaan telah berjalan sesuai dengankebijakan dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan, serta membantu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang masih terjadi yang dapat menghambat tujuan perusahaan sehingga dapat dicari solusi perbaikannya. Tahap-tahap pengauditan produksipun sama dengan audit operasional, yaitu audit pendahuluan, review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen, audit lanjutan, pelaporan dan tindak lanjut.

Bentuk temuan merupakan kertas kerja auditor yang paling kritis karena temuan merupakan hasil dari suatu audit. Bentuk temuan mengkonsolidasikan semua informasi penting yang berkaitan dengan suatu masalah audit tertentu, seperti pengendalian yang tidak berfungsi, salah saji potensial dalam laporan

(46)

keuangan, atau adanya ketidakefisienan yang menonjol (Bastian, 2007, dalam Suryani, dkk, 2015:3).

Berikut ini adalah unsur-unsur temuan menurut Bastian (2007) dalam Suryani, dkk (2015:3), antara lain:

a. Kondisi

Kondisi menunjukkan suatu kesimpulan, masalah, atau, kesempatan yang dicatat selama review audit.Kondisi ini mengarahkan secara langsung tujuan yang dikendalikan (control objective) atau beberapa standar kerja lainnya.

b. Kriteria

Kriteria menguraikan standar yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan evaluasi.Kriteria menggambarkan kondisi yang ideal.Kriteria dapat menunjuk suatu kebijakan, prosedur, atau peraturan-peraturan yang spesifik.Kriteria juga dapat berupa logika umum(common sense) atau praktik-praktik bisnis dan aktivitas yang dilakukan secara hatihati (prudent).

c. Sebab

Sebab menjelaskan mengapa masalah-masalah yang diidentifikasi dapat terjadi.Sebab merupakan atribut paling kritis dari pembentukan temuan.Tanpa penentuan mengapa kondisi tersebut terjadi, situasinya tidak dapat diperbaiki secara semestinya.

d. Akibat

Akibat menggambarkan resiko-resiko tertentu yang muncul sebagai hasil dari kondisi atau masalah.Pernyataan akibat juga sering membicarakan

(47)

potensi kerugian, ketidaktaatan,atau ketidakpuasan pelanggan yang diakibatkan oleh masalah tersebut.

e. Rekomendasi

Rekomendasi menyarankan cara memperbaiki suatu kondisi

permasalahan. Rekomendasi yang efektif berkaitan secara langsung dengan menghilangkan sebab.Rekomendasi yang hanya menyarankan untuk segera memperbaiki masalah tidaklah cukup bagi pengelola karena pernyataan rekomendasi juga harus menjelaskan bagaimana perbaikan itu dapat tercapai.

2. Efisiensi

Bayangkara (2015:13) menjelaskan bahwa efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan. Efisien menggambarkan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) sebagai perwujudan kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber daya yang mereka miliki, guna menghasilkan keluaran yang diharapkan.

Menurut Anthony (2005) dalam Oktaviani, dkk (2016:79), menyatakan bahwa efisiensi adalah perbandingan antara output (jumlah keluaran yang dihasilkan) dengan input (jumlah sumber daya yang digunakan). Efisiensi bagian produksi berhubungan dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal pada saat melakukan kegiatan operasi.

Penggunaan biaya tenaga kerja dapat dikatakan efisien jika selisih antara persentase realisasi produktivitas dan persentase target produktivitas tenaga kerja bernilai positif (+), sebaliknya selisih yang bernilai negatif (-)

(48)

dianggap belum efisien.Adapun perhitungan audit lanjutan atas biaya tenaga kerja pada Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone dengan rumus yaitu:

Volume (unit) produksi yang dihasilkan

PTK = X 100

Total 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡𝑙𝑎𝑏𝑜𝑢𝑟 x jumlah jam kerja

3. Audit Biaya Tenaga Kerja

Audit biaya tenaga kerja merupakan bagian dan auditproduksi.Audit biaya tenaga kerja adalah suatu bentuk pemeriksaan sistematis oleh auditor internal sebagai bentuk pengawasan atas biaya-biaya tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi guna memastikan pengunaan biaya tenaga kerja telah efisien dan efektif.

Mulyadi (2016), mengemukakan bahwa tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam suatu perusahaan.Sehingga Jasa yang diberikan oleh tenaga kerja dipahami berupa imbalan oleh perusahaan melalui gaji atau upah baik setiap bulan, minggu, maupun hari. Gaji dipahami sebagai pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan biasanya dibayarkan pada akhir bulan, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan

jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) (Mulyadi,

2016:373).Dengan demikian pembayaran atas jasa tenaga kerja dapat selanjurnya dipahami sebagai biaya tenaga kerja yaitu berupa gaji dan upah. Atau dengan kata lain prosedur audit biaya tenaga kerja lebih difokuskan pada prosedur audit atas penggajian dan pengupahan.

4. Prosedur Audit Biaya Tenaga Kerja

Prosedur audit biaya tenaga kerja merupakan bagian dari predur audit operasional umunnya dengan pengecualian prosedur tersebut hanya

(49)

melingkupi biaya tenaga kerja. Adaupun Bayangkara (2015:178) menyatakan prosedur atau tahap audit oprasional dapat dipahami meliputi:

a. Audit pendahuluan

Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditee.Pertemuan ini bertujuan untuk menginformasi

scope audit, objek yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi

perusahaan dan prosedur yang ditetapkan pada proses oprasional. Setelah melakukan tahapan ini, auditor dapat memperkirakan (menduga) kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi operasi pada perusahaan auditee.

Hasil pengamatan pada tahapan audit ini dirumuskan kedalam bentuk tujuan sementara (tentative audit objective) yang akan dibahas lebih lanjut pada proses audit berikutnya.

b. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen

Auditor pada tahap ini melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama fungsi oprasi serta variabel-variabel yang memengaruhinya. Variabel ini meliputi berbagai kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas, prakterk yang sehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.

(50)

Di samping itu, pada tahapan ini auditor juga mengidentifikasi dan mengklasifikasi penyimpangan dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan operasi.

Dengan menghubungkan permasalahan dalam bentuk tujuan audit sementara dengan temuan diatas auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective) yang akan didalami pada audit selanjutnya.

c. Audit Lanjutan

Pada tahapan ini auditor melakukan audit mendalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan operasi, konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor. Disamping itu, analisa terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utilisasi kapabilitas tersebut didalam perusahaan.

d. Pelaporan Audit

Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkas dalam kertas kerja (KKA) merupakan dasar dalam membuat kesimpulan dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut:

1) Informasi latar belakang (Gambaran umum fungsi operasi); 2) Kesimpulan audit dan ringkasan temuan audit;

(51)

4) Ruang lingkup audit.

e. Tindak Lanjut Audit Tenaga Kerja

Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatif perbaikan yang ditawarkan untuk berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi pada perusahaan.Kemudian perusahan dapat menindaklanjuti (perbaikan) guna bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

F. Penelitian Terdahulu

Lunenburg (2012), dengan judul Human Resource Planning:

Forecasting and Supply. Penelitian ini menjelaskan tentang perencanaan sumber

daya manusia dimana perencanaan sumber daya manusia dimulai dengan perkiraan jumlah dan jenis karyawan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan juga melibatkan analisis pekerjaan yang terdiri dari penyusunan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Disini penulis ingin fokus memeriksa salah satu proses manajemen sumber daya manusia yakni perencanaan sumber daya manusia karena hal ini adalah fungsi penting yang sering di abaikan. Tahap pertama dalam melakukan perencanaan tenaga kerja adalah analisis pekerjaan yang di gunakan untuk merekrut dan memilih personil yang tepat untuk pekerjaan tertentu, analisis pekerjaan memberikan informasi berharga untuk peramalan kebutuhan tenaga kerja di masa depan dan fungsi manajemen personalia lainnya. Teknik analisis pekerjaan yang paling umum di gunakan adalah observasi, work sampling, wawancara, kuesioner dan critical

incident teknik ini dilakukan untuk mengumulkan data

dalamanalisispekerjaan.Tahap kedua adalah peramalan permintaan dan penawarandengan menggunakan sejumlah prosedur statistik dan melakukan

(52)

audit sumber daya manusia. Perhatian khusus bagi para eksekutif saat ini adalah pertumbuhan badan hukum yang mengatur manajemen sumber daya manusia.Legilasi hukum yang di rancang untuk mengatur praktik perekrutan mempengaruhi hampir setiap aspek pekerjaan, setiap manajer harus menghindari diskriminasi dalam pekerjaan atas dasar ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, atauasal kebangsaan agar dapat terhindar dari kendala hukum. Badan hukum disini (pemerintah) menginginkan setiap penduduknya untuk memperoleh kesempatan kerja yang sama. Dari penjelasan ini terlihat bahwa fungsi perencanaan sumber daya manusia melibatkan tiga elemen yang berbeda yakni analisis pekerjaan, peramalan permintaan dan penawaran tenaga kerja, dan hambatan hukum.

Liu dan Lin (2012) dengan judul Government Auditing and Corruption

Control: Evidence from China’s Provincial Panel Data. Menemukan semakin banyak pelanggaran regulasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Cina menyebabkan tingkat korupsi menjadi meningkat sehingga kualitas laporan keuangan menjadi rendah.

Aridani (2014), dengan judul Analisis Audit Operasional Dalam Upaya meningkatkan Efisiensi, Efektifitas, dan Ekonomisasi Bagian Produksi (Studi pada PT. Semen Gresik (Persero).Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit operasional di PT. Semen Gresik (Persero) dilakukan oleh auditor internal, independen, dan pemerintah. Hasil analisis data selama tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa efisiensi paling baik dilakukan pada tenaga kerja dan idle

capacity.Efektivitas paling baik dilakukan pada tahun 2013, dan ekonomisasi

(53)

Intan (2015), dengan judul Analisis Audit Operasional Untuk Menilai Efisiensi Dan Efektivitas Produksi (Studi Pada Bagian Produksi PT Netania Kasih Kurnia, Pasuruan Jawa Timur).Hasil Penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 penggunaan bahan baku, tenaga kerja masih belum efisien. Kapasitas menganggur dari mesin produksi dari tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan sehingga menyebabkan penurunan efisiensi. Efektivitas penggunaan bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas mesin cenderung masih dibawah 100%.

Suryani (2015), Analisis Audit Operasional Untuk Menilai Efisiensi, Efektivitas, Dan Ekonomisasi Bagian Produksi (Studi pada PT. Sindu Amritha Pasuruan). Menemukan bahwa audit operasional di PT. Sindu Amritha dilakukan oleh audit internal. Hasil analisis data selama periode 2010-2013 menunjukkan bahwa efisiensi paling baik dilakukan pada penggunaan bahan baku dan idle capacity. Efektivitas tertinggi tercapai pada periode 2012, dan ekonomisasi tertinggi tercapai tahun 2010.

Oktaviana, dkk (2016), dengan judul Analisis Audit Operasional Bagian Produksi PG Wonolangan. Menemukan bahwa PG. Wonolangan telah melakukan audit operasional sesuai dengan tahapannya meskipun masih ditemukannya inefisien bagian produksi pada tahun 2013-2014, inefektif pada tahun 2013-2014, dan inekonomis pada tahun 2013. Efisiensi dan efektivitas bagian produksi di PG. Wonolangan hanya terjadi pada tahun 2012 dan ekonomisasi bagian produksi terjadi pada tahun 2012 dan 2014.

Prawiranegara (2017), Analisis Peran Audit Operasional Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan Pada PD. ACB Banjarasari. Menemukan bahwa: (1) Bahwa Audit Operasional pada PD. ACB

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Peneliti/
Gambar 4.1 Sturktur Ogranisasi  Sumber: Pabrik Gula Camming (2019)
Tabel 4.1. Biaya Tenaga Kerja PTP. Pabrik Gula Camming  (dalam Ratusan Juta Rupiah)
Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Kerja PTP. Pabrik Gula Camming  (Tahun 2016 sampai 2017)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh biaya pencegahan dan biaya terhadap produk rusak di PTPN IX (Persero) Pabrik Gula

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (Studi Kasus di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar).. Penelitian ini

Analisis Data Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan Biaya Standar .... Menganalisis Data Biaya Tenaga Kerja

Perkebunan Nusantara IXV (Persero) pabrik gula Camming kabupaten Bone.Penelitian ini menggunakan metode data primer yang digunakan adalah Net Profit Margin dengan

(1) Sesuai dengan ketentuan tersebut pada pasal 2 ayat (1), maka Pabrik. Gula Bone yang semula merupakan unit produksi dari

Setelah proses produksi dalam suatu departemen, maka disusun langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah mengalokasikan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan keuangan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar belum bisa

Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “Pengaruh Biaya Overhead Pabrik Dan Biaya Tenaga Kerja